Anda di halaman 1dari 218

judul buku:

IKHTISAR RISALAH:

catatan awal mengenali Islam


secara jernih & kaffah
penulis:

[ Hamba Allah ]
penyunting, penyelia, penata-letak, pewajah sampul:

Tim Pustaka Stambul

hak syiar dilindungi Allah

untuk kalangan sendiri


BUKAN untuk diperjualbelikan

edisi perdana: Ramadhan/Syawal 1437 H (Juli 2016)


cetakan I: Safar 1438 H (November 2016)
diterbitkan oleh:

Blok Lolocengan Tonggoh No. 1, Desa Mekarmanik,


Cimenyan, Kab. Bandung 40196
Jalan Antapani 40, Bandung 40282
www.pustakastambul.weebly.com







Wahai orang-orang yang beriman,
masuklah engkau ke dalam Islam secara kaffah. 1
QS al- Baqarah [2]: 208

kaffah = menyeluruh, utuh, total, holistik

anatomi buku
I.

II.

Alualuan: cara memandang & menempatkan buku ini

MUKADIMAH: wacana nan nyata

Bagaimana Kita Melihat: parsial vs holistik


Muslim, yang Kelihatannya: keanehan yang tak aneh
Apatah Pula Agama: pertanyaan-pertanyaan tak

mustahil

AD-DN AL-ISLAM: cerita panjang tentang jalan

keselamatan

Alkisah Muasal: penciptaan manusia & asal mula agama


penghuni bumi sebelum manusia | penciptaan adam |
pembangkangan & permusuhan Iblis | warisan ilmu pertama
dari Allah

Menelusuri Jejak Islam: semua agama (mulanya)

satu & sama

mata rantai 124.000 nabi di seluruh penjuru bumi dari zaman ke


zaman | kabar masa silam tentang sang Nabi Penutup | nama
Yang Terpuji dan Yang Memuji di kitab-kitab Bani Israil,
Zoroasterian, serta Hindu & Buddha

Di Antara Banyak Agama: dinamika sejarah risalah &

pemurniannya

semua nabi mengajarkan hakikat yang sama | pergeseran &


penyimpangan hakikat ajaran seiring sejarah | janji para nabi
pada Allah | tugas pemurnian agama di akhirzaman

Nama & Makna Islam: berserah untuk selamat


pemberian nama Islam | wahyu terakhir & isyarat
kesempurnaannya

III.

KUNCI-KUNCI KEBENARAN
Fitrah: bawaan lahiriah untuk bertuhan satu

kesempatan yang sama atas kebenaran & sebab penyangkalan


atasnya

Iqra!: jalan pembuka ilmu, khabar shadiq

perintah pertama | keutamaan ilmu, menuntut ilmu,


mengamalkan & menyebarkan ilmu

Cahaya (Ilmu): petunjuk dari sumber pengetahuan

yang hakiki

risalah yang dibawa oleh para nabi sebagai puncak segala ilmu

Hati, Akal, & Indera: perangkat menuju kebenaran

perintah untuk memanfaatkannya, ancaman bagi yang abai

IV.

BERSERAH DIRI: islam, iman, ihsan

Rukun Islam: lima pilar ibadah

#1 Syahadat | #2 Shalat | #3 Zakat | #4 Puasa | #5 Haji

Rukun Iman: enam fondasi keyakinan

#1 Iman kepada Allah | #2 Iman kepada Para Malaikat-Nya


| #3 Iman kepada Kitab-Kitab-Nya | #4 Iman kepada Para
Rasul & Nabi-Nya | #5 Iman kepada Hari Akhir |
#6 Iman kepada Takdir-Nya

V.

Rukun Ihsan: satu puncak kebaikan

HAKIKAT KEHIDUPAN: tujuan & embanan


manusia

Ibadah: menghamba dengan sepenuh makna tauhid

tujuan penciptaan & ujian atasnya | mahdhah &


ghairumahdhah | dzikrullah: tanda nilai kebaikan dalam hidup
| syarat niat & keikhlasan | kunci basmallah

Khalifah Bumi: mengampu peradaban Bumi

mengambil peran kebaikan di antara anugerah & ujian

IKH T IS AR R IS AL AH | 3

Akhlak & Adab: menjalani kehidupan dengan


segenap sifat dan sikap terpuji

uswah hasanah: ukuran kebaikan perilaku | makna serta


klasifikasi akhlak & adab | cakupan akhlak mulia |
cakupan adab islam

Amar Maruf Nahi Munkar: menyeru kebaikan &


mencegah keburukan, di atas landasan iman

misi rahmatan lil alamin | agama = nasihat | perintah agar


aktif, ancaman bagi yang pasif | hakikat & cakupan jihad

Tazkiyatunnafs: menjaga kesucian jiwa

fujur vs taqwa: antara pengetahuan, petujuk & pilihan | taubat &


kebajikan: sarana pembersih | zuhud | pahala utama vs dosa besar

Sasana Dunia: singgah sekejap, jalani ujian

dunia jika dibandingkan akhirat | Ibarat pengembara |


ujian penentu

Menggapai Bahagia: satu kebahagiaan sejati,


di antara berjuta bahagia

kebahagiaan palsu vs kebahagiaan hakiki | ciri kebahagiaan


orang mukmin | puncak kebahagiaan

VI.

PANDUAN KEHIDUPAN: pijakan, patok-patok,


pengunjuk arah
al-Quran: induk segala ilmu & pedoman hidup
mengenal al-quran | hikmah proses turunnya al-quran |
mukjizat al-quran | gambaran | isi al-quran |
intisari al-quran & keutamaan al-fatihah

as-Sunnah: petunjuk & teladan dari sang rasul

penjelas & perinci al-quran | uswah hasanah = al-quran


berjalan | kemuliaan & kedudukan as-Sunnah

Kisah: ibrh & hikmah sirh para nabi hingga


sejarah peradaban islam

1/3 panduan hidup adalah kisah | kerangka sejarah umat


manusia: protagonis vs antagonis

Khazanah Ilmu Islam: warisan kebijaksanaan &


keluasan ilmu para alim-ulama

4 | IK HT IS AR R IS ALA H

VII.

MENJALANI PENGHUJUNG ZAMAN:

menyibak tabir-tabir muslihat


Nubuat Akhirzaman: panduan untuk memahami &
merespon zaman
mengenal nubuat | kilas gambaran fenomena yang
dinubuatkan | kerangka fase-fase akhirzaman

Mulkan Jabariyyan: menghadapi tirani yang


memaksakan kehendak

mulkan jabariyyan di tiap lini kehidupan: penjajahan yang


sistemik | hakikat fitnah dajjal: ujian penuh tipu-muslihat |
mempertahankan iman ibarat menggenggam bara |
menyongsong fase kelima

Menyongsong Kebangkitan Islam: menghidupi


hakikat juang

nasihat nabi & janji tentang kejayaan di penghujung zaman

Inspirasi Strategi: gambaran langkah konkret


menghadapi keruhnya zaman

hijrah ke sistem kehidupan yang maslahat | pangkal & tahap


perubahan | langkah hijrah di setiap lini kehidupan

Kunci-Kunci Waspada

wahn: cinta keduniawian & takut mati | jauh dari al-quran &
as-sunnah, jauh dari ilmu, berlepas dari sejarah | cerai-berai
| jerat riba (dengan segala bentuknya) | pembiasan & syubhat |
syirik (yang tak disadari)

VIII. PENUTUP: catatan tambahan


Dilema Kebenaran: ketulusan vs sekadar kepuasan
Dilema Mengaji: seputar tabiat kita dalam belajar agama
Agama Prasmanan?: potongan-potongan & campur-aduk
keislaman di keseharian
KILAS WAWASAN PENGGENAP
manhaj & mazhab | aneka golongan muslim? | kerukunan,
toleransi & akidah

IKH T IS AR R IS AL AH | 5

Alualuan

cara memandang &


menempatkan buku ini

Bismillahirahmanirahim.. Alhamdulillahirabilalamin..
Segenap puji bagi Allah Tuhan Sarwa Sekalian Alam yang
telah memperkenankan niat baik ini. Sebuah niat
sederhana untuk menuliskan sedikit dari khazanah ilmu
yang menjadi bagian dari risalah ilahi.
Buku mungil ini adalah sebuah upaya kecil untuk
merangkum intisari ajaran Islam dari tiap sisinya.
Berusaha sebisa mungkin memotret Islam dalam
ujudnya yang utuh dalam narasi yang ringkas dan
sederhana. Sehingga pengenalan awal atasnya tetap
mendekati apa yang sesungguh-sungguhnya.
Tujuannya semata agar agama yang mulia ini tak lagi
dikenali secara salah kaprah, khususnya oleh umatnya
sendiri, serta bagi siapa saja yang berkenan untuk mulai
kembali mengenali dan mempelajari Islam secara
terarah, sistematis, serta kaffahutuh menyeluruh.
Walau demikian, tidaklah pantas jika karya sederhana ini
dijajarkan dan dikategorikan sebagai sebuah buku
IKH T IS AR R IS AL AH | 7

agama. Buku ini tak lain hanyalah sebuah sumbangsih


kecil dari sekelumit wawasan penyusunnya yang masih
sangat terbatas. Ibarat catatan awal seseorang yang baru
belajar Islam. Setidaknya anggaplah demikian, dan
memang sesederhana itulah cara melihat buku kecil ini.
Sesuai namanya, Ikhtisar Risalah, buku ini tak lain adalah
kumpulan ayat al-Quran dan matan hadits yang
dirangkai dalam balutan narasi ringan agar mudah
dipahami pembaca. Diperuntukkan bagi kalangan yang
masih awam dengan Islam atau dapat pula dijadikan
kerangka awal bagi siapa yang ingin mempelajari kembali
Islam sedari tahap yang paling dasarsebelum kemudian
belajar lebih lanjut lewat karya para ulama sembari
berguru kepada para ustadz.
Walau betapa sederhananya, semoga pembaca sekalian
masih berkenan untuk memetik sesuatu dari buku ini.
Untuk itu, mari kita bukakan pintu nurani, semoga
cahaya dan hikmah-Nya senantiasa menyertai kita,
ketika dan setelah membaca buku ini. Segala yang baik
di dalamnya semata hanya dari Allah dan rasul-Nya,
sementara yang buruk dan cela tak lain adalah dari kami
yang menyusunnya. Semoga menjadi maklum.
Selamat membaca, selamat mengenali kembali Islam,
dan semoga berkenan. []
Hamba Allah,
Bandung,
Ramadhan-Syawal 1437
8 | IK HT IS AR R IS ALA H

TIPS BACA
cara memanfaatkan
buku mungil ini

# Mulailah dengan basmalah serta doa agar


dilimpahkan hikmah ilmu oleh-Nya. Luruskan niat
untuk mencari dan menemukan kebenaran, serta
mencari ridha-Nya.
# Dapatkan terlebih dulu gambaran besar isi buku
melalui daftar isi (anatomi buku).
# Bacalah secara berurut dan runtut, bab demi bab
secara sabar dengan penghayatan, perlahan tak perlu
terburu-buru. Sebisa mungkin jangan lewatkan pula apa
yang tertera di catatan kaki.
# Tempatkan buku ini sekadar sebagai kerangka dasar
untuk belajar mengenali dan memahami Islam secara
kaffah (bukan sebagai rujukan utama).
# Silakan untuk selalu merujuk pada ayat al-Quran

dan matan haidts seperti yang kami lampirkan setiap


membuka suatu topik atau yang tercatat di catatan kaki
(teks terjemahan ayat dan matan hanya mewakili makna umum
dengan bahasa Indonesia yang sangat terbatas; silakan lebih
lanjut membuka kitab tafsir al-Quran dan syarah hadits).

IKH T IS AR R IS AL AH | 9

MUKADIMAH
wacana nan nyata

Bagaimana
Kita Melihat
parsial vs holistik

Wahai orang-orang yang beriman,


masuklah engkau ke dalam Islam secara kaffah. 2
QS al- Baqarah [2]: 208

Ibarat cerita tentang orang yang sedang mengintip


seekor gajah. Gajah itu dikurung dalam kandang
tertutup, dan ada lubang-lubang kecil di beberapa
sisinya. Orang dari sisi depan mengira yang dikurung
dalam kandang itu adalah ular besar, karena yang terlihat
belalainya saja. Yang dari samping kanan menyangkanya
tembok, karena melihat sisi perutnya yang lebar dan
tebal. Ada pula yang mengira pohon, karena kakinya
memang yang mirip batang pohon, dan seterusnya.

kaffah = menyeluruh, utuh, total, holistik


IKH T IS AR R IS AL AH | 13

Dalam banyak hal, kita memang seringkali demikian.


Sehingga pandangan dan pengenalan kita akan sesuatu
pun tak sesuai hakikat sesungguhnya. Begitu pula kala
melihat Islam. Mungkin karena mengenalinya secara
sekilas dan sepotong-sepotong, maka kita (baik muslim
maupun non-muslim) bisa saja salah mengenali Islam.
Ibarat hidup di atas prasangka: menyangka Islam begini,
menyangka Islam begitu, tanpa sempat benar-benar
mendekatinya agar lebih kenal baik.
Terlebih bagi kita yang muslim, jangan sampai justru
salah dalam mengenali agama sendiriapa ini
memanglah sesuatu yang pantas buat dianut? []

14 | IKH T ISA R R IS AL AH

Muslim, yang
Kelihatannya
keanehan yang tak aneh
Nabi bersabda:

Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak,


tapi kalian ibarat buih-buih di genangan air ...
HR Abu Daud: 3745; HR Ahmad: 21363

Tak mungkin dimungkiri bahwa Islam memang telah


galib dikenali dengan pelbagai kemuliaannya. Dengan
sedikit menelisik sejarah saja kita bisa mendapati kisahkisah kemuliaan itu. Ya! Ini memanglah ajaran luhur yang
diturunkan Allah Tuhan Semesta Alam. Namun sungguh
sayang, kemuliaan itu ternyata cukup banyak dinodai
oleh tabiat penganutnya sendiri.
Umat muslim saat ini agaknya memang dalam kondisi
memprihatinkan. Kita akan sulit sekali mengenali hakikat
Islam jika hanya berkaca pada keadaan mayoritas muslim
saat ini. Walhasil, Islam pun memang lebih sering salah
dikenali.
Semua seakan telah tau, di zaman ini muslim justru
seringkali dipandang sebagai kaum yang terbelakang,
IKH T IS AR R IS AL AH | 15

keras dan radikal, kaku dan tidak modern, sekaligus


terpuruk dan kalahsangat sulit untuk dibanggakan.
Banyak yang mengusung bendera agama, berbuat atas
nama agama, tapi perilaku hampir tak mencerminkan
apa yang diusungnya.
Walhasil, banyak di antara muslim sendiri yang justru
kecewa dengan agamanya sendiri: kecewa melihat
perilaku para haji yang menjadi pejabat korup; kecewa
melihat polah ustadz selebriti yang centil berlagak di
televisi, juga pemuka agama yang bergelimang
kemewahan; kecewa dengan keadaan muslim yang
berpecah belah dan sibuk dengan kepentingan masingmasing. 3 Sungguh ajaran mulia ini sedang tercorengmoreng oleh tindak laku sebagian penganutnya.
Lalu apa sebetulnya masalahnya?
Di paruh masa belakangan ini, muslim memang makin
menjauh dari ilmu tentang Islam. Ya! Jauh dari ILMU.
Sampai-sampai umat ini seolah telah terlepas dari
hakikat keislaman itu sendiri. Yang masih banyak tersisa
tinggalah ritual, fanatisme yang dibawa secara
emosional, bahkan sekadar label di KTP. Islam juga lebih
banyak dihidupi sebagai tradisi agama keturunan. Ilmu

Sebagian misalnya sibuk dengan perbedaan sepele seputar tatacara ritual


ibadah, sementara ukhuwah terkoyak-koyak (semisal detail soal fikih,
mazhab, yang nyatanya pun telah bercampur-aduk dengan tradisi turun
temurun, hingga menjadi hal sensitif dan bisa mengusik ego/harga diri).

16 | IKH T ISA R R IS AL AH

tentang Islam ibarat ada di awang-awang, jauh tak


terjangkau para penganutnya. 4
Sebagian dari umat ini bahkan seperti ada dalam
kegamangan: tak mau disebut tak beragama (kafir) dan
masih mau memeluk Islam, tapi di sisi lain juga merasa
rikuh dan malu menjadi muslim, maka hampir tak
mungkin pula memperjuangkan Islam dan
keislamannyabahkan mungkin saja tak begitu yakin
apakah Islam memang layak untuk diperjuangkan?
Hanya sedikit sekali yang (masih mau untuk) benar-benar
memilih teguh menggenggam keislamannya secara
utuhyakni sebagaimana mestinya iman Islam dijaga
dan diperjuangkan. Apakah kita termasuk yang

demikian? Sungguh pertanyaan yang mengerikan dan


mengusik nuranitapi semoga Allah memberikan
cahaya-Nya agar demikian adanya.

Menjadi mayoritas, tapi juga terpuruk dan terpinggirkan,


bahkan tercela. Bagaimana bisa demikian?
Sebetulnya Nabi sendiri yang sejak belasan abad lalu
telah mengisyaratkan akan terjadinya fenomena ini.
Bahwa akan ada suatu masa di mana umat ini akan
4 Maka hati-hatilah memilah antara agama dengan sebagian penganutnya yang salah kaprah. Kita bisa saja mempersalahkan orang yang
mengaku muslim tapi perilaku bejat tak beradab. Namun janganlah pernah
menyalahkan Islam sebagai sebuah ajaran luhur yang diturunkan Allah
Sang Pencipta Semesta Alam.

IKH T IS AR R IS AL AH | 17

mengalami ujian sangat besar, di mana kaum muslim


berpecah-belah menjadi sekian puluh golongan, di mana
oknum pengusung agama berkeliaran dan merajalela, 5
di mana umat dalam keadaan hilang arah karena jauh
dari ilmu, di mana muslim mengalami keterpurukan yang
senyata-nyatanya, kalah dan terjajah.
Digambarkan bahwa bangsa-bangsa akan memperbutkan
dan merecoki umat ini layaknya orang yang makan dan
mengajak orang lain untuk ikut mengerubuti makanan itu.
Nabi menjelaskan bahwa di masa itu sebetulnya
muslim berjumlah sangat banyak, tetapi banyaknya
mereka tak berguna, tak berarti dan tak membuat musuh
takut. Ibarat buih yang terombang-ambing tak menentu.
Sahabat yang mendengar apa yang digambarkan Nabi
pun lantas heran, bagaimana bisa terjadi yang demikian,
sementara muslim berjumlah sangat banyak. Nabi lalu
menjelaskan bahwa di masa tersebut umat Islam
terjangkiti oleh apa yang Nabi sebut sebagai wahn,
yakni penyakit kecintaan terhadap keduniawian dan takut
5 Sekilas gambaran di sisi ekstrim tentang situasi pelik ini, misalnya, Nabi
mengisyaratkan bahwa di suatu zaman kelak (yakni zaman yang kita
alami sekarang) akan ada sebagian ulama (baca: oknum pemuka
agama) yang disebutkan sebagai makhluk yang derajatnya paling rendah
di bawah langit (baca: sangat hina-dina). Inilah gambaran para pemuka
agama yang justru menyesatkan umatnya sendiri demi kepentingan
keduniawian, entah kedudukan, pamor, kekuasaan, harta, dan apapun
itu. Maka sebetulnya tak aneh jika ada ustadz yang menjadi bintang
infotainment, ada pemuka agama yang menjadi pejabat dan korup, ada
ulama yang memberi fatwa ini-itu sesuai kepentingan kelompok tertentu,
bahkan menyematkan label-label syariah untuk hal yang jelas haram.

18 | IKH T ISA R R IS AL AH

akan kematian, sehingga umat ini pun enggan untuk


berjuang hingga titik darah penghabisan demi
keislamannya (dan malah lebih lekat dengan
keduniawian). 6
Zaman yang telah lama diisyaratkan itu pun tiba, dan kita
tengah menjadi bagian dari kisah kelam tersebut. Inilah
keanehan yang tidak aneh, karena walaupun
keadaannya sungguh tak pantas dan tak keruan, tapi telah
jelas diisyaratkan Nabi sejak jauh hari.
Kabar gembiranya, isyarat dari Nabi toh tak berhenti
sampai di situ. Selain memberitakan tentang akan

tibanya zaman pelik yang penuh ujian ini, Nabi


juga memberikan nasihat-nasihat tentang
bagaimana cara untuk menyikapinya, sekaligus janji
tentang masa kejayaan kembali. Maka, panduan inilah
yang semestinya kita pahami. 7
Kabar gembira lainnya, Nabi juga menyebutkan,
bahwa ganjaran (pahala) bagi umat yang berbuat dan
berjuang di tengah peliknya zaman yang disebutkan itu
adalah bernilai limapuluh kali lipat. 8 Karena dalam
pemahaman Islam, embanan akan selalu sepadan
dengan ganjaran yang akan diberikan.
Wallahu alam bishawab []

HR Abu Dawud: 4276, 3745, 4297; HR Ahmad: V/278; dsb.


Topik ini diulas lebih lanjut pada bagian Menjalani Penghujung Zaman.
8 HR at-Tirmidzi: 2984; HR Abu Daud: 3778
6
7

IKH T IS AR R IS AL AH | 19

Apatah Pula
Agama?

pertanyaan-pertanyaan tak mustahil

Tak ada paksaan dalam agama. Sungguh telah jelas


antara jalan petunjuk dan jalan yang sesat.
QS al-Baqarah [2]: 256

Apa itu agama? Mengapa pula mesti ada agama?


Bagaimana bisa ada banyak agama? Tidakkah semua
sama saja? Bukankah semuanya menyembah Tuhan
yang sama? Apa mungkin Tuhan membuat agama yang
berbeda-beda bagi umat manusia? Kenapa tak memilih
sesuai selera dan rasa suka saja? Apatah pula agama?
Barangkali ada baiknya jawaban atas pertanyaan
semacam itu digali dan ditemukan oleh para penganut
agama, supaya ia yakin atas apa yang dianutnya, tak
sekadar menjalani ritus-ritus dalam keseharian dan
menyematkan nama agama tertentu di kartu identitasnya.
Maka buku mungil ini akan memulai ulasannya dengan
menelusuri kisah muasal penciptaan manusia serta awal
keberadaan agama dan kisahnya dari zaman ke zaman. []
20 | IKH T ISA R R IS AL AH

AD-DN
AL-ISLAM

cerita panjang tentang


jalan keselamatan

Alkisah Muasal

penciptaan manusia & asal mula agama

Ingatlah kala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di Bumi."
Mereka pun berkata, "Mengapa Engkau menciptakan makhluk yang
membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana? Padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu.
Tuhan berfirman, "Sungguh Aku mengetahui apa yang tak kau ketahui."
QS al-Baqarah [2]: 30

Alkisah di masa yang sangat-sangat silam, Allah Sang


Maha Pencipta menciptakan Alam Semesta yang sangat
luas ini. Ia pun telah mencatatkan segala kisah kehidupan
yang akan berlangsung di dalamnya bahkan sejak 50.000
tahun sebelum penciptaan tersebut. 9
Kehidupan pun bergulir, hingga kemudian di suatu masa,
sesuai rencana takdir-Nya, Allah hendak menciptakan
9 HR Muslim: 2653; at-Tirmidzi; 2156, Ahmad: II/169. Hitungan waktu di
sisi Allah sangat berbeda, jauh lebih lama dibanding ukuran kita.

IKH T IS AR R IS AL AH | 23

makhluk baru yang juga akan menghuni Alam SemestaNya ini. Ialah Adam, yang beserta seluruh keturunannya
telah ditetapkan akan menjadi penghuni Bumi dan
dijadikan khalifah di sana.

Khalifah berarti pengganti, sekaligus penguasa dan


pemimpin. Manusia diberi embanan untuk menggantikan
makhluk lain yang di masa sebelumnya pernah berkuasa
di Bumi. 10 Seluruh keturunan Adam ini akan terus saling
10 Kita memang tak tau persis siapa yang digantikan. Namun dalam
sebuah riwayat dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, dikisahkan bahwa
makhluk tersebut adalah dari kalangan jin, yang memang telah ada sejak
ribuan tahun sebelum penciptaan Adam. Mereka telah membuat
kerusakan di muka Bumi dan membuat Allah murka, hingga dikirimlah
pasukan malaikat dari langit untuk menumpas dan menutup peradaban
mereka di Bumi (lihat Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir).

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan


mengulanginya lagi. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sungguh Kamilah yang
akan melakukannya." QS al-Anbiya [21]: 104

Bicara tentang kisah penciptaan, hal ini merupakan misteri tersendiri. Kita
tidak pernah tau kisah penciptaan yang terdahulu, seperti adakah alam
dan kehidupan lain sebelum alam yang kita tinggali saat ini, seperti apa
kenyataannya dan siapa makhluk yang menjadi pelakonnya. Sungguh, hal
itu merupakan rahasia ilahi. Terserah Allah Yang Maha Berkehendak dan
Maha Mengetahui. Kita tidak berhak mengusik dan mencari tau lebih
lanjut, kecuali sedikit saja yang memang Allah beri taukan dalam kitab
suci dan lisan para nabi. Kita sebagai mahkluk hanya diperintahkan untuk
menjalani kehidupan di alam yang sedang kita hidupi ini sesuai petunjuk
yang diberikan oleh Allah Sang Khalik, Sang Maha Pencipta, Sang Maha
Mengetahui. Setiap yang mengusik kisah penciptaan di masa terdahulu,
tentu akan sangat mudah terjerumus dalam kesesatan, yakni kesesatan
melalui berita-berita gaib penuh muslihat yang dibisikkan oleh Iblis dan
para syaitan dari bangsa jin, yang memang hendak menjebak manusia
24 | IKH T ISA R R IS AL AH

menggantikan peran satu sama lain dari generasi ke


generasi.
Kehendak-Nya ini kemudian dikabarkan kepada para
malaikat. Kala itu mereka pun bertanya, Mengapa
Engkau hendak menjadikan makhluk yang membuat
kerusakan di Bumi? Malaikat sesungguhnya ialah
makhluk yang sangat taat dan tidak pernah membantah,
tapi pertanyaan ini muncul karena mungkin mereka
pernah melihat apa yang pernah dilakukan para penghuni
Bumi sebelumnya.
Sungguh aku mengetahui apa yang tidak engkau
ketahui, demikianlah jawaban yang sungguh agung dari
Allah. Ya, karena selalu ada hikmah dari apa yang
ditetapkan-Nya. Ada rahasia tak terjangkau di balik
penciptaan ini dan hanya Sang Pencipta saja yang
mengetahui. Para makhluk tidak mungkin menjangkau
apa-apa yang dirahasiakan oleh penciptanya.
Allah pun kemudian secara khusus memerintahkan
penduduk langit untuk memberi sujud penghormatan
kepada sang Adam yang baru diciptakan tersebut. Namun,
di antara barisan para malaikat ternyata ada satu yang

(seperti melalui ramalan, serta berita-berita gaib yang seolah membuka


rahasia takdir manusia dan rahasia alur kisah penciptaan). Padahal telah
dijelaskan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui hal gaib, dan Ia hanya
memberikan sedikit pengetahuan tentang hal gaib itu kepada para rasul
saja (lihat QS 72: 26-27; QS 06: 50).

IKH T IS AR R IS AL AH | 25

menolak. Ialah Azazil, yang sebetulnya berasal dari bangsa


jin, namun kala itu ikut dalam barisan para malaikat.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Azazil awalnya
ialah pemimpin tertinggi bangsa jin yang sebelumnya
berkuasa di muka Bumi. Setelah peradaban jin ditumpas
karena kezaliman mereka, Azazil bertaubat dan menjadi
makhluk penghuni langit yang sangat taat beribadah,
kemudian hidup bersama-sama dengan malaikat. 11
Ketika Azazil membangkang dengan menolak untuk
menghormat kepada Adam, Allah kemudian menjulukinya
sebagai Iblis, yang artinya kira-kira ialah sang penyesal
atau yang akan menyebabkan penyesalan. Ia
membangkang semata karena kesombongannya. Karena
ia diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah, maka
ia merasa dirinya lebih mulia ketimbang sang makhluk
baru tersebut. 12


Iblis berkata, "Ya Tuhanku, karena Engkau memutuskan bahwa
aku ini sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan tampak sebagai
sesuatu yang indah bagi mereka di Bumi. Dan pasti aku
akan (berusaha) menyesatkan mereka semuanya.
Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis.
QS al-Hijr [15]: 39

11
12

Lihat Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir.


QS 7: 12

26 | IKH T ISA R R IS AL AH

Sejak itu sang Iblis pun menjadi musuh bebuyutan Adam


dan seluruh keturunannya. Ia secara terang-terangan
menyatakan permusuhan dengan manusia. Iblis memang
tidak bisa sertamerta menyesatkan manusia. Ia dan
pengikutnya hanya bisa berusaha menjebak dan
membisikan ide-ide kesesatan kepada manusia. Lewat
berbagai jalan yang diupayakannya, membuat sebanyakbanyaknya manusia mengikuti langkahnya, yakni
pembangkangan terhadap Allah. 13

Singkat cerita, diawali dengan perseteruan antara sang


Iblis dan sang Adam, kehidupan yang baru pun akhirnya
mulai bergulir di muka Bumi. Sebagai bekal untuk
menjalani kehidupan tersebut, Allah pun telah mengajari
Adam segenap ilmu. Ilmu yang diajarkan secara langsung
oleh Allah kepada Adam tersebut adalah ilmu pertama
bagi manusia, yang kemudian diwariskan secara turuntemurun. Para pewaris utama yang kelak akan menjaga
kemurnian dan keluhuran ilmu tersebut adalah manusiamanusia terpilih yang diutus sebagai nabi.
Dari masa ke masa, ilmu tersebut terus diajarkan, dan
selalu ada pengetahuan baru serta petunjuk yang
disampaikan oleh Allah seiring zaman yang dilalui
manusia. Selanjutnya memang bukan lagi Allah yang
mengajarkan langsung, melainkan melalui wahyu yang
13

QS 7: 16-17
IKH T IS AR R IS AL AH | 27

dibawa malaikat kepada para nabi, untuk disebarkan


kepada seluruh manusia. Inilah yang kemudian kita kenal
sebagai Risalah Allah, atau risalah ilahi, yakni khazanah
ilmu yang bersumber dari Allah dan kemudian terkumpul
dalam berbagai kitab suci.
Ilmu ini mencakup keseluruhan pedoman kehidupan.
Tentang untuk apa kita diciptakan; apa tujuan hidup di
dunia ini dan apa yang semestinya dilakukan dalam
hidup; bagaimana bersikap terhadap sesama; mana yang
sesungguhnya benar, dan mana yang salah; dsb. Namun,
yang paling penting di antara semua ialah ilmu yang
mengajarkan tentang siapa Tuhan kita dan bagaimana kita
sebagai makhluk mesti menghamba kepada-Nya.

Manusia adalah umat yang satu. Allah mengutus para nabi


untuk membawa kabar gembira serta memberi peringatan.
Allah pun menurunkan bersama mereka kitab yang mengandung
kebenaran, untuk memberi keputusan bagi manusia
atas apa yang mereka perselisihkan.
QS al-Baqarah [2]: 213

Segenap ilmu inilah yang disebut sebagai ad-dn, yakni


sebuah jalan hidup atau cara hidup yang sesuai dengan
panduan yang diberikan oleh Allah. Inilah yang dalam
bahasa kita lebih lazim kita kenal sebagai 'agama'.
Wallahu alam bishawab []

28 | IKH T ISA R R IS AL AH

Menelusuri
Jejak Islam

semua agama (mulanya) satu & sama





Sesungguhnya ini adalah agama kalian semua.
Agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu.
Maka sembahlah Aku.
QS al-Anbiya [21]: 92

Ya! Pada hakikatnya seluruh agama (mulanya) adalah satu


dan sama. Yang satu itulah pedoman hidup yang murni
dan sesuai fitrah, seperti apa yang telah ditetapkan Allah
Sang Maha Pencipta. Inilah yang terkandung dari setiap
risalah yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi
utusan-Nya dari zaman ke zaman.
Ada sekitar 124.000 nabi yang pernah diutus di muka
Bumi, dan di antaranya ada 315 rasul. 14 Bersama mereka
ada seratusan kitab suci yang diturunkan. Namun hanya
14

HR Ahmad: 22288
IKH T IS AR R IS AL AH | 29

25 nabi dan hanya tiga kitab suci terdahulu yang


disebutkan secara lugas dalam al-Quran.





Dan sungguh telah Kami utus sekian rasul sebelum engkau.
Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu.
QS Ghafir [40]: 78

Kisah agama yang satu ini berjalan sambung


menyambung, dimulai oleh Adam sebagai Bapak Umat
Manusia, hingga Muhammad sebagai sang nabi
terakhir yang bertugas di penghujung zaman.
Kisahnya senantiasa tersambung oleh mata rantai risalah
dari masa ke masa. Para nabi bahkan selalu saja
menceritakan tentang nabi-nabi yang diutus sebelumnya,
khususnya pula tentang sang Adam sebagai cikal-bakal
umat manusia. Mereka juga memberitakan tentang akan
diutusnya nabi-nabi di masa-masa kemudian, serta
secara spesifik tentang akan adanya seorang Nabi
Penutup yang bertugas di penghujung zaman.
Mengenai sang Nabi Penutup ini, nama, ciri-ciri, serta
sebagian kisahnya bahkan disebutkan secara khusus
dalam kitab-kitab suci yang mereka bawa.

30 | IKH T ISA R R IS AL AH

Orang-orang yang telah Kami beri kitab mengenal ia (Muhammad)


sebagaimana mereka mengenali anaknya sendiri.
Sungguh sebagian dari mereka menyembunyikan kebenaran,
padahal mereka mengetahui.
QS al-Baqarah [2]: 146

Penelusuran naskah-naskah kuno yang dilakukan awal


abad ke-20 pun semakin menegaskan fakta bahwa nama
Muhammad memang telah disebutkan di banyak kitab
suci di berbagai penjuru duniayakni kitab suci yang
termasuk risalah langit (agama samawi, yakni agama yang
bersumber dari wahyu Tuhan dan dibawa oleh malaikat).
Semua kitab suci tersebut bercerita tentang sosok sang
Nabi Penutup, yang bertugas di penghujung zaman. 15
Nubuat atau berita tentang masa depan mengenai
kemunculan sang Nabi Penutup ini menjadi khazanah
pengetahuan yang sungguh menarik. Ada sebuah ciri
khas, bahwa penyebutan nama atau julukannya hampir
selalu terkait makna kata dasar hamd dalam bahasa Arab
yang artinya puji. Kadang mengacu langsung pada
makna nama Muhammad (Yang Terpuji), kadang pula
pada makna Ahmad (Yang Memuji).

