Bersikap baik kepada orang lain, tetapi tidak dilandasi kejujuran adalah kemunafikan
dan racun bagi diri sendiri. Tidak jujur berarti tidak seiya-sekata dan itu berarti orang
yang tidak jujur belum sanggup mengambil sikap yang lurus. Orang yang tidak lurus,
tidak enempatkan dirinya sebagai titik tolak, tetapi lebih mengutamakan apa yang
diperkirakan diharapkan oleh orang lain. Kejujuran dimulai dari lingkungan yang
terdekat, yakni dari diri sendiri, keluarga, kelas, sekolah dan tempat tinggal. Ibarat bola
salju, pribadi jujur akan menggelinding terus membentuk keluarga yang jujur. Keluarga
yang jujur menggelinding terus membentuk lingkungan tempat tinggal terdekat yang
jujur. Lingkungan yang jujur menggelinding terus tak tertahankan akan membentuk
masyarakat yang jujur dan masyarakat jujur seperti itu pada akhirnya akan mampu
membangun karakter bangsa yang jujur. Contoh dalam hal ini adalah bangsa Finlandia.
Kata-kata kunci kejujuran adalah berkata dan bertindak benar, lurus hati, terhormat,
terbuka, menghargai diri sendiri, dapat dipercaya, memiliki niat yang lurus terhadap
setiap tindakan (Bahri, 2008: 15; Tamrin, 2008: 16). Kejujuran ibarat naik sepeda, perlu
latihan untuk bisa terampil. Dalam kehidupan sekolah, nilai kejujuran dapat diwujudkan
oleh peserta didik , dengan tidak melakukan kecurangan akademik, seperti tidak
berbohong kepada guru dan dosen, tidak mencontek saat ujian, tidak melakukan
plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai. Jujur :
a) Berkata benar
b) Bertindak benar
c) Terbuka
d) Menghargai diri senddiri
Kejujuran merupakan hal yang tidak terbatas dan sangat menentukan dan dapat menjadi
pendorong kita, melampaui yang kita perkirakan. Kejujuran juga lebih berat dan susah
dari yang kita bayangkan. Karena budaya kita memahami dan membelokkan makna
Kejujuran yang sebenarnya menjadi “bagikan pendapat dan perasaan kamu”, dengan
mengatakan kepada orang lain tentang hal yang tidak membuat nadi dan hati kita tidak
berdebar (kalau menyatakan sesuatu dengan hati berdebar, dan tekanan darah naik berati
tidak jujur). Hal yang diyakini dan dipahami oleh budaya kita itu bukanlah bertolak
belakang dengan dengan makna sebenarnya dari Kejujuran; melainkan yang dipahami
budaya tersebut adalah kebalikan dari rasa malu, atau ketidakmaluan. Kejujuran yang
dipahami secara dangkal mengarah ke “berbagi”; Kejujuran yang dipahami secara
dalam akan mengarah ke Kebenaran. Kejujuran yang dipahami secara dangkal
dinyatakan dihadapan kehadiran orang lain; sedangkan Kejujuran yang dipahami secara
dalam dinyatakan dihadapan kehadiran Tuhan (dan sudah pasti dihadapan hati kita
sendiri masing-masing).
Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Wujud nyata
dari ajaran ini dapat kita lihat dalam kehidupan dan prilaku dan prilaku keseharian
dalam umat manusia. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai macam kebutuhan
hidup yang dimotifasi oleh keinginan (Kama) manusia itu sendiri. Manusia sebagai
mahluk hidup itu banyak jenis,sifat dan ragamnya, seperti manusia sebagai mahluk
individu,sosial, relligius, ekonomis, budayadan lain sebagainya. Semua itu harus dapat
dipenuhi oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan
situasi dan kondisinya serta keterbatasan yang dimilikinya, betapa susah yang dirasakan
oleh setiap individu.
Kejujuran sangat penting dimiliki semua orang dan harus dipegang menjadi prinsip
hidup. Bagaimana mau sukses jika berkata jujur sangat sulit dilakukan. Semua yang
ingin dicapai secara instan akan membuat itu sementara. Jujur berarti berani berbicara
hal yang sebenarnya tanpa mengurangkan atau melebihkan. Jika itu tidak mudah maka,
segera belajar dan cari tahu apa penyebab kamu sulit untuk berkata jujur.
B. Tingkatan Kejujuran
Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Kebenaran
atau kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi berdiri tegaknya masyarakat. Karena
hanya dengan kebenaran, dapat terciptanya saling pengertian satu sama lain dalam
masyarakat. Tanpa adanya saling pengertian tidak mungkin terjadi tolong-menolong.
Jujur memiliki 3 tingkatan yaitu :
1. Kejujuran dalam ucapan yang sesuai dengan kenyataan
2. Kejujuran dalam perbuatan yang sesuai antara ucapan dan perbuatan
3. Kejujuran dalam niat yang merupakan kejujuran tertinggi karena ucapan dan
perbuatan hanya kepada tuhan.
Seorang guru dan orangtua harus menjadi teladan bagi anak karena anak belajar dari
perbuatan sekitarnya. Jika guru dan orangtua ingin membangun karakter jujur dalam
anak, karakter tersebut sudah terbiasa muncul dulu pada guru dan orangtua.
Orang tua juga perlu memahami dan mengetahui mengapa anak suka berbohong.
Memarahinya secara langsung bukanlah hal yang tepat. Sehingga ketika orang tua sudah
mengerti, dan bisa melanjutkan untuk mengajarinya mencintai kebenaran dan bersikap
jujur. Berikut lima alasan umum yang membuat anak-anak berbohong:
1. Kebiasaan
Berbohong bisa bersumber dari kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari. Mereka yang
memiliki kebiasaan semacam ini lebih suka mengatakan ketidakjujuran ketimbang
kebenaran.
2. Malu
Anda berbohong karena ingin menyembunyikan kejelekan atau kekurangan Anda. Ini
bisa saja berkaitan dengan hubungan masa lalu Anda dengan sang mantan atau rahasia
terdalam Anda yang tidak ingin diketahui siapa-siapa.
3. Tidak ingin menyakiti orang lain
Anda mungkin tidak ingin menyakiti hati pasangan. Anda takut Anda akan mematahkan
hatinya dengan mengungkapkan kebenaran padanya.
Inilah enam alasan mengapa seseorang akhirnya berbohong pada pasangan atau orang-orang
di sekitarnya.
Materi keempat
Melatih kejujuran pada anak dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Ada berbagai
cara yang bisa diterapkan untuk melatih kejujuran :