PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fiqih, hadis, mengungkap keadaan masa lalu, baik sistem sosial, ekonomi,
politik, maupun budaya para raja di Nusantara dan tema-tema lainnya yang
Indonesia sampai saat ini. Kekayaan naskah ini dapat menjadi bahan
Kajian terhadap manuskrip ini menjadi salah satu cara paling efektf
sejarahnya yang panjang, dan berpikir kreatif dan kritis ini juga bisa
1
tersebut ke dalam konteks kekinian. Makalah ini disajikan untuk
hadist. Pada masa awal penelitian hadist telah dilakukan oleh para ulama
yang sangat penting bagi orang yang mempelajari ilmu-ilmu syar‟i, agar
sanadnya, karena itu, masalah takhrij ini sangat dibutuhkan setiap orang
dengannya. Sehingga untuk lebih jelasnya tentang takhrij hadits ini akan
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PENDAHULUAN
disingkat MS/MSS. Dari istilah bahasa asing tersebut, sangat jelas bahwa yang
dimaksud dengan handschrift atau manuscripts yaitu naskah yang ditulis tangan.
Naskah dari masa lampau itu ada yang disebut “naskah kuno” ada pula yang
dalam hubungan dengan Yunani dan Romawi kuno, misalnya sastra, musik,
arsitektur, patung, dan lain-lain, tetapi pada prinsipnya sesuatu yang mempunyai
keunggulan atau contoh terbaik.1 Jadi, naskah klasik merupakan sub-kategori hasil
“cinta” dan “logos” yang dapat dimaknai dengan “kata”. Pada kata filologi kedua
kata itu membentuk arti “cinta kata” atau “senang bertutur”. Arti ini kemudian
dalam kitab Asas al-Balaghah sebagai berikut: Mentahqiq sebuah teks atau nash,
dalam teks itu. Untuk mengetahui suatu berita dan menjadi yakin akan
1
Nasrullah Nurdin, “Apresiasi Intelektual Islam terhadap Naskah Klasik Keagamaan”
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Lektur Keagamaan13, no. 2 (2015): h. 506.
3
kebenarannya. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan “tahqiq” dalam bahasa
ialah pengetahuan yang sesungguhnya dan berita juga mengetahui hakikat suatu
tulisan.
Sebagian ahli filologi yang mengadakan tahqiq pada suatu teks tidak
teks mereka cenderung memakai kata sohhahahu yang berarti telah diperiksa
atau dikoreksi. Qoroahu telah dibaca oleh si fulan. Qoronahu artinya telah
dibandingkan dengan naskah aslinya, atau I’tana bihi yang artinya dipelihara dan
dijernihkan oleh si fulan. Sekarang istilah teknis yang popular dan umum dipakai
di kalangan para pentahqiq adalah kata haqqoqohu atau tahqiq fulan yang berarti
diteliti oleh fulan. Tahqiq adalah penelitian yang cermat terhadap suatu karya
5. Memberi pejelasan tentang hal-hal yang kurang jelas, seperti nama orang,
Sedangkan Takhrij dari segi bahasa berakar kata dari “Kharaja” yang berarti
“keluar” kebalikan dari kata ”dukhul” yang bermakna ”masuk”. Kata ”kharaja”
4
bersifat lâzim (intransitif), dan ketika ’ainfi’il-nya digandakan (tasydid), ia
Beberapa ahli bahasa pula mengertikan Kharaja berarti tampak atau terlihat dari
tempatnya atau keadaannya dan ia terpisah dari tempat asalnya tersebut. Takhrij
Artinya:
Ada beberapa istilah yang sangat penting dalam proses takhrij sebagaimana kita
1. Al-Ikhraj
2
Reza Pahlevi Dalimunte, Pengantar Takhrij TMT III, (Bandung: Ilmu Hadis Press,
2018), h. 1.
3
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadist Nabi: Refeleksi Pemikiran
Pembaruan Prof. Dr Muhammad Syuhudi Ismail, (Jakarta: Insan Cemerlang, t.th), h. 84.
