AGAMA-AGAMA DUNIA
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
2019
Kitab Suci
Pada waktu itu, para pemuka agama Jain berkumpul di kota Paleopatra. Mereka
berdiskusi perihal kodifikasi warisan Mahavira tersebut dan mengumpulkan sebagian isi kitab
dalam beberapa buku dan berselisih tentang sumbernya. Namun mereka belum berhasil
menyatukan suara masyarakat guna menyepakati rencana kodifikasi tersebut.
Oleh karena itu ,penulisan undang-undang Jainisme ditunda sampai tahun57 M. akhirnya
mereka membukukan sebagian naskah yang didapatkan setelah cukup banyak kehilangan
warisan tersebut. Pada abad ke-5 M, mereka menyelenggarakan pertemuan lain di kota Walapehi
yang menyepakati pendapat terakhir tentang warisan Janisme yang mereka anggap suci. Kali
pertama, buku tersebut ditulis dalam bahasa Ardaha Majdi (bahasa kepustakaan sebelum masehi)
kemudian ditulis dengan bahasa sansekerta pada abad-abad masehi. Selain itu orang Jain juga
percaya dengan permata yakut yang tiga atau bisa disebut tiga ratna jiwa, diantaranya yaitu:
Itikad yang sah, dialah puncak penyelamatan. Maksud mereka adalah percaya kepada
pemimpin Jain yang dua puluh empat itu. Itulah aturan yang dipuja dan jalan yang lurus.
Itikad yang sh tidak ada kecuali setelah diri terlepas dari kotoran-kotoran dosa
yangmelekat padanya dan yang menghalangi sampainya ruh kepada itikad ini.
Ilmu yang benar, maksudnya adalah pengetahuan mengenai alam dari kedua segi
rohaninya dan kebendaan serta membedaan diantara keduanya. Martabat pengethuan ini
berlainan menurut kekuatan pengelihatan hati dan kejernihan ruh. Seseorang yang
memisahkan pengaruh dari kekuatanrohani serta sinarnya dapat melihat alam dalam
bentuk yang sebenarnya, segala hakikat terbentang di depannya, tabir tabir tebal
tersingkap darinya dan menyebabkannya dapat membedakan antara kebenaran dan
kesalahan, antara sangkaan dan keyakinan, dia tidak diragukan oleh apapun. Ilmu
pengetahuan yang benar ada sesudah itikad yang sah.
c) Permata atau mutiara yang ketiga
Akhlak yang benar, maksudny adalah bersifat dengan akhlak Jain seperti melakukan
kebaikan meninggalkan keburukan, tidak membunuh, tidak berbohong, tidak mencuri,
tidak melakukan kecurangan dan berzuhud dengan barang-barang kepunyaanya sendiri.
Kitab sucu agama Jaina bernama Siddhanta, yang bermakna perintah, ajaran, bimbingan.
Isi kitab jain terdiri dari 12 angas (bab), dibagi menjadi 14 purwa, lima pakarana dan literature
sutra. Menurut Jainisme, kitab yang orisinil sejak zaman Tirthankara yang pertama terdiri dari
dua buah buku suci, yaitu 14 purwadan 11 angas. Kesebelas angas terdiri dari 145 teks. Selain
itu, terdapat pula 12 Upanga, 10 Painna (prakirna), enam Chheddasutra, Nandi, dan
Anuyogadvara serta empat Mulasutra.
Namun, tentang angas seluruhnya yang merupakan bagian dari kitab suci dijumpai
perbedaan pendirian diantara sekte-sekte di dalam agama jaina itu, seperti:
a. Sekte Digambara mengakui ada 80 angas dari bagian kitab suci jaina
b. Sekte Swetambara mengakui hanya 45 angas saja
c. Sedangkan gerakan reformasi agama jaina hanya 33 angas saja
Adi Granth bermakna Kata Asli (Original Books) dan bias pula dibilang dengan Kitab
Pertama (First Book).1 Adi Granth mempunyai tiga versi, yaitu Kartar Vail Bir, Bhai
Banno Vail Bir, dan Dam Dama Vail Bir. Kitab tersebut merupakan buku kecil hasil
revisi Guru Govind Singh yang melengkapi dan menyisipi isi kitab yang disusun
ayahnya, Tegh Bahadur.
Adi Granth pertamakali dibuat oleh Guru Sikh kelima, Guru Arjan Dev (1563-1606)
dari nyanyian-nyanyian suci kelima Guru Sikh pertama dan para orang suci lainnya dari
tradisi Hindu dan Islam. Dan disusun sendiri oleh Govind Singh sendiri, serta syair-syair
yang diambilkan dari Mahabatrata dan Ramayana Hindu. Penulis asli dari kitab ini adalah
Bhai Gurdas dan juga Bhai Mani Singh. Setelah wafatnya Guru Singh kesepuluh, banyak
salinan tulisan tangan disiapkan untuk disebarkan oleh Baba Deep Singh.
1
Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996, h.145
Guru Granth Sahib adalah sebuah kitab yang tebal dengan 1430 halaman, yang
dikomplikasikan dan disusun pada masa Guru-guru Sikh dari 1469-1708. Tulisan-tulisan
di dalamnya digolongkan menjadi 3 macam:
Pemeluk Sikh menganggap kitab itu sebagai benda hidup dan objek penghormatan.
Adi Granth diletakkan di tempat-tempat terhormat, baik di rumah atau di gurdwar dan
dikenal. dalam konteks ini, Adi Granth dikenal sebagai Guru Granth Sahib, yang berarti
“Guru terhormat dalam bentuk buku”.
Kitab suci ini ditulis dengan huruf Gurmukhi, dan terutama dalam bahasa Punjabi
kuno tetapi juga menggunakan garis-garis yang digunakan untuk bahasa-bahasa lain,
termasuk bahasa Braj, bahasa Punjabi, Bahasa Khariboli (bahasa Hindi), bahasa
Sansekerta, dialeg-dialeg regional, dan bahasa Persia.
Dasam Granth merupakan kumpulan tulisan guru kesepuluh (the Granth of the
Thenth Guru). Di dalam himpunan itupun termasuk karya tokoh-tokoh Hindu dan karya
tokoh-tokoh Islam, termasuk himpunan sajak kabir (1488-1512 M) dan himpunan sajak
Ramananda (abad ke 15 M), seorang tokoh reformasi dalam agama Hindu.2 Isinya terdiri
dari empat bagian, yaitu:
2
Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996, h.145
Kitab ini sebagai tambahan atau pelengkap Adi Granth, terdapat Janam Sakhis
atau riwayat hidup Guru Nanak secara tradisional. Berisi dongeng-dongeng dan penuh
dengan cerita-cerita mukjizat dan keajaiban-keajaiban.
Daftar Pustaka
Astuti, Anita (2016 28 Oktober). Agama Jainisme dan Sikhisme , Salah Satu Agama