Hal ini sebetulnya telah lama terungkap. Misalnya pada penelitian yang
dilakukan oleh Maulana Abdul Haque Vidyarthi dalam karyanya yang
berjudul Misakan Nabi, yang telah dipublikasikan di tahun 1936.
15

IKH T IS AR R IS AL AH | 31

Hal ini misalnya bisa kita temukan dalam naskah asli kitab
Yahudi dan Nasrani (Kristen). Dalam kitab berbahasa
Ibrani atau Aram yang masih serumpun dengan bahasa
Arab ini, nama Muhammad bisa dengan mudah dikenali.
Seperti dalam Taurat Kitab Shir-HaShirim 5: 16, 16 nama itu
sangat jelas disebutkan sebagai yakni susunan
empat aksara Ibrani mem-khet-mem-dalet yang dibaca
Ma-Kh-MaD atau Mukhammad. Sepadan dengan
dalam aksara Arab yang juga terdiri dari susunan empat
huruf mim-ha-mim-dal yang dibaca Muhammad. 17
16F

Banyak kitab suci lain juga menggambarkan sosok Nabi


Penutup ini dengan pelafalan atau bahkan istilah yang
berbeda-beda, sesuai bahasa yang dipergunakan dalam
kitab suci tersebut.
Di Kitab Purana kaum Hindu misalnya, diceritakan
tentang sosok Kalky Autar yakni Sang Pembawa Risalah
16

Berikut petikan ayatnya dalam teks aslinya:


Dibaca: Khikko mamtaqqim wekhullo Mukhammadim ze dodee weze
ree baynot Yerushalam yang artinya 'Tutur katanya hanyalah yang
manis saja. Mukhammad, dialah kekasihku dan temanku, (wahai) PutraPutri Yerusalem.
17 Temuan semacam ini hanya bisa ditelusuri lewat bahasa aslinya.
Sementara dalam versi-versi terjemahan, nama ini seringkali menjadi bias
karena ikut diterjemahkan. Seperti dalam Injil terjemahan bahasa Inggris
di mana nama sang Nabi malah diterjemahkan sebagai beloved, lovely,
altogether lovelyyakni kata-kata yang memang mengacu pada arti kata
dari nama Muhammad. Namun bukan demikian cara menerjemahkan
pesan pada sebuah risalah. Nama adalah nama dan bukan untuk
sertamerta diterjemahkan.
32 | IKH T ISA R R IS AL AH

Terakhir yang disebut sebagai Mahamad. 18 Sedangkan di


Kuntap Sukt (Atharva Veda) sosok ini disebut sebagai
Mamah, dan di Kitab Sama Veda disebut nama Ahmad.
Nama Muhammad juga kadang dieja sebagai Mahamet
atau berbagai ejaan/dialek lain.
Dalam naskah Majusi (Zoroasterian) yang berbahasa
Zendi dan Pahlvi, sosok sang Nabi Penutup ini disebut
sebagai Astvat-ereta yang artinya Dia Yang Suka Memuji
serta Saoshyant yang berarti Dia Yang Terpuji. 19 Selain
banyak menggambarkan ciri dan kisah sang Nabi
Penutup, sangat banyak pula ayat dalam kitab kaum
Majusi yang memiliki makna selaras dengan al-Quran,
termasuk tentang konsep ke-Mahatunggal-an Tuhan. 20
Sementara dalam naskah Buddha, mahsyur pula ramalan

Bhavishya Puran: 5, Prati Sarg Parv III: 3, 3: 5-27, yang dalam ayat ini
juga terdapat istilah muslim dilafalkan sebagai musalmans.
19 Misalnya yang terdapat dalam Bundahish 30: 4-27, petikan
terjemahannya:
Saoshyant, akhir dari utusan di masa depan, ketika sekiranya Alam
Semesta akan diperbarui, dan kebangkitan pun akan terjadi
Atau dalam Yasht 28:28, petikan terjemahannya:
Kelak ialah Saoshyant yang berjaya. Dan namanya kelak Astvatereta. Dialah Saoshyant karena dia akan membawa kemaslahatan
bagi dunia ragawi. Dialah Astvat-ereta karena sebagai ciptaan ragawi
sekaligus makhluk, dia akan berteguh menghancurkan berhala dan
sejenisnya, serta memperbaiki kekhilafan kaum Majusi.
20 Misalnya ayat-ayat dalam Nama Shat Vakhshur Zarthusht Dasatir:
Tak ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya, dan juga Dia tanpa
asal atau akhir, (...) tanpa ayah, ibu, isteri, putra, yang makna
kalimatnya sangat mirip Surat al-Ikhlas dalam al-Quran. Serta banyak
ayat-ayat lainnya yang maknanya senada dengan al-Quran.
18

IKH T IS AR R IS AL AH | 33

tentang Dia yang Dijanjikan yang diistilahkan sebagai


sosok Meteya.
Yang jelas dan pasti, dalam bahasa apapun nama atau
julukan sang Nabi Penutup itu disebutkan, akan selalu
mengacu pada makna yang serupa, yakni Yang Terpuji,
Yang Memuji, 21 atau makna-makna lain yang mengacu
pada sosok yang akan muncul membawa risalah terakhir
di akhirzaman.
Di sebagian naskah, penggambaran sosoknya
disampaikan dengan sangat jelas dan cukup merinci,
sama persis dengan profil dan kisah hidup Nabi
Muhammad . 22 Namun seperti sebagian bentuk
kemukjizatan lainnya yang seringkali hadir sebagai
sebuah misteri yang terungkap, nubuat tentang
kedatangan sang Nabi Penutup pun memang seringkali
21F

Kata maho atau maha dalam bahasa Pali dan Sansekerta berarti juga
berarti agung dan mulia.
22 Veda bahkan menjelaskan secara detail mengenai nama ayah dan ibu
dari sang Nabi, gambaran sosok para sahabatnya, tempat lahirnya, jenis
kendaraan (hewan tunggangan) yang digunakannya, serta misi besar dan
peristiwa-peristiwa besar yang dialaminyapenceritaannya terbilang
sangat rinci. Misalnya, sang Nabi Terakhir tersebut disebutkan akan lahir
dari ayah yang bernama Vishnu Bhagat yang artinya Hamba Tuhan
sama persis dengan arti Abdullah dalam bahasa Arab yang merupakan
nama ayah dari Nabi Muhammad . Veda juga menyebutkan bahwa sang
Nabi Terakhir itu akan lahir dari ibu yang bernama Somanib yang artinya
adalah aman atau damai, yakni persis dengan nama Amimah yang
merupakan nama ibu dari Nabi Muhammad . Dalam kitab Dasatir kaum
Majusi (Zoroasterian) bahkan disebutkan secara spesifik bahwa sang Nabi
Terakhir ini akan datang dari wilayah Arabia, dan ajarannya akan dianut
oleh sebagian bangsa Persia. Serta banyak penjelasan spesifik lainnya.
21

34 | IKH T ISA R R IS AL AH

diisyaratkan secara agak tersembunyi. Tidak selalu


dibeberkan secara gamblang dan lugas. Kadang sang
Nabi tersebut disebutkan langsung namanya, tapi lebih
banyak disebutkan julukannya, dan kadang pula melalui
simbolisasi, lambang atau perumpamaan. 23
Nabi bersabda:
Jarak antara waktu diutusnya aku dan
waktu terjadinya kiamat seperti ini

beliau berisyarat dengan [menggabungkan] kedua jarinya


lantas merenggangkan keduanya
HR al-Bukhari: 6503; HR Muslim: 2950

Ialah sosok terpuji yang senantiasa memuji Tuhannya,

sang Nabi Penutup pembawa Risalah Terakhir, sosok


mulia yang telah dijanjikan sejak ribuan tahun lalu. Ialah
sang Nabi Akhirzaman yang telah dikabarkan akan
berjuang mengembalikan kemurnian risalah ilahi, yang
kedatangannya juga adalah tanda bermulanya babak
akhirzaman dalam sejarah umat manusia.
Wallahu alam bishawab []

Ibarat teka-teki yang menguji keimanan manusia, karena keimanan


kepada para nabi dan kebenaran yang dibawanya tak lain merupakan
bagian dari keimanan kepada hal yang gaib. Maka jika diterangkan
dengan terlalu jelas, tak pantaslah pahala besar bagi orang yang
mengimaninya. Sebagaimana tak ada ganjaran bagi orang percaya adanya
Matahari yang setiap mata bisa menyaksikannya sangat jelas setiap pagi.

23

IKH T IS AR R IS AL AH | 35

Di Antara
Banyak Agama

dinamika sejarah risalah & pemurniannya


Allah telah memilih kalian, dan sungguh Dia tidaklah membuat
kalian sulit dalam beragama. (Ini pula lah) Agama leluhurmu
Ibrahim. Allah telah menyebut engkau sekalian sebagai muslim
sejak masa yang terdahulu.
QS al-Hajj [22]: 78

Jelas bahwa pada hakikatnya Islam bukanlah sekadar


agama yang lahir di abad ke-7 M. Apa yang dibawa oleh
Nabi Muhammad tak lain ialah kelanjutan dari apa
yang telah diusung ratusan ribu nabi sebelumnya.
Membenarkan seluruh nabi terdahulu adalah salah satu
pokok keimanan dalam Islam. Mengingkari salah satunya
sama dengan mengingkari seluruhnyakhususnya nabinabi yang namanya disebutkan jelas di al-Quran (yakni
yang memang dipastikan status kenabiannya).

36 | IKH T ISA R R IS AL AH

Contoh paling gamblang misalnya: seseorang tidak bisa


disebut muslim jika tidak mengimani kerasulan Isa al
Masih (Yesus) atau Musa; mengingkari kerasulan mereka
sama dengan keluar dari Islam. Semata karena semua
nabi memang mengajarkan intisari ajaran yang sama,
yakni tauhid: mempertuhankan Allah semata sebagai

satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, serta


ketundukan atas aturan yang ditetapkan-Nya.





Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum
engkau (Muhammad) melainkan telah Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Aku. Maka sembahlah Aku.
QS al-Anbiya [21]: 25

Inilah ajaran murni yang dibawa oleh Adam, Nuh, Ibrahim,


Musa, Isa, bahkan sangat mungkin pula Zoroaster,
Krishna dan nabi-nabi umat Hindu di masa lampau, juga
kemudian Sidharta Gauthama, serta ratusan ribu nabi
lainnya yang bertugas menebarkan risalah langit di tiap
penjuru Bumi dari zaman ke zaman. Sementara Nabi
Muhammad sebagai Nabi Penutup mengemban tugas
khusus untuk memurnikan kembali agama yang telah ada
sejak lama tersebut.
Sungguh jelas dan sangat logis, karena segala yang
disebut sebagai agama, yakni ajaran tentang pedoman
hidup manusia, tentu mesti bersumber dari Tuhannya
IKH T IS AR R IS AL AH | 37

manusia itu sendiri, yakni Allah Sang Maha Pencipta.


Selama mengakui keberadaan Tuhan, seluruh agama
semestinya adalah satu dan semestinya tak mungkin
berseberangan satu sama lain.
Namun kenyataannya, seiring sejarah ribuan tahun, dari
generasi ke generasi, ajaran yang luhur itu seringkali
tercoreng dan tak murni lagi, bahkan terlencengkan
terlalu jauh sehingga seolah muncul sebagai agamaagama yang berbeda-beda. Bentuk dan perbedaannya
tergantung kisah penyimpangan yang terjadi.
Ada kalanya penyimpangan ini karena hakikat ajaran yang
salah dimaknai oleh penganut di generasi selanjutnya. 24
Namun yang paling sering terjadi adalah karena
kepentingan dari golongan tertentu, baik para penguasa
atau bahkan para pemuka agama itu sendiri. 25 Yang jelas,
24 Kitab-kitab suci terdahulu ibarat puing-puing sisa bangunan yang pernah
berdiri ribuan tahun lalu. Sebagian isi dari kitab suci tersebut telah musnah
ditelan sejarah atau tercecer entah di mana. Sebagian lagi masih bertahan
dan masih mengandung kebenaran, bahkan masih memiliki kekayaan ilmu
(tentang penciptaan, tentang sejarah umat terdahulu, dsb.). Namun
sebagiannya sudah tidak otentik lagi. Dan ketidakotentikan yang paling
mesti diwaspadai adalah bagian tentang konsep ketuhanan (tauhid). Inilah
bagian yang paling mendasar dan menjadi sasaran utama Iblis untuk
diselewengkan. Sedikit saja konsep ketuhanan ini bergeser, maka sangat
cukup untuk menyesatkan manusia dalam kadar kesesatan yang paling
tinggikarena di sinilah letak hakikat ibadah dan tujuan penciptaan.
25 Dalam kitab kaum Majusi, Yashna 48: 10 digambarkan:
Kemudian sesosok laki-laki yang sempurna (sang Nabi Penutup)
akan muncul, bergerak dengan segala rencana (strategi) cerdasnya
mengenyahkan reka-rekaan yang tercemar dari para pendeta palsu
dan para tiran.

38 | IKH T ISA R R IS AL AH

kenyataan tersebut seringkali tidak diketahui dan tidak


disadari oleh pengikut di generasi-generasi selanjutnya.
Ini karena sebagian besar dari penganut agama hanya
mengikuti kebiasaan turun temuruntanpa tau kisah
sejarahnya, tanpa mempelajari secara mendalam tentang
apa hakikat ajaran yang dianutnya. 26

Menghancurkan kitab suci tanpa membakarnya,


demikianlah kira-kira strategi yang dijalankan oleh Iblis dan
bala tentaranya. Maka kunci penyerangannya terhadap

agama bukan dengan melenyapkannya, melainkan


dengan mencampuradukkan yang hak dengan yang
batil, yakni dengan mencoreng prinsip ketuhanan yang
murni, mencampurkannya dengan (sedikit saja) ajaran atau
tradisi yang sebetulnya bertentangan dengan prinsip
tersebut. Inilah hakikat bidah dan sinkretisme. Seperti ujar
peribahasa, nila setitik rusak susu sebelanga.
Perlu dicatatkan pula bahwa berusaha melencengkan

agama murni yang diturunkan oleh Allah adalah


agenda utama Iblis. Maka akan selalu saja ada kisah
tentang ini. Demikianlah memang dinamika drama
perseteruan antara yang hak dan yang batil, antara para
26 Seperti makna janji lewat api yang lalu disalahartikan oleh kaum Majusi,
sehingga api pun malah dipuja. Seperti konsep ketuhanan Yesus yang
dimulai dari prakarsa Kaisar Konstantine dalam Konsili Nicea abad ke-4 M
(tiga setengah abad setelah wafatnya Yesus). Seperti konsep trimurti atau
trinitas dari ajaran paganisme yang akhirnya bercampur baur dalam ajaran
Nasrani dan Hindu. Serta banyak bentuk kesimpangsiuran lainnya.

IKH T IS AR R IS AL AH | 39

pengampu kebaikan dan penebar kesesatan. Namun

tabir-tabir yang menutupi kebenaran tetap bisa


terbuka lebar dengan mengaitkan kembali mata
rantai kenabian.

Ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi:


"Sungguh yang telah Ku-berikan kepadamu ialah Kitab dan Hikmah.
Kemudian (akan) datang kepadamu seorang Rasul yang
membenarkan apa yang ada padamu. Tentu engkau akan benarbenar beriman kepadanya, serta akan membantunya.
Allah berfirman: "Apakah engkau bersetuju dan menerima
perjanjian-Ku ini?" Mereka menjawab: "Kami setuju".
Allah berfirman: "Maka bersaksilah (wahai para nabi)!
Dan Aku pun menjadi saksi bersama engkau sekalian.
Sesiapa berpaling setelah itu, maka merekalah orang-orang fasik.
Bagaimana bisa mereka mencari agama selain agama Allah?
Padahal apa yang di Langit dan Bumi berserah kepada-Nya, dengan
suka atau terpaksa. Hanya kepada-Nya lah mereka akan kembali.
QS Ali Imran [3]: 81-83

Demikianlah perjanjian antara Allah dengan para nabi.


Karena kedatangan Nabi Muhammad bersama alQuran tak lain adalah pemurnian terakhir atas Risalah
Allah, yang berlaku hingga penghujung zaman. Maka
siapapun yang belum mau beriman kepada sang Nabi
Penutup dan Risalah Terakhir ini, akan tergolong fasik.
40 | IKH T ISA R R IS AL AH

Bagi kalangan yang belum beriman, dokumen sejarah

yang menjelaskan tentang sosok sang Nabi Penutup


ini sungguh telah cukup menjadi sebuah saksi
kebenaran yang sangat nyataterangnya seterang
Matahari yang terbit setiap pagi. Jika ditilik dari kacamata
ilmiah saja, ini merupakan fakta yang jauh lebih tinggi
derajatnya ketimbang sekadar argumen apapun
yang mungkin menyangkalnya.
Betapa segenap nabi yang tinggal di tempat-tempat yang
jauh dari Jazirah Arab ratusan atau ribuan tahun
sebelumnya, telah memberitakan tentang akan datangnya
sang Nabi Penutup yang harus diimani oleh seluruh
manusia. Sungguh sebuah kebetulan-yang-sangat-aneh,
dan patutlah untuk dipertimbangkan baik-baik oleh
seluruh penganut agama yang belum beriman kepada
sang Nabi Penutup tersebut, bahkan oleh kalangan yang
tidak beragama sekalipun.

Sungguh agama di sisi Allah hanya Islam semata.


QS Ali Imran [3]: 19

Ya! Karena Allah Sang Maha Pencipta telah menetapkan


satu pedoman hidup yang sesuai fitrah manusia.
Demikianlah hakikat Islam yang telah diturunkan kepada
seluruh nabi, teruntuk seluruh umat manusia.
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 41

Nama &
Makna Islam
berserah untuk selamat

Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu.


Dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku.
Dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagimu.
QS al-Maidah [5]: 3

Walau pada hakikatnya Islam telah ada sejak awal umat


manusia, namun Islam yang lazim kita kenal saat ini
adalah penyebutan secara khusus pada ajaran dalam
risalah terakhir yang dibawa oleh Nabi Muhammad .
Kata Islam setidaknya memiliki dua arti, yakni
keselamatan dan keberserahan. Islam adalah istilah
khusus untuk menyebut agama yang fitrah, yang
diturunkan Allah bagi umat manusia sebagai jalan
berserah untuk mencapai keselamatan . Makna
singkatnya, hanya melalui keberserahan diri dan
42 | IKH T ISA R R IS AL AH

penghambaan total kepada Allah-lah maka keselamatan


akan dicapai. Demikianlah memang hakikat ajaran Allah
sejak awal diciptakannya manusia.
Berbeda dengan nama-nama agama lain, nama Islam
diberikan langsung oleh Allah Tuhan Semesta Alam lewat
turunnya wahyu dalam al-Quran. Ini merupakan nama
resmi yang diturunkan dari langit, dan bukan sebutan
yang dibuat oleh manusia.
Nama Islam pun bersifat universal dan samasekali tidak
mengacu pada nama nabi pembawanya atau tempat
awal penyebarannya. 27 Walau menggunakan istilah dalam
bahasa Arab, tapi Islam samasekali tidak mengacu hanya
pada Arab. 28
Maka ayat yang serupa ayat ke-3 Surat al-Maidah seperti
yang dikutip di atas tak akan ditemui di kitab suci mana

Nama agama Buddha, misalnya, sangat terkait dengan dengan sosok


Sidartha Gautama sebagai nabinya. Nasrani (Kristen) dikaitkan dengan
Nazareth, kota yang dianggap tempat lahir nabinya dan tempat awal
penyebarannya. Hindu mengacu pada Sungai Indus, Hindia, India, yakni
penyebutan dari bangsa Barat (Inggris) bagi bangsa India yang khas
dengan agamanya tersebut. Yang jelas, nama-nama ini tidak disebutkan
dalam kitab suci agama-agama tersebut, melainkan baru muncul dan
dipakai di masa kemudian, jauh setelah masa hidup nabinya.
28 Bahasa Arab disinyalir merupakan (salah satu) bahasa tertua, yang
dalam pengetahuan saat ini diketahui sebagai satu-satunya bahasa
induk yang memiliki akar kata (morfologi) paling utuhboleh lah
dikatakan sebagai bahasa yang paling terjaga kemurniannya. Maka tak
heran jika bahasa ini dipilih Allah untuk menyampaikan wahyu terakhir
yang diturunkan ke Bumi, yang mesti terus bertahan dan berlaku hingga
berakhirnya zaman.
27

IKH T IS AR R IS AL AH | 43

pun. Ayat ini turun di masa-masa akhir kehidupan Nabi


Muhammad , sebuah isyarat yang menegaskan bahwa
syariat dan pedoman telah disempurnakan bagi umat
terakhir di muka Bumi. Dan sebutan atas apa yang telah
disempurnakan tersebut ialah ad-Dn al-Islamsebuah
jalan untuk berserah diri. Inilah agama fitrah yang murni
serta akan tetap bertahan dan berlaku hingga
penghujung zaman.
Wallahu alam bishawab [}

44 | IKH T ISA R R IS AL AH

KUNCI-KUNCI
KEBENARAN

Fitrah

bawaan lahiriah untuk bertuhan satu


Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka, dan mengambil kesaksian atas jiwa mereka,
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Benar, kami
bersaksi." Agar di Hari Kiamat kelak engkau tidak mengatakan,
"Sungguh kami telah lalai atas hal ini."
QS al-Araf [7]: 172

Demikianlah perjanjian yang terjadi di Alam Ruh antara


Sang Pencipta dan para makhluknya. Kala itu setiap ruh
telah mengakui siapa Tuhannya. Maka setiap yang
kemudian terlahir ke Bumi telah membawa fitrah
kebertuhanan yang sama, yakni kecenderungan lahiriah
untuk mengakui dan tunduk kepada-Nya.
Saat berpindah ke Alam Dunia ini, jiwa-jiwa itu pun diuji
tentang kefitrahannya tersebut. Dengan adanya fitrah ini,
setiap manusia punya kesempatan yang sama untuk
menemukan kebenaran tentang Tuhannya.
IKH T IS AR R IS AL AH | 47

Dunia memang tercipta buat menguji. Kesukacitaan dan


daya tarik yang terhampar di atasnya membuat manusia
cenderung lalai dan lupa. Lingkungan tempat sang jiwa
tumbuh atau pilihan langkah yang diambil dalam
hidupnya bisa saja membuatnya malah menjauh dari
fitrahnya. Namun selama nurani masih hidup dan
merindukan kefitrahan, ia akan bisa kembali menemukan
fitrah yang telah menjadi sumpah di Alam Ruh tersebut.




Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (yang sesuai
fitrah), karena Allah lah yang telah menciptakan manusia di atas
fitrah itu. Tak ada yang berubah atas apa yang telah tercipta.
Itulah agama yang lurus, namun kebanyakan manusia tidak tau."
QS ar-Rum [30]: 30

Para nabi dengan risalah yang dibawanya tak lain


bertugas mengingatkan kembali tentang fitrah manusia
tersebut: untuk apa hidup di dunia dan kepada siapa ia

mesti menghamba, ke mana pula akhir tujuan hidupnya.


Jiwa yang masih bersih terjaga akan mudah menerima apa
yang diperingatkan para nabi. Namun semakin banyak
terpengaruh kefanaan dunia dan bisikan fasik, semakin
sulit pula sang jiwa kembali ke fitrahnya. Sepanjang kisah
umat manusia, penolakan atas peringatan para nabi selalu
saja disebabkan ego, gengsi, bangga diri, kesombongan,
akibat kelekatan sang jiwa dengan kefanaan dunia.
Wallahu alam bishawab []
48 | IKH T ISA R R IS AL AH

Iqra!

jalan pembuka ilmu

Bacalah!
dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan.
QS al-Alaq [96]: 1

Iqra!Bacalah! Ini adalah kata sekaligus perintah


yang paling pertamakali turun sebagai ayat al-Quran.
Jika fitrah adalah prasyarat untuk dapat menerima
kebenaran, maka membaca tak lain adalah pintu
pertama menuju jalan ilmu untuk menemukan kebenaran.
Karena toh ayat-ayat pertama yang turun memang
menekankan perintah untuk membaca, maka menjadi
muslim tapi tak mau membaca adalah ibarat kejanggalan.
Dalam Islam, semua yang dijalankan dalam kehidupan
harus selalu dilandasi ilmu. Iman dan keyakinan harus
berpangkal dari ilmu dan akan semakin kuat dengan
bertambahnya ilmu. Segenap syariat ibadah beserta tata
cara menjalankan seluruh aktivitas kehidupan pun harus
selalu berlandaskan ilmu.
IKH T IS AR R IS AL AH | 49

Inilah salah satu hal yang paling khas dari Islam. Islam

adalah ajaran yang sangat memuliakan kedudukan


ilmu dan meninggikan derajat orang-orang yang
berilmu.

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.
QS al-Mujadilah [58]: 11

Dalam al-Quran, kata ilmu beserta turunannya


disebutkan lebih dari 700 kali 29padahal jumlah surat
dalam al-Quran pun hanya 144.
Ajaran Islam secara tegas menyatakan bahwa menuntut
ilmu ialah kewajiban yang sangat utama bagi seorang
muslim sepanjang hayat. Mengamalkan (menerapkan)
dan menyebarkan ilmu (mendidik dan berdakwah) pun
harus senantiasa dijalankan setiap muslim. Tujuannya
tak lain adalah menemukan dan menjalankan kebenaran,
menyebarkan dan meneggakkan kebenaran. Lewat jalan
ilmu pula lah kebenaran Islam bisa ditemukan oleh setiap
insan, untuk menemukan fitrah dan tujuan hidupnya.
Wallahu alam bishawab []

Termasuk kata-kata yang artinya berilmu, alim/ulama


(=ilmuwan), menuntut ilmu, mempelajari, belajar, memahami,
dsb. yang dalam bahasa Arab kata-kata tersebut mengakar pada kata
dasar yang sama dengan kata ilmu.

29

50 | IKH T ISA R R IS AL AH

Cahaya (Ilmu)
petunjuk dari sumber
pengetahuan yang hakiki

[...] Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah,


dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,
dan Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita menuju
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, menunjuki
mereka ke jalan yang lurus
QS al-Maidah [5]: 15-16

Ilmu yang paling hakiki ialah ilmu yang bersumber


langsung dari Allah Sang Maha Pencipta, yang seringkali
diistilahkan (diibaratkan) sebagai nur , yakni cahaya yang
menerangi dan memberi petunjuk. Ilmu inilah yang
disampaikan oleh para nabi melalui kitab suci, pebuatan
serta lisan mereka. Sebagai ilmu yang hakiki yang dijamin
kebenarannya, maka diistilahkan pula sebagai khabar

shadiq, yang artinya berita yang benar.


IKH T IS AR R IS AL AH | 51

Karena Allah yang menciptakan kita dan seluruh alam,


maka Dia pula lah yang paling mengetahui dan paling
mengerti. Hanya dengan panduan ilmu-Nya lah manusia
dapat menemukan kebenaran.
Ilmu atau cahaya inilah yang juga disebut sebagai
hidayah. Secara umum, hidayah dapat diartikan sebagai
petunjuk atau bimbingan. Bisa berupa petunjuk yang
diserukan oleh para nabi dengan kitab suci yang
dibawanya. Bisa pula berupa petunjuk yang secara
istimewa Allah turunkan sebagai karunia bagi makhluknya,
sehingga ia dapat menerima dan menerima kebenaran
dengan lebih mudah, terbuka dan lapang hati.

Dan katakan lah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah


kepadaku ilmu pengetahuan."
QS Thahaa [65]: 114

Di sisi lain, ilmu yang hanya berpangkal dari pikiran


manusia sangatlah terbatas, sekadar dugaan yang boleh
jadi keliru. Ilmu manusia hanya mungkin menjadi benar
jika disandarkan pada ilmu yang diturunkan Allah. Jika
justru bertentangan, maka sudah pasti tidak benar, batil,
salahdalam Islam, yang demikian pada hakikatnya tidak
bisa disebut sebagai ilmu.

52 | IKH T ISA R R IS AL AH

Bacalah! Dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah.


Yang mengajari (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajari manusia apa-apa yang tak diketahuinya.
QS al-Alaq [96]: 3-5

Dalam ayat-ayat al-Quran yang pertamakali turun, Allah


mengenalkan diri-Nya dan menggambarkan bagaimana Ia
mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam, yakni
risalah (kitab suci) yang dibawa para rasul dan nabi.
Sebagai Sang Pencipta, Allah mengajarkan segenap ilmu
sebagai petunjuk bagi makhluk-makhluknya untuk
menjalani kehidupan. Dia juga memberi secuplik
pengetahuan tentang penciptaan Alam Semesta,
penciptaan manusia dan makhluk lainnya, bahkan tentang
alam-alam yang akan dilalui manusia di kehidupan
selanjutnya, serta berbagai khazanah ilmu lainnya.
Namun, yang paling tinggi derajatnya di antara semua itu
ialah ilmu yang mengajarkan tentang keberadaan dan
keesaan Allah. Lewat wahyu-wahyu yang diturunkan,
Allah sendiri yang mengenalkan diri-Nya,
menggambarkan sifat-sifat-Nya, serta menegaskan
tentang keesaan-Nya, bahwa Dia adalah satu-satunya
Tuhan yang berhak disembah oleh seluruh makhluk. Ilmu
yang tertinggi inilah yang disebut dengan tauhid.
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 53

Hati, Akal,
& Indera

perangkat menuju kebenaran


Lalu Dia menyempurnakan dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke
dalamnya. Dia pun menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati
bagimu, namun sedikit sekali di antaramu yang bersyukur.
QS as-Sajdah [32]: 9

Hanyalah orang-orang yang mempergunakan akal (ulil albab)


yang dapat mengambil pelajaran.
QS ar-Rad [13]: 9

Allah sungguh sangat tegas memerintahkan manusia


untuk benar-benar memberdayakan hati (nurani), akal,
dan segenap perangkat inderawi yang telah
dianugerahkan. Hanya dengan memanfaatkan segenap
perangkat inilah kebenaran bisa tercapai. Maka ancaman
yang sangat keras pun tertuju bagi sesiapa yang lalai dan
tidak memanfaatkan anugerah ini dengan semestinya.
54 | IKH T ISA R R IS AL AH






Dan sesungguhnya Kami jadikan Neraka Jahanam ini bagi
kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka yang mempunyai hati,
tapi tak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka
mempunyai mata (tetapi) tak dipergunakan untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka ibarat binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka lah orang-orang yang lalai.
QS al-Araf [7]: 179

Di sisi lain, al-Quran sangat menyanjung orang-orang


beriman yang benar-benar memberdayakan segenap akal
dan nuraninya, yang karenanya membuat ia semakin
banyak mengingat Allah dan mendekatkan diri kepadaNya. Merekalah dalam al-Quran dijuluki sebagai ulil albab.

Sungguh pada penciptaan Langit dan Bumi, serta silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab (orang-orang
yang mempergunakan akal). Orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk, atau berbaring, dan mereka memikirkan
ihwal penciptaan Langit dan Bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka.
QS Ali Imran [3]: 190-191
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 55


SIMPULAN:
Mata Hati & Jalan Kebenaran

Kebenaran yang hakiki hanya bisa dicapai dari kedua sisi:


1) faktor dari dalam diri sendiri, yakni melaui akal,
hati nurani, nalar, beserta segenap indera yang telah
dianugerahkan oleh Allah.
2) faktor dari luar, yakni ilmu yang bersumber dari luar
diri, yang diumpamakan sebagai cahaya (nur) yang
menerangi dan memberi petunjuk di tengah gelapnya
ketidaktahuan. Inilah wahyu dari Allah, yakni sebagai
cahaya petunjuk, berupa kitab yang diturunkan Allah dan
segala yang arahan oleh nabi-nabinya, 30 serta hidayah
yang secara khusus Allah turunkan ke dalam hati para
hambanya sehingga mudah menerima dan memahami
kebenaran.
Jika salah satu faktor (dalam dan luar) ini tidak terpenuhi,
maka kebenaran tidak akan pernah tercapai.
Wallahu alam bishawab []

Khususnya mengacu pada risalah terakhir yang diturunkan sebagai


petunjuk bagi umat terakhir (kita), yakni segala yang disampaikan
dalam al-Quran dan as-Sunnah yang dibawa oleh Nabi Muhammad .
30

56 | IKH T ISA R R IS AL AH

II

BERSERAH
DIRI
islam, iman, ihsan

Rukun Islam
lima pilar ibadah
Nabi bersabda:

Islam adalah engkau bersaksi tidak ada


Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan,
dan engkau menunaikan haji ke baitullah
jika engkau telah mampu melakukannya.
HR Muslim: 8

31

Rukun Islam adalah lima hal yang menjadi pilar utama


utama sekaligus syarat dan ciri keislaman. Terdiri dari
lima bentuk ibadah wajib yang menjadi tahap paling awal
dan paling pokok untuk menjalani Islam. Keseluruhan
pilar ibadah ini berpangkal pada rukun pertama, yakni
dua kalimat syahadat yang merupakan rukun yang paling
mendasar. Pilar pertama ini ibarat tiang pancang paling
utama dan paling pertama dibangun di sebuah
bangunan keislaman. Keseluruhan bangunan
keislaman dengan tingkatan-tingkatannya berawal dari
hanya satu tiang pancang ini.
31

Penggalan hadits ke-2 dalam Arbain Nawawi

#1 Syahadat





Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum
engkau (Muhammad) melainkan telah Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Aku. Maka sembahlah Aku.
QS al-Anbiya [21]: 25

Syahadat, yakni sebuah pernyataan atau persaksian hati


dan lisan yang menjadi syarat pertama keislaman
seseorang. Terdiri dari dua kalimat yakni:

Asyhadu al laa ilaaha illaIlah


Aku bersaksi tiada Tuhan yang disembah selain Allah

Wa asyhadu anna Muhammadarasulullah


Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ialah utusan Allah

Kalimat pertama: laailahailallah , ialah kalimat tauhid.

Tauhid adalah hal paling penting harus diketahui,


dipahami, dihayati sekaligus diamalkan dan dijalani
dalam kehidupan. Kalimat ini membenarkan dan
menegaskan tentang hakikat Allah sebagai Tuhan Yang
Maha Tunggal. 32 Tidak ada sesuatu apapun yang boleh
Secara bahasa, tauhid berasal dari perubahan kata kerja
wahhadayuwahhidu, yang bermakna menunggalkan sesuatu.
32

60 | IKH T ISA R R IS AL AH

disetarakan, disandingkan, serta disekutukan denganNya. Bahwa Allah itu mutlak kekuasaan-Nya, tiada
terbagi sedikit pun dengan sesuatu yang lain. Tiada
tandingan, tiada bandingan. 33
Dari pernyataan ini, artinya kita menetapkan pula bahwa
keseluruhan hidup kita tak lain adalah sebuah
penghambaan (ibadah) dan persembahan yang ditujukan
untuk Allah semata. Maka, tidak ada sesuatu apapun
yang dijalankan dalam kehidupan kecuali ujung akhirnya
ditujukan untuk Allah.

Tauhid adalah intisari dari Islaminti ajaran yang


dibawa oleh seluruh nabi dan rasul dari zaman ke
zaman. Tauhid juga bisa dikatakan sebagai keseluruhan
dari Islam itu sendiri. Penerapan tauhid merupakan
amalan tertinggi, paling utama, paling mulia, paling besar
pahalanya. Tauhid adalah syarat pertama untuk segala

Namun demikian, dalam al-Quran kita akan menemukan bahwa Allah


juga acapkali menggunakan kata ganti pertama dalam bentuk jamak
ketika menyebut diri-Nya sendiri, yakni menggunakan kata Kami. Hal ini
tak boleh disalahartikan. Banyak yang tak tau bahwa dalam berbagai
bahasa, kata jamak semacam ini sangat lazim digunakan untuk
menggambarkan keagungan dan derajat yang tinggi, seperti yang biasa
digunakan raja-raja untuk mengagungkan dirinya sendiri (seperti halnya
pula dalam konteks bahasa kita, kami juga digunakan untuk
menggambarkan kesopanan dan kerendahhatian, dan maknanya
samasekali bukan berarti banyakseperti yang digunakan para
pembaca berita atau penulis buku). Sementara itu, ketika menisbatkan
Allah dengan kata ganti orang kedua dan ketiga, al-Quran selalu
menggunakan kata tunggal.
33 Lebih lanjut tentang tauhid, lihat bab Rukun Iman: Iman kepada Allah
IKH T IS AR R IS AL AH | 61

bentuk kebajikan. Semua amalan yang tidak dilandasi

tauhid akan gugur, tidak ada artinya dan tidak


ternilai di sisi Allah.
Kalimat kedua: muhammadarasulullah ialah kalimat
yang menyatakan bahwa kita mengakui, membenarkan
dan meyakini bahwa Nabi Muhammad ialah utusan
Allah. 34 Yakni utusan Allah yang terakhir dari seluruh nabi
dan rasul yang pernah diutus sebelumnya; nabi penutup
yang membawa risalah (kitab suci) terakhir yang
memurnikan kembali agama manusia serta
menyempurnakan syariatnya.
Melalui pernyataan ini, artinya kita bersedia untuk
mematuhi dan mengikuti apa-apa yang diarahkan dan
dicontohkan oleh Nabi Muhammad . Baik panduan
dalam mengenali dan memahami Allah serta tata cara
ibadah kepada-Nya, maupun dalam menjalankan
keseluruhan aktivitas kehidupan. Singkat kata, melalui
pernyataan ini kita telah menjadikan Nabi Muhammad
sebagai pemberi petunjuk, suri tauladan, panutan,
serta acuan paling utama dalam seluruh perbuatan kita.

