བསྟན་པའི་འཇུག་སྒོ་སྐྱབས་འགྲོའི་ཁྲིད་ཡིག་ཕན་བདེའི་ལམ་བཟང་གསལ་བའི་སྒྲོན་མེ་ཞེས་བྱ་བ།
དཀོན་མཆོག་བསྟན་པའི་སྒྲོན་མེ།
Bstan pa’i ‘jug sgo skyabs ‘gro’i khrid yig phan bde’i lam bzang gsal ba’i sgron me
Pelita Penerang Jalan Terunggul Menuju Kebahagiaan
Petunjuk Praktik Berlindung — Gerbang Memasuki Ajaran
Penerbit Saraswati
email: penerbitsaraswati@gmail.com
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
1. ALASAN BERLINDUNG - 1
2. CARA BERLINDUNG - 5
2.1. Mengenali Objek Perlindungan - 5
2.2. Memastikan Kualitas Objek Perlindungan - 8
2.2.1. Mengenali Kualitas - 9
2.2.1.1. Kualitas Tubuh - 9
2.2.1.2. Kualitas Ucapan - 10
2.2.1.3. Kualitas Batin - 10
2.2.2. Mengetahui Perbedaan Masing-Masing Ratna - 13
2.2.3. Menyatakan Keyakinan - 13
2.2.4. Berlindung tanpa Mengakui Objek Perlindungan
yang Lain - 13
2.3. Bagaimana Cara Berlindung yang Sesungguhnya - 18
3. MANFAAT BERLINDUNG - 31
4. SILA BERLINDUNG - 41
4.1. Sila Individu - 42
4.1.1. Sila-Sila Negatif - 42
4.1.2. Sila-Sila Penguatan - 43
4.2. Sila Umum - 47
BAIT-BAIT PENUTUP - 50
DAFTAR PUSTAKA - 51
GLOSARIUM- 53
MENGHORMATI BUKU DHARMA - 57
DEDIKASI - 59
TENTANG PENERBIT - 60
TRISARANA
Riwayat Penggubah Kitab
RIWAYAT
PENGGUBAH KITAB
v
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
vi
TRISARANA
Riwayat Penggubah Kitab
vii
TRISARANA
SEKAPUR SIRIH
ix
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
Sarwa manggalam.
Malang, Mei 2016
x
TRISARANA
Penjelasan Tentang Pemakaian Istilah
PENJELASAN
TENTANG PEMAKAIAN ISTILAH
xi
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
xii
TRISARANA
Penjelasan Tentang Pemakaian Istilah
xiii
TRISARANA
Pendahuluan
Gerbang Memasuki Ajaran
4 8 kualitas terdiri dari 4 kualitas pengetahuan dan 4 kualitas pembebasan, yaitu: (1) pengetahuan
tentang realitas tertinggi adalah realisasi langsung bahwa semua makhluk dan skandha mereka
tak punya eksistensi sejati; (2) pengetahuan tentang realitas luas adalah realisasi bahwa batin
semua makhluk hidup, termasuk binatang, beraspek kesucian karena tak punya eksistensi
sejati; (3) pengetahuan introspektif adalah realisasi bahwa hanya Arya Mahayana, dengan
pengalaman mereka sendiri, yang mampu memahami pengetahuan tersebut; (4) pembebasan
dari kemelekatan adalah pembebasan dari kepercayaan akan adanya ‘aku’ yang sejati, kualitas
yang berasal dari pengetahuan ihwal hakikat kesucian makhluk hidup; (5) pembebasan dari
halangan batin adalah tingkatan yang diperoleh dari pengetahuan luas seorang Arya untuk
mencerap segala objek yang diketahui; (6) pembebasan dari inferioritas adalah tingkatan
mendekati Kebuddhaan yang diperoleh dari 3 jenis pengetahuan yang baru saja disebutkan;
(7) kualitas umum pengetahuan yang diwakili 3 jenis pengetahuan; dan (8) kualitas umum
pembebasan yang diwakili 3 jenis pembebasan. Sumber utama bagi penjelasan ini adalah
Risalah Ilmu Mahayana yang Lebih Tinggi, Bab 1, bait 13–22.