4
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadist Nabi: Refeleksi Pemikiran
Pembaruan Prof. Dr Muhammad Syuhudi Ismail, h. 84.
5
Seorang Muhaddis mengemukakan sebuah teks atau naskah
2. Al-Intiqa'
kitab-kitab hadis atau dari riwayat riwayat para syekh (guru), yang
Takhrij al-Daruquthni min Hadis abi Bakr al-Syafi'i", dalam kitab ini,
Abi al-Qasim al-Husaini, dan kitab dengan judul yang sama karya Abi
tersebut.
3. Al-'Azwu wa al-Dilalah
6
Al-'Azwu wa al-Dilalah dapat diartikan bahwa penyandaran teks
terhadap hadisnya. Definisi ini yang banyak dikenal oleh para ulama
kitab-kitab induk dan sumber sumber hadis yang asli, yang sangat
teks-teks baik itu hadi ataupun naskah kuno lainnya ditamppakn kepada orang-
orang dengan menyebutkan dari mana asal muasalnya atau mata rantai dari
warisan ke warisan seperti semisalnya sanad dan Mtan dari sebuah teks Hadis.6
Naskah kuno semisalnya hadis yang dinukil ke dalam kitab susunannya itu juga
terdapat di susunan kitab lain yang telah disebutkan penyusunannya, dalam artian
martabat atau derajat sebuah teks baik itu secara lafazh maupun maknanya
kuno berdasarkan pada sumber atau berbagai sumber dengan mengikut sertakan
5
Abu Abdi al-Rahman Iqbal Ahmad Muhammad Ishaq al-Biskuhari , Tuhfat al-Khirrij
ila Adillat al-Takhrij, (Ilahad, U.P: Markaz al- Qur’an wa al-Sunnah, t.th), h. 13-15.
6
Burhanuddin darwis, Metodelogi takhrij Hadis, (Makassar: Alauddin University Press,
2013). H. 2-3.
7
Reza Pahlevi Dalimunte, Pengantar Takhrij TMT III, h. 2.
8
Abu Abdi al-Rahman Iqbal Ahmad Muhammad Ishaq al-Biskuhari , Tuhfat al-
Khirrij ila Adillat al-Takhrij, (Ilahad, U.P: Markaz al- Qur’an wa al-Sunnah, t.th), h. 16.
7
metode periwayatan dan kualitas teks. Mengemukakan letak asal teks pada
sumber aslinya secara lengkap dan akurat, yang sangat terkait degan mata rantai
dari masing-masing teks, semisalnya si Fulan mengambil teks tersebut dari Ja`far,
dari Ja`far mengambil dari Siddiq dan begitu seterusnya sampai kepada
dimaksud dengan Takrij yakni proses atau metode dalam penelitian atau
dikemukakan secara lengkap asal atau mata rantainya melalui penelusuran baik
hadis dan memang istilah ini banyak hanya dipakai dalam dunia ilmu hadis, yakni
naskah sebuah hadis. Ada sekitar tujuh masa dalam dekade takhrij yakni;
3) Masa perkembang riwayat dan perlawatan dari kota ke kota untuk mencari
Hadis, yaitu masa Sahabat kecil dan Tabi'in besar (41 H - akhir abad I H).
8
6) Masa menapis kitab-kitab hadis dan menyusun kitab kitab jami' yang khusus
hadis hukum, dan membuat kitab kitab jami' yang umum serta membahas
Ada Urgensi atau tujuan yang ingin dicapai dalam proses takhrij. Tujuan
pokok dari takhrij yang ingin dicapai seorang peneliti adalah sebagai berikut :
1. Mengatahui eksistensi suatu teks apakah benar suatu teks yang ingin
2. Mengatahui sumber otentik suatu teks dari sebuah kitab atau manuskrip,
3. Mengetahui ada berapa tempat teks tersebut dengan sumber atau mata
Dengan takhrij, seseorang dapat mengetahui apa sumber atau dalam Ilmu
9
2. Mengetahui keontentikan sebuah teks atau naskah.
sebuah naskah.11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadist, ( Jakarta : Amzah, 2014 ),
h. 131.
10
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
11