Kalimat pertama syahadat selalu sama dari zaman ke zaman, yakni


Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.
(tentunya dengan bahasa yang digunakan masing-masing umat).
Sedangkan kalimat keduanya berbeda-beda, tergantung siapa nabi
yang diutus di umat tersebut. Bagi Bani Israil di era kerasulan Nabi Isa
al-Masih, misalnya, maka kalimatnya adalah, aku bersaksi bahwa Isa

34

ialah utusan Allah.

62 | IKH T ISA R R IS AL AH

Syarat Syahadat
Syahadat mesti dilandasi ilmu, yakni ilmu yang hakiki
(benar) yang bersumber wahyu yang diturunkan oleh
Allah, yakni mengacu pada ilmu dalam risalah (kitab suci)
yang dibawa para rasul dan nabi bukan semata atas
dasar perkiraan nalar manusia.
Syahadat mesti terhujam dalam hati sebagai sebuah
keyakinan yang teguh, yakni keyakinan yang melepas
segala keraguan atas kebenarannya, serta mengingkari
segala yang bertentangan dengannya.
Syahadat juga harus bertumpu pada kejujuran,
keikhlasan, serta rasa cinta yang tulus; harus murni tanpa
tanpa tercoreng oleh maksud tujuan lain; menerima
kebenaran ini secara utuh tanpa ada penolakan sedikit
pun.
Syahadat juga kemudian mesti membuahkan
ketundukan dan kepatuhan, sehingga segala hal yang
dijalani dalam hidup kita benar-benar dipersembahkan
kepada Allah semata, dengan mengikuti pentunjuk yang
diarahkan oleh Nabi Muhammad .
Maka, dua kalimat syahadat dalam Islam adalah sebuah
penetapan tentang penghambaan seorang makhluk
kepada Penciptanya secara total, serta kepatuhan atas
petunjuk yang dibawa dan dicontohkan oleh rasul-Nya.

IKH T IS AR R IS AL AH | 63

#2 Shalat


Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku.


Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
QS Thaha [20]: 14

Setelah menyatakan keislaman melalui dua kalimat


syahadat, kewajiban pertama bagi seorang muslim ialah
menjalankan ibadah shalat. Inilah bentuk ibadah yang
paling mulia dan paling utama dalam Islam, 35 hingga
shalat pun disebut sebagai tiang agama. 36
Meninggalkan shalat bukan saja merupakan dosa besar. 37
Walau telah muslim sejak lahir dan walau telah jelas-jelas
mengucapkan dua kalimat syahadat, jika seseorang benarbenar meninggalkan shalat dan mengingkari wajibnya
shalat, ia bahkan bisa jatuh pada kekafiran.
Nabi bersabda:
Sungguh, batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan
dan kekufuran adalah ditinggalkannya shalat.
HR Muslim: 116

38

QS 29: 45; 23: 9-11


Nabi bersabda, Pokok dari segala hal adalah Islam dan tiang
penopangnya adalah shalat. (HR at-Tirmidzi: 2616, HR Ibnu Majah: 3973)
37 QS 74: 42-43; QS 19: 59-60
35
36

Dalam riwayat lain Nabi bersabda, Perjanjian antara kami (muslim)


dengan mereka (orang kafir) adalah shalat. Maka sesiapa yang
38

64 | IKH T ISA R R IS AL AH

Shalat merupakan ibadah ritual yang telah ada sejak nabi


terdahulu, namun tata caranya kemudian
disempurnakan oleh syariat (aturan) yang dibawa oleh
Nabi Muhammad .
Shalat yang wajib ada lima waktu dalam sehari, di antara
waktu fajar hingga malam menjelang shalat shubuh di
waktu fajar, zhuhur di tengah hari, ashar di sore hari,
maghrib di saat petang, serta isya di permulaan malam. 39
Yang paling khas dalam gerakan shalat ialah ruku
(membungkukkan badan) dan sujud (meletakkan kepala
di atas tanah/lantai). Inilah sikap tubuh yang menjadi
simbol ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya;
merendahkan diri di hadapan Dzat Yang Maha Tinggi.
Pada hakikatnya, shalat menjaga seorang muslim

agar senantiasa mengingat Tuhannya: Allah 40yakni


mengingat secara istiqamah (terus-menerus, konsisten).
Dalam aktivitas sehari-harinya, seorang muslim mesti
selalu berjeda, meluangkan waktu-waktu khusus yang
benar-benar murni hanya ditujukan untuk menghadap
pada Tuhannya: mengingat-Nya, memuji-Nya, memohon
ampun kepada-Nya, berdoa kepada-Nya untuk segala
meninggalkan shalat berarti sungguh dia telah kafir. (HR at-Tirmidzi:
2545, HR Ibnu Majah: 1069)
39 QS 11: 114
40 QS 20: 14
IKH T IS AR R IS AL AH | 65

bentuk kebaikan yang diharapkan. Shalat melatih jiwa


untuk tunduk dan patuh pada Tuhannya.
Jika dijalankan dengan sempurna, shalat akan
memberikan ketenangan dan kebahagiaan, 41 sekaligus

menjaga seorang muslim senantiasa melakukan halhal baik dan terhindar dari perbuatan buruk (keji dan
munkar). 42 Selain disebut sebagai tiang agama, shalat
juga merupakan bentuk ibadah yang dapat mengikat
ukhuwah (tali persaudaraan). Bagi laki-laki, shalat lima
waktu juga mesti dilakukan secara berjamaah di masjid.
Maka shalat berjamaah di masjid juga salah satu
penanda tentang kokohnya suatu umat. 43
Mempelajari shalat dengan sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya adalah mutlak bagi seorang muslim.
Bermula dengan mempelajari surat al-Fatihah yang
menjadi doa utama yang harus dibacakan dalam
shalat, kemudian mempelajari aturan bersuci (wudhu)
dan shalatmencakup syarat-syarat-nya, rukun-rukunnya (tata cara, urutan), hal-hal wajib dan sunnah yang
dilakukan di dalamnya, serta hal-hal yang membatalkannya.
QS 23: 1-2; QS 2: 277
QS 29: 45
43 Prosesi dalam shalat berjamaah menggambarkan miniatur tatanan
masyarakattentang adanya imam yang menggambarkan
kepemimpinan, kerapihan shaf/barisan yang menggambarkan
kekompakan, kepaduan gerak mamum menyambut isyarat dari sang
pemimpin, dsb.
41
42

66 | IKH T ISA R R IS AL AH

Selanjutnya, agar shalat benar-benar diterima oleh-Nya


sebagai ibadah yang utama, serta agar shalat bisa betulbetul berdampak dalam keseharian (mencegah kita dari
perbuatan buruk), maka seorang muslim juga mesti
senantiasa meningkatkan dan menjaga kualitas
shalatnya. Selain menerapkan aturan-aturannya dengan
tepat, yang juga sangat penting adalah kesempurnaan
bacaan, plus benar-benar memahami arti dan maknanya,
sekaligus tumaninah (ketenangan) serta kekhusyukan
(penghayatan) saat menjalankannya. 44

#3 Zakat



Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
guna membersihkan dan mensucikan mereka.
QS Taubah [9]: 103

Zakat merupakan sebuah kewajiban untuk menyucikan


diri, yakni dengan melepaskan sebagian harta yang kita
miliki untuk diberikan kepada yang berhakterutama
kepada kalangan yang tak mampu. 45 Ukuran harta yang
wajib dikeluarkan dalam zakat serta bagaimana
mengelolanya diatur rinci dalam syariat Islam.

44
45

QS 2: 45, 238; QS 29: 45; QS 107: 4-5


QS 9: 60
IKH T IS AR R IS AL AH | 67

Tidaklah engkau sampai pada kebajikan (yang sempurna),


sebelum engkau meng-infaq-kan sebagian harta yang kau cintai.
Apa saja yang engkau infaq-kan, Allah sungguh mengetahuinya.
QS Ali Imran [3]: 92

Setelah mengeluarkan zakat dalam jumlah tertentu,


pemberian selebihnya lewat infaq dan sedekah juga
merupakan amalan yang sangat dianjurkan, walau bukan
sebagai kewajiban. Amalan ini juga menggambarkan
tingkat keimanan dan ketakwaan seorang hamba. 46
Zakat (serta infaq dan sedekah) melatih jiwa kita untuk

terbebas dari rasa keberpemilikan (posesif:


berlebihan dalam rasa memiliki); bahwa segala sesuatu
(materi) pada hakikatnya ialah milik Allah yang dititipkan
kepada kita. Bentuk ibadah ini juga melatih jiwa untuk
terjauhkan dari sifat tamak dan kikir; bahwa sebagian
jatah rezeki orang lain juga ternyata ada pada harta kita,
yakni hak orang lain yang dititipkan Allah melalui kita. 47
Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, zakat, infaq, dan
sedekah juga ditujukan menggulirkan harta, menebarkan
dan membagikan kemakmuran kepada khalayak, agar
tak bertumpuk hanya di orang-orang (kaya) tertentu.

46
47

QS 2: 2-3, 177; QS 32: 15-16; QS 23: 1-4; QS 64: 16; QS 30: 38; dsb.
QS 87: 14-15; QS 51: 19

68 | IKH T ISA R R IS AL AH

#4 Puasa

Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas engkau untuk


berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu,
agar engkau bertakwa.
QS al-Baqarah [2]: 183

Shaum atau puasa ialah ibadah yang dilakukan dengan


menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta tidak
melakukan beberapa hal lain sejak fajar hingga Matahari
terbenam. Puasa juga merupakan ibadah yang telah ada
sejak para nabi terdahulu, namun tata caranya kemudian
disempurnakan oleh syariat (aturan) yang dibawa oleh
Nabi Muhammad . 48 Di antara banyak jenis puasa, yang
wajib ialah puasa sepanjang bulan suci Ramadhan. 49
47F

48F

Para hakikatnya, ibadah puasa dapat melatih jiwa untuk


terbiasa menahan diri, berlepas dari hawa nafsu;

membiasakan diri agar tidak terikat dengan hal-hal


duniawi yang cenderung sukai oleh hawa nafsu kita, lalu
mengalihkan nafsu tersebut pada harapan untuk

48 Di antara puasa nabi terdahulu yang masih tetap bisa dijalankan oleh
muslim saat ini ialah puasa Nabi Daud, yakni puasa berselang-seling
sehari puasa dan sehari tidak, dst. Namun ini adalah sunnah, sebagai
salah satu pilihan bentuk ibadah tambahan yang tidak wajib.
49 QS 2: 185

IKH T IS AR R IS AL AH | 69

mendapatkan ridha dari Allah. Oleh karena itu, puasa


Ramadhan juga dianjurkan untuk disandingkan dengan
ibadah itikaf pada sepuluh malam terakhir bulan
Ramadhan. Itikaf ialah menetap di masjid dengan tidak
melakukan apa-apa kecuali dzikir (melafalkan kalimatkalimat pujian, doa, permohonan ampun kepada Allah,
serta segala hal yang terkait pendekatan diri kepada
Allah) sejenak melepaskan diri dari kehidupan duniawi.

#5 Haji

Sesungguhnya rumah (ibadah) yang mula-mula dibangun


untuk manusia ialah Baitullah di Bakkah (Makkah)
yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.
QS Ali Imran [3]: 183

Haji merupakan ziarah suci yang dilakukan dengan


mengunjungi Kabah 50 dan beberapa tempat suci lainnya
di wilayah Makkah dan Madinah. Bentuk ritualnya adalah

Kabah juga merupakan kiblat bagi umat muslim. Tempat ke mana


muslim menghadap kala beribadah. Tempat yang dalam al-Quran QS
Maidah [5]: 97 disebut sebagai pusat bagi umat manusiapusat Bumi.
Kabah dan wilayah sekitarnya, yakni Jazirah Arab hingga Negeri Syam
(Yerusalem) merupakan titik pusat dakwah para rasul-rasul utama (Ulul
Azmi) sepanjang sejarah umat manusia. Di samping itu, beberapa fakta
ilmiah juga memang menunjukkan bahwa Kabah adalah pusat Bumi.
Misalnya posisi Kabah yang tepat pada titik tengah Bumi berdasarkan
golden ratio (fibonacci); terkait pula dengan zero magnetism area, yakni
titik tengah antara dua kutub, di mana kompas tak berfungsi; dsb.
50

70 | IKH T ISA R R IS AL AH

napak tilas kisah teladan Nabi Ibrahim dan keluarganya. 51


Ziarah ini juga ibarat pertemuan agung kaum muslim dari
seluruh dunia. Ibadah ini hanya diwajibkan bagi muslim
yang mampu (secara fisik dan harta). Namun, setiap
muslim mesti beritikad untuk memenuhi ibadah ini.
Pada hakikatnya, ibadah haji membawa jiwa kita untuk
mengakui bahwa kunci kebaikan yang utama bagi seorang
makhluk tak lain adalah dengan berserah kepada Allah
secara total. Yakni dengan berkaca pada Nabi Ibrahim dan
keluarganya yang bisa lolos menghadapi begitu banyak
kesulitan dan cobaan berat yang menguji kesabaran,
keikhlasan, dan keberserahannya.
Ritual haji merupakan simbol ketidakberdayaan dan

kerendahan seorang mahkluk di hadapan Tuhannya.


Seorang yang sedang berhaji mesti benar-benar berlepas
dari kemewahan dan keduniawian; hanya boleh
mengenakan kain ihram, yakni kain putih polos tanpa
jahitan dan aksesori apapunibarat kafan yang akan
membungkus tubuh saat wafat dan dikuburkan. Bahwa
kita bukan siapa-siapa, dan samasekali tidak pantas
untuk sombong dan bermegah diri.
Wallahu alam bishawab []

51 Di antara banyak nabi, Ibrahim ialah satu dari dua nabi yang
disebutkan secara khusus dalam al-Quran sebagai uswah hasanah,
yakni teladan yang paling utama, bersama Nabi Muhammad .

IKH T IS AR R IS AL AH | 71

Rukun Iman
enam fondasi keyakinan
Nabi bersabda:

Iman adalah engkau beriman kepada Allah,


para malaikat-Nya; kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya,
Hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah
yang baik dan yang buruk.
HR Muslim: 8

52

Ketika telah menjadi muslim dengan mengikrarkan


syahadat, seiring dijalankannya kewajiban-kewajiban
dalam Rukun Islam, seorang muslim mesti memperkokoh
fondasi keyakinannya. Prinsip dasar keyakinan atau
keimanan dalam ajaran Islam disebut sebagai akidah, yang
kerangkanya mencakup enam hal dalam Rukun Iman.
Pemahaman, penghayatan, serta pengamalan secara
utuh atas keyakinan inilah yang mengangkat seseorang
dari derajat muslim (berislam) menjadi mukmin (beriman
secara teguh dalam keislamannya). Jika Rukun Islam
merupakan jenis ibadah yang tampak (kasat mata), maka
keseluruhan amalan dalam Rukun Iman bersifat batiniah
dan maknanya jauh lebih mendalam.
52

Penggalan hadits ke-2 dalam Arbain Nawawi. Lihat QS 4: 136; QS 2: 177

72 | IKH T ISA R R IS AL AH

#1 Iman kepada Allah








Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.


Tak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.
QS al-Baqarah [2]: 163

Setiap makhluk memiliki fitrah (kecenderungan dalam


hati nuraninya) untuk mengakui keberadaan
Penciptanya. Fitrah tersebut kemudian mesti dipandu
oleh wahyu yang mengenalkan siapa sebetulnya Sang
Pencipta tersebut. Panduan wahyu lah yang
mengenalkan bahwa Sang Pencipta tersebut ialah Allah.
Meyakini keberadaan Allah adalah hal yang paling
pertama dan paling utama dalam keimanan seorang
muslim, yakni beriman dengan prinsip tauhid:
Meyakini Allah sebagai al-Khalik Sang Maha
Pencipta, bahwa seluruh makhluk dan Alam Semesta
ini ciptaan-Nya. 53
Meyakini Allah sebagai al-Malik Sang Maha Kuasa
dan Maha Memiliki, yang menguasai dan yang
memiliki segala sesuatusemuanya tanpa kecuali. 54

53
54

QS 7: 54; QS 95: 4; QS 32: 5-9


QS 30: 26; QS 5: 120; QS 65: 12; QS 42:13
IKH T IS AR R IS AL AH | 73

Meyakini Allah sebagai al-Mudabir Sang Maha


Pengatur dan Maha Pemelihara, yang mengatur dan
memelihara seluruh Alam Semesta ini. 55
Meyakini bahwa Allah satu-satunya Tuhan, hanya Dia
lah yang berhak disembah. Tidak ada Tuhan selain
Allah. Bahwa ialah Dzat Maha Tunggal tempat seluruh
makhluk tergantung pada-Nya; hanya kepada-Nya lah
para makhluk sepatutnya, menghamba, bernaung, dan
memohon pertolongan. 56
Meyakini bahwa tidak ada hal lain yang boleh
disetarakan dan disandingkan dengan-Nya; tidak ada
sesuatu apapun yang serupa atau mirip dengan-Nya.
Ialah muasal segala sesuatu, kekal abadi. Dia tidak
dilahirkan dan tidak berasal dari apapun, tidak
mempunyai anak dan tidak akan pernah mempunyai
keturunan. Sungguh Dialah Dzat Yang Maha Tunggal. 57


Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tak pula diperanakkan,
dan tak ada satu pun jua yang setara dengan Dia
QS al-Ikhlas [112]: 1-4

QS 39: 62-63
QS 21: 25; QS 16: 36; QS 7: 59, 65, 73, 85; QS 29: 16; QS 47: 19
57 QS 26: 11
55
56

74 | IKH T ISA R R IS AL AH

Di dunia ini, tidak ada satu pun makhluk yang bisa


melihat Allah secara langsung, bahkan para rasul dan
nabi sekalipun. Dia adalah Sang Maha Pencipta yang
terlalu dahsyat untuk bisa dilihat oleh makhluk.
Di dunia ini, Allah menunjukkan keberadaannya lewat
ciptaan-ciptaan-Nya. Segala hal menakjubkan yang
terhampar di seluruh Alam Semesta yang serba teratur
adalah tanda-tanda keberadaan Allahhamparan bukti
bahwa Sang Pencipta itu benar-benar ada. Mulai dari
yang renik semisal atom dan proton, hingga yang luar
biasa besarnya semisal hamparan Bumi dan luasnya
Kubah Langit berlapis tujuh, berserta benda-benda yang
ada di antaranya. Tidak mungkin jika tidak ada yang
menciptakan dan mengatur itu semua.
Allah juga mengenalkan diri-Nya sendiri dalam al-Quran,
dengan menggunakan banyak nama. Nama-nama indah
tersebut bukan sekadar nama, karena setiap nama
menggambarkan sifat-sifat mulia Allah. Maka dengan
petunjuk itu kita bisa mengenali-Nya. 58

58

QS 59: 24; QS 20: 8; 7: 180


IKH T IS AR R IS AL AH | 75

#2 Iman kepada Para Malaikat-Nya







Segala puji bagi Allah Pencipta Langit dan Bumi. Yang menjadikan
malaikat utusan-utusan yang mempunyai sayapdua, tiga, dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segalanya
QS Fatir [35]: 1

Malaikat diciptakan dari cahaya. 59 Wujud mereka teramat


besar dan memiliki sayap-sayap. Namun mereka juga
bisa menyamar dalam wujud manusia. Walau mereka
adalah makhluk ciptaan Allah yang mulia, namun mereka
tak lebih dari sekadar makhluk, dan tidak memiliki hak
dan peran ketuhanan sedikitpun.
Para malaikat tidak mempunyai hawa nafsu, senantiasa
taat beribadah kepada Allah dalam ketundukan yang
sempurna. Menjalankan segala yang diperintahkan-Nya
tanpa jenuh dan letih. 60 Mereka diberi berbagai tugas oleh
Allah, dan ikut menggulirkan kehidupan di Alam Semesta.
Meyakini keberadaan para malaikat termasuk hal
mendasar bagi keimanan seorang muslim. Di antara
jumlah malaikat yang sangat-sangat banyak, seorang

59
60

HR Muslim: 5314; HR Ahmad: 24186


QS 21: 19-20

76 | IKH T ISA R R IS AL AH

muslim hanya wajib mengetahui beberapa malaikat saja,


yakni yang disebutkan dalam al-Quran dan as-Sunnah:
Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada
para nabi; Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan,
menumbuhkan tanaman, membagikan rezeki; Malaikat
Maut bertugas mencabut nyawa; Malaikat Israfil
bertugas meniupkan Sangkakala tanda Hari Kiamat
dan Hari Kebangkitan; Malaikat Malik dan Zabaniyah
bertugas mengurusi dan menjaga Neraka; ada pula
para malaikat pemikul Arsy (singgasana Allah);
malaikat hafazhah yang menjaga manusia, malaikat
pencatat amal perbuatan manusia; malaikat yang
mengurusi janin dan mencatatkan takdir bagi setiap
jiwa saat di dalam rahim; malaikat yang bertugas
menanyai jiwa manusia di Alam Kubur; dll.

#3 Iman kepada Kitab-Kitab-Nya



Dan Kami telah turunkan kepadamu Kitab (al-Quran)


dengan kebenaran, (dan juga) membenarkan
(kitab-kitab) yang ada sebelumnya.
QS al-Maidah [5]: 48

Allah sebagai Sang Pencipta memberikan segenap


petunjuk, pedoman, dan peraturan bagi makhluk-Nya,
Semua itu diturunkan sebagai wahyu-wahyu yang dibawa
oleh malaikat kepada para nabi dan rasul, untuk
disampaikan kepada umat manusia.
IKH T IS AR R IS AL AH | 77

Wahyu-wahyu yang diturunkan pada seorang rasul


tertentu kemudian dituliskan terkumpul dalam suatu
kitab. Inilah yang dimaksud 'Kitab Allah' atau biasa juga
disebut sebagai 'kitab suci'. Namun jika wahyu-wahyu
yang diturunkan kepada seorang nabi atau rasul tersebut
jumlahnya tidak banyak, lazimnya tidak disebut sebagai
kitab, melainkan disebut sebagai shuhuf, yang artinya
'lembaran-lembaran'. Kitab suci atau shuhuf juga biasa
diistilahkan sebagai Risalah Allah.
Inti yang terkandung dari seluruh kitab suci adalah
tentang tauhid (seperti yang dijelaskan di bagian
sebelumnya). Sebagai petunjuk untuk mengamalkan
tauhid, isi dari kitab suci menjelaskan tentang perintah
untuk beribadah, menjelaskan apa saja yang
diperbolehkan dan dilarang oleh Allah. Untuk menjelaskan
hal-hal ini, kitab-kitab Allah juga sangat banyak
menceritakan kisah-kisah nyata dari masa terdahulu yang
mengandung pelajaran dan hikmah bagi manusia.
Selain itu, hal penting lain yang selalu diceritakan dalam
kitab-kitab Allah adalah cerita tentang kehidupan setelah
kematian. Bahwa kehidupan yang saat ini hanya
sementara. Bahwa kehidupan yang abadi justru baru
akan dimulai setelah kita mati, yakni kehidupan di Alam
Akhirat di mana terdapat Surga dan Neraka.
Meyakini keberadaan dan kebenaran kitab-kitab Allah
termasuk hal mendasar bagi keimanan seorang muslim.

78 | IKH T ISA R R IS AL AH

Sepanjang sejarah umat manusia sejak zaman Nabi


Adam hingga Nabi Muhammad ada banyak risalah
yang diturunkan Allah di seluruh penjuru Bumi. Ada lebih
dari seratus risalah, namun hanya ada empat yang wajib
kita ketahui dan jelas mesti kita imani sebagai seorang
muslim, yaitu yang namanya disebutkan dalam al-Quran:
Kitab Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa.
Kitab Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Daud.
Kitab Injil, yang diturunkan kepada Nabi Isa al-Masih,
Kitab Al Qur'an, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad . Selain itu ada pula shuhuf-shuhuf,
seperti 60 shuhuf yang diturunkan kepada Nabi
Syaits, juga 30 shuhuf yang diturunkan kepada Nabi
Ibrahim, serta 10 shuhuf yang diturunkan kepada
Nabi Musa (selain Kitab Taurat).
Pada hakikatnya, seorang muslim wajib meyakini dan
membenarkan seluruh risalah terdahulu. Namun seiring
sejarah, sebagian dari risalah tersebut telah berubah dan
terlencengkan. Sebagian yang masih terjaga keasliannya
dan bersesuaian dengan al-Quran bisa tetap diimani,
sedangkan sebagian lagi tidak.
Walau wajib diimani, namun secara umum syariat yang
terdapat di kitab-kitab terdahulu sudah tidak berlaku lagi,
dan telah digantikan serta disempurnakan oleh al-Quran.
Kitab terakhir inilah satu-satunya risalah yang berlaku
bagi umat akhirzaman. Satu yang wajib kita pelajari dan
wajib kita amalkan isinya sebagai seorang muslim.

IKH T IS AR R IS AL AH | 79

#4 Iman kepada Para

Rasul & Nabi-Nya

Mereka diutus sebagai rasul-rasul pembawa berita gembira


dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia
untuk membantah Allah setelah diutusnya asul-rasul itu.
Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
QS an-Nisa [4]: 165

Rasul dan nabi adalah manusia-manusia pilihan yang Allah


utus secara khusus untuk menyampaikan seruan berupa
petunjuk sekaligus peringatan bagi umat manusia, 61 lewat
wahyu yang disampaikan melalui Malaikat Jibril. Walau
mereka tergolong manusia pilihan, namun mereka tetap
lah hamba-hamba Allah, yakni makhluk yang tidak memiliki
hak ketuhanan sedikit pun. 62
Mereka tetap memiliki keterbatasan yang sifatnya
manusiawi dan mereka bisa khilaf. Namun khilaf mereka
sangat-sangat lah sedikit dan tertutup oleh kemuliaan
amal kebajikannya yang melimpah. Setiap kekhilafan rasul
dan nabi pun selalu diperingatkan langsung oleh Allah
lewat wahyu, sehingga mereka selalu suci dari dosa.

61
62

QS 6:84-90; QS 38:45-47; QS 35: 24;


QS 7: 6; QS 14:11; QS 43:59;

80 | IKH T ISA R R IS AL AH

Rasul bertugas menerima dan menyebarkan ajaran yang


terkandung dalam risalah (kitab suci) kepada umat
manusia. Sedangkan nabi bertugas untuk meneruskan
tugas rasul dengan mengingatkan manusia untuk selalu
berpegang pada risalah yang sebelumnya telah
disampaikan oleh rasul. 63 Maka setiap rasul juga adalah
nabi, sedangkan setiap nabi belum tentu rasul.
Ada sangat banyak rasul dan nabi yang diutus oleh Allah,
yakni 315 rasul dan 124.000 nabi. 64 Mereka bertugas di
tempat-tempat yang berbeda di seluruh penjuru Bumi
dari zaman ke zaman selama beribu-ribu tahun lamanya
(atau mungkin saja lebih lama dari itukarena walau
bisa diperkirakan, tapi tak ada yang tau secara persis
kapan Nabi Adam diciptakan). Yang jelas, di setiap pusat
peradaban pasti ada rasul atau nabi yang diutus.
Setiap rasul dan nabi di masa terdahulu bertugas di
wilayah tertentu untuk umat tertentukecuali dua nabi,
yakni nabi pertama dan terakhir yang tugasnya universal.
Nabi Adam bertugas di generasi pertama umat manusia
yang menjadi cikal bakal seluruh umat yang ada sepanjang

63 Disebutkan dalam al-Quran bahwa rasul pertama ialah Nuh.


Sedangkan Adam yang tidak disebut sebagai rasul adalah pengecualian
dan keistimewaan tersendiri. Sebagai manusia pertama, ilmunya adalah
ilmu yang diajarkan secara langsung oleh Allah, bukan dalam bentuk kitab
seperti yang diturunkan kepada rasul lain melalui perantaraan malaikat.
64 HR Ahmad: V/178, 179, 265; HR al-Hakim: II/262; HR al-Baihaqi:
Syuabul Iman 129

IKH T IS AR R IS AL AH | 81

sejarah. Sementara Nabi Muhammad sebagai Nabi


Penutup yang tugasnya bagi seluruh umat di akhirzaman.
Singkat kata, silsilah kenabian bermula dari satu nabi,

diteruskan oleh banyak nabi yang tersebar di segala


penjuru Bumi, hingga kemudian kembali ditutup
dengan satu nabi. Bermula di Jazirah Arabia
(sebagai pusat peradaban Bumi), dan diakhiri di
tempat yang sama pula.
Meyakini keberadaan rasul dan nabi adalah bagian
penting dari keimanan seorang muslim. Mengingkari salah
seorang nabi sama dengan mengingkari seluruhnya. 65
Dari ratusan ribu nabi, ada 25 yang dalam al-Quran
disebutkan namanya dan terpastikan status
kenabiannya. Inilah yang wajib diketahui muslim. Di
antara mereka ada lima rasul utama yang mengemban
tugas utama kerasulan dan kenabian. Lima rasul
tersebut disebut sebagai Ulul Azmi, yakni Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa, dan Muhammad . 66

Seperti kisah kaum Nuh yang diceritakan dalam QS 42:105. Walau


mereka saat itu hanya mengingkari Nuh saja, tapi dianggap telah
mengingkari seluruh rasul utusan Allah. Contoh lain, seseorang tidak bisa
disebut muslim jika tidak mengimani kerasulan Isa (Yesus) al Masih. Namun
jika mempercayai Isa al-Masih sebagai tuhan, maka ia telah melakukan jenis
dosa paling besar dan malah bisa tervonis keluar dari Islam.
66 Selain itu, masih ada beberapa nabi yang diceritakan dalam hadits.
Namun sebagian besar lainnya tidak disebutkan secara khusus, dan kita
hanya wajib mengimani keberadaan mereka secara umum saja.
65

82 | IKH T ISA R R IS AL AH

Seorang muslim wajib mengenal dan mempelajari kisah


para nabi. Allah memilihkan hanya sedikit dari banyak
nabi karena boleh jadi kisah 25 nabi yang diceritakan
dalam al-Qur-an tersebut mewakili keseluruhan hikmah
dari kisah nabi lainnya. Bagian terpenting dari

keimanan kepada rasul dan nabi adalah memetik


hikmah dari kisah hidup mereka, menjadikan
mereka sebagai teladan serta mengamalkan
kebajikan yang dicontohkannya.

#5 Iman kepada Hari Akhir

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan


permainan belaka. Dan sungguh akhirat lah kehidupan yang
sebenar-benarnya, andai mereka tau."
QS al-Ankabut [29]: 64

Alam Dunia yang sedang ditinggali saat ini adalah


sekadar bagian pendek dari fase-fase kehidupan setelah
sebelumnya manusia hidup di Alam Ruh dan Alam Rahim.
Ketika mengalami ajal, sesungguhnya manusia tidak
benar-benar mati, melainkan berpindah ke alam
selanjutnya yakni Alam Barzakh, lalu baru lah kemudian
menjalani kehidupan yang kekal dan hakiki di Alam
Akhirat. Alam yang kekal ini disebut sebagai Hari Akhir
IKH T IS AR R IS AL AH | 83

karena tak ada hari lagi setelahnyasebuah masa yang


kekal. Di situlah tempat tujuan akhir manusia.
Keimanan pada Hari Akhir sangat penting karena terkait
dengan orientasi hidup manusia: untuk apa ia hidup dan
akan ke mana tujuan akhirnya. Keimanan pada Hari Akhir
setidaknya mencakup tiga hal: 1) adanya kebangkitan,
yakni akan dihidupkannya kembali manusia; 67 2) adanya
hisab dan jaza, yakni perhitungan amal perbuatan dan
balasan atasnya; 68 3) adanya Surga dan Neraka sebagai
tempat kembali yang kekal. 69
Setelah ajal menjemput, jiwa manusia akan mengalami
masa penantian terlebih dulu di Alam Barzakh (Alam
Kubur) menunggu ditiupkannya sangkakala oleh
Malaikat Israfil sebagai tanda kehancuran besar yang
mengakhiri Alam Duniakiamat. 70
Setelah kehancuran itu, manusia akan dihidupkan
kembali di realitas kehidupan yang lain. Seluruh jiwa dan
jasad manusia yang pernah hidup di Bumi sejak zaman
Adam hingga umat terakhir yang kelak menyaksikan
kiamat akan dibangkitkan kembali, namun dengan
kenyataan dan situasi yang sangat berbeda dengan
keadaan di Alam Dunia. Allah menggambarkan proses
QS 21: 104; QS 23: 15-16; QS 36: 79; QS 23: 115; QS 64: 7; QS 36: 12
QS 32: 17; QS 84: 6-15; QS 88: 25-26; QS 6: 160; QS 21: 47;
QS 53: 38-41
69 QS 98: 7-8; QS 18: 29; QS 33: 64-66
70 QS 20: 15; QS 69: 15-18; QS 7: 187
67
68

84 | IKH T ISA R R IS AL AH

pembangkitan ini ibarat benih yang ditumbuhkan dari


dalam tanah. 71

Sesiapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun


perempuan, dalam keadaan beriman, sungguh akan Kami
limpahkan padanya kehidupan yang baik serta balasan dengan
pahala yang lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.
QS an-Nahl [16]: 97

Seluruhnya kemudian dikumpulkan di sebuah tempat


yang disebut Padang Mahsyar, untuk menunggu proses
hisab (perhitungan) seluruh amal perbuatan. Maka kelak
berlangsung lah Pengadilan Alam Semesta yang Maha
Adil. 72
Lihat QS 50: 9-11. Setiap manusia dibangkitkan kembali dari dari
masing-masing biji sulbi-nya, yakni bagian kecil dari ujung tulang ekor
yang tidak akan bisa hancur, dan oleh Nabi diibaratkan benih yang
akan ditumbuhkan kembali saat Hari Kebangkitan:
Semua bagian tubuh keturunan Adam akan dimakan tanah kecuali
tulang sulbi yang darinya manusia mulai diciptakan dan darinya pula ia
ditumbuhkan kembali di Hari Kiamat. (HR al-Bukhari: 4935).
Biji ini barangkali mewakili untaian DNA, yakni bagian renik dalam tubuh
manusia, yang secara ilmiah dijelaskan bahwa dengannya sesosok
makhluk bisa mewujud kembali secara utuh dan persis sama.
72 Beginilah takaran adil dari sudut pandang Allah yang Maha Pemurah:
71

Siapa yang membawa amal yang baik, ia diganjar sepuluh kali lipat. Dan
siapa yang membawa amal buruk, ia hanya dibalas seimbang dengan amal
buruknya. Maka tidak ada yang dirugikan sedikitpun. QS al-Anam [6]: 160
IKH T IS AR R IS AL AH | 85

Setiap jiwa akan dimintai pertanggungjawaban atas


segala yang pernah ia lakukan di Alam Dunia. Allah
menjanjikan bahwa tidak akan ada satu debu amal pun
yang luput untuk dipertanggungjawabkan. Amalan
sebesar zarrah (atom) pun pasti tercatat dan akan
mendapatkan ganjaran yang setimpal. 73 Setelah semua
ditentukan, maka seluruhnya akan digiring menuju Surga
atau Neraka sesuai hasil yang ditetapkan. 74

Jaminan & Ancaman Terkait Tauhid


Adalah jaminan sangat tegas bahwa setiap manusia yang
bertauhid akan berakhir di Surga. Namun proses menuju
Surga itu pun tetap tergantung amal perbuatannya. Bagi
yang lebih berat timbangan amal kebaiknya maka akan
langsung dimasukkan ke Surga. Namun yang dosanya
lebih dominan, maka terpaksa melalui Neraka terlebih
dahulu untuk disucikan (Walau akhirnya akan

Selain itu, ketika amal baik dan buruk seorang manusia yang timbangannya
sama berat, maka kelak ia akan ke tetap diganjar Surga walau mesti
menunggu beberapa waktu di sebuah dinding tinggi yang mencekam, yang
disebut sebagai al-Araf. Lihat QS 7: 46-48, dan riwayat dalam al-Mujam alKabir Lith-Thabrani, 9/391: 11292.
73 QS 21: 47

Ada beberapa golongan yang karena kemuliaan amalnya Allah


rahmati dengan keringanan dalam proses pengadilan ini. Sebagian
mereka ada yang diperkenankan masuk Surga tanpa hisab (yakni para
nabi dan aulia/orang shalih tertentu), ada yang mendapatkan syafaat
(hak pertolongan) dari Nabi sehingga dimudahkan untuk
mendapatkan Surgaatas izin Allah, serta ada pula yang hanya melalui
proses hisab yang ringan (yakni yang sangat sedikit dosanya).
74

86 | IKH T ISA R R IS AL AH

ditempatkan di Surga tapi sungguh proses penyucian ini


sangat lah mengerikan, karena azab Neraka yang paling
ringan pun terlalu pedih untuk dibayangkan akal kita).
Sementara itu, bagi manusia yang tidak bertauhid atau
bagi yang berbuat dosa kesyirikan (menyekutukan Allah)
dan tidak sempat bertaubat sebelum mati, maka ia tidak
akan pernah mengecap Surga. Sebaik apapun amalan-

amalan lainnya, jika tanpa terpenuhi satu syarat tauhid


maka ia akan kekal selamanya di Neraka. 75 Demikianlah
keutamaan tauhid serta betapa fatal kala meremehkannya.

