Anda di halaman 1dari 8

MANUSIA DAN KEJUJURAN

Disusun oleh : 1. Zuhriyan Ash Shiddieqy B (21030110141011) 2. Novia Firdaussya 3. Fabian Irsyad Sumarna 4. Bara Jiwa Patria 5. Poltak Togar Moonroe S 6. Primadiani Nurhanidar (21030110141024) (21030110141034) (21030110141061) (21030110141068) (21030110141107)

TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

MANUSIA DAN KEJUJURAN BAB I PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai pemimpin di muka bumi ini. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia yaitu berupa akal dan pemahaman. Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya. Manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis, namun bukan kebebasan memimpin yang sewenang-wenang. Saat ini banyak sekali manusia yang sudah tidak berpegang lagi pada pentingnya arti sebuah kejujuran, manusia sekarang hanya berpatokan pada isi perut dan kenyataan yang harus dihadapi. Kejujuran bukan lagi sebuah hal yang harus dijunjung tinggi dalam sikap, tindakan, dan omongan sehari-hari. Kejujuran sudah seperti sampah lapuk yang tidak ada arti dan bahkan tidak dapat difungsikan lagi. Padahal kejujuran merupakan sebuah tonggak, merupakan sebuah tiang pancang yang kokoh untuk menyangga kehidupan manusia dan menjaga hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya.

Semakin tinggi perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan peradaban manusia, semakin orang lebih menggunakan otak dan pikirannya untuk menjalani atau menyikapi kehidupan ini, adapun kejujuran ditempatkan pada kotak-kotak permasalahan menurut skala prioritas atau derajat kepentingannya, ada yang menempatkan kejujuran pada kotak kasih sayang atau cinta kasih, kotak karier, kotak bisnis, adapula yang menempatkannya di beberapa kotak . Di jaman sekarang, orang malah tak dapat hidup dengan normal, apabila menempatkan kejujuran disemua aspek atau permasalahan kehidupan, orang akan takut disebut disebut sebagai manusia bodoh . Sering pula kita mendengar istilah umum jujur ajur, dimana ungkapan itu jelas menyatakan bahwa seseoreng bisa menjadi hancur baik dirinya ataupun kariernya hanya dengan berkata yang sejujurnya terjadi. Pernyataan ini sungguh dapat membuat keraguan hati seseorang apabila hendak berkata jujur sehingga menimbulkan perkataan yang berlawanan dengan hal yang terjadi atau kedustaan. Padahal kita tahu bahwa kejujuran akan selalu terungkap serta dengan berkata jujur tentunya akan membawa ketenangan dan kebahagiaan.

BAB II PEMBAHASAN

Kejujuran mengacu pada segi karakter moral seseorang dan menunjukkan positif, beratribut budi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan bersama dengan tidak adanya kedustaan, penipuan, atau pencurian. Sedangkan lawan dari kejujuran adalah ketidakjujuran atau kedustaan, yaitu kata yang dalam penggunaan umum, dapat didefinisikan sebagai tindakan atau bertindak tanpa kejujuran. Hal ini digunakan untuk menggambarkan kurangnya kejujuran, kecurangan, berbohong atau sengaja menipu atau kurangnya integritas, korupsi, atau pengkhianatan. Hal ini digunakan tentang penipuan dan dukun. Salah satu dari sekian sifat dan moral utama seorang manusia adalah nilai kejujuran karena kejujuran merupakan dasar fundamental dalam kebahagiaan masyarakat. Nilai kejujuran penting ditanamkan dalam pribadi masing-masing individu karena kejujuran menyangkut segala urusan kehidupan dan kepentingan diri sendiri maupun orang banyak. Dengan berkata jujur tentunya mampu menciptakan perdamaian, ketenangan, keimanan, dan kesuksesan. Ketika manusia sudah mulai tidak jujur terhadap orang lain, maka mulailah muncul perseteruan, pertengkaran, percekcokan, perselisihan, dan berujung pada penghilangan nyawa seorang manusia akibat hilangnya kepercayaan pada seseorang dan muncul keirian terhadap pencapaian seseorang. Ketika manusia sudah tidak jujur dengan alam, maka mulailah kehancuran alam, ilegal logging yang berujung pada kemurkaan alam dengan ditandai adanya longsor, banjir, semburan gas alam, semburan lumpur yang berujung pada musnahnya juga aspek-aspek penting, dan semua pengisi alam termasuk manusianya itu sendiri. Ketika manusia tidak lagi jujur dengan Tuhannya, maka kemurkaan Tuhan turun dan lebih seram dari kemurkaan alam, akibatnya manusia tidak lagi sempat memohon ampun ketika Tuhan mencabut nyawa manusia itu. Kurangnya nilai kejujuran yang ditanamkan pada diri seseorang menimbulkan ketidakjujuran. Kejujuran dapat digolongkan dengan kejujuran dalam tindakan atau perbuatan, kejujuran dalam berkata, dan kejujuran dalam hati-pikiran. Kejujuran dalam