5 Pencapaian supraduniawi atau supranatural.
xiv
TRISARANA
Pendahuluan
xv
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
xvi
TRISARANA
Pendahuluan
membangkitkan bodhicita
yang bukan sekadar ongkos mulut.”
xvii
TRISARANA
1
ALASAN BERLINDUNG
1
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
11 Bodhisatwa-caryawatara, Bab I.
12 Catuh-sataka-sastra-karika. Karya Aryadewa.
13 Kekuatan karma dan klesha.
14 Terlahir sebagai manusia dengan 8 kebebasan dan 10 berkah.
15 Pengantar ke Jalan Tengah (Madhyamaka-watara), Bab 2, bait 5.
2
TRISARANA
Alasan Berlindung
3
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
17 Makhluk dalam tradisi Hindu, biasanya digambarkan dengan bagian depan berupa makhluk
darat (rusa, buaya, atau gajah) dan bagian belakang berupa makhluk laut (biasanya ikan atau
anjing laut, meski terkadang tampil sebagai merak atau bahkan tanaman).
4
TRISARANA
Cara Berlindung
CARA BERLINDUNG
2
Bagian ini dibagi menjadi 3: mengenali objek perlindungan,
memastikan kualitas objek perlindungan, dan bagaimana cara
berlindung yang sesungguhnya.
18 Lihat cerita dalam Pembebasan di Tangan Kita, Jilid II, cetakan pertama, hal. 281.
19 Trisarana-gamana-saptati. Karya Acharya Chandrakirti.
5
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
20 Kemungkinan kitab ini merupakan ulasan atas Aneka Perumpamaan yang Mencerahkan karya
Potowa Rinchen Sel.
21 Faktor penghalang mental atau racun mental, seperti: amarah, iri hati, keangkuhan, dll.
22 Mahayano-taratantra-sastra. Diyakini sebagai karya Maitreya yang diwahyukan pada Asanga.
23 Pembagian yang lain: 3 kualitas untuk kepentingan diri sendiri (kualitas 1-3), 3 kualitas untuk
kepentingan makhluk lain (kualitas 4-6), basis atribut kualitas sempurna untuk kepentingan
diri sendiri, dan basis atribut kualitas sempurna untuk kepentingan makhluk lain.
24 Kualitas yang tak tergantung pada sebab dan kondisi.
25 Kualitas yang menenangkan secara spontan tanpa upaya.
26 Kualitas yang merealisasi hal sebagaimana adanya tanpa melalui suara ataupun pikiran
konseptual.
27 Kualitas kebijaksanaan yang memahami kebenaran tertinggi dan konvensional.
28 Kualitas welas asih dan cinta kasih agung.
29 Kualitas kekuatan.
6
TRISARANA
Cara Berlindung
7
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
8
TRISARANA
Cara Berlindung
43 Upama-stawa.
44 Abhisamayalamkara. Diyakini sebagai karya Maitreya yang diwahyukan pada Asanga.
45 Tubuh Kebenaran Buddha. Basis absolut dari realitas, yang darinya semua fenomena menjelma.
9
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
46 Bhadrakalpa-sutra.
47 Madhyamika.
48 Ratnawali.
49 Mahayana-sutralamkara-karika. Diyakini sebagai karya Maitreya yang diwahyukan pada
Asanga.
50 Karya Arya Asanga.
51 Madhyamaka-hrdaya-karika. Karya Bhawawiweka.
10
TRISARANA
Cara Berlindung
Meski saat ini kita masih berada dalam samsara dan didera
oleh aneka penderitaan, bukan berarti Buddha tak memperhatikan
kita, karena untuk memperoleh perlindungan dibutuhkan
pertemuan antara sebab dan kondisi. Dan pada kondisi sekarang,
sebab yang berasal dari diri kita tidaklah mencukupi. Pujian bagi
Yang Layak Dipuji53 mengatakan:
“Engkau telah benar-benar merealisasikan
semua kekuatan eksternal.