#6 Iman kepada Takdir-Nya

Tidaklah engkau berada dalam suatu keadaan, tidak pula


membaca suatu ayat al-Quran, dan tidak pula melakukan
suatu apapun, melainkan Kami menjadi saksi kala engkau
melakukannya. Tak ada yang luput sedikitpun dari
pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom),
baik di Bumi maupun di Langit. Tak ada sesuatu yang
lebih kecil dan lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam Kitab Yang Nyata (Lauh Mahfuzh).
QS Yunus [10]: 61

75

QS 39: 65; QS 6: 88; QS 39: 65; QS 4: 48, 116


IKH T IS AR R IS AL AH | 87

Seorang muslim harus mengimani adanya takdir Allah.


Mengimani takdir berarti meyakini bahwa Allah
mengetahui segala sesuatu 76 dan tidak ada sesuatu
apapun yang terjadi kecuali dengan kehendak dan izinNya. 77 Bahwa seluruh kisah di Alam Semesta ini telah
Allah tuliskan dalam Lauh Mahfuzh, 78 yakni sebuah kitab
induk yang berisi skenario penciptaan, yang
mencatatkan segala hal tanpa kecuali. Semuanya telah
tercatat secara sangat rinci dan menyeluruh dalam kadar
(ukuran) yang tepat, 79 jauh sebelum proses penciptaan. 80
Walau semua kisah yang mungkin terjadi telah
ditetapkan dalam skenario utama tersebut, namun
detail tentang apa-apa yang akhirnya menjadi kenyataan
tetap terkait dengan pilihan yang dibebaskan sesuai
kehendak dan kemampuan sang makhluk. Maka takdir
pun terdiri atas takdir mubram, yakni takdir yang sudah
tetap, tak bisa diubah, serta takdir mualaq yakni takdir
yang bisa berubah, sesuai pilihan dan ikhtiar yang
diambil oleh sang makhluk (yakni pilihan-pilihan suratan
takdir yang sebetulnya juga telah tercatat lengkap di
Lauh Mahfuzh seluruhnya).

QS 59: 22; QS 27: 75; QS 22: 70; QS 35: 11


QS 76: 30
78 QS 57: 22
79 QS 25: 2
80 HR Muslim: 2653; at-Tirmidzi; 2156, Ahmad: II/169.
76
77

88 | IKH T ISA R R IS AL AH

Walau kita bisa memilih, namun pilihan tersebut adalah


pilihan terbatas, karena kehendak kita sebagai makhluk
tetap ada di bawah kehendak Allah. Maka tak semua
kehendak kita bisa terwujud. Tetap Allah lah yang
akhirnya menentukan mana saja yang diizinkan untuk
terjadi. Semuanya adalah rahasia tersembunyi yang tak
pernah diketahui sebelum takdir itu akhirnya terjadi.

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan


menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya
terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)
QS ar-Rad [13]: 39

Maka walaupun kerangka besar takdir telah baku


ditetapkan, tapi ada pula rincian takdir yang
ketetapannya ditentukan secara khusus dan bertahap
seiring berjalannya kehidupan, yakni:
1) kisah takdir bagi masing-masing makhluk yang
ditetapkan ketika ruh ditiupkan ketika janin berusia
empat bulan, 2) kisah takdir dalam jangka waktu satu
tahun yang ditetapkan di setiap Lailatul Qadar di bulan
Ramadhan, 3) serta ada pula bagian-bagian takdir yang
ditetapkan secara harian.
Takdir telah ditetapkan secara adil dan setimbang. Tidak
ada yang akan dirugikan dalam ketetapan tersebut.
Setiap manusia mempunyai embanan takdirnya masingmasing sesuai kapasitas (kelebihan dan kekurangannya),
serta akan mendapatkan ganjaran atas apa yang ia
IKH T IS AR R IS AL AH | 89

upayakan. 81 Seseorang yang tertakdir lebih cerdas, akan


bertanggungjawab untuk memanfaatkan kecerdasannya.
Seseorang yang tertakdir kaya, punya embanan besar
atas hartanya tersebut. Seseorang yang tertakdir lemah
dan banyak kekurangan, tidak akan dibebani sesuatu
yang melebihi keterbatasannya tersebut.
Dalam keimanan atas takdir, kita diajarkan untuk selalu
bergantung pada Allah. Tidak sombong jika berhasil dan
tidak pula putus asa ketika gagal; tidak takabur kala
dilimpahi kesukacitaan; tidak larut dalam sedih kala
mendapat kesusahan. Agar kita juga tidak terlalu
berambisi dalam melakukan sesuatu, melainkan hanya
berupaya secara semaksimal dengan senantiasa
menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah (berserah diri).
Kita juga diajarkan untuk senantiasa bisa memetik
hikmah, bahwa apa yang akhirnya diizinkan terjadi adalah
yang terbaik yang dipilihkan Allah, walau di mata
manusia seolah tampak buruk. 82 Lewat hikmah, kita
mesti bisa menemukan sisi baik dari takdir tersebut, agar
kemudian bisa menjadi pelajaran sekaligus penyemangat
untuk menjalani langkah selanjutnya. Tentunya agar kita
bisa senantiasa yakin dengan jalan yang benar, seperti
yang diarahkan para nabi dengan panduan Risalah Allah.
Wallahu alam bishawab []

81
82

QS 2: 286; QS 53: 38-41; QS 65: 3


QS 2: 216

90 | IKH T ISA R R IS AL AH

Rukun Ihsan
satu puncak kebaikan
Nabi bersabda:

Ihsan ialah engkau menyembah Allah


seolah engkau melihatnya.
Jika pun engkau tak melihatnya,
maka Dia lah yang melihatmu.
HR Muslim: 8

83

Secara umum, ihsan berarti berbuat kebajikan, dalam


bentuk apapun. Namun dalam ajaran Islam, kata ini
memiliki makna tersendiri yang jauh lebih mendalam,
yakni ketika seorang manusia benar-benar menghamba

kepada Tuhannya secara sempurna dengan


sepenuh kesungguhan. Bukan sekadar mengharap
anugerah dan limpahan nikmat-Nya, bukan pula
sekadar takut atas ancaman dan hukuman yang
ditetapkan-Nya. Melainkan karena ia betul-betul
ingin berjumpa dengan-Nya. Seolah-olah ia sungguh
melihatnya, sehingga dengan sepenuh harap ingin
segera sampai kepada-Nya.

83

Penggalan hadits ke-2 dalam Arbain Nawawi


IKH T IS AR R IS AL AH | 91

Di samping begitu banyak ragam jenis kebaikan,


penghambaan secara sempurna seperti inilah bentuk
kebaikan yang paling tinggi derajatnya dalam Islam.
Inilah puncak kebaikan yang bisa dicapai oleh sang
makhluk.

... berbuat baik lah sebagaimana Allah telah


berbuat baik kepada engkau.
QS al-Qashash [28]: 77

Menjadi muslim (berislam), lalu mukmin (beriman secara


teguh dalam keislamannya), kemudian muhsin (berislam
dan beriman dengan penghambaan yang total dan
menyeluruh).
Wallahualam bishawab. []

92 | IKH T ISA R R IS AL AH


SIMPULAN:
Bangunan Keislaman

Keislaman seseorang ibarat sebuah bangunan.


Dimulailah bangunan itu dengan ditancapkannya sebuah
tiang pancang yang tegak di bagian tengah. Tiang
pertama ini pula yang menjadi tanda adanya bangunan
itu. Penanda itulah yang kita namai pilar syahadat.
Setelah berdiri pilar pertama, kelak akan disusul
berdirinya empat pilar utama lainnya. Maka keseluruhan
pilar utama ini nantinya mesti berjumlah lima: pilar
syahadat, pilar shalat, pilar zakat, pilar shaum, serta
pilar haji sebagai pilar terakhir. Lima pilar inilah yang
disebut Rukun Islam.
Sedangkan tembok dan segala macam yang menjadi
penyusun dan pengisi bangunan ini nantinya adalah
berupa keseluruhan bentuk ibadah dan segala bentuk
amal kebajikan, yang ragamnya sangat luas hampir tak
terbatas.
Maka, walau pilar utama-nya sama, tapi masing-masing
bangunan bisa mempunyai susunan pelengkap
bangunan dan hiasan yang khas, tergantung dengan apa
saja si pemilik bangunan itu mengisi dan menatanya.
Namun toh bangunan ini belum bisa bertambah bagus
dan bertambah besar. Cuma berdiri ala kadarnya karena
IKH T IS AR R IS AL AH | 93

belum mempunyai fondasi yang kuat. Tak bisa pula


dipertinggi dan diberi atap yang bagus. Kalau terus
ditambah dan banyak diperhias malah akan runtuh.
Bangunan ini memang bisa saja tampak berdiri tegak
untuk sementara waktu. Tapi, ibarat sebuah kemah atau
bangunan tak permanen. Sungguh ini masih belum
menjadi bangunan yang kuat. Bahkan masih kelihatan
janggal karena belum menyerupai bangunan yang
sempurna.
Maka untuk memastikan kekokohan bangunan tersebut,
serta agar bangunan tersebut bisa terus diperbagus dan
bertambah tinggi, perlu dibangun beberapa fondasi yang
menghujam kuat ke dalam tanah.
Fondasi yang paling mesti diperkuat adalah fondasi yang
menyokong tiang pertama, yakni pilar syahadat. Fondasi
utama ini mestilah paling dalam dan paling kuat. Inilah
Rukun Iman pertama yang isinya adalah pemahaman
dan penghayataan yang mendalam tentang iman kepada
Allah: tahuid.
Fondasi lainnya juga mesti dibangun untuk menyokong
bangunan ini di setiap sisinya. Maka seluruhnya ada
enam fondasi. Inilah keseluruhan Rukun Iman.
Setelah fondasi kokoh dan mantap, maka bangunan bisa
terus diperbagus. Bisa semakin tinggi hingga kemudian
diberi atap yang sempurna di atasnya. Atap ini hanya
bisa terpasang jika fondasi dan pilar-pilar telah benar94 | IKH T ISA R R IS AL AH

benar kuat. Karena ini adalah bagian yang bobotnya


paling berat, namun juga akan kelihatan paling indah.
Keindahannya bisa tampak bahkan dari tempat-tempat
tertinggi.
Atap ini kelak membuat bangunan sempurna adanya.
Inilah adalah Rukun Ihsan, di mana seorang hamba telah
menghamba dengan sesungguh-sungguhnya pada Allah
Sang Pencipta, penyerahan diri secara total, tanpa setitik
rasa pamrih pun.
Demikianlah gambaran bangunan keislaman yang
sempurna: islam, iman, ihsan.
Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 95

IV

HAKIKAT
KEHIDUPAN
tujuan & embanan
sang manusia

Ibadah

menghamba dengan
sepenuh makna tauhid

Dan tiadalah Ku-ciptakan jin dan manusia


melainkan untuk menghamba kepada-Ku.
QS adz-Dzariyat [51]: 56

Ibadah artinya mengabdi, menghamba, yang maknanya


yakni mempersembahkan segala sesuatu dalam
kehidupan ini untuk Allah semata, dengan merendahkan
diri di hadapan-Nya sebagai Dzat Yang Maha Agung.
Untuk itulah manusia diciptakan.
Pada hakikatnya keseluruhan hidup seorang hamba
(semestinya) adalah ibadah, tanpa kecualisedari
bangun hingga tidur kembali, dan bahkan tidurnya itu
sendiri; sedari lahir hingga ajal menjemput.
Menempatkan kehidupan sebagai ibadah adalah syarat
nilai kebaikan dalam hidup. Tanpa makna ini segala yang
dilakukan amatlah sia-sia, hanya menjadi penghias dunia

IKH T IS AR R IS AL AH | 99

yang kemudian punah seketika kala kita wafat


meninggalkan Alam Dunia ini.
Dalam keseluruhan hidup yang ditempatkan sebagai
ibadah, setiap aktivitas pun selalu disandarkan kepada
Allah: ditujukan untuk Allah, untuk mendekatkan diri dan
menghamba kepada-Nya, dengan senantiasa mengingatNya. Inilah yang diistilahkan sebagai dzikir (dzikrullah).
Ujudnya bisa berupa perbuatan, perkataan, maupun kerja
hati. Agar keseluruhan hidupnya ternilai sebagai ibadah,
setiap aktivitas seorang muslim harus mengandung sifat
dzikrullah.

Ada syarat agar setiap bagian dari kehidupan bisa


bernilai ibadah. Yang pertama, ditentukan dengan niat
saat hendak memulainya, 84 dengan menetapkan bahwa
tujuan (orientasi) dilakukannya aktivitas itu adalah
sebagai bagian dari bentuk penghambaan terhadap
Allah. Selanjutnya, derajat ibadah tersebut ditentukan
dengan keikhlasan dalam melakukannya.
Keikhlasan menempati porsi sangat besar dan sangat
khusus dalam ajaran Islam. Sebesar apapun dan semulia
apapun suatu amalan, jika tidak mengandung keikhlasan
Nabi bersabda, Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan
setiap orang akan mendapatkan atas apa yang diniatkannya. HR alBukhari: 1, HR Muslim: 1907 (hadits pertama dalam Arbain Nawawi).
Lihat juga HR al-Bukhari: 6491; HR Muslim: 131 (hadits ke-37 dalam
Arbain Nawawi).
84

100 | IKHT IS AR R ISA L AH

maka akan gugur dan tak ternilai apa-apa di hadapan


Allah.
Keikhlasan juga merupakan hal paling berat untuk
diamalkan, dan menjadi hal yang harus sungguh-sunguh
diperhatikan dalam keseharian seorang muslim. Ini
karena keikhlasan adalah inti dari hakikat ibadah, ibarat
simbol kemurinian penghambaan seorang makhluk
kepada Tuhannya. Bahwa perbuatan tersebut benarbenar murni karena Allah, bukan atas dasar tujuan
(motif) lain.

Secara umum ibadah dalam Islam bisa dipilah menjadi:


1) ibadah mahdhah, yakni ibadah khusus yang murni
sebagai persembahan bagi Allah. Aturan dan tata caranya
(syariat) yang telah dipandu secara rinci, tidak boleh
melenceng darinya. Mencakup jenis ibadah ritual seperti
shalat, puasa, haji, dsb.
rumus sederhananya:
KA+SS (Karena Allah + Sesuai Syariat)
2) ibadah ghairu mahdah, yakni ibadah yang sifatnya
umum, yakni bisa dalam beragam amal kebajikan yang
cakupannya sangat luas. Tidak dipandu secara merinci,
hanya ada prinsip-prinsip dasar yang dicontohkan Nabi .
rumus sederhananya:
BK+KK (Berbuat Kebajikan + Karena Allah)
IKH T IS AR R IS AL AH | 101

Intinya tetap saja, bahwa setiap bagian dari kehidupan


mestilah selalu ditempatkan sebagai ibadah. Karena
penghambaan (ibadah) adalah hakikat paling mendasar
diciptakannya manusia dalam kehidupan ini.

Untuk menjaga agar seluruh aktivitas ternilai sebagai


ibadah, seorang muslim sangat dianjurkan untuk
senantiasa mengucapkan kalimat ini setiap hendak
memulai sesuatu:

Bismillahirrahmanirrahm

Dengan menyebut nama Allah yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Wallahu alam bishawab []

102 | IKHT IS AR R ISA L AH

Khalifah Bumi
mengampu peradaban Bumi

Dia lah yang menjadikan engkau sekalian


khalifah-khalifah di Bumi.
QS Fathir [35]: 39



Dia lah yang menjadikan engkau sekalian penguasa-penguasa
di Bumi, dan Dia mengangkat derajat sebagian dari kalian
di atas yang lain untuk mengujimu atas karunia yang
diberikan-Nya kepadamu.
QS al-Anam [6]: 165

Menjadi khalifah merupakan kehormatan sekaligus


anugerah. Allah menjadikan manusia sebagai penguasa
dan penerus peradaban Bumi dan melimpahkan segala
kenikmatan di atas peran mulia ini. Bahkan alam pun
Allah tundukan untuk memenuhi kehidupan manusia
dalam menggulirkan peradaban di Bumi ini.

IKH T IS AR R IS AL AH | 103







Dia menundukkan malam dan siang, Matahari dan Bulan untukmu.
Bintang-bintang pun ditundukkan atas perintah-Nya. Sungguh
padanya benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang
yang memahaminya. Dia juga menundukan apa yang diciptakan-Nya
untukmu di Bumi ini dalam ragam macamnya. Sungguh pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
sesiapa yang memetik pelajaran. Dan Dialah Allah yang
menundukkan lautan, agar engkau dapat menyantap daging (ikanikan) yang segar darinya. Kau ambil pula dari lautan itu perhiasan
yang kau pakai. Engkau juga dapat melihat bahtera berlayar di
atasnya, agar engkau mencari karunia-Nya, supaya engkau
bersyukur. Dan Dia tancapkan gunung-gunung di Bumi, agar Bumi itu
tak goncang bersamamu. Juga sungai-sungai dan jalan-jalan agar
engkau mendapat petunjuk. Serta pula tanda-tanda (penunjuk jalan),
dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu semua sama dengan
(makhluk) yang tak dapat menciptakan apa-apa? Mengapa engkau
tak pula mengambil pelajaran? Jika engkau menghitung-hitung
nikmat Allah, niscaya kau tak akan mampu menghitungnya.
Sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS an-Nahl [16]: 12-18

85

85

Lihat juga QS 16: 5-11; QS 14: 32-34; QS 45: 13; QS 2: 29; QS 6: 142

104 | IKHT IS AR R ISA L AH

Di tengah kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, peran


khalifah sesungguhnya merupakan amanah sekaligus
ujianlihat kutipan QS 6: 165 di atas. Pengampuan
peradaban ini mesti sesuai pedoman yang diberikan Allah,
yakni dalam prinsip keadilan 86 dan rahmatan lil alamin
menebar kebaikan dan kasih sayang bagi seluruh alam.
Dan bukan malah melahirkan kerusakanseperti yang
dikhawatirkan para malaikat di awal penciptaan dulu.

Dan janganlah engkau membuat kerusakan 87 di muka Bumi,


setelah (Allah) menjadikannya baik.
QS al-Araf [7]: 56

Nyatanya, kehidupan di muka Bumi memang perseteruan


antara baik dan buruk. Ada saja keturunan Adam yang
mengambil peran keburukan dan mengikuti bisikan Iblis.
Sebagian manusia malah berbuat zalim, menguras
kekayaan alam secara berlebihan, menindas sesama,
dengan sepenuh ambisi dan keserakahan.
Maka sesiapa yang mau mengambil peran kebaikan dan
mengikuti jalan para nabi, mestilah berupaya menjaga
kesetimbangan peradaban, yakni dengan berjuang
menegakkan Risalah Allah, agar kebaikan mendominasi.
Wallahu alam bishawab []
86

QS 38: 26

Kerusakan yang dimaksud mencakup kerusakan fisik dan terutama


kerusakan akhlak dan keimanan. Lihat juga QS 30: 41; QS 2: 11-12, 205
87

IKH T IS AR R IS AL AH | 105

Akhlak & Adab


menjalani kehidupan dengan
segenap sifat & sikap terpuji

Sungguh telah ada pada Rasulullah itu


suri teladan yang baik bagimu.
QS al-Ahzab [33]: 21

Nabi bersabda:
Sungguh aku ini diutus ke Bumi tak lain ialah untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.
HR Ahmad: Musnad 2/381

Akhlak dan adab merupakan bagian dari pengamalan


tauhid yang utama, karena keduanya mencakup tentang
bagaimana sepatutnya kita menghamba kepada Allah
serta bagaimana sepantasnya kita berperikehidupan
dengan sesama makhluk-Nya.
Para nabi diutus untuk menjadi uswah hasanah (suri
teladan) bagi seluruh umat. Yakni untuk dijadikan
patokan/ukuran tentang segala kebaikan dalam bersikap
dan berperilaku. Mereka mengajarkan akhlak mulia
106 | IKHT IS AR R ISA L AH

kepada manusia, agar dapat terbentuk tatanan umat


(masyarakat) yang beradab dan berperadaban luhur.

Secara sederhana, akhlak bisa diartikan sebagai sifat,


kepribadian, serta tabiat. Inilah hal paling mendasar yang
mencerminkan seorang pribadi. Ini pula yang dapat
mendorong seorang manusia untuk melakukan berbagai
bentuk sikap dalam kehidupannya.
Sedangkan adab, walau sangat terkait dengan akhlak dan
seringkali muncul dalam wujud yang sama, namun
cakupannya lebih luas dan merupakan perwujudan lebih
lanjut dari akhlak. 88 Adab bisa mencakup keseluruhan tata
cara berinteraksi dengan menjalani kehidupan sesuai
kepatutan dan kemestiannya seperti apa yang telah Allah
tetapkan. Yakni dengan mendudukkan segala hal sesuai
porsi dan tempatnya, sesuai dengan fitrah penciptaannya.
Maka, diterapkannya adab pun dapat menjamin
keharmonisan dalam kehidupan.
Akhlak dan adab mencakup hubungan manusia dengan
Allah (habluminallah ), hubungan manusia dengan
sesama manusia (habluminannas ), serta hubungan
manusia dengan seluruh alam (terkait dengan misi
rahmatan lil alaminmenebar kebaikan dan kasih
sayang bagi sekalian alam).
Akhlak dan adab yang sesungguhnya muncul sebagai kealamiahan
tindak laku seorang pribadi, dan bukan sesuatu dibuat-buat.

88

IKH T IS AR R IS AL AH | 107

Cakupan akhlak dan adab dapat dipilah sebagai berikut:

Akhlak & Adab kepada Allah, yakni menghamba


kepada-Nya dengan tauhid yang sebenar-benarnya.
Akhlak & Adab kepada Rasulullah , yakni
menjadikannya sebagai teladan paling utama.
Akhlak & Adab kepada al-Quran, yakni
menempatkannya sebagai pedoman dan sumber
ilmu paling luhur.
Akhlak & Adab kepada Diri Sendiri, yakni dengan
senantiasa menjaga diri agar berbuat baik dan tidak
bersikap zalim, serta memanfaatkan akal untuk
mengendalikan nafsu (sifat kebinatangan).

Akhlak & Adab kepada Sesama Manusia:


kepada orangtua, suami/istri, anak, keluarga dan
kerabat, guru dan ulama/ilmuwan, tetangga, teman,
rekan, khalayak serta pemimpin; yakni dengan
menempatkan manusia secara bajik dan adil,
dengan tingkatan berdasarkan ketakwaan dan ilmu,
bukan karena harta, jabatan, kekuasaan, popularitas.
Akhlak & Adab kepada Makhluk Lain: kepada
makhluk gaib (malaikat dan jin), binatang dan
tumbuhan, serta seluruh makhluk/benda di Alam
Semesta; yakni dengan menempatkan segala yang
ada di alam ini sebagai sesama makhluk Allah dan
sebagai ayat-ayat (tanda-tanda) kebesaran Allah,
bukan sekadar sebagai benda-benda; juga dengan
memanfaatkan alam untuk tujuan yang benar serta
menjaga kelestariannya.

108 | IKHT IS AR R ISA L AH

Akhlak mulia dalam Islam adalah sifat-sifat kebaikan yang


senantiasa dilandasi keimanan. Inilah segala sifat yang
melekat di pribadi para nabi, agar diteladani umat
manusia. Bentuk akhlak mulia paling utama di antaranya:

muraqabah, 89 sabar, syukur, tawakal, 90 jujur dan


amanah, kasih sayang dan kemurahan hati,
tolong menolong dalam kebaikan, malu dan
tawadhu (rendah hati), mujahadah (melawan nafsu),
menjaga lisan, zuhud (berpaling dari keduniawian,
tidak panjang angan-angan), istiqamah (berteguh
dan konsisten), mencintai dan memperjuangkan
kebenaran, adil (menempatkan segala sesuatu pada
kemestiannya), serta segenap sifat kebajikan lainnya
yang menjauhkan diri dari perbuatan tercela 91 dan
yang Allah larang.

Muraqabah ialah sifat merasa selalu diawasi oleh Allah dan malaikatNya. Inilah modal atas sifat-sifat terpuji lainnya. Dengan sifat dasar ini
manusia akan senantiasa berusaha berbuat kebajikan, hingga tercapai
lah derajat ihsan.
90 Pada hakikatnya, hidup di dunia merupakan serangkaian ujian,
sementara sabar, syukur, dan tawakal adalah modal utama untuk lulus
dari ujian tersebut. Sabar ialah sikap menerima situasi dan dalam
menjalani segala yang ditetapkan Allah tanpa keluhan dan
penyangkalan. Syukur ialah meresapi segala nikmat yang dilimpahkanNya serta berterimakasih atasnya. Sementara tawakal ialah
menyandarkan segala yang tengah dijalani, secara teguh, yakin dan
penuh harap kepada Allah. Tiga akhlak mulia terbilang yang paling
menonjol dalam kisah-kisah para nabi. Lihat QS 14: 5; QS 31: 31; QS
34: 19; QS 26: 33
91 Lihat HR Muslim: 2564 (hadits ke-35 dalam Arbain Nawawi)
89

IKH T IS AR R IS AL AH | 109

Sementara akhlak buruk yang paling dikecam di antaranya:

munafik, zalim (tidak adil, menempatkan sesuatu


tidak pada kemestiannya), angkuh (meremehkan/
menolak kebenaran), riya (menjalankan ketaatan
untuk mendapat pujian), ujub (bangga diri dan haus
pujian), dengki, malas, pengecut, kikir, dsb.
Sementara itu, rincian dari adab Islami dapat mencakup
berbagai tata cara serta kepantasan dalam aktivitas
keseharian, mulai dari hal yang paling sepele hingga halhal besar. Di antaranya semisal:
adab makan dan minum, adab tidur dan bangun
tidur, adab berjalan, adab berpakaian dan bersolek,
adab di toilet dan kamar mandi, adab keluar-masuk
rumah, adab keluar-masuk masjid, adab melakukan
perjalanan (safar), dsb.
adab memberi nama, adab menjalin silaturahim dan
ukhuwah, adab pernikahan dan rumahtangga, adab
bertamu dan menerima tamu, adab bertetangga,
adab memberi salam, adab menyampaikan nasihat,
adab bersumpah, adab meminta izin, adab bercanda,
adab ketika ditimpa musibah, adab berobat, adab
menjenguk orang sakit, adab terhadap jenazah, adab
ziarah, adab mempekerjakan dan bekerja pada orang
lain, adab jual-beli, adab menjalankan pemerintahan,
adab bertani-berkebun-beternak, adab
memanfaatkan kekayaan alam, dsb.
110 | IKHT IS AR R ISA L AH

adab dalam berniat, adab menuntut ilmu, adab


berdoa, adab-adab dalam ibadah (shalat, puasa,
sedekah, qurban, haji, jihad, dsb.), adab terhadap
kitab suci, adab mempelajari dan menghafal alQuran, dsb.
Selain apa yang secara rinci diarahkan dalam al-Quran
dan as-Sunnah, adab dalam Islam juga ditetapkan
dengan mengambil prinsip dasar serta kaidah umum dari
apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad .
Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 111

Amar Maruf
Nahi Munkar

menyeru kebaikan & mencegah keburukan,


di atas landasan iman

Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


yang menyeru pada kebaikan (amar maruf), mencegah
kemunkaran (nahi munkar), serta mengimani Allah.
QS Ali Imran [3]: 110

92

Amar maruf nahi munkar adalah dua tiang pokok dalam


membentuk tatanan masyarakat Islam. Keduanya
merupakan sikap dan tindakan untuk mewujudkan misi
rahmatan lilalamin , yakni menghadirkan kebaikan bagi
seluruh alam, yang merupakan tujuan dari risalah Islam.

Lihat juga QS 3: 104, 114; QS 7: 157; QS 31: 17; QS 22: 41;


QS 9: 71, 112

92

112 | IKHT IS AR R ISA L AH

Demi masa. Sungguh manusia benar-benar dalam kerugian.


Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan,
serta saling menasihati dalam kebenaran, dan
saling menasihati dalam kesabaran.
QS Ashr [103]: 1-3

Agama adalah nasihat, dengan tegas Nabi mengulang


kalimat ini sebanyak tiga kali. 93 Maka berbuat kebajikan
dan saling menasihati adalah serangkaian hal yang
semestinya senantiasa mengisi keseharian seorang
muslim. Bukan sekadar kebajikan dan nasihat biasa,
melainkan yang dilandasi oleh imanatas dasar dan
alasan tauhid.
Setiap muslim wajib untuk senantiasa mengajak pada
kebaikan dan mencegah kemungkaran. Islam bukan
ajaran pasif, maka tak pantas bagi muslim jika hanya
menghindar dan sekadar lari dari keburukan tanpa
berupaya mencegah atau menghapusnya.
Demikianlah hakikat hidup seorang muslim. Sesiapa
yang terlepas dari itu, maka ia divonis telak sebagai
orang yang merugi, karena di kehidupan yang hakiki kelak
ia dipastikan tidak akan menggapai keselamatanartinya,
Surga tak dipantaskan sebagai tempat kembalinya.

93

HR Muslim: 55 (hadits ke-7 dalam Arbain Nawawi). Lihat QS 51: 55.


IKH T IS AR R IS AL AH | 113

Nabi bersabda:
Sesiapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu,
maka dengan lisannya. Jika tidak pula mampu, maka dengan
(penolakan di) hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.
HR Muslim: 49

94

Maka upaya seorang muslim dalam bertindak dalam


menegakan amar maruf nahi munkar adalah juga
cerminan kualitas imannya. Dalam hadits ini juga
tergambarkan sikap aktif sebagai bagian dari kekhasan
ajaran Islam.
Islam memberikan peringatan sangat keras bagi
seseorang yang hanya mengupayakan kebaikan hanya
bagi diri sendiri (dan keluarganya) tanpa peduli
kemaslahatan bersama. Di sebuah kisah dalam hadits
digambarkan, ketika dalam suatu masyarakat terjadi
kemungkaran, sementara masih ada satu orang shalih
tinggal di situ dan ia tidak mengupayakan apa-apa, maka
Allah memerintahkan diturunkan azab justru bermula
dari orang shalih tersebut. Individualisme, egoisme, serta
segala bentuk ketidakpedulian adalah pasal pelanggaran
berat dalam Islam.

94

Hadits ke-34 dalam Arbain Nawawi.

114 | IKHT IS AR R ISA L AH

Bicara tentang amal kebaikan, maka kebaikan yang


paling hakiki dan paling pertama harus diperjuangkan
tentu adalah tegaknya tauhid, yakni tersebar serta
dijalankannya Risalah Allah. Kemungkaran terburuk
adalah pengingkaran terhadap risalah serta
penghambaan kepada selain Allah. Jenis amar maruf
nahi munkar dalam tegaknya tauhid inilah perjuangan
utama para para nabi dari zaman ke zaman.

Dan sungguh Kami telah mengutus rasul di tiap-tiap umat


(untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut." 95
QS an-Nahl [16]: 36

Jihad
Jihad adalah bagian yang sangat penting dari
pengamalan amar maruf nahi munkar. Jihad merupakan
puncak ajaran Islamdan bisa pula dikatakan sebagai
bagian dari kekhasan ajaran Islam. Namun di kalangan
awam, jihad seringkali hanya dikenali sebagai perang
(dengan konotasi yang tidak baik pula). Padahal jihad
memiliki makna yang mendalam dan dengan cakupan
yang luas pula.

Thaghut yakni segala sesuatu selain Allah, yang dipuja, disembah,


diagungkan dan diperlakukan berlebihan (termasuk raja, kepala negara,
bahkan guru dan pemuka agama). Lihat juga QS 43: 45; QS 29: 25

95

IKH T IS AR R IS AL AH | 115

Kata jihad memiliki makna akar kata yang berarti


bersungguh-sungguh atau mencurahkan segenap
kemampuan. Istilah jihad sering bersanding dengan kata
fisabilillah yang artinya di jalan Allah. Maka jihad
fisabilillah bisa diartikan bersungguh-sungguh di jalan
Allah. Maknanya menunjukkan totalitas, yakni sebuah
dedikasi dan penyerahan diri secara totaltanpa
keraguan dan rasa risau sedikitpun (!).
Pengejawantahannya bisa dengan bersungguh-sungguh
dalam memperjuangkan Islam, mencurahkan segenap
kemampuan untuk menyebarkan Risalah Allah,
bersungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan dan
menolak kebatilan, dan dalam makna yang umum:
bersungguh-sungguh meniti jalan takwa kepada Allah.
Istilah jihad memang lebih identik dengan perang, karena
mempertaruhkan jiwa raga dengan turun di medan
perang adalah gambaran tentang kesungguhan dan
totalitas seorang muslim dalam memperjuangkan Islam
dan keislamannya. Segenap daya dicurahkan dengan
taruhan nyawa. Gugur di medan perang demi
memperjuangkan Islam sangatlah mulia dan bahkan
termasuk dalam derajat yang paling tinggi.

116 | IKHT IS AR R ISA L AH

Gambaran cakupan jihad secara umum:

Jihad terhadap siapapun yang mengingkari dan


menentang Risalah Allah (kaum kafir & fasik)
yang bentuknya bisa dalam berupa:
1) Menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang
zalim dengan segala resikonya
2) Perang untuk mempertahankan diri dan melawan
musuh yang zalim, demi menjaga agama,
kehormatan bangsa, keutuhan wilayah, dsb. 96
3) Perang untuk menyebarkan tauhid dengan
melawan penguasa zalim, yakni penguasa yang
berbuat kemungkaran, ketidakadilan, penindasan,
dan terutama jika mengingkari Risalah Allah. 97

Jihad melawan syaitan dengan godaan, syubhat,


serta segenap keburukan yang diusungnya.

