Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK Dewasa ini, kertas tissue telah menjadi ciri budaya kehidupan modern manusia, yaitu kepraktisan.

Bahan utama dalam proses pembuatan kertas tissue adalah bubur kertas atau pulp yang terbuat dari bahan baku kayu yang mengalami beberapa tahapan proses yang disebut pulping. Tingginya tingkat penebangan hutan akibat meningkatnya penggunaan kayu sebagai bahan baku berbagai industri perkayuan menyebabkan perlunya mengganti serat alam dari kayu dengan serat alam non-kayu. Serat alam nonkayu memiliki keuntungan dibandingkan dengan kayu diantaranya adalah kemudahan dipanen dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan pohon kayu dan kemudahannya dibudidaya. Batang pisang merupakan limbah pertanian potensial yang belum banyak dimanfaatkan. Batang pisang memiliki ukuran panjang serat 4,20 - 5,46 mm dan kandungan lignin 33,51% SyafRudyn (2004). Dilihat dari anatomi seratnya, batang pisang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku kertas tissue. Proses pembuatan pulp secara kimia dari serat kayu menggunakan metode proses kraft, metode tersebut menggunakan chlorin sebagai zat aktif pencuci pulp. Penggunaan chlorin menghasilkan limbah chlorin yang berbahaya bagi lingkungan, maka dari itu chlorin perlu diganti dengan zat aktif pencuci pulp yang ramah lingkungan seperti peroksida. Penggunaan kertas tissue yang hanya digunakan untuk keperluan sanitasi mendasari kami melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan minyak atsiri dan pewarna rainbow dalam pembuatannya yang dapat memberikan kenyamaan, seperti rasa sejuknya merangsang system saraf, memperbaiki peredaran udara, menyegarkan, mengurangi rasa sakit kepala, pegal pada otot serta memiliki sifat disinfeksi dan mengusir serangga.

Anda mungkin juga menyukai