Tapi karena belum meraih kekuatan internal,
makhluk biasa masih didera penderitaan.”
11
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
12
TRISARANA
Cara Berlindung
13
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
14
TRISARANA
Cara Berlindung
Mahayana:
“Pergi sepenuhnya60, menyatakan keyakinan61, realisasi62,
dan melampaui63 adalah 4 karakteristik khusus berdasarkan
hakikat pembagiannya. Karena mereka termasuk praktik
kendaraan terunggul, maka perlindungan apapun yang
dilakukan dengan 4 karakteristik ini adalah perlindungan
terunggul.”
15
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
16
TRISARANA
Cara Berlindung
Oleh karena itu, bukan Buddha yang pilih kasih, namun besar
kecilnya kekuatan perlindungan kita sendirilah yang menentukan
tingkat perlindungan yang akan kita peroleh (mis: terlindungi dari
ketakutan yang bersifat sementara, ketakutan akan alam rendah,
ketakutan akan samsara, dst.). Seperti yang dinyatakan dalam
Ornamen Kumpulan Sutra Mahayana:
“Buddha merupakan perlindungan sejati karena
melindungi dari semua bahaya,
dari alam rendah dan ketidakbajikan,
dari ketakutan akan kendaraan rendah.”
68 Dwikrama. Terdiri dari utpatikrama (tahap pembangkitan) dan sampannakrama (tahap
perampungan).
17
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
18
TRISARANA
Cara Berlindung
69 Salah satu tanda utama seorang Buddha yang berupa tonjolan cakra mahkota.
19
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
20
TRISARANA
Cara Berlindung
21
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
70 Panca Dhyani Buddha atau 5 Buddha Kebijaksanaan adalah perwakilan dari 5 kualitas
seorang Buddha. Wairocana→ ajaran Dharma yang merangkul semua dan melenyapkan
ketidaktahuan, Amoghasidhi→keberanian yang mencapai semua dan melenyapkan iri hati
dan cemburu, Amitabha→meditasi yang mencari kebenaran dan melenyapkan egoisme dan
kemelekatan, Ratnasambhawa→pemberian yang tak pilih kasih dan melenyapkan keangkuhan
dan keserakahan, Akshobhya→kerendahan hati yang non-dualis dan melenyapkan amarah.
22
TRISARANA
Cara Berlindung
23
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
71 Buddha Shakyamuni.
72 Bodhicitta sebagai kondisi/keadaan yang akan diraih di masa depan dengan upaya tertentu.
73 Prajnaparamita-sutra
74 Ratnachudaparipriccha-sutra.
24
TRISARANA
Cara Berlindung
25
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
27
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
28
TRISARANA
Cara Berlindung
29
TRISARANA
Cara Berlindung
3
Manfaat BERLINDUNG
31
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
32
TRISARANA
Manfaat Berlindung
33
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
35
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
36
TRISARANA
Manfaat Berlindung
37
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
Kumpulan menyatakan:
“Memperoleh kebajikan besar, kebahagiaan mengingat
kebaikan Buddha dan tak terpisahkan dengannya,
membangkitkan konsentrasi yang stabil, serta mempunyai
91 Mahakarunapundarika-sutra.
38
TRISARANA
Manfaat Berlindung
39
TRISARANA
4
SILA BERLINDUNG
Meski kita berlindung pada Triratna, tapi jika kita tak hidup
sesuai dengan instruksi Buddha (contoh: sila menghindari apa
yang perlu dihindari dan melakukan apa yang perlu dilakukan
sesuai dengan hukum karma dan akibatnya), Triratna tentu takkan
bisa melindungi kita. Oleh karena itu, kita harus dengan sungguh-
sungguh berupaya melaksanakan latihan sila secara bertahap.
41
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
42
TRISARANA
Sila Berlindung
43
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
44
TRISARANA
Sila Berlindung
Tantra menyatakan:
“Kitab yang ibarat perpustakaan penyimpan Tripitaka bagi
para cendekiawan,
yang ibarat Taman Jetawana96 bagi para makhluk lemah
untuk menghindari ketakutan,
keunggulan yang melampaui kekayaan duniawi.