96 Contohnya perang para pejuang Nusantara dalam melawan penjajah


Belanda, semisal yang dilakukan Dipnegoro, Cut Nyak Din, Malahayati,
Imam Bonjol, dsb.; seperti pula para mujahidin Palestina yang saat ini
berjuang melawan penjajah Israel; atau berbagai bentuk perjuangan
semacamnya yang dilandasi keimanan kepada Allah.
97 Contohnya perang yang dilakukan Rasulullah dan
Khulafaurasyiddin dalam menentang dua emporium superpower
Romawi dan Persia, serta kerajaan-kerajaan lain di zaman itu yang
berbuat zalim dan mengingkari Risalah Allah. Jihad jenis ini biasanya
diawali dengan jalur diplomasi, baik melalui pertemuan langsung atau
korespondensi, seperti surat-surat yang menyeru ajakan tauhid yang
dikirim Rasulullah kepada Kaisar Romawi, Kisra Persia, dan raja-raja
di sekitaran Jazirah Arab saat itu. Ini karena pada prinsipnya, kaum kafir
bukanlah untuk ditumpas atau dihancurkan, melainkan untuk
didakwahikecuali jika mereka menyerang atau berbuat kezaliman,
maka itu akan menjadi cerita lain, dan tak ada toleransi untuk itu.

IKH T IS AR R IS AL AH | 117

Jihad melawan hawa nafsu dengan


mengendalikan gejolak dan kecenderungan buruk
dari dalam diri (hasrat, ambisi, ego, kemalasan, dsb.).
Termasuk saat menghindari kemaksiatan, serta
berupaya menjalankan ibadah dan amal kebajikan.

Jihad bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa lewat


perbuatan/tindakan atau lisan, bisa pula menggunakan
harta, ilmu pengetahuan, bahkan dalam bentuk sikap hati.
Sangat banyak bentuk ketakwaan yang tak ada kaitannya
dengan peperangan tapi juga disebut sebagai jihad. 98
Walau jihad di medan perang adalah bentuk jihad yang
tampak paling heroik dan yang mahsyur dikisahkan
dalam sejarah Islam, namun jihad yang disebut oleh Nabi
sebagai jihad besar dan paling tinggi derajatnya
adalah jihad melawan hawa nafsu dan jihad
menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim.
Apapun bentuknya, jihad fisabilillah dengan segala
kemuliaannya adalah puncak ajaran Islam yang mesti
berusaha diupayakan oleh setiap muslim.
Wallahu alam bishawab []

Semisal bakti anak kepada orangtua dengan segala ketulusannya,


kepatuhan istri terhadap suami atas dasar cinta yang ikhlas karena
Allah, kesungguhan dalam menuntut ilmu, kerelaan mengorbankan
harta untuk kepentingan Islam, perjuangan menahan hawa nafsu dalam
situasi godaan yang besar, menolong dan memberikan perlindungan
kepada kaum lemah (kaum miskin, janda terlantar, dsb.), perjalanan
haji yang ikhlas, dsb. Selama dilakukan dengan penuh kesungguhan
dan totalitas, sangat mungkin suatu amalan termasuk ke dalam jihad.
98

118 | IKHT IS AR R ISA L AH

Tazkiyatunnafs
menjaga kesucian jiwa

Demi jiwa serta apa yang menyempurnakannya.


Maka diilhamkan lah oleh-Nya fujur (keburukan) dan takwa
(kebaikan). Sungguh beruntung sesiapa yang menjaga kesucian
jiwanya. Dan sungguh merugi sesiapa yang mengotorinya.
QS asy-Syams [91]: 7-10

Seperti telah dibahas di awal bahwa setiap jiwa yang lahir


dipastikan telah membawa fitrah tauhid (sifat
kebertuhanan). Lebih lanjut, jiwa tersebut juga secara
fitrah telah dilhami oleh Allah dua hal yang bertolak
belakang, yakni dengan fujur (jalan keburukan yang
mengarah pada kesesatan) dan takwa (jalan kebaikan
yang mengarah pada ketaatan).
Dua kecenderungan itu telah Allah ilhamkan kepada
sang jiwa sebagai sifat dasar sekaligus sebagai petunjuk
dan pilihan. Allah memberitaukan kepada sang jiwa,
mana yang buruk dan mana yang baik, sekaligus mana
yang semestinya ditempuh.
IKH T IS AR R IS AL AH | 119

Pada hakikatnya, embanan dan ujian terbesar bagi sang


jiwa adalah menentukan dan mengendalikan diri di
antara dua ilham tersebut. Kebebasan memilih di antara
dua hal yang bertolakbelakang inilah yang menjadi
tantangan terbesar bagi sang jiwa.
Sepanjang hayatnya, ia mesti terus berjuang agar bisa
selalu cenderung pada jalan kebaikan. Inilah pilihan jalan
yang selaras dengan apa yang diperintahkan-Nya, yakni
dengan senantiasa berupaya menyucikan diri dalam jalan
ketakwaan (ketaatan) kepada-Nyayang demikianlah
yang disebut beruntung.
Manusia memang tercipta dengan membawa fitrah
khilaf, lalai, lupa, tak lepas dari dosa yang selalu saja
mengotori jiwa. Namun Allah Maha Adil, Dia memberikan
sarana yang luar biasa agar manusia bisa senantiasa
menyucikan dirinya. Sarana itu adalah taubat, yang
diiringi segenap amal kebajikan yang akhirnya akan bisa
menghapus noda-noda dosa tersebut.
Maka, kesucian yang dimaksud bukanlah suci karena tak
pernah melakukan cela dan dosa. Jiwa suci di sini adalah
jiwa yang senantiasa berupaya sepenuh daya untuk
menjaga diri dari dosa dan senantiasa membersihkan diri
ketika noda dosa mengotorinya.
Hal yang juga mengotori jiwa adalah kelekatan dengan
keduniawianharta, kekuasaan, sanjungan, dsb. Jenis
cinta terhadap hal-hal semacam inilah yang bisa
menimbulkan berbagai penyakit hati sehingga membuat
120 | IKHT IS AR R ISA L AH

jiwa terkotori sifat tamak, materialistik, riya, bangga diri,


takabur, dsb. Maka zuhud, yakni berjarak dengan
keduniawian, adalah syarat penting lain bagi penyucian jiwa.

AMALAN KEBAJIKAN
DENGAN PAHALA UTAMA
berislam secara kaffah
dengan memurnikan tauhid
mendirikan shalat
berbakti pada orangtua
jihad fisabilillah: berjuang di

medan perang, menyampaikan


kebenaran, mendakwahkan Islam

bersedekah di jalan Allah


membela diri
dan menjaga kehormatan

menyantuni yatim
menikah dalam niat ibadah
kepada Allah

mengeratkan
silaturahim & ukhuwah
menghidupkan sunnah
itsar: mementingkan orang lain

menyambung &

dan kepedulian terhadap sesama,


memudahkan urusan muslim
dzikir: lafal kalimat thayibah,
nasihat (saling mengingatkan
dalam kebenaran dan kesabaran)

PERBUATAN
DOSA BESAR
melakukan syirik dan
mengambil jalan murtad

meninggalkan shalat
durhaka pada orangtua
lari dari medan perang,
berkhianat, kesaksian dan
sumpah palsu
memakan harta riba

membunuh

(tanpa alasan yang dibenarkan)

memakan harta yatim


zina, menuduh mukmin baikbaik berbuat zina

memutuskan silaturahim,
naminah (membuat perpecahan)
melakukan bidah
mementingkan diri sendiri,
ketidakpedulian pada sesama,
mempersulit urusan orang lain

ghibah (membicarakan

keburukan orang), tutur kata


dan canda yang tidak manfaat

Wallahu alam bishawab []


IKH T IS AR R IS AL AH | 121

Sasana Dunia
singgah sejenak di alam fana,
menjalani serangkaian ujian

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu ibarat


air (hujan) yang Kami turunkan dari Langit. Lalu lantaran air itu,
tumbuh lah tanaman-tanaman dengan subur. Di antaranya ada
yang disantap manusia dan binatang ternak. Hingga apabila Bumi itu
telah tampak sempurna keindahannya dan tampak berhiasan, para
penghuninya mengira bahwa mereka betul-betul punya kuasa
atasnya. Seketika datanglah ketetapan Kami kala malam atau siang,
lalu Kami menjadikannya laksana tanam-tanaman yang telah disabit,
seakan kemarin belum pernah tumbuh. Demikianlah Kami jelaskan
tanda-tanda kekuasaan Kami bagi orang yang berpikir.
QS Yunus [10]: 24

Alam Dunia ini memang sekadar persinggahan yang


sangat singkat. Kadarnya tak bernilai apa-apa bila
disandingkan dengan kehidupan di Alam Akhirat, bahkan
ukurannya terlalu jauh untuk dibandingkan. Bahkan tak
satu pun ayat atau hadits yang memuji kehidupan dunia.
122 | IKHT IS AR R ISA L AH

Nabi bersabda:
Tidaklah pemisalan dunia dibandingkan akhirat melainkan ibarat
seorang dari kalian mencelupkan jari ke lautan, maka lihatlah
berapa tetes yang tersisa (di ujung jari itu).
HR Ibnu Majah: 4098

Nabi bersabda:
Apatah aku dan dunia ini? Sungguh perumpamaan aku dengan
dunia hanyalah ibarat seorang pengembara yang berteduh di
bawah sebatang pohon, sejenak istirahat dan meninggalkannya.
HR Ahmad: 3525

Namun, segala yang dijalani di persinggahan singkat ini


justru yang menentukan segala yang akan dialami di
kehidupan yang kekal kelak. Kesalahan dalam memaknai
kehidupan di Alam Dunia ini akan berakibat sangat fatal.

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di Bumi


sebagai perhiasan bagi mereka. Agar Kami menguji siapa
di antara mereka yang paling baik perbuatannya.
QS al-Kahfi [18]: 7

Alam yang fana ini tak lain merupakan sebuah ujian.


Sebuah sasana yang menguji kualitas penghambaan sang
makhluk atas Tuhannya. 99 Untuk memilih mana saja
hamba yang Ia ridhai dan pantas diganjar kemuliaan di
Surga-Nya kelak.
Wallahu alam bishawab []

99

QS 18: 7; QS 21: 35; QS 6: 165; QS 29: 1-3


IKH T IS AR R IS AL AH | 123

Menggapai Bahagia
satu kebahagiaan sejati,
di antara berjuta bahagia

Kala hari itu tiba, tidak seorang pun bicara kecuali dengan izin-Nya.
Di antara mereka ada yang sengsara dan ada pula yang
berbahagia. Orang-orang yang sengsara bertempat di Neraka yang
di dalamnya mereka bernafas dengan merintih. Adapun tempat
orang-orang yang berbahagia adalah dalam Surga. Mereka kekal di
dalamnya selama ada Langit dan Bumi sebagai karunia yang tiada
pernah terputuskecuali jika Tuhanmu menghendaki lain.
QS Hud [11]: 105, 106, 108

Sudah menjadi fitrah manusia untuk mendamba


kebahagiaan. Sepanjang hayatnya tak lain adalah kisah
perjuangan menggapai bahagia. Bagi manusia, bahagia
ialah (ibarat) tujuan hidup yang menjadi alasan mendasar
atas apa=apa yang dilakukannya.
Meraih bahagia memang lah bagian dari hakikat
kehidupan, namun manusia justru lebih banyak salah
124 | IKHT IS AR R ISA L AH

kaprah dalam memaknai kebahagiaan. Sebagian besar


justru tersesat di kebahagiaan-kebahagiaan semu (palsu).
Gambaran kebahagiaan biasa terwakili dengan kekayaan,
kemakmuran, kekuasaan, ketenaran. Bahagia sering pula
dikaitkan dengan uang serta juga kebebasan dalam
berkehendak dan berekspresi. Ada pula yang justru punya
anggapan lain bahwa bahagia itu sederhana, yakni bisa
dengan sekadar kumpul dengan keluarga, bercengkerama
dengan teman-teman, jalan-jalan atau makan enak, bahkan
duduk manis dengan secangkir kopi menikmati pagi.

Dan kehidupan dunia itu tak lain hanyalah


kesenangan yang menipu.
QS Ali Imran [3]: 185

Nyatanya, itu semua sungguh bukan lah kebahagiaan


yang sejati. Dalam cara pandang Islam, kesengangan
duniawi yang demikian ibarat hiasan pemanis belaka,
bahkan sangat bisa menipu dan malah menjerumuskan.
Sifatnya sangat sementara dan tak berarti apa-apa bila
dibandingkan kebahagiaan hakiki yang sepatutnya dituju.
Bahagia samasekali bukan sekadar kesenangan yang
sifatnya inderawi/badaniah (kesehatan, nikmat makan,
pandangan mata, suara indah/musik, seks, dsb.). Tak
cukup pula dengan pelampiasan hasrat jiwa (kekuasaan,
ketenaran, kebebasan berkehendak dan berekspresi, serta
sifat-sifat kebinatangan lainnya). Kebahagiaan justru mesti
IKH T IS AR R IS AL AH | 125

mencakup ilmu, kebijaksanaan, serta hikmah, yakni


kenikmatan saat menemukan dan meyakini kebenaran.
Dalam Islam, kebahagiaan yang sejati mesti senantiasa
berbalut oleh hal-hal ruhaniah. Hanya bisa dimulai ketika
seorang hamba mengenal Tuhannya, untuk kemudian
memahami untuk apa ia hidup dan ke mana ia akan
kembali.
Maka, kebahagiaan sejati sangat tergantung pada iman,
yakni segala keyakinan terkait Tuhan serta apa-apa yang
ditetapkan-Nya. Yakin bahwa ia sedang meniti jalan
selamat sesuai bimbingan Tuhannya. Ini membuatnya
senantiasa dalam kebahagiaan, karena ia yakin punya
tempat untuk bergantung. Inilah jenis kebahagiaan sejati,
jenis bahagia yang tak akan pernah sia-sia.
Dengan keyakinan yang teguh menghujam dalam jiwa,
maka seorang yang beriman hampir tak bisa bersedih
(kecuali sedikit saja). Semua yang tertoreh dalam kisah
hidupnya diyakini sebagai kebaikan dari Allah.
Nabi bersabda:
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin.
Semua urusannya adalah baik baginya. Yang demikian tidaklah
dimiliki oleh siapapun kecuali jika ia seorang yang mukmin.
Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. Maka yang
demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya,
apabila tertimpa kesulitan, ia pun bersabar. Maka yang demikian
itu merupakan kebaikan pula baginya.
HR Muslim: 2999

126 | IKHT IS AR R ISA L AH

Kebahagiaan orang beriman (mukmin) bukan hanya


berlaku di dunia, melainkan kebahagiaan yang
kenikmatannya menerus sampai di akhirat. Keduanya
bukanlah sesuatu yang terpisah, melainkan ibarat satu
lintasan garis yang panjang tersambung.
Kebahagiaan sejati memang sudah bisa dikecap sejak
masa hidup di dunia, namun kebahagiaan yang
sesungguh-sungguhnya baru bisa dicapai setelah sang
jiwa menginjakkan kakinya di Surga kelak, di mana ia bisa
menikmati ganjaran atas segala yang pernah ia amalkan
dan upayakan selama hidup di dunia. Sedangkan puncak
dari segala kebahagiaan terjadi di sebuah momen ketika
sang hamba bertemu dengan Tuhannya di Surga,
memandang wajah Allah secara langsung dengan mata
kepala sendiri.

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.


Kepada Tuhannya lah mereka melihat.
QS al-Qiyamah [75]: 22-23
Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 127


SIMPULAN:
Profesi Utama

Karena memang diciptakan untuk beribadah, tentu yang


mesti menjadi prioritas dalam hidup manusia adalah
urusan ibadah pada Tuhannya. Manusia juga bertugas
sebagai khalifah yang mengampu peradaban Bumi dan
bertanggungjawab atasnya. Menyeru dan memperjuangkan
kebaikan, mencegah dan memperbaiki segala keburukan. Ia
juga mesti senantiasa menyucikan jiwanya dengan segenap
kebajikan dan permohonan ampunan atas segala khilaf.
Menjaga diri agar selalu menaati perintah Allah.
Dan nyatanya, kehidupan di alam yang fana ini tak lain
adalah sebuah persinggahan sejenak, tempat menjalani
serangkaian ujian. Buah hasil dari ujian yang cuma sebentar
ini akan menentukan apa yang akan manusia alami di Alam
Akhirat nan abadi kelak. Waktu ujian ini sangat-sangat
pendek, maka semua mesti dijalani sebaik-baiknya.
Kebahagiaan dalam menjalani hidup di dunia ini hanya bisa
diraih dengan keimanan seorang hamba atas Tuhannya.
Maka, menjadi Hamba Allah sesungguhnya ibarat profesi
utama manusia (dan seluruh makhluk). Sedangkan hal-hal
selainnya ibarat profesi pelengkap atau sampingan yang
mendukung profesi utamaatau lebih tepatnya
merupakan bagian dari profesi utama tersebut.
Wallahu alam bishawab []
128 | IKHT IS AR R ISA L AH

VI

PANDUAN
KEHIDUPAN
pijakan, patok-patok,
& pengunjuk arah

al-Quran

induk segala ilmu & pedoman hidup

Dan sungguh ini benar-benar kitab yang mulia. Yang tak ada
kebatilan datang bersamanya, dari depan maupun
belakangnya. Yang diturunkan dari Tuhan
Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
QS Fussilat [41]: 41-42

Kitab ini tak ada sesuatu pun yang meragukan di dalamnya.


Petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
QS al-Baqarah [2]: 2

Al-Quran tidak turun sebagai sejilid kitab yang sudah


langsung lengkap, melainkan turun secara bertahap selama
23 tahun sepanjang masa kenabian Nabi Muhammad .
Kadang turun hanya satu ayat, kadang beberapa ayat, atau
satu surat sekaligus. Satu surat bisa baru lengkap setelah
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Ayat-ayat tersebut diturunkan sedikit demi sedikit seiring
situasi yang dihadapi Nabi dan pengikutnya. Dengan
IKH T IS AR R IS AL AH | 131

proses yang demikian, maka hikmah pemahaman dan


pemaknaan dari ayat-ayat tersebut pun bisa benar-benar
mantap menghujam dalam jiwa.
Setiap ayat yang turun dibacakan oleh Nabi , lalu
diterima oleh para sahabat, dihafalkan, dibacakan, dan
diamalkan/diterapkan dalam kehidupan mereka.
Petunjuk wahyu ini benar-benar dicerap setahap demi
setahap. Bukan sekadar sebagai teks atau hafalan,
melainkan betul-betul beserta hikmah-hikmahnya.
Proses sejarah bagaimana turunnya al-Quran
mengajarkan kita untuk senantiasa mengambil hikmah
dari situasi yang tengah dialami dengan senantiasa
mengaitkannya pada petunjuk di al-Quran. Bagi kita di
zaman sekarang, hikmah-hikmah turunnya ayat-ayat alQuran bisa didapatkan dengan membaca kisah
kehidupan Nabi dan muslim generasi pertama, yakni
dengan mengetahui dalam situasi apa ayat tersebut
diturunkan sebagai petunjuk, serta bagaimana Nabi
dan para sahabat mengambil pelajaran darinya. Kisahkisah hikmah tersebut kemudian bisa menjadi kaidah
umum (universal) yang bisa diterapkan dalam berbagai
konteks situasi yang kita alami.
Maka kajian al-Quran mesti selalu bersanding dengan
kajian tentang sirh (kisah kehidupan) Nabi dan umat
Islam generasi pertama yang mengalami langsung
proses turunnya wahyu tersebut. Karena memang di
situlah letak kisah hikmah terbesarnya.
132 | IKHT IS AR R ISA L AH


Walau turun secara acak dan tak berurutan, namun di
masa akhir kehidupan Nabi , ayat-ayat al-Quran
kemudian dirangkai dengan dipandu langsung oleh
Malaikat Jibril. Maka tersusun lah rangkaian surat seperti
yang kita kenal sekarang, dari surat al-Fatihah hingga anNaas. Ajaibnya, rangkaian ayat per ayat dalam susunan
ini memiliki keteraturan dan kepresisian, padahal
awalnya turun secara acak dan tak berurutan. 100
9F

Sebagai wahyu terakhir yang diturunkan ke Bumi dan


akan berlaku hingga penghujung zaman, kemukjizatan
paling utama dan paling khas dari al-Quran adalah
tentang bagaimana kitab ini dijaga keasliannya. Hingga
akhir sejarah umat manusia, seluruh bacaan dalam kitab
ini akan senantiasa sama persis seperti ketika ayatayatnya disampaikan oleh Jibril kepada Nabi .

Sungguh Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an,


dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.
QS al-Hijr [15]: 9

100 Di antara bentuk kepresisian teks al-Quran contoh sederhananya


adalah kata sinonim dan antonim yang jika dijumlahkan hasilnya akan
sama. Misal, kata dunia dan akhirat sama-sama berjumlah 115; kata
malaikat dan Iblis sama-sama berjumlah 88; kata panas dan dingin
sama-sama berjumlah 4; kata manfaat dan mudarat sama-sama
berjumlah 9. Serta sangat banyak bentuk kemukjizatan teks dan semantik
lainnya.

IKH T IS AR R IS AL AH | 133

Salah satu dari bentuk nyata penjagaan keaslian kitab ini


adalah dengan adanya perintah untuk menghafal alQuran. Bacaan dan hafalannya diajarkan turun temurun
dengan mata rantai sanad yang bersambung dari murid
ke guru dan ke gurunya lagi dan ke gurunya lagi, terus
hingga sampai ke para sahabat dan Nabi . 101

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar


dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.
Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
QS al-Anam [7]: 115

Maka, jika seluruh lembaran al-Quran di Bumi ini


dimusnahkan, al-Quran akan tetap ada di kepala-kepala
jutaan penghafalnya yang tersebar di seluruh penjuru Bumi.
Dan al-Quran pun bisa langsung dituliskan kembali secara
utuh dan persis. Keistimewaan ini tidak mungkin ada pada
naskah-naskah apapun di muka Bumi ini. 102

101 Menghafal dan menjaga ilmu ialah perintah dalam tradisi ilmu Islam.
Penekanan mengenai hal ini tidak terdapat dalam tradisi ilmu manapun
selain Islam. Maka, dalam tradisi ilmu Islam, keabsahan dan keotentikan
dijaga dengan sangat tertib dan apik. Bukan hanya al-Quran, melainkan
juga hadits dan berbagai rujukan dalam khazanah ilmu Islam.
102 Itu pulalah mengapa penulisan al-Quran mesti selalu dengan teks
aslinya yang berbahasa dan beraksara arab. Jika hanya terjemahan,
tidak bisa disebut al-Quran. Penjagaan seperti ini tidak terjadi di kitab
suci lainnya yang naskahnya bisa berbeda-beda. Bahkan seringkali

134 | IKHT IS AR R ISA L AH

Begitu banyak kemukjizatan al-Quran, yang semakin hari


semakin terkuak. Baik yang terkait fakta sains, seperti
biologi, astronomi, geologi, maupun terkait fakta sejarah,
yang baru diketahui seiring kemajuan teknologi serta
penelitian mendetail atas al-Quran. 103
Berbeda dengan kemukjizatan yang pernah ada di kisah
kenabian sebelumnya, kemukjizatan al-Quran bukan
cuma bisa dirasakan Nabi dan umat yang hidup di
zamannya saja. Seiring kajian-kajian atasnya, al-Quran
dengan berbagai hikmah yang tersembunyi di dalamnya
akan terus memunculkan kemukjizatan-kemukjizatan
baru yang bisa dirasakan oleh setiap generasi, hingga
berakhirnya sejarah umat manusia. Demikianlah

hanya berupa teks terjemahan, tanpa bahasa aslinya. Padahal tak ada
penerjemahan lintas bahasa yang bisa mencukupi makna
sesungguhnya (pasti ada pergeseran). Dalam mempelajari al-Quran,
terjemahan hanya ditempatkan sebatas keumuman makna
(pamahaman di taraf paling awal). Sedangkan makna yang
sesungguhnya baru bisa dipetik melalui kajian tafsir yang diiringi kajian
tentang sirh nabawiyyah (sejarah hidup Nabi ).
103 Di antara contohnya: detail tahapan proses pertumbuhan janin yang
dijelaskan dalam ayat tentang penciptaan manusia, yang fakta
ilmiahnya baru diketahui melalui embriologi abad ke-20; tentang proses
terjadinya hujan; fakta tentang lebah, semut, dsb.; serta banyak lainnya.
Sementara itu, bagi muslim, segala ilmu pengetahuan modern yang
tidak sesuai dengan al-Quran maka dijamin salah dan harus dibantah.
Semisal Darwinisme yang jelas-jelas terkuak sebagai pembohongan
besar-besaran; serta pula konsep kosmologi modern dengan teori Bumi
globe dan teori big bang-nya yang boleh lah dikritisi kembali, karena
walau sesuai dalam beberapa hal, tapi juga disinyalir tidak sesuai
dengan beberapa gambaran yang digunakan dalam al-Quran (dan juga
dalam kitab-kitab suci lainnya) wallahu alam bishawab.
IKH T IS AR R IS AL AH | 135

kekhasan mukjizat dari risalah terakhir yang diturunkan di


akhirzaman.

Pedoman dalam al-Quran disajikan lewat berbagai


bentuk penuturan ayat. Pada hakikatnya, semua adalah
mengenai tauhid. Maka, yang paling utama adalah ayatayat di mana Allah mengenalkan diri-Nya secara
langsung, melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Hanya
lewat penjelasan inilah makhluk bisa mengenal
Tuhannya secara benar, karena Allah sendiri lah yang
berhak menjelaskan siapa Dia.
Selain itu, di antara porsi yang terbanyak adalah ayat
yang bercerita tentang kisah para nabi dan umat
terdahulu. Ayat-ayat yang berisi kisah mencapai 1/3
bagian al-Quran. Ini menunjukkan keutamaan kisah dan
hikmah, sehingga menyampaikan pesan dan pelajaran
lewat kisah menjadi salah satu kekhasan al-Quran dalam
bertutur.
Porsi lain yang juga sangat banyak ialah ayat tentang
Alam Semesta, baik berupa penjelasan/penceritaan
maupun retorika yang mendorong umat muslim untuk
mengamati dan meneliti alam ini. Seringkali diiringi pula
perintah untuk mempergunakan segenap indera, akal,
serta hati nurani, karena mengenal keagungan Alam
Semesta adalah juga jalan untuk mengenal Sang
Pencipta Alam Semesta tersebut.

136 | IKHT IS AR R ISA L AH

Sesungguhnya pada penciptaan Langit dan Bumi, pergantian


malam dan siang, kapal-kapal yang belayar di laut dengan bawaan
yang bermanfaat bagi manusia, demikian pula air hujan yang Allah
turunkan dari Langit lalu dengannya Allah hidupkan tumbuhtumbuhan di Bumi setelah matinya, serta Dia biakkan padanya
berbagai binatang, demikian pula (pada) peredaran angin dan
awan yang ditundukkan di antara Langit dan Bumi, sungguh
terkandung tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
QS al-Baqarah [2]: 164

Al-Quran juga menyampaikan pedoman dalam bentuk


perintah dan aturan secara langsung, baik terkait
perintah dan tata cara ibadah maupun berbagai hukum
syariat lainnya, seperti shalat, zakat, puasa, hukum waris,
hukum pernikahan, dan lain sebagainya.

Hal-hal paling pokok dalam al-Quran terwakili oleh alFatihah (surat pembuka) dan surat-surat dalam Juz Amma
(bab terakhir al-Quran) yang banyak mengulas tentang
tauhid beserta keseluruhan akidah (keimanan) Islam.
Pokok bahasan tentang akidah di bagian Juz Amma ini
kemudian dapat terkerucutkan lagi ke dalam 16 surat
terakhir di penghujung al-Quran, yakni dari Surat anNaas hingga Surat al-Zalzalah.
IKH T IS AR R IS AL AH | 137

Sementara intisari yang paling utama dan paling mulia


dari keseluruhan al-Quran terkandung dalam Surat alFatihah yang dijuluki sebagai Ummulquran (Induknya alQuran). Inilah tujuh ayat yang senantiasa diulang-ulang
oleh muslim dalam shalatnya, paling sedikit 17 kali sehari:

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai Hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah,
dan hanya kepada Engkau pula kami memohon pertolongan
Bimbing lah kami jalan yang lurus.
Jalan orang-orang yang telah Engkau karuniai nikmat atas mereka,
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan jalan
mereka yang sesat.
QS al-Fatihah [1]: 1-7

Jika disarikan hanya dalam satu ayat, hakikat tauhid yang


merupakan topik keseluruhan al-Quran dapat terwakili
ayat ke-5, yakni kalimat: Iyyaka nabudu wa iyyaka
nastain Hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkau pula kami memohon pertolongan.
138 | IKHT IS AR R ISA L AH


Nabi melukiskan al-Quran sebagai:
Kitab Allah yang mengandung pengetahuan tentang segala hal,
apa yang terjadi sebelum dan sesudah kalian, termasuk hukum
yang menyangkut apapun bagi kalian. Ialah yang memilahkan
(antara baik dan buruk, hak dan batil, benar dan salah), dan bukan
main-main belaka. Sesiapa yang dengan angkuh meninggalkan
al-Quran, ia akan dibuat rembas oleh Allah. Siapa mencari
petunjuk di luar al-Quran, akan dibuatnya sesat oleh Allah.
Ia adalah tali yang kuat, kata-kata yang bijak, dan jalan yang lurus.
Dengannya segala karsa takkan menyimpang, lisan-lisan pun tak
akan samar. Para pengampu ilmu tak merasa kenyang darinya. Tak
usang kala berulang dibaca, (tak bakal hancur karena banyaknya
penolakan), tak kunjung habis keajaiban-keajaibannya.
Kala sekumpulan jin mendengarkannya, tak henti-henti mereka
mengucap, Sungguh kami mendengar ayat-ayat al-Quran yang
menakjubkan! Yang memberi jalan petunjuk, maka kami beriman
padanya. (Sesiapa yang memahami ilmunya, akan lekas sampai
pada tujuannya). Sesiapa yang berkata dengannya, ia niscaya
benar. Sesiapa yang mengamalkannya, niscaya diganjar pahala.
Sesiapa berhukum dengannya, ia pasti adil. Sesiapa menyeru
padanya, ia pasti ditunjuki jalan yang lurus.
HR at-Tirmidzi: 2831; HR Damiri; HR Ahmad

Katakanlah, "Sungguh jikapun seluruh manusia dan jin berkumpul


untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak
akan mampu mewujudkan yang semisalnya, sekalipun mereka
saling membantu satu sama lain.
QS al-Isra [17]: 88
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 139

as-Sunnah

petunjuk & teladan dari sang rasul


Dan Allah telah menurunkan Kitab (al-Quran) dan
Hikmah (as-Sunnah) kepadamu, serta telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum engkau ketahui.
Dan karunia Allah sangat besar atasmu
QS al-Nisa [4]: 113

Makna dari as-Sunnah adalah segala sesuatu yang


bersumber dari Nabi , baik berbentuk ucapan,
perbuatan, kebiasaan, penetapan dan segala hal yang
disetujui, akhlak (sifat dan tindak laku) bahkan sifat
tubuh, serta segenap khazanah ilmu pengetahuan.
Singkatnya yakni keseluruhan hikmah yang ada dalam
pribadi dan kehidupan Nabi . Maka as-Sunnah pun
diistilahkan pula sebagai Hikmah.
Pada masa hidup Nabi sebagian dari sahabat terbiasa
menghafal dan juga mencatat hal-hal yang bersumber
dari Nabi , di samping al-Quran (mereka masih
memegang tradisi menghafal dan memiliki kemampuan
140 | IKHT IS AR R ISA L AH

menghafal yang sangat-sangat kuat). Hafalan dan


catatan ini adalah apa yang disebut sebagai hadits. Di
generasi selanjutnya hadits-hadits dikumpulkan dalam
kitab-kitab yang ditulis para ulama hadits. Maka asSunnah pun seringkali diistilahkan sebagai al-Hadits. 104

Begitu mulianya as-Sunnah, karena setiap yang


dilakukan Nabi senantiasa tersucikan dari dosa. Tiap
ada sedikit saja khilaf (dan ini kadang memang terjadi
walau sangat-sangat jarang), akan langsung ditegur dan
diluruskan dengan turunnya wahyu. Karena juga
merupakan sebentuk wahyu, maka as-Sunnah (Hikmah)
pun adalah pedoman paling utama bagi muslim setelah
al-Quran (Kitab).

104 Mereka ialah para cendekiawan yang menelusuri hadits-hadits


melalui jalur sanad, yakni mata rantai ilmu yang disampaikan turun
temurun. Para ulama hadits mempunyai keunggulan tersendiri. Dalam
kepala mereka tersimpan hafalan ratusan ribu hingga jutaan hadits,
termasuk matan (isi penceritaan), sanad (jalur periwayatan), serta
biografi para periwayatnya. Mereka sangat tertib dalam menjaga
keotentikan data yang dicatatkannya. Hadits yang dapat digunakan
sebagai landasan hukum, jalur periwayatannya mesti benar-benar
berujung ke Nabi . Siapa saja yang menjadi sumber sanadnya pun
mestilah orang-orang shalih yang dalam riwayat hidupnya dikenal
terbebas dari sifat dusta dan bukan pula pelupa. Maka hadits
mempunyai derajat-derajat tertentu, mulai dari mutawatir, shahih (jalur
periwayatannya sempurna dan dipastikan kebenarannya), hasan (jalur
periwayatannya baik dan sangat mendekati kebenaran), serta banyak
derajat lain hingga yang terendah yakni dhaif (periwayatannya lemah),
serta maudhu dan munkar (dipastikan tidak otentik/palsu).

IKH T IS AR R IS AL AH | 141

As-Sunnah juga tak lain adalah perincian atas hal-hal


umum yang terdapat dalam al-Quran, karena
keseluruhan al-Quran telah diterapkan dan dicontohkan
oleh Nabi dalam keseharian selama masa hidupnya.
Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi , maka ia menjawab:
Akhlak beliau adalah al-Quran. Bukankah engkau telah
membaca ayat al-Quran?: Sesungguhnya engkau (Muhammad)
memiliki akhlak yang agung.
HR Ahmad: 23460

Sesiapa yang mentaati Rasul, sungguh


ia telah mentaati Allah.
QS al-Nisa [4]: 80

Dalam as-Sunnah terdapat berbagai panduan,


mencakup keteladanan, perintah dan larangan, aturan
dan berbagai bentuk tata cara, serta segenap syariat,
mulai dari urusan sepele seperti makan dan tidur, hingga
tata cara ibadah, bahkan urusan mengatur sebuah
negara. Mulai dari hal-hal yang terjelaskan secara
gamblang dan detail, hingga kaidah-kaidah umum dari
segenap hikmah kisah hidup Nabi , yang senantiasa
dapat diterapkan bermacam situasi berbeda dalam
berbagai konteks kehidupan muslim. Maka dalam Islam
setiap hal sungguh telah ada dasar panduannya.
Wallahu alam bishawab []

142 | IKHT IS AR R ISA L AH

Kisah

ibrh & hikmah sirh para nabi


hingga sejarah peradaban islam

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat ibrh


(pelajaran) bagi ulil albab (orang yang mempergunakan akal).
Al-Quran bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat bagi yang beriman.
QS Yusuf [12]: 111

Kisah mempunyai tempat yang istimewa dalam


khazanah ilmu Islam. Porsinya yang mencapai 1/3 dari
keseluruhan al-Quran menggambarkan bahwa pelajaran
melalui kisah merupakan hal yang sangat penting. Kisah
bahkan adalah bentuk pengajaran dan panduan tersendiri
bagi muslim. Kisah secara tak langsung mengajari kita
dengan cara yang halus dan tidak menggurui. Namun
sajian kisah justru menuntut kita untuk mempergunakan
akal dan nurani agar kita bisa memetik suatu makna dan
pelajaran darinya.
IKH T IS AR R IS AL AH | 143

Lewat kisah, setiap orang bisa mendapatkan pemahaman


dan memetik makna secara khas, dengan kesan yang
berbeda-beda dan dengan kedalaman penghayatan yang
berbeda pulatergantung kepekaan akal-nuraninya.
Dimanfaatkannya akal dan nurani bahkan adalah syarat
untuk bisa memetik pemahaman dan makna dari suatu
kisahdemikianlah yang ditegaskan al-Quran.
Al-Quran seringkali menggambarkan bahwa dalam suatu
kisah banyak mengandung ibrh dan hikmah. Inilah
bentuk pengajaran dan pelajaran yang sangat
diagungkan dalam al-Quran.
Kata ibrh mempunyai makna menyeberangkan atau
menembus. Dalam kisah terdapat banyak pelajaran
tersembunyi yang mesti ditembus terlebih dulu. Mesti
digali dan dicari agar kita bisa terhubung dengannya.
Maka, ibrh juga ibarat sebuah jembatan yang dapat
menghubungkan suatu kisah dengan diri kita, untuk
kemudian ditemukan makna dan pelajaran darinya.
Dengan demikian, ragam pengalaman yang pernah
dialami orang lain di peristiwa yang telah lalu pun bisa
bermanfaat bagi kehidupan kita.
Sedangkan kata hikmah pada dasarnya terkait dengan
makna kata hukum, pola atau skema yang telah
ditetapkan. Memahami pola tersebut dapat membantu
kita untuk juga paham tentang bagaimana semestinya
menjalani kehidupan. Agar tak melenceng dari apa yang
telah Allah tetapkan sebagai kebaikan dalam
penciptaan ini.
144 | IKHT IS AR R ISA L AH

Hikmah juga bisa diartikan sebagai ilmu dan


pengetahuan yang telah benar-benar bisa kita maknai,
sehingga bisa betul-betul diterapkan dan memberi
manfaat nyata dalam kehidupan. Maka, kisah yang telah
terpetik hikmahnya bukanlah wawasan tanpa makna
yang sekadar menghiasi perbincangan. Melainkan
sesuatu yang memang dapat membantu kita
menentukan langkah dalam kehidupantentang apa
yang sepatutnya dilakukan kemudian.
Ulama sejarah menyimpulkan, Tak ada sesuatu yang
baru di bawah terik Mentari yang sama. Artinya, selama
kisah tersebut berlangsung di atas Bumi ini, maka
sesungguhnya adalah itu-itu juga. Polanya sama dan
berulang-ulang. Akan selalu ada hukum sebab dan akibat
yang serupa sepanjang sejarah. Yang berbeda hanyalah
pelakon dan rincian pernak-pernik cerita yang
menghiasinya. Demikianlah sunnatullah yang berlaku,
yakni sistem dan hukum yang telah Allah tetapkan bagi
kelangsungan kehidupan ini.

Al-Quran menyajikan begitu banyak kisah kaum


terdahulu, mulai dari penciptaan Adam hingga peristiwaperistiwa di era Nabi . Kisah yang telah dipilihkan Allah
dalam al-Quran tentunya merupakan kisah-kisah yang
mempunyai kadar ibrh dan hikmah yang paling tinggi. Ini
pulalah kisah-kisah yang mesti menjadi patotkan tentang
kebenaran.
IKH T IS AR R IS AL AH | 145


Dan masing-masing kisah para rasul itu Kami ceritakan
kepadamu. Ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan
hatimu, yang dibawakannya kepadamu kebenaran, nasihat
serta peringatan bagi orang-orang yang beriman.
QS Hud [11]: 120

Namun demikian, ibrh dan hikmah kisah tak terbatas


pada kisah-kisah itu saja. Setiap kisah, apapun itu, bisa
mengandung pelajaran. Maka sangat penting bagi
muslim untuk benar-benar menaruh perhatian terhadap
sejarah. Mencakup seluruh sejarah yang terkait
peristiwa-peristiwa besar, hingga berbagai bentuk kisah
nyata dalam kehidupan manusia. Apapun yang
penceritaannya sampai kepada kita.
Dari semua itu, yang paling pertama mesti dipahami
tentunya adalah sejarah bagaimana Risalah Allah
diperjuangkan dan ditegakan oleh para nabi dan orang
shalih dari zaman ke zaman. Mereka adalah para lakon
utama pengusung peran kebaikan (protagonis) di atas
panggung drama kehidupan umat manusia ini.

146 | IKHT IS AR R ISA L AH

PARA RASUL & NABI


beserta pengikutnya

[ TOKOH PROTAGONIS ]

Nabi Adam
Nabi Nuh
Nabi Ibrahim
Nabi Musa
Nabi Isa al-Masih
Nabi Muhammad

IBLIS & PARA SYAITAN


beserta pengikutnya
[ TOKOH ANTAGONIS ]

Iblis
Kanan & kaum penentang kerasulan
Sang Namrud
Sang Firaun (Ramses II)
Para Rabi Yahudi &
Kekaisaran Romawi (Herodes)
Musyrikin Quraisy
(sebagai penguasa Kabah),

Kekaisaran Romawi & Persia


Kekhalifahan Islam

(Khulafaurasyidin, Abbasiyyah,
Ummayah, Utsmani)

para ulama & umat


yang berteguh pada
al-Quran & as-Sunnah

Imam Mahdi
& Isa al-Masih

(yang turun kembali)

(Heraklius & Kisra II)

Imperium Barat & Persia

(Kekaisaran Romawi, Kekaisaran


Persia, Kerajaan Britania Raya &
kerajaan-kerajaan Eropa lainnya),
Kekaisaran Mongol, serta kerajaanmusyrik lainnya)

Zionis yang menunggangi


dwitunggal adikuasa

Amerika-Israel

Al-Masih ad-Dajjal
(sang al-Masih Palsu)

& Yajuj Majuj

Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 147

Khazanah
Ilmu Islam

warisan kebijaksanaan &


keluasan ilmu para alim-ulama
Nabi bersabda:

Ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak


mewariskan dinar dirham, melainkan hanya mewariskan ilmu.
Sesiapa yang mengambil warisan tersebut, ia akan
mendapatkan suatu kelimpahan.
HR at-Tirmidzi: 2681

Setelah berakhirnya masa kenabian di empatbelas abad


silam, maka para ulama lah yang menjaga warisan paling
berharga dari para nabi. Khazanah keilmuan para alimulama sesungguhnya sangat luas. Selama satu setengah
milenium peradaban Islam, para ulama telah
menghasilkan sangat banyak karya luar biasa. 105 Baik
para ulama terdahulu dari kalangan salaf (tiga generasi
pertama muslim) yang masih bersentuhan dengan masa
Walau sebagian karya telah punah seiring proses jatuhnya pusatpusat peradaban Islam, tapi apa yang tersisa sekarang masih sangat
pantas dikategorikan sebagai khazanah ilmu yang tak ternilai.
Khazanah ilmu tersebut masih terbuka lebar untuk digali, dan sungguh
bisa dijadikan sebagai modal besar untuk kebangkitan Islam.

105

148 | IKHT IS AR R ISA L AH

hidup Nabi , hingga ulama di zaman kita yang mesti


tanggap dan jeli dalam merespon perkembangan zaman.
Jelas bahwa dalam karya para ulama juga terkandung
pedoman bagi muslim. Karena mereka lah yang
memahami al-Quran dan as-Sunnah, dan kemudian
menjabarkan secara lebih rinci melalui buah karya mereka.
Jenis karya yang paling utama tentunya adalah kitab-kitab
tafsir al-Quran, syarah hadist (penjelasan tentang asSunnah), kajian tentang aqidah, akhlak dan adab, fikih, kitab
sirh nabi dan sejarah Islam, serta kemudian juga termasuk
ijma-ijma yang menjelaskan secara syari hal-hal
mutakhir/kontemporer seiring perkembangan zamanyang
kasusnya tidak terperinci dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Di samping ilmu syari, terdapat pula karya dari beragam
ilmu dunia, yakni ilmu selain ilmu agama namun tetap
berlandaskan prinsip keislaman. Termasuk di dalamnya
adalah sains, kedokteran, astronomi, sejarah dan ilmu
sosial, ilmu pendidikan, ilmu pertanian, dsb.
Di tengah luasnya dunia ilmu, apa yang diwariskan alimulama menduduki tempat yang paling penting, karena
memang hanya ilmu yang berlandasakan Risalah Allah dan
yang tidak bertentangan dengannya lah yang dapat
menjadi panduan dan inspirasi kehidupan muslim. Maka
patutlah bagi kita untuk membaca dan mengkaji karyakarya mereka, menerapkannya, juga mengembangkannya
untuk konteks kehidupan kita saat ini dan masa depan. []
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 149


SIMPULAN:
Derajat Panduan Kehidupan

1) Induk dari segala ilmu dan pedoman hidup ialah alQuran, yakni wahyu terakhir yang berlaku di akhirzaman.
Dejarat al-Quran adalah yang paling tinggi. Tak ada yang
boleh ditempatkan di atas al-Quran
2) Tempat selanjutnya ialah as-Sunnah, yang juga
merupakan wahyu dalam bentuk yang lain, yang
terwujud dalam kehidupan sang Nabi dan tercatat
secara apik dalam sejarah. Sebagai penjelas dari alQuran, as-Sunnah senantiasa ditempatkan beriringan
setelah al-Quran, sesuai derajat keshahihannya.
3) Kisah punya tempat tersendiri ketika bicara tentang
pedoman hidup. ibrh dan hikmah dalam kisah ranahnya
sangat luas. Inilah bentuk pedoman yang sifatnya tidak
baku, swalayan dan bisa dipetik sendiri oleh masingmasing dari kita, lewat penelaahan dan perenungan.
4) Di antara luasnya ilmu, warisan alim-ulama menduduki
tempat tersendiri dan mesti diprioritaskan. Intinya, segala
ilmu bagi muslim mesti perpangkal dari Risalah Allah, atau
seminimalnya tak bertentangan dengannya.
Demikianlah tingkatan derajat ilmu yang sejatinya
menjadi acuan kehidupan muslim, di mana agama
senantiasa menjadi porosnya.
Wallahu alam bishawab []
150 | IKHT IS AR R ISA L AH

VII

MENJALANI
PENGHUJUNG
ZAMAN
menyibak tabir-tabir
muslihat

para hukama berujar,

Kebenaran itu memang


ada kalanya terkecap pahit.

Tapi sungguh, yang pahit itulah


yang maslahat buat engkau.*

Maka tenggaklah yang pahit itu.

* Ibarat membandingkan kembang gula dan jejamu. Yang satu manis


tapi membikin gigi rusak dan tak memberi manfaat apapun bagi tubuh;
yang satu lagi pahit dan bahkan kadang pahang, tapi menyehatkan,
maka inilah yang dibutuhkan tubuh.

Nubuat
Akhirzaman

panduan untuk memahami & merespon zaman


Nabi bersabda:

Sungguh, menjelang terjadinya kiamat akan datang


fitnah-fitnah (ujian/cobaan) yang datang ibarat
potongan malam nan gelap gulita. 106
HR Abu Daud: 4259; HR Ahmad: 19231

Nubuat adalah berita atau isyarat tentang rahasia masa


depan, yakni pengetahuan gaib (tersembunyi) yang sedikit
dibukakan oleh Allah melalui para nabi. Nubuat selalu ada
dalam kisah kenabian, hadir bersamaan dengan petunjuk
dan pedoman yang diturunkan lewat kitab-kitab suci.
Seperti diulas di bagian awal, salah satu yang diberitakan
dalam nubuat ialah kabar tentang akan adanya seorang
Nabi Penutup di akhirzaman, yakni Nabi Muhammad .
Nubuat lain yang paling banyak diketahui adalah tentang
akan datangnya Hari Kiamat, bahwa dunia akan berakhir
dengan sebuah kehancuran besar.
106 Sebuah penggambaran betapa ujian itu amat berbahaya dan tidak
kentara, sehingga bisa datang menimpa tanpa kita sadari.

IKH T IS AR R IS AL AH | 153

Sebagai risalah terakhir yang diperuntukan bagi umat di


akhirzaman, 107 maka ajaran Islam pun mencakup sangat
banyak nubuat tentang akhirzaman, yakni tentang
fenomena-fenomena aneh dan bahkan tidak masuk akal
yang akan terjadi menjelang Hari Kiamat, yang juga disertai
petunjuk untuk mewaspadai dan menghadapinya.

Di antara pertanda yang banyak dikabarkan dalam nubuat


akhirzaman adalah tentang salah satu fase di akhirzaman
di mana sangat banyak terjadi kekacauan, kezaliman,
kerusakan, serta berbagai kejangggalan yang bukanlah
situasi yang baik. Fenomena ini tengah terjadi di zaman
kita sekarang. Beberapa hal yang disebutkan dalam
nubuat dan saat ini telah tampak sangat jelas misalnya:
banyak diangkatnya pemimpin yang tidak amanah; urusan
diserahkan bukan pada ahlinya (tak berilmu); aparat penegak
hukum (khususnya polisi) yang zalim dan semena-mena 108
ekonomi riba merajalela; semakin maraknya perdagangan
dan semakin dekatnya jarak antarpasar; para istri sibuk
membantu suami dalam urusan nafkah 109
orang berlomba membuat bangunan pencakar langit 110

Akhirzaman ialah sebuah masa di penghujung sejarah umat manusia.


Periodenya bermula sejak masa diutusnya Rasulullah Muhammad
(abad 7 M) hingga akhir sejarah dunia saat terjadinya kiamat.
108 HR al-Bukhari: 6016; HR Ahmad: 21129
109 HR Abu Daud: 2893; HR Ibnu Majah: 2269; HR Ahmad: 3896
110 HR Muslim: 10
107

154 | IKHT IS AR R ISA L AH

maraknya gaya berdandan yang nyeleneh; perempuan yang


mengumbar aurat; orangtua bergaya anak muda; dsb. 111
artis yang merajalela; maraknya musik dan dunia hiburan yang
penuh maksiat; maraknya minuman memabukan (alkohol,
dsb.) dengan beragam jenis dan nama; sex bebas dan zina
makin marak dan orang tak malu mengumbar dosa besar ini 112
semakin menjauhnya umat dari ilmu; masjid banyak
dibangun secara mewah dan megah, namun sedikit hikmah
di dalamnya; haji dan umrah ibarat pergi tamasya 113
maraknya beragam jenis kemusyrikan; semakin
ditinggalkannya sunnah-sunnah nabi 114
waktu semakin singkat; derap zaman semakin cepat; semakin
ditinggalkannya silaturahim dan buruknya kehidupan
bertetangga; banyaknya perempuan dan sedikitnya laki-laki 115
semakin banyaknya gempa bumi dan bencana alam, dsb.

Akan terjadinya hal-hal tersebut telah dikabarkan berabad


silam. Begitu banyak nasihat yang disampaikan Nabi
terkait kewaspadaan atas fenomena tersebut.

HR Muslim, al-Libas wa az-Zinah: 16046; HR Ahmad, dsb.


HR at-Tirmidzi, al-Fitan: 2309; HR al-Bukhari: 79; HR Ibnu Hibban: 1889;
HR Abu Dawud, al-Asyribah: 3385, 3671; HR Ibnu Majah, al-Fitan: 4020
113 HR Abu Dawud, ash-Shalah: 445; HR al-Bukhari: 79
114 HR at-Tirmidzi, al-Fitan: 2316
115 HR Ahmad, Musnad al Mukatstsirin: 10346
111
112

IKH T IS AR R IS AL AH | 155

Nubuat akhirzaman dapat terwakili oleh sebuah kerangka


sejarah akhir umat manusia yang diceritakan Nabi ,
bahwa umat ini akan mengalami lima fase zaman:
Fase Kenabian itu ada di tengah-tengah kalian

atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya kala dikehendaki-Nya.

Selanjutnya datang Fase Khilafah ala Minhaj an-Nubuwwah


(Khilafah yang Mengikuti Jejak Kenabian) atas kehendak Allah,
kemudian Allah mengangkatnya kala dikehendaki-Nya.

Kemudian tibalah Fase Mulkan Adhan (Raja-Raja yang Menggigit)

atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya kala dikehendaki-Nya.

Lalu Fase Mulkan Jabariyyan (Para Penguasa yang Memaksakan


Kehendak) atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya
kala dikehendaki-Nya.

Selanjutnya Fase Khilafah ala Minhaj an-Nubuwwah


(Khilafah yang Mengikuti Jejak Kenabian).
Kemudian beliau (Nabi) diam.
HR Ahmad: 4/273; HR al-Bazzar; HR at-Thabrani

Fase Kenabian telah lama berlalu setelah wafatnya Nabi


. Kemudian diikuti fase kedua yang hanya berlangsung
30 tahun sepanjang masa Khulafaurasyiddin. Lalu para
Raja yang Menggigit pun telah berkuasa dalam rentang
masa yang sangat panjang, sejak dimulainya Dinasti
Umayyah, Dinasti Abbasiyyah, kemudian disambung
Dinasti Utsmani yang akhirnya tumbang di tahun 1924.
Sejak itu terjadi kekosongan kekhalifahan, kaum muslim
terpuruk dan dunia dikuasai oleh penguasa zalim. Setelah
pengambilalihan kekuasaan Turki oleh Britania Raya,
kemudian Amerika-Israel lah yang mengambil kendali
hampir keseluruhan tatanan dunia yang disebut zaman
modern ini. Inilah fase keempat yang tengah kita jalani.
Wallahu alam bishawab []
156 | IKHT IS AR R ISA L AH

Mulkan
Jabariyyan
menghadapi tirani yang
memaksakan kehendak



Sesiapa yang ingkar kepada thaghut 116 dan
beriman kepada Allah, sungguh ia telah berpegang
pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
QS al-Baqarah [2]: 256

Inilah fase keempat, zaman berkuasanya penguasa zalim


yang oleh Nabi diistilahkan sebagai Mulkan Jabariyyan,
yakni penguasa yang sewenang-wenang dalam
memaksakan kehendaknya. Inilah zaman di mana hukum
dan segala prinsip yang telah Allah tetapkan dalam kitab
suci dikesampingkan, digantikan oleh segenap prinsip dan
aturan hidup buatan manusia. 117
16F

116 Thaghut yakni segala sesuatu selain Allah, yang dipuja, disembah,
diagungkan dan diperlakukan berlebihan. Lihat juga QS 43: 45; QS 29: 25
117 Lihat QS 5: 44-47

Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukumku sesat, aku


akan benar-benar menghalang-halangi mereka (manusia) dari
jalan-Mu yang lurus. Niscaya kan kudatangi mereka dari depan
dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka.
Engkau tak akan mendapati kebanyakan manusia bersyukur (taat).
QS al-Araf [7]: 17

Di zaman ini hakikat tentang Iblis yang mendatangi


manusia dari segala arah telah mewujud dalam bentuk
perusakan dan penyesatan di setiap lini kehidupan
secara holistik dan sistemik. Lewat berbagai bentuk
jeratan dalam sistem yang zalim, sang penguasa (thagut )
memaksa agar manusia menjalani kehidupannya sesuai
prinsip yang mereka tetapkan.
Dalam memahami hal ini, wawasan keislaman juga

mesti dilengkapi dengan wawasan global beserta


cakrawala berpikir yang luas. Misalnya terkait:
Sistem ekonomi dan moneter yang dibangun dalam prinsip
riba, yang disokong jaringan bank dan perusahaan
multinasional melalui prinsip korporatokrasi. Ekonomi ribawi
inilah yang menjadi pintu masuk penguasaan sang penguasa
atas dunia. Dari ranah ekonomi, kemudian merembet ke
seluruh aspek kehidupan, hingga eksploitasi besar-besaran
atas umat manusia dan lingkungan hidup, yang berdampak
pada rusaknya tatanan masyarakat secara keseluruhan. Lewat
sistem ekonomi ribawi ini, saat ini terjadi ketimpangan sosial
158 | IKHT IS AR R ISA L AH

yang luar biasa. Hampir keseluruhan aset kekayaan Bumi ini


dikuasai hanya oleh kurang dari 1% orang terkaya. 118

Pendidikan yang mewujud sebagai institusi sekolah formal


yang sekuler di mana pengajarannya memisahkan agama
dari ilmu pengetahuan. Sebuah bentuk indoktrinasi yang
secara tak langsung mengarahkan manusia agar berorientasi
kebendaan, yakni menjadikan hal-hal materialistik sebagai
tujuan hidup sekaligus patokan kesuksesan. Dua tujuan
utama sekolah formal adalah:
1) mencetak pekerja
(SDM), 2) menciptakan konsumen. Keduanya sangat
mendukung kelanggengan sistem ekonomi ribawi (kapitalis)
yang tengah berlangsung.
Sistem dan pola pengajaran ini juga (secara tak langsung, tanpa
disadari) memangkas potensi kreativitas, daya kritis, serta
membentuk cara pikir parsial: keilmuan yang tidak saling
terkait satu sama lain; ilmu yang semakin mengerucut dengan
keahlian yang sangat spesifik, sehingga para lulusan sulit
menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya. 119
Materi pengajarannya tak lain adalah segala hal yang Baratsentris (mengagung-agungkan bangsa Barat), terutama terkait
pelencengan sejarah, serta segenap ilmu pengetahuan yang
dilandasi paham sekulerisme dan materialisme.

Lihat dokumenter The Economics of Happiness, The New Rulers Of


The World, The American Dream, The Corporation, Four Horsemen,
serta buku Confession of an Economic Hit Man karya John Perkins, dsb.
119 Gambaran mengenai carut-marut dunia pendidikan, lihat misalnya
paparan Ken Robinson dalam video pendek berjudul Changing Education
Paradigms, paparan Noam Chomsky dalam Education For Whom and
For What?, The Purpose of Education, dan juga buku Weapon of Mass
Instruction karya John Gatto.
118

IKH T IS AR R IS AL AH | 159

Media massa yang dikendalikan untuk menggiring perilaku


massa; terutama melalui budaya pop yang disokong film
(Hollywood), musik populer, fesyen, kuliner, olahraga, otomotif,
serta berbagai bentuk tren dan gaya hidup yang
dipromosikan oleh para selebritis, serta segenap advertising
yang membentuk masyarakat dengan kultur
KONSUMERISME (merajalelanya perilaku KONSUMTIF
adalah salah satu kunci untuk menguasai dan mengeksploitasi
massa; inilah salah satu penyakit paling berbahaya yang
sedang menjangkiti masyarakat modern). 120

Agrikultur & produksi pangan yang dibangun lewat prinsip


industri dengan teknologi canggih yang mendukung
percepatan produksi (peningkatan nilai ekonomi). Yakni
dengan mengeksploitasi alam serta berbagai bentuk rekayasa,
di antaranya: rekayasa genetik, pestisida dan pupuk kimia

sintetik, serta berbagai bentuk rekayasa dalam proses


produksi di laboratorium dan pabrik makanan, yang
menghasilkan beragam makanan tidak thayib (bahaya bagi
kesehatan dan dipertanyakan kehalalannya), merusak air dan
tanah, bahkan menimbulkan polusi genetika. 121

Fasilitas kesehatan melalui industri farmasi yang


memproduksi obat-obat kimia sintetis dengan segala efek
samping dan dampak jangka panjang yang diakibatkannya, yang
justru semakin banyak memunculkan penyakit baru dan
berbagai permasalahan kesehatan. Ditambah dengan
Gambaran mengenai konteks media massa dan dunia pop kultur,
silakan simak film dokumenter Century of the Self, Consumed: Inside
the Belly of the Beast, Manufacturing Consent, dsb.
121 Sekilas mengenai carut-marut dunia industri pangan dan nutrisi,
silakan simak film Food Inc., Food Matters, GMO OMG, dsb.
120

160 | IKHT IS AR R ISA L AH

rumahsakit modern (yang juga berkoalisi dengan perusahaan


asuransi) mengeksploitasi manusia dengan menempatkan
pasien sebagai objek komersil yang bernilai ekonomis. 122

Sistem pemerintahan dengan prinsip sekuler yang


menunggangi paham demokrasi sebagai kendaraan utama.
Intinya, menempatkan aturan buatan manusia di atas aturan
yang ditetapkan Allah; memisahkan pemerintahan dari urusan
keagamaan; agar aturan bernegara dan bermasyarakat harus
terbebas dari intervensi Tuhan. 123

Filsafat dan sains yang berpangkal pada paham humanisme


dan materialisme. Intinya, segala ilmu pengetahuan yang diusung
berujung pada penyangkalan atas keberadaan Tuhan. 124
Di ranah filsafat, dari paham humanisme kemudian
memunculkan berbagai cabang pemikiran. Intinya bahwa
segalanya berpusat pada (kehendak) manusia, bahwa
manusia bisa mengurusi kehidupannya sendiri dan tidak
membutuhkan Tuhan.
Di ranah sains, fondasi besarnya disokong Darwinisme: bahwa
manusia berasal dari sejenis kera, dan seluruh makhluk
berasal dari evolusi sebagai proses kebetulanbukan
penciptaan. Diperkuat pula dengan konsep kosmologi
modern: bahwa Alam Semesta ini ada dengan sendirinya, di
antaranya dengan simpulan akhir dari teori big bang 125 (seperti
122 Gambaran tentang dunia farmasi dan industri kesehatan silakan lihat
film Big Bucks, Big Pharma, The American Parasite, Food Matters, dsb.
123 Lihat dokumenter The War on Democracy, Israel Lobby, This Is What
Democracy Looks Like, Militainment, Inc., The War You Don't See, dsb.
124 Lihat misalnya dokumenter The Signs.
125 Beberapa hal dalam teori ini memang bisa sesuai dengan kisah
penciptaan dalam kitab-kitab suci, namun sebagiannya ternyata tidak

IKH T IS AR R IS AL AH | 161

yang dipertegas oleh Stephen Hawking); termasuk pula


konsep Bumi berbentuk bola/globe sebagai sempalan proses
big bang. Hakikatnya, teori yang menentang proses
penciptaan oleh Tuhan merupakan pseudosains (sains palsu
yang dibuat legal dan massive).

Sistem kepercayaan dan aliran kebatinan yang muncul


dalam berbagai bentuk penyimpangan akidah, terutama lewat
gerakan spiritualisme modern yang dinahkodai new age
movement; paham ini menyebar lewat beragam kemasannya
yang samar, sehingga tidak disadari telah menggiring kaum
muslim ikut ke dalamnya, mencoreng kemurnian tauhid umat. 126
Di antaranya melalui bentuk ramalan, cenayang, pengetahuan
tentang hal gaib (yang tidak bersumber pada Risalah Allah); 127
berbagai praktek hipnosis, astral projection, berbagai
permainan alam bawah sadar; meditasi, aktivasi kundalini,;
konsep reinkarnasi dan siklus penciptaan; law of attraction
yang mengajarkan manusia untuk mewujudkan keinginan
sesuai dengan apa yang digambarkan kitab suci. Seperti gambaran
tentang Bumi yang berupa hamparan (bukan bola); langit yang berupa
kubah transparan yang solid dan tak bisa ditembus serta diibaratlan
lembaran-lembaran yang berlapis tujuh; dsb. Wacana flat earth ini
makin mencuat di tahun-tahun belakangan. Banyak kalangan yang
mengkritisi dan meneliti ulang konsep kosmologi modern ini. Walau
masih kontroversi, tapi yang pasti semakin banyak fakta terkuak yang
menunjukkan kejanggalan konsep tersebut (tentunya terkait
kepentingan para Elite Global [Mulkan Jabariyyan]). Maka khususnya di
era Mulkan Jabariyyan ini kita pun memang mesti sangat jeli dan kritis
dalam menerima konsep-konsep mainstream yang berlaku umum.
126 Lihat misalnya dokumenter Gods of the New Age, serta buku Harakah
al-Ashr al-Jadd karya Fauz bin Kamil Kurdi.
127 Ingat bahwa hanya Allah saja yang mengetahui hal gaib, dan Ia
hanya memberikan sedikit pengetahuan tentang hal gaib itu kepada
para rasul saja (lihat QS 72: 26-27; QS 06: 50).
162 | IKHT IS AR R ISA L AH

tanpa campur tangan Tuhan dan dicukupkan dengan hukum


alam (secara sadar atau tidak, menjadikan Alam Semesta
ibarat mengganti peran Tuhan), 128 dsb. Semua dibuat seolah
logis, sangat menarik dan bahkan menyentuh sisi spiritual
(batiniah)demikianlah piawainya Iblis mengelabui manusia.

Hal yang paling dirusak dalam tatanan kehidupan di era


modern ini adalah cara pandang masyarakat atas
kehidupan (worldview ). Alam pikiran kebanyakan orang
pun teralihkan ke cara pandang yang materialistik dan
sekuler (memisahkan urusan agama dengan kehidupan
duniawi). Karena ini merupakan hal yang paling mendasar,
maka cara masyarakat dalam memandang dan menakar
setiap hal pun bisa berubah total, sesuai apa-apa yang
dikehendaki sang penguasa dan justru berseberangan
dengan apa yang diserukan para nabi.
Sistem yang serba memaksakan kehendak ini berdampak
besar pada rusaknya tatanan masyarakat, hingga
bobroknya akhlak dan adab, semakin redupnya peran hati
nurani dengan hilangnya kepekaan dan nilai-nilai
spiritualitas yang hakiki (tauhid). Hampir semua lini
kehidupan hanya berfokus dan berkonsentrasi pada halhal materialistik dan keduniawian. Sementara arus
spiritualisme/batiniah walau juga tumbuh subur, tapi
justru disusupi pencorengan akidah.
128 Contoh sepele: saat ini sebagian orang cenderung mengucapkan
Terimakasih, Semesta.. dan bukan lagi, Terimakasih, Tuhan.. Seperti
pula istilah mestakungsemesta mendukung, yang walau mungkin
awalnya dibawakan secara ringan, tapi ternyata bisa mengikis akidah
(tentunya tanpa disadari).

IKH T IS AR R IS AL AH | 163

Kerusakan tatanan kehidupan yang dianggap modern ini


bahkan telah sampai di taraf dehumanisasi, yakni
pencerabutan sisi kemanusiaan manusia. Sehingga
manusia secara umum pun ibarat robot atau zombie
yang hanya mengikuti pola keumuman yang ada, tanpa
tau bahwa apa yang diikuti (ternyata) adalah jalan yang
menjerumuskan. 129 Bahwa apa yang sebetulnya dijalani
tak lain merupakan bagian dari kehendak yang
dipaksakan oleh sang penguasa.
Inilah hakikat dari apa yang digulirkan oleh Mulkan al-

Jabariyansang penguasa yang memaksakan


kehendak, yang direpresentasikan dengan berkuasanya

dwitunggal Amerika-Israel yang ditunggangi oleh


sebuah kelompok kecil yang dikenal sebagai Zionis.
Mereka adalah para elite global, yakni segenlitir orang
zalim yang menguasai dunia dari balik layar, tanpa
disadari oleh sebagian besar penduduk dunia.
Kelompok ekslusif inilah yang secara tidak langsung
menjadi kendali dari keseluruhan sistem global yang
zalim ini; membawahi keseluruhan tatanan dunia modern

Contoh riil misalnya adalah paham feminisme yang meyebar secara


masive, tanpa disadari. Satu poin ini saja sudah berdampak sangat fatal,
karena berhasil mengacak-acak tatanan keluarga, mengacaukan peran
dalam rumahtangga, serta menghilangkan/melemahkan pendidikan
rumah. Padahal dalam Islam sangat tegas bahwa keluarga adalah fondasi
paling awal yang menjadi syarat kekokohan dan kemuliaan umat, dan
perempuan punya peran yang sangat khas, sangat utama dan mulia
samasekali tak perlu bersaing peran dengan kaum laki-laki (!).
129

164 | IKHT IS AR R ISA L AH

ini dan mempengaruhi (menguasai) hampir setiap sisi


kehidupan masyarakat dunia, sedari kebutuhan pokok
sehari-hari (makan-minum, kesehatan, dsb.), ekonomi,
informasi, hingga ranah pemikiran dan cara pandang
masyarakat.
Melalui sistem global inilah digulirkan sebuah
eksploitasi secara massal, yakni sebentuk perbudakan
di mana korbannya tidak merasa sedang dipebudak. Di
tengah dahsyatnya sistem zalim ini, kebanyakan orang

bahkan tak tau tentang apa yang sedang terjadi, dan


mereka pun tidak tau bahwa mereka tidak tau. 130
Dashyatnya sistem ini sangat terkait dengan apa yang
dalam nubuat akhirzaman diistilahkan sebagai fitnah

dajjal. Fitnah berarti ujian atau cobaan, sedangkan


dajjal secara makna kata berarti tipuan, muslihat, atau
kepalsuan.
Puncak terberat dari fitnah ini memang akan terjadi
seiring munculnya sosok al-Masih ad-Dajjal (sang alMasih Palsu) tokoh protagonis yang akan tampil
sebagai musuh terbesar umat muslim, akan menjadi
pemimpin tertinggi dari golongan sesat yang
pengaruhnya akan sangat kuat. Namun fitnah ini pun
telah berlangsung sejak bermulanya fase keempat ini,
menyongsong datangnya sang Dajjal.

130

Kutipan pernyataan (analisis) dari Noam Chomsky.


IKH T IS AR R IS AL AH | 165

Maka fitnah dajjal secara sederhana bisa diartikan


sebagai sebuah sistem kehidupan yang serba menipu,
penuh muslihat. 131 Situasi ini pada hakikatnya adalah
serangkaian ujian/cobaan berat bagi umat di akhirzaman.
Dahsyatnya tipuan ini dalam sebuah hadits diibaratkan:

air yang sejuk akan tampak seperti api yang panas


membara, api panas akan tampak seperti air yang
menyejukkan (antara yang hak dan yang batil berputar
balik). Memang nyata bahwa mayoritas manusia saat ini
sedang tertipu oleh buaian dan iming-iming kehidupan
modern-materialistik.
Dengan muslihat yang sangat dahsyat tersebut, maka
fase zaman ini pun digambarkan sebagai masa paling
berbahaya dalam sejarah umat manusia, sejak zaman
Adam hingga Hari Kiamat kelak. Zaman di mana
mempertahankan iman ibarat menggenggam bara api. 132
131 Semisal, di ranah ekonomi berlaku uang kertas dan uang plastik
(kartu kredit) pada hakikatnya adalah uang palsu karena tidak
mempunyai nilai intrinsik (silakan terlusuri sejarah uang); di ranah
pendidikan, kurikulum berisi fakta yang diputarbalikan sesuai
kepentingan penguasa; di ranah pangan dan kesehatan, makanan
direkayasa agar terasa lezat dan dikemas menarik, obat-obatan kimia
sintetik dipromosikan sebagai hal yang maslahat, padahal
kebanyakannya justru merusak tubuh; di ranah politik, para pemimpin
boneka yang diatur dalang penguasa (pengusaha) dari balik layar; di
ranah sains, teori ilmiah dibuat sesuai kepentingan, bertolakbelakang
dengan kenyataan sesungguhnya; dsb. Inilah salah satu hakikat artimakna frasa fitnah dajjal, yakni ujian tentang banyak bentuk
kepalsuan yang merebak di setiap lini kehidupan.
132 HR at-Tirmidzi: 2260

166 | IKHT IS AR R ISA L AH

Nabi bersabda:
Tidak ada satu fitnah (ujian/cobaan) pun di Bumi ini sejak Allah
menciptakan keturunan Adam yang lebih dahsyat fitnahnya
ketimbang fitnah Dajjal. Dan Allah tidak mengutus seorang nabi
pun melainkan pasti ia memperingatkan umatnya untuk
mewaspadai Dajjal. Aku ini nabi terakhir dan kalian lah umat
terakhir. Dajjal akan muncul di tengah kalian, tak diragukan lagi.
HR Ibnu Majah: 4077; HR Abu Daud: 4300

Jika tak dilandasi keimanan yang kokoh dan ilmu yang


mumpuni, seorang muslim bukan saja bisa tergelincir ke
dalam berbagai fitnah, tapi juga terancam salah langkah
menjadi pengikut sang Dajjal tanpa disadari.
Inilah masa perjuangan umat Islam melawan kebatilan
dan ketidakadilan. Masa genting ini akan ditutup dengan
perang besar-besaran antara kekhalifahan Islam yang
dipimpin oleh Imam Mahdi dan Nabi Isa al-Masih (yang
turun kembali ke Bumi), melawan sosok al-Masih alDajjalsang al-Masih Palsu, beserta para pengikutnya.
Satu demi satu nubuat Nabi yang mengisyaratkan
semakin memuncaknya fase ini telah hadir sebagai
kenyataan, baik fenomena alam maupun femomena
sosial. Pertanda-pertanda itu menunjukkan bahwa
kemunculan Imam Mahdi dan Dajjal sudah sangat dekat,
dan ujian terberat bagi umat manusia akan segera
berlangsung.
Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 167

Menyongsong
Kebangkitan Islam
menghidupi hakikat juang
Nabi bersabda:

Aku sampaikan berita gembira kepada kalian bersama al-Mahdi. 133


Dia diutus di tengah umatku saat situasi kacau di antara manusia
dan saat banyak gempa terjadi. Kemudian dia memenuhi dunia
dengan kelurusan dan keadilan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi
dengan ketidakadilan dan kezaliman. Penduduk Langit dan Bumi
ridha kepadanya. [...] Allah memenuhi hati umat Muhammad
dengan kecukupan, keadilan meluas meliputi mereka. 134
HR Ahmad, Baqi Musnad al-Mukaststsirin: 11332

Sungguh telah dijanjikan bahwa fase akhir sejarah umat


ini akan ditutup dengan sebuah kemenangan besar
(happy ending ). Itulah fase akhir ketika prinsip-prinsip
kenabian yang murni akan kembali ditegakkan
Khalifatul Minhaajunubuwah. 135
Nama/julukan sang khalifah yang kelak memimpin peradaban Islam.
Digambarkan dalam lanjutan hadits ini bahwa betapa makmurnya
kehidupan masa itu, hingga tak ada yang mau menerima sedekah harta.

133
134

135 Istilah yang Nabi gunakan untuk menyebut fase ke-5 (fase terakhir)
sama persis dengan yang digunakan untuk fase ke-2, yakni zaman

168 | IKHT IS AR R ISA L AH

Sementara di fase keempat yang sedang sangat pelik ini,


semangat perjuangan untuk bangkit justru harus terus
bernyala. Di sinilah justru tantangan besarnya. Walau
perjuangan yang mesti ditempuh sangat berat, tapi justru
ada fadhilah (keutamaan) dan ganjaran yang besar
bersamanya. 136

Nabi bersabda:
Hendaklah kalian tetap menyeru pada kebaikan dan mencegah
kemungkaran (amar maruf nahi munkar). Hingga apabila engkau
melihat egoisme ditaati, hawa nafsu diikuti, keduniawian yang
diutamakan, dan tiap-tiap orang pandai berbangga dengan
pendapatnya sendiri, dan engkau mendapati persoalan terlalu
sulit untuk diatasi, 137 maka saat itu hendaklah engkau sibukkan saja
pribadimu, berteguh pada mata hatimu, dan tinggalkan
(kecenderungan) kebanyakan orang. Sungguh di hadapan kalian
ada masa-masa di mana bertahan dengan kesabaran ibarat
menggenggam bara. Orang yang berbuat di masa-masa itu
mendapat ganjaran yang setara dengan pahala
limapuluh orang di antara kalian. 138
HR at-Tirmidzi: 2984; HR Abu Daud: 3778;
HR Ibnu Majah; HR al-Baihaqi

Khulafaurasyidin. Maka kegemilangan seperti yang pernah dicapai di


masa Abu Bakar dan Umar bin Khaththab sungguh akan terulang.
136 Karena toh setiap umat dari zaman ke zaman punya tantangannya
sendiri-sendiri. Dalam begitu banyak riwayat digambarkan bahwa di masa
puncak fitnah ini, mempertahankan keimanan, sunnah, serta kesabaran
ibarat menggenggam bara api. Maka amalan seorang hamba pun bernilai
limapuluh kali lipat dibandingkan pahala umat zaman lain.
137 Khusus penggalan kalimat ketika engkau mendapati persoalan terlalu
sulit untuk diatasi, tercatat dalam riwayat HR al-Baihaqi dan HR Ibnu Majah.
138 Yakni dibanding dengan orang-orang di zaman para sahabat.
IKH T IS AR R IS AL AH | 169

Seiring menyongsong kejayaan yang dijanjikan, di tengah


situasi pelik saat ini, di mana segalanya berputar-balik
antara hak dan batil, Nabi mengisyaratkan agar kita
waspada dan menjaga diri, tidak terbuai dan terjerembab
pada arus mayoritas (mainstream ), berlepas dari tren yang
dianut dan dianggap lumrah oleh kebanyakan orang.
Sebaliknya, Nabi mengisyaratkan agar menyibukkan
diri kita untuk sesuatu yang laindapat diinterpretasikan
sebagai rintisan sebuah arus baru dalam perjuangan
menyongsong kebangkitan Islam. Sebuah strategi untuk
membenahi titik-titik prioritas pada hal yang mendasar.
Perkara sekarang adalah bagaimana ikhtiar perjuangan
kita agar bisa meraih fase akhir yang telah dijanjikan
tersebut; agar kita ambil bagian menjadi pelakon di
kejayaan itudan bukannya justru menjadi kaum yang
terombang-ambing (ikut-ikutan), bahkan malah berperan
aktif dalam kekacauan yang tengah berlangsung.
Maka penting dicatat bagi para muslim, bahwa zaman kita
benar-benar ibarat zaman puncak perjuangan. Bukan
saatnya berleha-leha dan terjerembab dalam kefrustasian
dan malah sibuk mempersalahkan zaman dan situasinya.
Salah satu yang menjadi syarat mendasar atas kejayaan
ini adalah dekatnya umat dengan ilmukunci kejayaan
yang dijanjikan itu sungguh ada di situ. Maka segala
langkah dalam perjuangan harus benar-benar dilandasi
ilmu terlebih dahuluyakni ilmu tentang Islam yang
sesungguh-sungguhnya, kaffahutuh dan menyeluruh.
Wallahu alam bishawab []
170 | IKHT IS AR R ISA L AH

Inspirasi Strategi
gambaran langkah konkret
menghadapi keruhnya zaman

Sungguh Allah tak akan mengubah keadaan sesuatu kaum


sampai mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.
QS ar-Raad [13]: 11

Nabi bersabda:
Berhijrah lah kalian dan berpegang teguh lah pada Islam.
HR Thabrani, Majmauz-Zawaid

Di tengah rongrongan zaman yang serba materialistik,


instan, konsumtif, serta serba fasad (rusak dan korup di
berbagai sisi kehidupan) mesti lah kita sebisa mungkin
mengurangi ketergantungan terhadap sistem yang zalim
ini, agar kelak bisa lepas dari jeratannya. Meninggalkan
sistem kehidupan yang penuh mudharat ini secara
bertahap, berhijrah menuju kehidupan yang maslahat,
berlandaskan al-Quran dan mendekati sunnah Nabi .
Walau berat untuk mencapainya, sebentuk kehidupan
yang sahaja dan berdikari (tidak tergantung pada sistem
ini) mesti lah diperjuangkan.

IKH T IS AR R IS AL AH | 171

Perubahan sepatutnya bermula dari lingkup terdekat:


> diri sendiri > keluarga inti > keluarga besar
> tetangga dan pertemanan (komunitas)
> masyarakat luas > negara dan para pemimpin.

Tidak pantas mengelukan perubahan besar sebelum


mengupayakannya di lingkup sendiri. Walau mesti bertahap,
tapi perubahan juga mesti dilakukan secara holistik, dari
setiap sisi kehidupan dengan titik-titik prioritas.

#Pendidikan
>> jangan puas dengan hanya meyerahkan pendidikan anak-anak
kepada pihak ketiga (sekolah formal) >> perkuat pendidikan di

lingkup keluarga lewat kerangka pendidikan akhlak dan


adab, dengan fondasi tauhid yang kokoh; manfaatkan
penuturan sirah nabawiyah sebagai perangkat utama pendidikan

>> ideal jika mampu mulai membangun pendidikan jenjang dasar


secara murni berbasis keluarga dan komunitas (nonformal, nonsekolah)

#Ekonomi
>> HINDARI perilaku KONSUMTIF (boros, tidak tepat guna dalam
berbelanja dan menggunakan barang) >> biasakan gaya hidup
hemat dan SEDERHANA; penuhi kebutuhan yang hakiki, bukan
sekadar memuaskan keinginan (kebutuhan semu)
>> TINGGALKAN ketergantungan pada sistem RIBA; minimalisasi
penggunaan jasa perbankan (kredit, deposito, tabungan uang fiat, serta
juga asuransi, dsb.) > perkuat jaminan sosial berbasis
kekeluargaan di lingkup keluarga besar, pertemanan
serta tetangga terdekat >> Ideal jika bisa meminimalisasi
penggunaan uang fiat (uang kertas) dan mulai menggulirkan ekonomi
mikro dengan alat tukar berbasis emas/perak (dinar-dirham) serta barter
(freeconomic, ekonomi kekeluargaan)
172 | IKHT IS AR R ISA L AH

#Media
>> konsumsi media mainstream (terutama TV serta penggunaan

pilah dan pilih media


informasi dan hiburan; gunakan media secara bijak, kritis
dan proporsional (secukupnya), jangan mudah menyebar berita

internet secara tidak tepat guna) >>

sebelum yakin akan kemaslahatannya; selalu tabayun, jangan mudah


tersulut; sikapi fenomena di media dengan adab yang patut

>> ideal jika bisa tinggalkan TV secara total, dan mengganti asupan
informasi dengan penggunaan internet secara kritis, tepat guna, secukupnya

#Pangan
>> minimalisasi konsumsi makanan produk industri (yang cenderung
berbahan kimia sintetik, rekayasa genetik, yang dikemas dalam kemasan
pabrik dan tidak ramah alam; minimalisasi/tinggalkan gaya hidup kuliner

>> sebisa mungkin


memasak dan mengolah makanan sendiri dengan
memastikan bahan baku yang sehat, organis dan tidak (banyak)
dan sikap berlebihan dalam urusan makanan

terkontaminasi >> ideal jika bisa mulai memproduksi (menanam,


mengolah) makanan sehat/thayib secara swadaya (berkebun di
pekarangan rumah), dan menerapkan pola makan sesuai sunnah Nabi

#Kesehatan
>> minimalisasi ketergantungan terhadap obat-obatan kimia sintetik
(industri farmasi) dan jasa industri rumahsakit >> jalani pola hidup

sehat >>

ideal bisa mengoptimalkan perawatan kesehatan keluarga


berbasis ilmu kesehatan klasik: thibun nabawiyyah, ilmu kesehatan
holistik (homeostasis), pengobatan tradisional/kearifan lokal

Insyaallah selalu ada perubahan yang bisa diupayakan


dalam kesehariandemi berhijrah ke kehiduapn yang
lebih baik, sesuai petunjuk Allah dan rasul-Nya.
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 173

Kunci-Kunci
Waspada
Nabi bersabda:

Apabila umatku telah mengagungkan dunia, maka tercabut lah dari


mereka kehebatan Islam. Dan apabila umatku meningalkan amar
maruf nahi munkar, maka diharamkan bagi mereka keberkahan
wahyu. Dan apabila umatku saling mencaci-maki, maka jatuhlah
mereka dari pandangan Allah.
HR at-Tirmidzi; HR Hakim

Khususnya dalam menghadapi fitnah (ujian/cobaan) di


fase akhirzaman ini, setidaknya ada beberapa hal yang
paling mesti diwaspadai oleh umat muslim:

Wahn: Cinta Keduniawian & Takut Mati


Telah jauh-jauh hari diperingatkan oleh Nabi , dan sejarah pun
membuktikan, bahwa faktor keterpurukan umat Islam selalu
saja terkait dengan wahn, yakni kecintaan terhadap hal-hal
duniawi, serta takut akan kematian (ciut, tidak mau berjuang,
takut berjihad). Terutama disebabkan orientasi hidup yang
MATERIALISTIK dan zona nyaman dalam hal-hal duniawi. Inilah
faktor besar yang dapat menggembosi iman, sehingga muslim
bisa mudah dibuai dan dikuasai. Ini pula yang membuat
hilangnya semangat jihad yang merupakan syarat perjuangan
dan kebangkitan umat.
174 | IKHT IS AR R ISA L AH

Terkait hal ini, di antara perilaku yang paling mesti diwaspadai


dan dihindari ialah: KONSUMERISME (berlebihan dan tidak
cermat dalam belanja), mengejar dan mengumbar kemewahan
serta gaya hidup serba praktis, gila pangkat jabatan dan gila
gelar (akademik, kebangsawanan, agama, haji, dsb.).

Jauh dari al-Quran & as-Sunnah,


Jauh dari Ilmu, Berlepas dari Sejarah
Syarat kekokohan Islam adalah kedekatan muslim dengan dunia
Ilmu. Ilmu dan panduan yang paling utama dan paling tinggi
derajatnya adalah al-Quran dan as-Sunnah. Umat dijamin
hancur jika jauh dari al-Quran dan as-Sunnah. Maka ketika
mengkaji ilmu apapun, dua sumber ini juga mesti selalu menjadi
kerangka dan patokan utama dalam menyimpulkan dan
menakar kebenaran, juga dalam menentukan langkah. Muslim
mesti senantiasa lekat dengan sirh dan sejarah, serta berusaha
memetik ibrh dan hikmah darinya.

Cerai-berai
Menjaga ikatan ukhuwah adalah faktor yang sangat penting bagi
kekokohan umat. 139 Allah telah secara langsung mengingatkan
hal ini dalam QS 3:103. Telah terlalu banyak bukti dalam sejarah
bahwa devide et impera adalah strategi utama musuh yang
telah berhasil mengacaubalaukan umat. Maka umat muslim
mesti sangat berhati-hati dalam hal ini. Di antaranya ialah
dengan menyikapi perbedaan pendapat secara bijak dan selalu

Kokohnya ukhuwah di antaranya bisa berpangkal dari hal sederhana


di keseharian, seperti dengan mendirikan shalat berjamaah di masjid,
memakmurkan masjid dan menghidupkan majelis ilmu, bahkan
termasuk hal yang sangat ringan seperti menebarkan salam, dsb.

139

IKH T IS AR R IS AL AH | 175

menempatkan al-Quran dan as-Sunnah sebagai acuan, serta


meredam ego dan kepentingan masing-masing.

Jerat Riba (dengan Segala Bentuknya)


Sejarah membuktikan, jeratan riba telah menjadi pintu masuk
musuh untuk menguasai kaum musliminjuga untuk
menguasai seluruh dunia melalui sistem ekonomi yang berlaku
saat ini (kapitalis). Jelas bahwa sekali saja kita membuka pintu
untuk riba, maka ia akan menjerat dan sulit dilepaskan. Perintah
untuk memerangi riba adalah salah satu peringatan paling keras
dalam al-Quran. Maka sejatinya para muslim mesti berjuang
untuk menghindari (dan menumpas) riba sebisa mungkin, sesuai
kapasitas masing-masing.

Pembiasan & Syubhat


Pembiasan serta pencampuradukan yang hak dan batil adalah
salah satu hakikat fitnah (ujian/cobaan) di zaman ini. Berbagai
bentuk keburukan dikemas cantik dan bercampur dengan
kebaikan, sehingga sering mengecoh dan menjerumuskan umat.
Muslim mesti selalu jeli dan kritis dalam menelaah terlebih dahulu
hakikat dari berbagai hal yang dijajakan di zaman ini. 140 Selain
meninggalkan yang jelas-jelas haram, menghindari hal yang
meragukan (syubhat) adalah jalan yang lebih dianjurkan Nabi . 141
140F

Munafik
Munafik adalah sifat paling tercela dan paling harus diwaspadai.
Dalam Islam, derajatnya lebih cela ketimbang fasik, kafir, musyrik.
Secara singkat, yang dimaksud munafik di sini ialah individu atau
Baik berupa produk, program kegiatan, kurikulum, tontonan, bacaan
(buku), makanan, obat dan terapi kesehatan, hingga berbagai bentuk
tren, hobi, dan gaya hidup.
141 HR at-Tirmidzi: 8/25 (hadits ke-11 dalam Arbain Nawawi).
140

176 | IKHT IS AR R ISA L AH

golongan yang mengaku muslim tapi sesungguhnya membenci


Islam. 142 Inilah yang paling berbahaya, jauh lebih berbahaya
ketimbang kalangan kafir atau atheis yang jelas-jelas menyatakan
sikap menentang Risalah Allah. Maka, selain kita sendiri yang
mesti menjaga diri agar terhindar dari sifat ini, seorang muslim
juga dilarang bergaul secara intens, apalagi bekerjasama dengan
kalangan yang disinyalir munafik. Menjalin ikatan dengan
kalangan munafik bahkan tergolong dosa besar.

Syirik (yang Tak Disadari)


Puncak dari bahaya-bahaya yang disebutkan di atas adalah
jatuhnya seorang muslim ke dalam syirik. Satu syarat ini saja
(melakukan syirik), maka sudah cukup untuk menjatuhkan
seseorang ke jurang Neraka kekal. Maka, menebar syirik adalah
agenda utama Iblis. Lewat berbagai bentuk dan kemasan, sangat
banyak jebakan yang dijajakan Iblis agar untuk menjerumuskan
sebanyak-banyaknya umat manusia. Terutama lewat bentuk syirik
yang tanpa disadari oleh pelakunya. Untuk itu, sangat penting
bagi muslim untuk senantiasa mendalami hakikat tauhid.

Akhirulkalam, muslihat Iblis memang datang dari segala


arah (QS 7: 17), lewat berbagai hal. Dialah sang musuh
bebuyutan umat manusia yang sepenuh daya menjebak
manusia. Maka seorang muslim mestilah selalu waspada,
sembari senantiasa memohon perlindungan dari Allah.
Wallahu alam bishawab []

Di antaranya misalnya merasa risih dengan hal-hal yang terkait


keislaman. Cenderung tidak nyaman dan tidak bersetuju dengan
sunnah nabi dan syariat Islam. Sifat seperti ini sangat lazim di era
akhirzaman ini, khususnya di mana prinsip sipilis (sekularisme,
pluralisme, liberalisme) telah merembes di banyak sisi kehidupan dan
mempengaruhi cara berpikir masyarakat.

142

IKH T IS AR R IS AL AH | 177


SIMPULAN:
Putih Murni vs Hitam & Abu-Abu

Ibarat memilih di antara dua jalan yang berbeda warna:


Lintasan yang putih murni ialah tempat bagi yang teguh
mengikuti Risalah Allah. Dengan bertahan untuk selalu
berada di sisi itu, atau setidaknya berjuang sepenuh daya
untuk sebisa mungkin mendekat ke sisi tersebut.
Sementara sisi yang hitam pekat ialah jalan yang dipilih
oleh kalangan yang jelas-jelas menentang Risalah Allah
(mendustakan agama yang murni).
Sedangkan wilayah di antara kedua sisi tersebut, yakni abuabu, terhampar bagi siapapun yang serba tanggung, tak
jelas juntrungan dan tidak teguh pendirian. Inilah wilayah
yang paling berbahaya. Karena abu-abu itu pada hakikatnya
ialah tempatnya tumbuh suburnya tipu muslihat. Tempat
campur baur antara yang hak dan yang batil. Tempat di
mana segalanya juga terlihat lebih menarik. Memang di
bagian inilah Mulkan Jabariyyan dan Dajjal paling banyak
menebar jebakan muslihatnya. Di sini pulalah korban
terbanyak yang kelak tergiring ke sisi yang hitam.
Hanya ilmu tentang Risalah Allah saja yang bisa
membuat kita mampu memilah dan memilih jalan
kebaikan yang sepantasnya diambil.
Wallahu alam bishawab []

VII

PENUTUP
catatan tambahan

Dilema Kebenaran
ketulusan vs sekadar kepuasan

Akan Ku-palingkan dari kekuasaan-Ku orang-orang yang orang-orang


yang menyombongkan dirinya di muka Bumi ini tanpa alasan yang
benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda-tanda kebesaran-Ku,
mereka tetap tak akan beriman kepadanya. Jika mereka melihat
jalan yang bisa membawanya kepada petunjuk, mereka pun tak mau
menempuhnya. Namun kala melihat jalan kesesatan, mereka malah
menjalaninya. Itu karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami
dan mereka selalu lalai terhadapnya.
QS al-Araf [7]: 146

Secara umum, ada dua hal yang lazimnya diperjuangkan


manusia kala menjalani kehidupannya: cenderung untuk
mencari kebenaran atau cenderung untuk mencari
kesenangan dan kepuasan. Dengan kata lain, ada orang
yang memang hanya menghabiskan hidupnya untuk
memuaskan hasrat belaka, melakukan hal-hal yang
dianggap dapat memenuhi kesenangan hidup dan
kepuasan batin. Dan sementara itu ada pula orang yang
justru tekun dan tulus dalam mencari kebenaran, meski
IKH T IS AR R IS AL AH | 181

kenyataan tentang kebenaran itu seringkali tidak


menyenangkan, bahkan sulit dan pedih untuk dijalani.
Yang pasti, sesiapa yang terus berjuang mencari

kebenaran SECARA TULUS, insyaallah akan


dipertemukan dengan hakikat kehidupan dan
kebenaran yang sesungguh-sungguhnyadan inilah
jalan keselamatan. Namun sesiapa yang sombong dan
malah menolak kebenaran serta hanya condong pada
kepuasan duniawi, boleh jadi ia tampak bahagia/terpuji/
beruntung/baik-baik saja di dunia, namun sebetulnya akan
sangat-sangat merugi (mendapat azab) di akhirat kelak.
Nabi bersabda:
Sombong ialah tak mau menerima kebenaran
serta melecehkan sesama manusia.
HR Muslim: 131

Godaan atas kepuasan duniawi akan sangat lekat dengan


prestise, gengsi, kedudukan, kehormatan, ketenaran,
kekayaan, dsb. Semuanya tak lain adalah hal-hal yang
lekat dengan sifat angkuh dan takabur. Sifat inilah yang
bisa membuat seseorang menolak kebenaran, walau hati
kecilnya sebetulnya menyetujui kebenaran itu. Ibarat
memuntahkannya setelah sempat sedikit mengecapnya.
Inilah keadaan manusia yang sungguh-sungguh merugi.
Sifat JUJUR dan TULUS adalah salah satu kunci
terpenting dari tercapainya kebenaran yang hakiki.
Wallahu alam bishawab []
182 | IKHT IS AR R ISA L AH

Dilema Mengaji
seputar tabiat kita dalam belajar agama

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Khathabradhiyallahu anhuma:


Kami menjalani hidup dalam jenak waktu yang masing-masing dari
kami diberi (pengajaran) iman sebelum (pengajaran) al-Quran.
(Bilamana) surat al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad ,
kami pun mempelajari perkara halal dan haramnya, juga apa yang
semestinya dipahami darinya seperti kalian belajar al-Quran saat ini.
(Akan tetapi) sungguh hari ini aku telah melihat orang-orang yang
diberi (pengajaran) al-Quran sebelum (pengajaran) iman. Lantas dia
membaca mulai dari pembukaan hingga penutup tanpa mengetahui
perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya, juga
bagaimana seharusnya dia memahami hal itu. Dia ibarat orang yang
menaburkan kurma yang buruk (tidak mendapat faedah darinya).
HR al-Baihaqi; HR al-Hakim

Terlebih lagi di masyarakat kita zaman ini, apa yang


disebut mengaji ternyata sangat identik dengan belajar
membaca al-Quranyakni belajar aksara arab dan
melantunkan bacaan al-Quran. Tadarus al-Quran
menjadi agenda utama (bahkan satu-satunya) dalam
pengajian rutin di kompleks perumahan atau
perkampungan. Sedari kalangan ibu-ibu hingga anakanak dengan program TPA-nya. Kadang bacaannya
dilombakan, ditampilkan di panggung, televisi, atau
sebagai penghias seremoni.
IKH T IS AR R IS AL AH | 183

Semangat keagamaan yang tampaknya bagus. Namun


sungguh perlu dicermati kembali ketika ini seolah
menjadi satu-satunya bentuk kegiatan belajar agama
atau setidaknya yang paling mendominasi. Yakni ketika
al-Quran dilantunkan dengan bagus dan bisa
dikhatamkan berkali-kali, tapi tafsir serta kajian tentang
makna dan isinya hampir ditinggalkan dan bukan
menjadi agenda yang lazim.
Sementara itu, di sebagian pesantren, para santri
mengkhatamkan kitab-kitab fikih (yang bahkan beraksara
arab gundul). Membuatnya pandai mengenai tata cara
ibadah serta pelbagai urusan syariat Islam dengan segala
hukumnya: halal-haram, wajib-sunnah, dsb. Sementara
itu, kajian tentang tauhid tak cukup banyak didalami dan
seolah cukup ala kadarnya.
Begitu pula sirh (kisah nabi) yang walaupun sering
dituturkan, namun hanya menjadi cerita angin lalu, tanpa
diperdalam dan dihayati ibrh dan hikmahnya. Sejarah
Islam tak banyak disinggung kecuali sangat sedikititu
pun cuma di taraf permukaan. Tak lebih dari wawasan
yang tak memadai, dan hampir tak menghasilkan
maslahat apapun.
Begitu pula di sekolah-sekolah, hampir setiap anak
muslim mengikuti matpel PAI (Pendidikan Agama Islam),
tapi sayang itu seringkali cuma lewat sebagai syarat lulus
ujianformalitas.

184 | IKHT IS AR R ISA L AH

Kegiatan belajar agama tampak hidup di banyak tempat.


Namun sepertinya masjid dan majelis ilmu tengah
terlepas dari kenyataan di luaran. Hanya sedikit hikmah
yang terpancar darinya.

Belajar Islam dan pergi mengaji, tapi agama ini seolah tak
berdampak banyak dalam keseharian. Padahal panduan
kehidupan ini sesungguhnya telah sempurna. Gelagat
nyata bahwa sepertinya memang ada yang kurang

tepat dengan bagaimana cara kita mengaji


ada yang perlu dibenahi dalam cara kita mengaji.
Memangnya apa yang salah? Bagaimana pula cara
mengaji yang semestinya? Apa pula yang semestinya
menjadi acuan?
Tentu sudah sepantasnya lah kita mengikuti kaidah yang
dijalankan Nabi kala mengajarkan Islam kepada para
sahabat sebagai muslim generasi pertama. Termasuk
bagaimana tahapannya, prioritasnya, porsinya, cara dan
prosesnya, serta keutuhan khazanah ilmu yang dipelajari.
Sungguh hikmah yang besar bahwa selama 13 tahun
periode pertama di Makkah, Nabi sangat berfokus
pada urusan akidah. Selama itu para sahabat jauh lebih
banyak dibekali fondasi keimanan, agar keyakinan akan
kebenaran Islam betul-betul menghujam terlebih dulu
dalam jiwa mereka.

IKH T IS AR R IS AL AH | 185

Ihwal keimanan ini di antaranya secara langsung


dipelajari melalui bacaan al-Quran yang diajarkan Nabi
seiring tahapan turunnya ayat. Yakni ayat-ayat yang
diturunkan selama periode Makkah (ayat-ayat makkiyah)
dengan kekhasannya yang sangat kental mengulas
keimanan (akidah).
Selama periode ini, Nabi juga sangat banyak
menyampaikan kisah umat terdahulu, yang juga banyak
terkandung di ayat-ayat makkiyah. Maka, sejarah menjadi
alat pengajaran yang sangat penting selama periode awal
ini. Keimanan para sabahat terus mengokoh seiring
hikmah-hikmah kisah yang mereka petik.
Kala itu para sahabat tak terburu-buru menghafal dan
mempelajari al-Quran. Cukup sepuluh ayat demi
sepuluh ayat secara bertahap, konsisten dan penuh
kesabaran. Mereka tak lanjut beranjak sebelum per
sepuluh ayat tersebut benar-benar dapat dimaknai dan
berusaha diamalkan.
Kemudian, jauh setelah proses awal tersebut, fikih dengan
segala detail urusan syariat barulah banyak disampaikan
di periode Madinah. Yakni setelah belasan tahun
sebelumnya membangun fondasi keimanan. Dengan
keimanan yang telah menghujam, segala aturan syariat
yang sifatnya lebih ketat pun bisa mudah diterima. 143

143

Lihat HR al-Bukhari: 4993.

186 | IKHT IS AR R ISA L AH

Perlu dicatat pula, bahwa Nabi pun mengajarkan Islam


melalui akhlak-nya yang sangat mulia, sehingga timbul
simpati dari siapapun yang masih punya kejernihan hati.
Para sahabat belajar langsung dari kehidupan Nabi .
Meneladaninya dan berusaha mencontek setiap inchi
kesehariannya, bahkan mencari-cari tau apa yang
dilakukan Nabi dalam rumahnya, dsb.

Dari cuplikan di atas, secara sederhana tersimpulkan


bahwa memang ada yang tak tepat dengan cara kita
belajar Islam. Ada banyak hal mendasar yang malah
terlewatkan. Ada masalah dengan prioritas dan tahapan
kita dalam mengaji.
Sangat jelas bahwa Islam memang seharusnya dibangun
dengan fondasi keimanan yang kokoh. Tauhid adalah
prioritas, mutlak, tak bisa ditolelirharus benar-benar
ditempatkan paling awal dan porsinya paling intens.
Agama ini jadi terombang-ambing karena ternyata
penganutnya belum berdiri di atas keimanan yang kokoh.
Dan dalam menempa keimanan, kisah dan sejarah juga
ternyata menempati porsi sangat besar. Bukan saja kaya
akan ibrh dan hikmah, tapi juga merupakan salah satu
instrumen utama dalam pengajaran tentang iman.

Tak dimungkiri bahwa belajar membaca al-Quran serta


membaguskan bacaannya adalah hal yang sangatIKH T IS AR R IS AL AH | 187

sangat-sangat-sangat penting. Tapi mendalami hakikat


tauhid sesungguhnya jauh lebih penting dari itu, harus
jauh lebih diprioritaskan di awal dan bukan cuma
sekadar tau. Dan jika mengacu pada bagaimana proses
al-Quran turun, kita akan tau bahwa mempelajari makna
kandungan al-Quran pun nyatanya memang mesti selalu
diiringi dengan mempelajari sirhtidak bisa tidak.
Selama tauhid, sirh dan sejarah masih menjadi topik
yang dianak-tirikan dan tak jadi prioritas dalam kegiatan
mengaji, maka segala ilmu yang dibangun di atasnya
akan rapuh. Begitu pula ketika akhlak dan adab cuma
diterapkan secuplik-secuplik dan tak jadi perhatian utuh,
maka umat ini pun akan tetap terhinakan dan tak pantas
mengampu peradaban.
Hal lain yang juga perlu dicatat adalah tentang betapa
luasnya khazanah ilmu dalam Islam. Bahwa belajar Islam
bukan melulu hanya berfokus tentang belajar shalat,
bacaan al-Quran dan hafalan doa dan dzikir. Isi dari
kegiatan mengaji sepatutnya jauh-jauh lebih luas dari itu.
Meliputi setiap sisi kehidupantanpa kecuali.
Islam ialah sebuah panduan hidup yang sempurna, sangat
memadai dan sangat mencukupi. Ini karena agama ini
diturunkan langsung oleh Sang Khalik, Sang Maha
Pencipta yang menciptakan manusia, yang paling
mengerti bagaimana manusia semestinya menjalani
kehidupan. Ini bukan ajaran atas reka-rekaan manusia

188 | IKHT IS AR R ISA L AH

belakayang walau kadang tampak benar dan bagus, tapi


ternyata salah dan menyalahi fitrah penciptaan manusia.
Dengan kelengkapan dan kesempurnaan yang seperti
itu, maka mengaji secara utuh dan menyeluruh adalah
sebuah kemestian. Agar agama ini tak jadi serpihanserpihan yang sekadar menghiasi keseharian.
Belajar Islam bukan hanya mendalami di satu-dua sisi,
sementara sisi-sisi yang lainnya terabaikan. Jika hanya
dicomot sepotong-sepotong, maka agama ini akan
pincang dan tak berfungsi dengan semestinyabahkan
jikapun potongan-potongan itu dipelajari secara
mendalam.
Walau begitu luasnya khazanah ilmu Islam bukan berarti
kita harus menelan semuanyaini adalah hal yang tak
mungkin. Melainkan, setidaknya kita mestilah mencerap
hal-hal terpenting di setiap sisinya. Kemudian terus
mendalami tiap sisi tersebut secara bertahap dan
terarah, sistematis dan menurut skala prioritas, serta
sesuai kemampuan (kapasitas diri).
Seperti halnya kisah gajah dalam kurungan yang telah
kita baca di awal buku ini, semoga kita tidaklah demikian
dalam memandang Islam dan menghidupi keislaman
kita. Semoga Islam kita memanglah Ibarat gajah yang
seutuh-utuhnya, bukan belalai atau kuping gajah saja.
Wallahu alam bishawab []

IKH T IS AR R IS AL AH | 189

Agama
Prasmanan?

potongan-potongan & campur-aduk


keislaman di keseharian (dunia paradox)

Orang beriman dan yang tidak mencampuradukkan iman mereka


dengan kezaliman ialah orang yang mendapatkan rasa aman.
Merekalah yang mendapatkan petunjuk.
QS al-Anam [6]: 82

Tidakkah kita melihat hal-hal ini di keseharian kita?