tindakan atau perbuatan merupakan perilaku seseorang yang sesuai dengan keadaan tanpa dilebih-lebihkan atau dikurangi. Kejujuran dalam berkata merupakan perkataan seseorang yang tidak bohong dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Kejujuran dalam hati dan pikiran dimana seseorang tidak berbohong pada dirinya sendiri, mengakui semua yang ada tanpa unsur kedustaan. Sulit menentukan seseorang itu berlaku jujur atau tidak, hanya dirinya dan Tuhan yang mengetahui. Untuk beberapa orang berperilaku jujur merupakan hal yang sulit maka bisa sedikit demi sedikit melakukan kejujuran dalam berperilaku atau bertindak. Seperti selalu bertindak baik menunjukkan hal-hal yang bernilai baik. Sebagai contoh yaitu seseorang yang sukses, jika seseorang ingin berhasil dan sukses dengan apa yang diharapkan olehnya dan menginginkan sesuatu cita-cita yang ingin dicapainya. Seseorang tersebut harus melakukan salah satu hal atau sifat yang dimiliki oleh manusia yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran. Baik di dunia bisnis maupun bidang lain. Inilah yang dialami oleh kebanyakan orang yang sukses, yang mendapatkan harta bendanya benar-benar dengan cara yang benar. Fenomena yang merebak yaitu pencurian dan tindak korupsi merupakan contoh dari perilaku ketidakjujuran. Pencuri mengambil barang, seperti perhiasan, uang, motor yang bukan miliknya dan koruptor menggunakan uang yang bukan miliknya untuk kepentingan pribadinya. Ketidakjujuran dapat merugikan tidak hanya bagi kehidupannya sendiri tetapi juga bagi orang banyak. Mulut merupakan anggota tubuh yang sangat berbahaya, walaupun mulut sangat kecil namun mampu menimbulkan efek yang begitu besar, bisa menyenangkan maupun sebaliknya, menyusahkan. Bentuk kejujuran dalam bertutur kata yaitu bicaralah seperlunya tidak berlebihan, tidak menyakitkan orang lain, dan tidak menyesatkan orang lain. Kejujuran dalam bertutur kata hendaknya termanifestasikan dalam kesesuaian antara ucapan dan pikiran, ucapan dan hati, serta ucapan dengan tindakan. Ada pepatah mengatakan bahwa diam itu emas dimaksudkan bila memang tidak perlu dibicarakan atau tidak perlu mengungkapkan hal yang tidak penting atau tidak sebenarnya maka lebih baik diam. Dengan diam diharapkan untuk menghindari omongan ketidakjujuran yang timbul baik sengaja maupun tidak disengaja.

Seseorang yang tidak mampu jujur untuk dirinya sendiri, dalam hal ini kejujuran dalam hati dan pikiran seseorang. Mengakui sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa membalikkan fakta. Untuk diri pribadi saja sudah berdusta apalagi kepada orang lain. Jujur dalam hati dan pikiran di sini beberapa orang berpikir bahwa ada situasi di mana ketidakjujuran mungkin lebih disukai. Sehingga akan menimbulkan definisi bahwa perilaku yang tidak jujur akan disenangi orang lain dan mendapatkan posisi baik di kalangan umum. Sebenarnya hal ini merupakan salah satu pembunuhan karakter seseorang di mana seseorang enggan mengakui keadaan yang sebenarnya dengan tujuan keuntungan pribadi. Banyak contoh kasus ketidakjujuran di sekitar kita, akhir-akhir ini banyak dibicarakan tentang kebocoran soal Ujian Nasional (UN) yang dilakukan oleh oknum dalam. Akibat ulah ketidakjujuran, mahal ongkos yang harus dibayarnya. Penanganan yang berlapis agar soalsoal tidak bocor pun akhirnya kandas. Bahkan sebagian peserta ujian masih sempat mengambil gambar peserta lainnya lewat cellphone miliknya. Sudah sejauh manakah ketidak jujuran melanda negeri ini? Kalau mau jujur, sejak janin dalam proses pembuatan oleh manusia tidak sedikit mereka melalui proses yang tidak jujur. Paling tidak, tidak jujur dengan Tuhan mereka. Terkadang proses yang tidak jujur ini, diberitakan secara terangterangan kepada publik, sebagai tanda cinta suci sejoli manusia. Dan bahkan ada yang mengamininya sebagai perbuatan yang bersifat pribadi, karena semua orang juga melakukan yang sama. Padahal tidak pernah ada, ketida jujuran tidak mengakibatkan pengaruh kepada kepentingan umum. Ketidakjujuran selalu mempunyai efek domino yang berakibat kepada orang lain. Diperlukan upaya pendekatan-pendekatan guna meminimalisir akibat dari ketidakjujuran yang semakin meluas, dengan cara menanamkan nilai kejujuran sejak dini, antara lain : Menanamkan kesadaran untuk selalu hidup jujur dan menyadari akibat buruk kebohongan Membiasakan sikap jujur sebagai budaya di dalam kehidupan keluarga Kesadaran jujur tidak akan dihukum Komunikasi yang baik

BAB III PENUTUP

Manusia diberikan akal dan pemahaman agar manusia dapat memimpin dengan cara menegakkan kebenaran di muka bumi ini. Kejujuran merupakan moral penting yang harus ditanamkan pada pribadi masing-masing. Sekarang ini orang takut untuk bertindak jujur karena dengan jujur dapat melenyapkan dirinya dan segalanya, sehingga menimbulkan persepti bahwa ketidakjujuran merupakan alat untuk keselamatan. Padahal dengan kejujuran mampu membawa pada keimanan, kesuksesan, keselamatan, dan ketenangan. Dan tidak selamanya seseorang berlindung pada kebohongan karena lambat laun kejujuran akan terungkap dengan sendirinya. Kejujuran dapat dimulai dengan jujur pada orang lain, jujur pada alam, dan tentunya tak lupa untuk jujur pada Tuhan. Kejujuran juga dapat dilakukan dengan jujur dalam bertindak, jujur dalam tutur kata, dan jujur dalam hati-pikiran. Tidak ada manusia yang sempurna, maka ketidaksempurnaan itu hendaknya ditutup dengan kejujuran. Mari berlaku jujur.

Anda mungkin juga menyukai