Kepada Dharma ajaran terunggul, aku berlindung.”
45
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
97 Samadhiraja-sutra.
46
TRISARANA
Sila Berlindung
47
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
98 Agama asli di Tibet sebelum kehadiran Buddhisme yang beraspek shamanisme, animisme, dan
dinamisme.
99 Terdiri dari: obat 7 hari, obat untuk mempertahankan hidup, obat yang diberikan pada waktu
yang tepat, dan obat pada waktu antara.
100 Winaya menjelaskan ihwal 16 Dasar, salah satunya adalah Hal Mendasar ihwal Obat.
101 Muni di sini bermakna orang atau petapa suci (seperti dalam contoh Buddha Shakyamuni).
102 Silasamyukta-sutra.
48
TRISARANA
Sila Berlindung
49
TRISARANA
Gerbang
SilaMemasuki
BerlindungAjaran
Karya ini bukanlah sesuatu yang terlalu singkat dan tak jelas
layaknya bulan muda,
tak pula terlalu panjang, namun dibuat menengah layaknya bulan
paruh.
Mengikuti bagian terunggul dari kumpulan sabda,
orang bodoh bak rembulan tertutup gerhana mana yang
meragukannya?
50
TRISARANA
Daftar Pustaka
SUMBER SANSKERTA:
51
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
52
TRISARANA
Glosarium
53
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
54
TRISARANA
Glosarium
upaya sendiri tanpa bantuan guru. Ini utamanya merujuk pada fakta
bahwa seseorang mampu mencapai pembebasan bahkan di masa ketika
Buddha dan ajarannya tidak atau belum muncul di dunia ini.
Samsara: lingkaran keberadaan yang tak mempunyai awal ataupun
akhir. Setiap makhluk yang belum terbebas dari lingkaran ini harus
mengalami siklus kelahiran dan kematian tanpa henti.
Sangha: secara harfiah bermakna “majelis” atau “komunitas”. Dalam
Buddhisme, istilah ini secara umum merujuk pada komunitas kebiaraan
yang terdiri dari para biksu atau biksuni, atau dengan kata lain, kumpulan
orang-orang yang menjaga ikrar-ikrar kebiaraan.
Sidhi: Pencapaian supraduniawi atau supranatural yang diraih melalui
latihan spiritual tertentu.
Skandha: secara harfiah bermakna “agregat” atau “kumpulan”. Merujuk
pada 5 hal yang menyusun keberadaan seorang makhluk hidup. Terdiri
dari: rupa, perasaan, persepsi, niat, dan kesadaran.
Sutra: secara harfiah bermakna “wacana” atau “benang”. Meskipun pada
awalnya hadir dalam bentuk lisan, di kemudian hari Sutra merujuk pada
kumpulan kitab yang menjadi landasan bagi tradisi-tradisi keagamaan
di India.
Tantra: secara harfiah bermakna “tenunan”. Merujuk pada tradisi
esoterik dalam Hinduisme dan Buddhisme yang memungkinkan
tercapainya pencerahan dalam waktu singkat.
Tirthika: penganut filsafat ekstremisme yang menjadi lawan intelektual
utama dari Buddhisme.
Triratna: secara harfiah bermakna “tiga permata”. Merujuk pada
Buddha, Dharma, dan Sangha.
Uposatha: dikenal juga dengan nama upawasatha. Merupakan hari di
mana umat Buddhis menjaga sila (5 atau 8 sila) selama sehari penuh.
Yana: secara harfiah bermakna “kendaraan”. Merujuk pada jalan atau
metode yang diusung oleh sebuah sistem filsafat untuk mencapai
tujuannya secara sistematis. Misalnya: Sutrayana, Tantrayana, Mahayana,
dst.
55
TRISARANA
Menghormati
Buku Dharma
57
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
58
TRISARANA
Dedikasi
59
TRISARANA
Gerbang Memasuki Ajaran
TENTANG PENERBIT
60
TRISARANA
61