Sebagian muslim tampak begitu dermawan, banyak
bersedekah. Tapi, di sisi lain hidupnya bermewah-mewah:
berlebihan dalam urusan makan, pakaian, rumah, kendaraan,
bahkan benda-benda koleksi. Menyantuni yatim dan memberi
makan kaum miskin, tapi di keseharian terbiasa menyisakan
makanan di piringnya (membuang-buang makanan). Hal-hal
yang hampir tak dimungkinkan dalam adab Islam. Karena
walau kedermawanan adalah ajaran mulia dalam Islam, tapi
hidup bermewah-mewah, bermegah diri, boros dan mubazir
justru adalah cara hidup yang sangat dilaknat dalam al-Quran,
sekaligus sangat bertentangan dengan teladan Nabi ( yang
hidupnya sangat sederhana, serba efisien, jauh dari
190 | IKHT IS AR R ISA L AH

kemubaziran). Islam membolehkan kita kaya raya, tapi


samasekali bukan demikian kaya cara Islam yang sejatinya.
Ada pula yang (seolah) pandai ilmu agama, lalu berupaya

memperjuangkan Islam, tapi akhlak dan adabnya sulit


membuat orang bersimpati, sehingga dakwahnya malah
membuat Islam salah dikenali. Tabiat fanatisme yang emosional
dan kebablasan pun membuat orang awam menjadi antipati
dan malah benci Islam. Hal-hal yang sungguh bertolak
belakang, karena akhlak mulia dan adab ialah salah satu intisari
Islam sekaligus tujuan diutusnya para nabi. Karena dalam
keilmuan Islam, 2/3 ilmu adalah adab. Jika masih kurang adab
itu artinya pula kurang pantas mengusung-ngusung ilmu.
Di sudut-sudut tempat lain lagi, para santri di sebagian
pesantren sibuk mengaji agama, khatam begitu
banyak kitab. Namun di sisi lain, lingkungan pesantren
tempat menimba ilmu itu ternyata terbiarkan kotor, sampah di
mana-mana, jorok. Tampilan para santri pun kadang tampak
kumal dan lusuh, tak mencerminkan teladan sang Nabi , yang
walau tampil dalam kesahajaan, tapi juga selalu berusaha
tampil resik bahkan wangi. 144

Sebagian muslim lain barangkali tampilannya memang bersih dan


wangipergi ke masjid dengan pakaian terbaiknya. Tapi ternyata terbiasa
pula buang sampah seenaknyabahkan tanpa rikuh dan tanpa rasa
salah. Padahal, (kalaupun membuang sampah di tempatnya) perilaku
banyak menyampah saja pun sudah menyalahi prinsip rahmatan lil
alamin. Sungguh adab terhadap alam pun telah jelas kaidahnya dalam
Islam, di mana muslim tak sepatutnya seenaknya terhadap alam, dan
berkewajiban untuk menjaganya agar tetap baik dan lestari.
Ada pula misalnya yang beramal kebajikan dengan menjalankan ibadah
qurban. Tapi ternyata perilaku terhadap hewan justru seenaknya. Proses
menjelang qurban membuat si hewan tersiksa (diikat, dijemur di bawah terik,
144

IKH T IS AR R IS AL AH | 191

Sebagian lainnya fasih membaca dan menghafal berjuz-

juz al-Quran. Tapi, tak usah dulu bicara khazanah ilmu


Islam, karena tafsir al-Quran pun hampir tak disentuh. Kitab
itu sekadar dibaca, tak dikaji maknanya, maka akhlak
pembacanya pun kadang tak jadi cerminan isi kitab. Kitab
petunjuk yang kaya akan hikmah ini pun akhirnya tak
berdampak dalam keseharian. Yang ada cuma bahasan
mengenai dambaan atas pahala membacanya.
Sebagian lagi kalapun memang taat ibadah dan bahkan

pandai mengaji. Tapi ternyata masih pula jauh dari ilmu


keislaman, karena enggan pergi ke majelis ilmu dan malas
membaca kitab/buku. Padahal membaca (menuntut ilmu)
adalah kewajiban yang paling pertama dalam di al-Quran.
Menjadi muslim tapi tak mau dan tak suka membaca sebetulnya
adalah sebuah KEJANGGALAN.
Ada pula yang tampak rajin shalat dan berakhlak baik,
tapi ternyata banyak menghabiskan waktu luang-nya untuk
kesenangan yang pada hakikatnya samasekali tak bernilai
manfaat, bahkan mudarat. Semisal menonton sinetron atau
infotainment (gibah), ajang bakat atau berbagai acara TV
lainnya; menonton pertandingan sepakbola atau balap motor
GP misalnya, tinju atau berbagai pertandingan lainnya; bolakbalik pergi ke bioskop atau konser musik; main game atau
main biliard misalnya; modifikasi motor dan mobil atau
mengurusi benda-benda koleksi; dsb. Sementara yang
muslimah sibuk dengan kosmetik dan salon serta fashion

diikat-dilipat dan dipaksa dibawa menggunakan sepeda motor). Hal yang


sungguh bertolak belakang, karena siapa yang tak menyayangi yang di Bumi,
tak pantas disayangi oleh yang di Langit.
192 | IKHT IS AR R ISA L AH

(koleksi kerudung, busana muslim, tas atau sepatu), kuliner,


dsb. Hal-hal yang sebetulnya bertentangan dengan adab
hidup muslim. Terlebih lagi di zaman yang sebetulnya
merupakan masa sangat genting ini, tak pantas bagi seorang
muslim untuk (terlampau banyak) menghabiskan waktu untuk
hal-hal semacam itu. Sesungguhnya hal-hal yang mencuri
waktu seperti itu adalah bagian dari fitnah akhirzaman yang
penuh muslihat. Allah pun sangat banyak bersumpah
atasnama waktu. Waktu adalah hal yang sangat berharga bagi
muslim, dan tidak pantas bagi seorang muslim
menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak bernilai manfaat
hanya dengan alasan yang sangat-sangat sepele: dengan
dalih hiburan, hobi, suka-suka, iseng-iseng. Sungguh bukan
dengan demikian cara muslim menjalani hidup. Karena toh di
sisi lain pun khazanah ilmu Islam tak habis-habisnya untuk
dipelajari dan dikembangkan.
Kebanyakan muslim juga luar biasa dalam tradisi

Ramadhan dan perayaan Idul Fitri, tapi entah pula


mengenai bagaimana makna kemuliaan dan kefitrahan yang
semestinya dicapai dalam momen istimewa tersebut.
Sebagian warga muslim lainnya lagi bahkan begitu ramai

dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan


lainnya. Nyatanya kegiatan itu ternyata tak lebih dari sekadar
tradisi, yang seringkalanya juga justru menjurus pada bidah,
yang tak ada dan bahkan dilarang dalam ajaran Islam.
Sementara itu, sunnah-sunnah Nabi yang pengamalannya
sederhana justru ditinggalkan dan hampir tak dikenal lagi.
Ada pula muslim yang tampaknya pandai mengenai fikih
dan bahkan berakhlak baik, tapi tauhid ternyata justru
terabaikan. Malah mempraktekkan syirik: pengagungan benda
IKH T IS AR R IS AL AH | 193

pusaka, ritual di pekuburan, kepercayaan atas klenik dan


takhayul, sesaji dan sesembelihan untuk makhluk gaib, kultus
terhadap tokoh/kyai/guru, bekerjasama dengan bangsa jin, dsb.
Sebagian lagi sangat baik, tekun dan konsisten dalam

urusan ibadah ritual: mulai dari shalat wajib, tahajud,


rawatib, dhuha; puasa sunnah; ditambah bacaan dan hafalan alQuran; dsb. Tapi, cenderung abai terhadap ilmu yang lebih luas.
Karena wawasannya lebih banyak seputar fikih, maka tidak
cukup peka terhadap situasi yang tengah terjadi (ketimpangan,
kezaliman yang tengah terjadi dan jarang disadari, serta
berbagai permasalahan pelik yang terjadi di tengah umat).
Padahal, amar maruf nahi munkar (seruan atas kebaikan serta
pencegahan dan perbaikan kerusakan umat) tak mungkin
dijalankan hanya dengan kekhusyukan di atas sajadah atau
dalam masjid. Seorang muslim mestilah jeli dan kritis
khususnya dalam fenomena akhirzaman yang pelik dan penuh
muslihat ini. Ada banyak yang mesti dibenahi di luaran sana.
Dan sungguh, jihad fisabilillah pun tak mungkin dilakukan hanya
dengan duduk manis dan wangi di depan mushaf.
Di sisi lain justru sebaliknya. Yakni sebagian muslim dengan

wawasan luas, cerdas dan bahkan jeli mengamati fenomena


zaman, hingga ia bertindak nyata berusaha andil di berbagai
permasalahan yang tengah terjadi. Namun di sisi lain sebagian
kalangan ini malah menyepelekan 145 ibadah-ibadah ritual:
mengenyampingkan shalat malam, bahkan meninggalkan
sekadar shalat berjamaah di masjid. Padahal bukankah Nabi
telah tegas memberi isyarat, bahwa siapa yang meningalkan
Kelebihan atas kecerdasan dan ilmu yang luas memang sering
membuat angkuh/arogan, hingga menyepelekan orang lain. Padahal,
setitik kesombongan saja bisa membuat pintu Surga tertutup.
145

194 | IKHT IS AR R ISA L AH

shalat berjamaah (terlebih lagi shubuh dan isya), bisa terancam


vonis sebagai munafik. Menyepelekan ibadah mahdhah berarti
juga abai atas pliar-pilar utama agama ini, dan meremehkan
pula urusan habluminallah. Dan telah sangat jelas pula bahwa
perjuangan Nabi dalam amar maruf nahi munkar senantiasa
diiringi ibadah-ibadah tersebut dengan intensitas dan
ketekunan yang sangat luar biasa.

Jika terus dituliskan, akan sangat banyak catatan


semacam ini di keseharian kita. Intinya tentang
bagaimana Islam yang masih dihidupi secara sepotongsepotong, tercampur ini-itu yang tak sepantasnya.
Sebuah kenyataan yang mesti diakui dengan lapang dada.
Toh kebenaran itu memang sering kalanya terkecap

pahit. Sungguh berat mengakui apa-apa yang ternyata


kurang benar dalam diri kita sendiri (sungguh kenyataan
seperti yang terpapar di atas adalah juga nasihat bahkan
tamparan bagi diri kami sendiri yang menuliskannya).
Menjadi muslim secara kaffah adalah tantangan
tersendirisungguh tak mudah. Sekali-kali tidak! Namun,
ini mestilah kita upayakan sebisa mungkindimulai dengan
mengkaji ilmu Islam secara sungguh-sungguh dan
menyeluruh, bukan atas selera dan kebutuhan praktis saja.
Islam bukanlah agama prasmanan, demikian seorang
guru berujar. Maka, berislam secara kaffah tidaklah ibarat
makan prasmanan: hanya mau ayam panggang saja, tapi
tak mau pakai nasi dan sayurpilih-pilih yang disuka saja.
Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 195

[...] Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku,


ketahuilah, sesiapa yang mengikut petunjuk-Ku itu
ia tak akan sesat dan celaka. Namun sesiapa
berpaling dari peringatan-Ku, ia akan menjalani
kehidupan yang sempit, dan Kami akan
mengumpulkannya di Hari kiamat dalam keadaan
buta. Lalu berkatalah ia, "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta,
padahal dulu aku bisa melihat?
Allah berfirman, "Demikianlah.. Dulu telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, dan engkau
mengabaikannya. Maka begitu pula kau diabaikan
pada hari ini. Demikianlah Kami membalas
sesiapa yang melampaui batas dan tak percaya
pada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya
azab di akhirat itu lebih berat dan kekal.
QS Taha [20]: 123-127

KILAS WAWASAN
PENGGENAP
lain-lain seputar keislaman

# Manhaj & Mazhab


Selain dianugerahi al-Quran, untuk menerangkan ajaran Islam,
Nabi juga dianugerahi as-Sunnah, yakni khazanah
pengetahuan dan segenap hikmah yang mengiringi ilmu alQuran. Khazanah ilmu as-Sunnah ini mencakup contoh
pengamalan/penerapan dan penjelasan al-Quran secara lebih
rinci. Maka, as-Sunnah tak lain adalah tafsir pertama atas alQuran yang menjelaskan pengamalan ajaran Islam. 146 Khazanah
as-Sunnah ini kemudian terekam sangat kuat di tiga generasi
pertama muslim, baik dalam tradisi lisan (hafalan) maupun
tulisan (catatan).
Tiga generasi yang bersentuhan dengan masa kenabian
tersebut dikenal sebagai generasi salaf. 1) generari sahabat, 2)
generasi tabiin, 3) generasi tabi tabiin. Generasi yang hidup di
sekitar dua abad pertama hijriah inilah yang bersentuhan
dengan masa kenabian dan paling banyak merekam khazanah
ilmu Islam. 147
Seiring perkembangan peradaban Islam yang wilayahnya makin
meluas, di abad-abad pertama hijriah para muslim generasi awal
ini semakin menyebar ke berbagai wilayah, menjalani misi
dakwah. Maka rekaman hafalan dan catatan as-Sunnah pun

146 Awalnya keseluruhan as-Sunnah atau hadits ini terekam di generasi


para sahabat sebagai hafalan. Orang Arab di generasi ini diberi
kemampuan hafalan yang sangat luar biasa. Mereka bisa menghafal
sangat banyak hal secara detail tanpa catatan. Selain terekam dalam
hafalan, ada pula sebagian kecil dari para sahabat yang juga
mencatatkannya. Namun catatan di masa awal tersebut belum
sistematis, belum lengkap, dan belum terkodifikasi.
147 Inilah generasi yang disanjung dalam al-Quran dan as-Sunnah
sebagai generasi paling muliagenerasi terbaik dalam sejarah umat
manusia.

IKH T IS AR R IS AL AH | 201

mulai ikut berpencar ke banyak tempat. Hingga kemudian


muncul lah inisiatif untuk mengumpulkan khazanah ilmu
tersebut secara lengkap tercatat, agar terdokumentasi dan
tersusun dengan baik.
Di antara generasi istimewa ini, terdapat empat ulama besar
yang sangat banyak mengambil peran ini. Mereka lah di antara
yang pertamakali berjasa menghimpun khazanah ilmu Islam di
generasi awal hingga kemudian menyusun penjelasan ajaran
Islam secara lebih sistematis dan tercatat apik dalam kitab-kitab
ilmu agama yang mereka tulis.
Walau berbeda angkatan usia dan tinggal di tempat yang
berjauhan, hubungan keempat ulama tersebut sebetulnya
sangat dekat. Ini karena mereka adalah guru dan murid yang
sambung menyambung. Secara berurutan, mereka ialah:
Abu Hanifah (lahir 80 H, wafat 150 H)
Malik bin Anas (lahir 93 H, wafat 179 H)
Muhammad bin Idris asy-Syafii (lahir 150 H, wafat 204 H)
Ahmad bin Hanbal (lahir 164 H, wafat 241 H)

Secara umum, pengamalan ibadah dalam Islam yang berhasil


mereka susun ternyata bisa terpilah menjadi dua sifat:
ibadah yang bentuk pengamalannya hanya satu jenis
dalilnya hanya satu, contohnya pun hanya satu; bersifat sama dan
umum, sepakat untuk tidak ada perbedaan; maka pengamalannya
pun tak boleh menyimpang; yang berbeda bisa tergolong bidah.
ibadah yang bentuk pengamalannya bisa beragam jenis
dalilnya dan contohnya lebih dari satu; ragam jenis (tidak baku);
kita leluasa untuk memilih salah satu dari sekian pilihan, asalkan
jelas landasan dalilnya.

202 | IKHT IS AR R ISA L AH

Selain berpanduan pada petunjuk al-Quran yang sudah sangat


jelas, para ulama ini kemudian mengumpulkan dalil-dalil dari asSunnah untuk menerangkan berbagai tata cara ibadah dan
hukum dalam Islam.
Keseluruhan kumpulan dalil yang sesuai panduan Nabi ini
kemudian disebut sebagai manhaj dalam berislam. Secara
sederhana, manhaj bisa diartikan sebagai prinsip/konsep/cara,
yakni dalam menjalankan ibadah. Karena khazanah ilmu ini
paling banyak terekam di generasi salaf, maka kemudian dikenal
pula istilah manhaj salaf.
Pada hakikatnya, seluruh ibadah dalam Islam memang mesti
selalu mengacu pada manhaj ini. Namun di sisi lain, toh ada
pula istilah salafi yang kemudian muncul. Ini tak lain adalah
sebuah seruan untuk mengembalikan (memurnikan)
pengamalan ajaran Islam yang sesuai dengan panduan Nabi
dan muslim tiga generasi pertama (generasi salaf). 148
Di atas manhaj ini, masing-masing dari keempat ulama tadi
kemudian merumuskan panduan ibadah dan hukum Islam
secara lebih detail, hingga panduan yang mempermudah
prakteknya. Hasil rumusan yang dibuat oleh masing-masing dari
empat ulama inilah yang kemudian diistilahkan sebagai mazhab.
Maka mereka pun dikenal sebagai imam mazhab.
Kenyataannya, pada masa awal peradaban Islam tersebut
pengumpulan hadits masih dalam tahap yang paling awal.

Istilah ini muncul terkait dengan maraknya bidah, yakni praktekpraktek ibadah yang tak sesuai dengan panduan Nabi yang selalu
saja muncul dari zaman ke zaman. Maka pada hakikatnya, salafi
samasekali bukanlah golongan atau aliran tertentu. Kalaupun di zaman
ini ada kalangan yang disebut salafi, semetinya adalah kalangan yang
berusaha mengingatkan agar umat kembali mengacu pada prinsip yang
sesuai panduan nabi (mengajak pada kemurnian praktek ibadah).

148

IKH T IS AR R IS AL AH | 203

Belum ada kodifikasi dan sistematisasi hadits secara lengkap.


Belum semua hadits dikelompokkan dalam kategori tertentu
(seperti yang dilakukan ulama-ulama generasi selanjutnya).
Maka, ada kalanya, tiap-tiap mazhab memiliki perbedaan dalam
merincikan sesuatu, terutama dalam rincian jenis ibadah yang
bentuk pengamalannya bisa beragam (seperti yang telah dipilah
di bagian atas). Hal ini sesuai khazanah ilmu masing-masing dari
empat ulama tersebut, serta penelaahan dan pertimbangan
yang mereka ambil.
Walau demikian, yang jelas dan pasti, perbedaan ini bukan
dalam hal akidah (keimanan), melainkan di taraf fikih (rincian
tata cara ibadah dan muamalah). Artinya, perbedaan tersebut
samasekali bukan pada hal mendasar, melainkan lebih pada
urusan teknis ibadah (seperti yang paling sering diulas misalnya
perincian dari gerakan shalat: posisi telunjuk, cara duduk, cara
sujud, cara membacakan basmalah, dsb.).
Singkat kata, ketika kita berupaya menyandarkan sesuai prinsip
dan panduan dari Nabi , berarti kita telah bermanhaj, yang tak
lain adalah manhaj yang mengacu pada muslim generasi awal,
yang bersentuhan langsung dengan masa kenabian. Sedangkan
ketika kita memilih salah satu rumusan dari empat imam
tersebut, berarti kita telah bermazhabtergantung mazhab
imam mana yang kita pilih: Mazhab Hanafiyah, Mazhab
Malikiyah, Mazhab Syafiiyah, atau Mazhab Hanbali. 149
DI antara tujuan dibuatnya rumusan mazhab memang agar
mempermudah umat muslim dalam praktek ibadahnya (ibarat
panduan teknis dan praktis). Maka kita boleh memilih salah satu
Seiring menyebarnya para murid dari keempat imam ini, mazhabmazhab ini pun cenderung berkembang di wilayah tertentu. Hanifah,
terutama di Asia Selatan; Maliki, terutama di Afrika Utara; Syafii,
terutama Asia Tenggara; dan Hanbali, terutama Wilayah Teluk.

149

204 | IKHT IS AR R ISA L AH

mazhab untuk memudahkan ibadah kita. Namun pilihan ini


tidaklah mutlak. Jika kita punya ilmu yang mumpuni untuk
memahami hukum-hukum agama secara lebih rinci, kita bahkan
boleh menggabungkan keempat mazhab tersebut. 150
Maka yang paling penting untuk digarisbawahi dalam ulasan ini
adalah bahwa keempat mazhab tersebut samasekali BUKAN
semacam kelompok (atau sekte) yang berseberangan.
Samasekali bukan! Sayang sekali karena perbedaan mazhab
kadang malah menjadi pemicu ketidakharmonisan di sebagian
muslim. Biasanya karena terlalu saklek pada apa yang diajarkan
guru dan malah menganggap yang lain salah.
Padahal, keempat mazhab sama-sama benar dan bisa

dijadikan acuan dalam beribadah. Perbedaan dalam mazhab


adalah seputar pilihan atas praktek ibadah atau hukum yang
jenis pengamalannya bisa beragamberdasarkan ijtihad
(penelaahan dan penetapan suatu hal) yang dilandasi ilmu oleh
ulama yang sangat berilmu. Dan yang paling penting bukan

mengenai mazhab apa yang kita pilih, melainkan bahwa


ibadah yang kita praktekkan memang berlandaskan pada
dalil yang jelas (bukan mengarang-ngarang, mengira-ngira).
Agar bisa jernih dan bijak dalam bermazhab dan bermanhaj,
memang sungguh penting bagi kita untuk mengetahui dan
memahami sejarahnya. Wallahu alam bishawab []
150 Namun pilihan-pilihan kita atas suatu tata cara atau hukum, bukan
karena sekadar memilih yang mudah, ringan dan seolah
menguntungkan, melainkan karena memang kita menimbang
landasan dalilnya lebih kuat dan lebih memiliki keutamaan (seiring
kajian tentang as-Sunnah yang dilakukan para ulama di generasi
selanjutnya. Yakni setelah masa para imam empat mazhab, di mana
kodifikasi hadits semakin lengkap dan jelas, mana yang lebih shahih
dan mana yang pantas untuk lebih diutamakan.

IKH T IS AR R IS AL AH | 205

# Aneka Golongan Muslim?


Mestinya, yang namanya Islam memang cuma satu. Tapi toh
ternyata ada sekian golongan yang menyatakan diri sebagai
penganut Islam dengan istilah-istilah tertentuseolah ada banyak
aliran. Lewat nubuatnya, Nabi memang bercerita bahwa umat
ini akan mengalami berbagai situasi pelik di akhirzaman, termasuk
terpecah/terbaginya umat menjadi sekian banyak golongan.
Nabi melanjutkan, bahwa kalangan yang betul-betul
menempuh jalan selamat ialah sesiapa yang benar-benar
memegang teguh al-Quran dan as-Sunnah. Orang-orang yang
selamat ini tentu tidak identik dengan kelompok/aliran/sekte/
organisasi tertentu, melainkan siapapun yang memang benarbenar secara tulus-ikhlas dan teguh dalam menjadikan alQuran dan as-Sunnah sebagai pedoman (bukan karena
kepentingan tertentu, bukan karena arogansi, ego, dsb.).
Tak dimungkiri, memang ada banyak istilah yang sangat sering
disebut-sebut terkait berbagai golongan dalam Islam. Tiap-tiap
darinya bahkan seringkali terbagi-bagi lagi dengan standar yang
ditetapkan masing-masing. Memilah mana yang lurus dan mana
yang menyimpang memang bukan perkara mudah. Namun
barangkali ini memang bagian dari seni dalam mencari dan
menemukan kebenaran. Kaidah wasitiyah sungguh penting
dalam hal ini, yakni berada di tengah-tengah untuk melihat dan
menimbang segala sesuatu dari sudut pandang yang luas serta
bijak. Tidak mudah menyalahkan, namun tetap berhati-hati dan
tidak pula cenderung dalam toleransi yang kebablasan dan
malah memaklumi kesesatan yang nyata (!).
Terlebih lagi di era modern di mana arus informasi begitu deras,
siapa saja bisa menyuarakan pendapat secara lantang. Semakin
hebat berkoar bisa jadi seolah tampak paling benar. Bisa
muncul berbagai fatwa berbeda untuk suatu wacana/kasus.

Boleh jadi yang satu mengharamkan, yang lain menghalalkan.


Ada yang menafsirkan begini, ada pula yang berpendapat
begitu. Berjibun berita membuat kita bingung, seolah terlalu
banyak informasi yang mesti dicernaoverloaded information.
Ada banyak kebenaran yang tercampur-aduk dengan kebatilan.
Di tengah situasi pelik ini, selain mesti senantiasa melibatkan

nurani dan akal sehat, hal yang sangat penting adalah


memohon petunjuk langsung kepada Allah (ironisnya justru
ini yang seringkali dilupakan, karena manusia lebih sibuk
dengan nalar dan logika).
Pemberi petunjuk yang hakiki tentu bukanlah sekadar Google,
Youtube, buku, ustadz atau majelis dan organisasi tertentu. Itu
semua sekadar sarana. Kita mesti senantiasa ingat bahwa
pemberi petunjuk yang paling hak adalah Allah. Insyaallah,
petunjuk akan melimpah tergantung setulus dan sebanyak apa
seorang hamba meminta petunjuk-Nya. Mengembalikan dan
menggantungkan segala persoalan kepada-Nya.
Luruskan niat, ikhlaskan diri untuk memang betul-betul mencari
kebenaran dan mengharap jalan keselamatan pada-Nya.
Memohon agar hidayahnya memberi penerangan dan membuka
mata hati (bashirah ), sehingga terlihat jelas mana yang
sesungguhnya baik dan membawa kebenaran dan mana yang
menyimpang. Mana yang menggunakan dalil-dalil sebagai
kepentingan belaka, mana yang memang betul-betul tulus
mengikuti al-Quran dan as-Sunnah. Mana yang dakwahnya
pantas diikuti, mana mesti diabaikan (atau bahkan dilawan). 151
151 Di antara fenomena banyaknya golongan Islam, salah satu yang
sudah sangat jelas berbahaya ialah munculnya kalangan Islam Liberal
yang berpangkal dari gerakan orientalisme. Orientalisme muncul
sebagai bagian dari perang pemikiran antara Islam dan bangsa Barat
(Yahudi-Nasrani). Untuk mempelajari kelemahan umat Islam, sejak era

IKH T IS AR R IS AL AH | 207

Kemudian, selalu ber-tabayun, yakni dengan sebisa mungkin


terus mengklarifikasi informasi yang didapat (cross-check ), tidak
mudah membagi-bagikan berita/informasi yang belum jelas
kebenarannya.

awal perseteruannya dengan muslim, bangsa Barat telah merintis


kelompok akademisi yang meneliti keislaman: mempelajari Islam, guna
menjatuhkan Islam. Para orientalis hampir selalu mendamping para
pemimin negeri yang menjadi musuh Islam (semisal Amerika Serikat,
Israel, dan sebagian Eropa). Dalam sejarah Nusantara, misalnya
tercatat nama Snouck Hugronjeseorang orientalis yang berhasil
membantu Kolonial Belanda untuk melemahkan nilai-nilai keislaman di
tengah tradisi muslim Nusantara, hingga mampu mengacak-acak
akidah dan kesatuan umat (di antaranya dalam upaya gigih untuk
mengalahkan pasukan tangguh (mujahidin) pimpinan Cut Nyak Dien di
Perang Aceh).
Begitu banyak orientalis yang lahir dari zaman ke zaman, berusaha giat
menggembosi Islam. Di era kemudian, para orientalis bukan lagi hanya
dari kalangan orang Barat non-Islam, melainkan justru orang-orang
Islam sendiri yang telah menjadi murid mereka. Gerakan orientalisme
bahkan telah menyelusup ke lembaga pendidikan Islam, serta pula
instansi pemerintahan. Banyak beasiswa dibuka bagi mahasiswa
muslim untuk belajar tentang Islam kepada para guru besar
orientalisme (berpusat di Kanada, Amerika, juga negara-negara Eropa).
Arus inilah yang kemudian melahirkan golongan Islam-liberal. Muncul
lah kalangan ustadz atau cendekiawan muslim yang justru melemahkan
nilai keislaman. Membingungkan umat dan menggiringnya untuk
condong pada pemikiran Baratyang walau terkesan logis, ilmiah,
tampak menarik dan modern, namun pada hakikatnya sangat
bertentangan dengan Islam. Banyak wacana yang digembar-gemborkan,
campur aduk antara kebatilan dan kebaikan, atau kebatilan yang
dikemas seolah sebagai kebajikan. Di antara yang paling sering
dihembuskan adalah hal-hal terkait sekularisasi, yakni pemisahan
agama dan kehidupan duniawi, dengan wacana jangan bawa-bawa
agama dalam urusan dunia. Serta yang juga telah sampai pada taraf
akut adalah wacana seputar toleransi antarumat beragama dengan
bendera pluralisme, dengan wacana semua agama sama saja.
208 | IKHT IS AR R ISA L AH

Di sisi lain, kita juga mesti berusaha menyampaikan kebenaran


yang kita yakini melalui adab yang baik, bukan dengan cara
kasar, emosional, egois dan merasa paling benar. Karena tak
dimungkiri bahwa ada kalangan yang awalnya berniat tulus,
namun seiring perjalanan nampaknya terjerembab dalam khilaf,
sehingga bersikap terlalu keras, frontal, serta kurang cantik dalam
berstrategi menyampaikan dakwahnya, hingga cenderung
eksklusif dan ekstrim.
Dalam konteks ini, sering kalanya memang musuh Islam lah yang
mengompori terjadinya benturan antarmuslim (adu domba).
Semata agar dakwah Islam menjadi tercoreng dan terkesan buruk
(keras, kasar, dsb.). Maka yang terpenting bukanlah mengenai
label atau istilah terkait golongan tertentu. Bukan lagi saatnya
saling menyudutkan. Saatnya berpikir jernih dan bersikap bijak.
Jika suatu jalan dakwah memang benar terbukti berpegang
teguh pada al-Quran dan as-Sunnah (ada dan jelas dalilnya),
serta disampaikan/dilakukan dalam akhlak dan adab yang terpuji,
maka itu adalah hal yang mulia dan mesti didukung. Namun jika
gerakan dakwah tersebut ternyata dilakukan dengan cara yang
buruk dan melabrak kepatutan adab Islam (kasar, sarkas, nyinyir,
arogan, gontok-gontokkan, tidak sopan, menghasut, ekstrim,
tidak-dewasa, dsb.), maka barangkali itu bukanlah sesuatu yang
pantas diikuti. Semata karena akhlak dan adab adalah hal sangat
penting yang mesti senantiasa mengiringi kebenaran al-Quran
dan as-Sunnah.
Insyaallah, sekeruh apapun perputaran informasi di zaman ini,
Allah akan tetap memberikan cahaya petunjuk-Nya bagi hambahamba-Nya yang benar-benar tulus-ikhlas dalam

mencari kebenaran, meniti jalan keselamatan.


Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 209

# Kerukunan, Toleransi & Akidah


Berhubungan baik dengan umat agama lain adalah hal yang
sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, khususnya ketika relasi
tersebut memang maslahat dan mengandung kebaikan. Muslim
sangat-sangat boleh menjalin bisnis, berkomunitas,
bekerjasama serta berkawan dengan kalangan non-muslim.
Yang mutlak tak boleh tentu saja adalah relasi dalam urusan
keburukan/kejahatan, dan kita juga mesti menghindari relasi
yang membuat keimanan dan ketaatan kita pada Allah justru
malah memburuk. 152 Maka pastikan bahwa relasi yang kita jalin
bersama teman-teman non-muslim memang tidak berdampak
buruk pada keislaman kita; syukur-syukur jika malah menjadi
jalan dakwah menyampaikan Islam.
Namun penting untuk diketahui bahwa sungguh ada batasan
yang samasekali tak boleh dilabrak dalam sebuah interaksi
sosial. Hal tersebut adalah akidah tauhid, yakni sistem
kepercayaan dan ketuhanan yang harus murni benar-benar
mengesakan Allah. Tak boleh ada toleransi untuk segala
sesuatu yang mengusik dan melemahkan nilai tauhid.
Samasekali tidak! 153 Tauhid adalah kunci keislaman. Ketika
tauhid tercoreng, akibatnya sangat-sangat-sangat fatal (konyol).
Ada begitu banyak hal dalam keseharian yang mencoreng nilai
tauhid di masyarakat kita secara umum, yang seringkali tak kita
sadari. Sepertinya ringan dan sepele, padahal sangat fatal.

Termasuk yang mesti sebisa mungkin dihindari adalah memilih nonmuslim menjadi pemimpin kaum muslim.
153 Untuk memahami hal ini silakan pelajari tafsir surat al-Kafirun serta
kisah sejarah diturunkannya surat ini (sirah nabawiyah dan
asbabunnuzul-nya).
152

210 | IKHT IS AR R ISA L AH

Sungguh sangat disayangkan para muslim seringkali terjebak,


karena ilmu tauhid (fondasi agama) yang belum mumpuni.
Mari kita ambil contoh yang paling umum. Misalnya adalah
ucapan hari raya agama lain, seperti Natal:
Singkat kata, mengucapkan Selamat Natal artinya kita mengakui
bahwa Nabi Isa (nabi Allah yang mulia) lahir pada tanggal 25
Desember. Serta mengakuinya pula sebagai anak tuhan. Tentu hal
ini sangat lekat dengan dosa syirik (menyekutukan Allah,
menganggap Allah mempunyai anak, ada tuhan selain Allah)dan
syirik adalah dosa terbesar dalam Islam. Sangat mencoreng akidah
tauhid. Hal yang paling tak bisa ditolelir!
Singkat cerita, sejak dibawa masuk ke Romawi, ajaran tauhid dari
Nabi Isa telah sengaja dilebur dengan kepercayaan paganisme
(penyembah dewa-dewa) yang menjadi agama negeri itu. Tepatnya
dalam dua pertemuan besar Nicea Council di abad ke-4 yang
diprakarsai Kaisar Konstantinus. Tanggal 25 Desember adalah
puncak dari rangkaian perayaan kaum pagan, yakni momen yang
menjadi puncak musim dingin (titik suhu terdingin sepanjang tahun).
Banyak ajaran pagan yang dicampuradukkan dengan ajaran dan
sejarah kisah hidup Nabi Isa. Di Nicea Counci pula Nabi Isa diangkat
sebagai anak tuhan, dengan konsep trinitas yang merupakan ciri
ajaran paganisme. Nama Isa pun menjadi lazim dilafalkan dengan
ejaan khas Romawi: Yesus, dengan huruf i-grek (y) dan akhiran -us.
Sejarah Natal bahkan merupakan kontroversi di kalangan Kristiani
sendiri (lihat misalnya film dokumenter Unwrapping Christmas).

Sungguh, sebaiknya kita paham terlebih dulu sebelum


menerapkan/mengamalkan sesuatu, termasuk untuk hal yang
tampaknya sangat sepele seperti ucapan Selamat Natal, serta
begitu banyak hal dalam keseharian kita yang mungkin
mencoreng akidah keislaman kita. Maka sungguh perlu hati-hati
dan mesti selalu melandaskan segala sesuatu berdasarkan ilmu
dan wawasan yang mumpunibukan sekadar kira-kira apalagi
hanya ikut-ikutan. Wallahu alam bishawab []
IKH T IS AR R IS AL AH | 211

212 | IKHT IS AR R ISA L AH

salah satu alternatif untuk mendapatkan koleksi sumber


belajar keislaman secara kaffah dan sistematis, silakan klik:

www.pustakastambul.weebly.com

sebagian dari senarai buku, audio, dan video koleksi Pustaka Stambul
juga merupakan daftar bibliografi (rujukan sumber) yang juga kami
gunakan dalam buku IKHTISAR RISALAH ini

IKH T IS AR R IS AL AH | 213

buku ini TIDAK UNTUK DIJUALBELIKAN

Bagaimana cara mendapatkan


buku IKHTISAR RISALAH ?

Jika Anda menimbang bahwa buku mungil ini bermanfaat dan


ingin MEMBAGIKANNYA kepada keluarga atau teman
(BUKAN menjualnya), Anda bisa mendapatkannya dengan cara:

#1
Memesan secara khusus kepada penerbit Pustaka Stambul
dengan menitipkan biaya cetak. Kami akan memproduksi buku
pesanan Anda sejumlah dana yang Anda titipkan. Kami tidak
akan mengambil keuntungan berupa uang dari produksi ini.
Harga produksi (print on demand ) + Rp 19.000,- / buku,
pemesanan minimal per 10 buku
(harga bisa saja berubah menyesuaikan pihak percetakan).

Untuk lebih rinci, silakan hubungi kami melalui e-mail:


pustakastambul@gmail.com

#2
Buku ini juga bisa didapatkan sebagai bonus dari pembelian
paket koleksi buku di toko buku Pustaka Stambul.
Silakan kunjungi website kami di
www.pustakastambul.weebly.com
dan pilih paket koleksi yang sesuai.

versi online buku ini juga bisa diakses di www.scribd.com


atau lewat aplikasi Scribd pada Android dan iOS,
melalui pencarian dengan kata kunci: IKHTISAR RISALAH

214 | IKHT IS AR R ISA L AH

Anda mungkin juga menyukai