Anda di halaman 1dari 3

Apa itu kebenaran?

1. Pengantar
Kebenaran adalah persoalan yang paling sering diperbincangkan dalam kehidupan manusia
karena manusia ingin mencapai kepastian. Manusia tidak suka tinggal dalam kepalsuan atau
ketidakpastian. Manusia selalu bertanya dan mencari kebenaran, bukan karena dia tidak puas
dengan apa yang sudah benar tetapi karena dia tidak ingin hidup dalam dilema ketidakpastian
atau kegelapan kepalsuan. Karena itu, manusia menghabiskan waktu unuk mencari kebenaran.
Ilmu pengetahuan adalah fakta dan konsekuensi dari aktvitas manusia mencari kebenaran.

2. Pengertian Kebenaran
- Pada dasarnya kebenaran adalah kesesuaian antara apa yang ada dalam pikiran dengan apa
yang ada dalam realitas
- Kebanaran terbentuk dari kata benar, yang oleh Kamus Besar Bahasa Indoensia dijelaskan
sebagai 1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah; 2) tidak berat
sebelah; adil; 3) lurus (hati); 4) dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya);
tidak bohong. Sedangkan kebenaran adalah 1 keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok
dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya; 2 sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar)
ada; 3 kelurusan hati; kejujuran.
- Secara ontologi: kebenaran itu nampak dalam fakta bahwa sesuatu itu benar benar ada
secara objektif. Ada sebagaimana adanya.
- Secara epistemologi, kebenaran itu nampak dalam pengetahuan manusia. Bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk mengetahui atau memahami sesuatu.
- Secara aksiologi, kebenaran itu nampak dalam keyakinan bahwa sesuatu itu bernilai. Yang
benar adalah yang bernilai
3. Bagaiaman membuktikan kebenaran
a. Justifikasi
Cara ini dilakukan denga melihat dan memberikan bukti dan fakta akurat yang bahwa
sesuatu itu memang seharusnya benar
b. Falsifikasi
Dilakukan dengan cara menunjukkan kelemahan, kekeliriuan, kesalahan, kerapuhan dari
sesuatu sehingga membuktikan bahwa tidak benar
4. Bagaimana menetapkan kebenaran sebagai sesuatu yang benar
a. Teori korespondensi
Kesesuaian pernyataan dengan apa yang ada dalam realitas
b. Teori Kohenrensi
Kesesuaian satu pernyataan dengan pernyataan lainya
c. Teori Pragmatis
Memiliki kualitas, urgensi, fungsional bagi kehidupand an dunia
5. Kebanaran dan Ilmu
- Ilmu merupakan pengetahuan yang dihasilkan melalui proses sistematis menurut metode
dan sistematika tertentu
- Untuk memastikan kebenaran ilmu dilakukan ujicoba dengan berbagai teori kebenaran.
- Ilmu adalah jalan atau cara menemukan kebenaran. Karena ilmu lahir dari proses sistematis
dan metode tertentu, tentu memperkuat kebenaran
6. Tahapan Proses ilmu menemukan kebenaran
Arthur Thomson
a. Pengumpulan fakta dari objek yang ingin dikaji
b. Mendeskripsikan fakta melalui
- Membuat definisi
- Analisis fakta
- Mengelompokkan fakta
c. Penjelasan fakata melalui
- Menemukan sebab-sebab
- Merumuskan hukum atau teori
7. Kebanaran bersifat dialektis

Tesis Antitesis

Sintesis

Pola Dialektika Kebenaran

- kita berhadapan dengan persoalan apakah kita secara konkret dan nyata dapat mengetahui
kebenaran? Apa artinya mengetahui? Apakah pengetahuan manusia itu valid? Bagaimana
caranya melegitimasi validitas pengetahuan manusia bahwa manusia dapat mengetahui
dengan benar? Apa itu validitas pengetahuan manusia?
- Kebenaran dapat dimengerti sebagai kesepakatan bersama yang sifatnya sementara
menunggu kesepakatan berikutnya.
- Kebenaran itu bukan rumusan final dan bukan milik kita tetapi proses mencari yang terus
menerus.
- Nihilisme Nietzsche mengajarkan kita bahwa “kita tidak memiliki kebenaran” karena
memang tidak ada yang benar. Semuanya nihil. Semuanya menjadi suatu irioni. Kita
hanyalah mahluk yang kontingen, seperti yang dikatakan Richard Rorty. Kita tidak bisa
mengingkari hal ini. Jika kita berkata bahwa semuanya benar sambil tidak memberikan
pembuktian apa-apa.
- kebenaran sebagai alétheia, suatu keberadaan yang tidak tertutup, atau tidak tersembunyi.
Heidengger berbicara tentang kebenaran sebagai alétheia dengan rujukan pada eksistensi
manusia sebagai Dasein, cara-berada-di-tengah-dunia. Kebenaran itu namppak dalam cara
berada manusia. Richard Rorty menegaskan bahwa manusia adalah kosa kata akhir, apa yang
dipikirkan, dikatan, dilakukan diputuskan adalah dirinya, dalah cara dia menjelaskan
kebenaran keberadaan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai