Anda di halaman 1dari 37

-1-

MEMENGARUHI AUDIENCE DENGAN


SUBLIMINAL MESSAGE

Author:
Asep Herna
2017

Publisher: Jan Sauma


Editor: Aura Diva
Design Cover & Lay Out: Ganden Dinar
Project Officer: Arundati Milaya
Technical Adviser: Maharani

Subconscious Communicator Series


1. Psikologi

Dilarang mengedarkan, menyalin dan atau memperbanyak


sebagian atau seluruh bagian dari ebook ini tanpa izin penulis.
Hak cipta dilindungi undang-undang.

-ii-
Daftar Isi

1. Sekilas tentang Subliminal Message 1


2. Apa itu Subliminal Message 7
3. Struktur Subliminal Message 10
4. Teknik My Friend, John 13
5. Teknik Embedded Command 17
6. Teknik Metafora 21
7. Teknik Ilusi 25
8. Teknik Frekuensi Audio 28
9. Teknik Intercept dengan Speed Motion 32

-iii-
Sekilas tentang
Subliminal Message

D
i buku ini kita akan membahas tuntas sebuah
rahasia, topik yang seringkali memancing kon-
troversi, karena dianggap sangat berbahaya.
subliminal sessage.

Selalu ada saja cerita di balik subliminal message ini.


Terkhusus cerita-cerita terkait pesan sex, vandalisme,
ideologi tertentu, dll. yang bahkan banyak menyentuh
dunia anak. Misalnya pernah beberapa kartun disinyalir
menyimpan subliminal message, seperti yang beberapa
waktu lalu heboh soal serial Teletubbies.

Teletubbies dianggap menebarkan pesan-pesan homo-


seksual, dengan menampilkan simbol-simbol dan
adegan tertentu.

Anda bisa searching kontroversi Teletubbies. Atau, bisa


juga lihat video lain YouTube berikut: https://www.
youtube.com/watch?v=YfsS2sU_C1E (Tidak ditonton
juga tidak apa-apa, saya ceritakan bagian cuplikan yang
saya highlight saja.

Di bagian pembahasan film The Matrix: Reloaded, Agen


Smith membawa mobil ber-plat nomor IS 5416. Agen
Smith di film The Matrix: Reloaded adalah tokoh jahat
yang tangguh dan amarahnya mampu membinasa-

-1-
kan lawannya dengan dahsyat. Ternyata, plat nomor mo-
bil Agen Smith ini mengacu pada Bible Isaiah 54: 16, yang
bunyinya kira-kira: “See, it is I who created the Black
Smith who fans the coals into flame and forges a weapon
fit for its work. And it is I who have created the destroyer
to wreak havoc.”

Terjemahan bebasnya: “Akulah pencipta tukang besi,


yang memasukkan besi ke dalam bara api, dan menem-
panya menjadi sebuah senjata yang tepat. Dan inilah
aku yang telah menciptakan perusak, untuk membu-
mihanguskan.”

“Banyak pe- Nama tokoh antagonis ini Agent


san Sublimi- Smith, sama dengan sebutan Black-
smith (tukang besi) di Isaiah 54:16.
nal Message
tak sengaja Di film ini, betapa script writer-
dibuat oleh nya terlihat begitu sengaja ya,
kreatornya.” memperkuat karakter Agent Smith
dengan menghadirkan subliminal
message yang memicu pemahaman bawah sadar penon-
ton. Tapi, kontroversi tentang subliminal message ini
tidak akan dibahas di sini. Karena, selain memang yang
dianggap subliminal message itu sengaja dibuat (seperti
oleh kreator The Matrix: Reloaded ini), banyak juga yang
tidak sengaja.

Bisa jadi, pesan-pesan yang dianggap “subliminal” terse-


but dibuat oleh kreatornya justru tidak dengan pengeta-
huan bagaimana proses subliminal message menggerak-
kan manusia secara efektif.

-2-
Selain ada yang memang karena disengaja; ada juga
yang hanya karena iseng; misal karena eksplorasi
kreativitas design grafis, film editor, atau computer
graphic imaging artist. Banyak kemungkinan ya.

Di sini, saya ingin fokus membahas, apa itu subliminal


message? Bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana cara
membuatnya?

Dengan mengetahuinya, kita jadi memiliki 2 manfaat.


Pertama, kita bisa membong-
karnya, sehingga dengan mem-
“Dengan
bongkarnya, kita bisa mem-
mengetahui proteksi diri dari pengaruhnya
Subliminal bila itu negatif. Kedua, kita bisa
Message, kita menciptakannya untuk tujuan
positif, seperti edukasi hal baik,
bisa mem- empowerment, atau intervensi
proteksi diri, therapeutic (untuk penyem-
buhan).
sekaligus bisa
membuatnya.” Kok, untuk edukasi hal positif,
untuk tujuan therapeutic, sam-
pai perlu subliminal message segala sih?

Bagi saya khususnya, ini perlu. Karena saya dihadapkan


pada berbagai tipe subjek atau audience. Baik dalam
keseharian saya saat bikin iklan, atau saat menerapi
subjek, atau saat melakukan empowerment.

Seperti Anda saat ini, terdiri dari berbagai tipe, karakter,

-3-
juga mungkin tujuan, untuk apa mempelajari buku sub-
liminal message ini.

Oya, mengenai karakter, saya punya KISAH menarik,


yang PENTING Anda simak di sini.

Ini kisah tentang teman saya, di suatu ketika. Silakan si-


mak dengan seksama ya. Tapi, syarat untuk menyimaknya
biar berhasil, Anda harus duduk di tempat yang AMAN.
Ini syarat mutlak ya.

Artinya, kisah ini jangan samasekali Anda baca sambil


berkendara. Atau di outdoor.

Deal? Baiklah.

BEGINI.

Saya punya teman, namanya ANDA.


Ia pembaca yang tekun dan seksama, persis kira-kira
seperti Anda saat ini, yang seksama membaca huruf demi
huruf yang saya tulis ini.

Betul kan, Anda saat ini sedang membaca huruf-huruf


yang saya tulis ini?

Nah, ia datang ke ruang saya, sekadar ingin menikmati,


bagaimana rasanya RILEKS saat memasuki kondisi hip-
notik.

Berbeda dengan Anda, ia orangnya sulit dan malah mem-


perolok saya. Kurang ajar banget deh, hahaha…

-4-
Akhirnya, saya minta dia DUDUK kalo mau RILEKS. Per-
sis seperi saya minta Anda saat ini duduk dan rileks.

Saya bilang, “ANDA, coba fokus ke kepala dan RILEKS-


kan kepala sejenak. Biarkan nyaman. LEMASkan.” Walau
masih bingung, ia mengikuti saya.

Terus saya bilang lagi.

“Coba Anda rasakan, bayangkan, imajinasikan, rasa


RILEKS menebar ke seluruh tubuh. RASAKAN tulang di
LEHER Anda seperti luruh, begitu LEMAS.”

“Lalu rasa LEMAS MENGALIR ke arah tubuh Anda.


Bayangkan rasakan, TULANG punggung, dada, dan tubuh
Anda SEAKAN LURUH, sehingga tubuh Anda SEPERTI
KAIN yang begitu LEMAS, begitu malas bergerak. Se-
makin LEMAS, semakin NYAMAN dalam DIAM.”

Ia sangat FOKUS, seperti Anda yang makin fokus mengi-


kuti huruf demi huruf tulisan ini, mengikuti instruksi
saya.

“SEKARANG Anda alirkan rasa rileks dan lemas ke tulang


Paha… Betis… dan Telapak Kaki Anda…

Bayangkan, rasakan, tulang PAHA Anda seakan LURUH


dan LEMAS. Merambat ke tulang BETIS yang semakin
LEMAS, lalu rasakan bayangkan, sekarang TELAPAK
KAKI Anda begitu SEMAKIN LEMAS. Dan sekarang lihat,
rasakan, bayangkan, SAAT INI, seluruh tubuh Anda begi-
tu NYAMAN dalam DIAM. Bagaikan badan tak bertulang.

-5-
LURUH...
LEMAS...
Semakin LURUH...
Semakin LEMAS...
dan saking lemasnya...

ANDA saat ini kehilangan kemampuan untuk berdiri.

Anda begitu sulit berdiri.

Semakin LEMAS. Semakin MALAS. Semakin NYAMAN


dalam DIAM. Dan semakin tak kuasa berdiri.”

Entah disadari atau tidak, anehnya, Ia, teman saya,


SEPERTI ANDA, yang membaca buku ini, SERTA MER-
TA LEMAS dan kehilangan kemampuan untuk berdiri.

Bagaimana?
Coba rasakan, dan check apa yang terjadi saat ini pada
Anda?

(Bila saat ini Anda merasa lemas, NORMALKAN


kembali dengan Anda menghitung dari 1 sampai
3, dan pada hitungan 3, katakan tubuh Anda,
NORMAL. Silakan mulai.)

Sebagian dari Anda, 10% pembaca ebook ini, akan merasa


lemas secara ekstrem. Di bagian pembahasan mengenai-
teknik subliminal message, nanti akan diulas penyebab-
nya.

-6-
Apa itu Subliminal Message?

H
arfiahnya, subliminal message adalah pesan
tersembunyi. Tersembunyi dari apa? Dari mata?
Dari kuping? Dari indra hidung? Indra rasa? In-
dra sentuh?

Menurut saya, BUKAN. Karena sesungguhnya, ke-5 indra


yang tadi saya sebut, selalu aware terhadap sedetail apa-
pun “data” yang menyentuhnya.

Tubuh kita begitu cerdas menangkap data yang hampir


tak terhingga. Lalu semuanya masuk dan disimpan di da-
lam otak kita, menjadi memori, walaupun hanya sebagian
kecil saja yang kemudian dimunculkan menjadi sebuah
ingatan. Sebagian besar lainnya mengendap, tapi tak akan
terhapuskan.

Lalu dikatakan subliminal message, pesan tersembunyi,


jadinya tersembunyi dari apa?

Di antara conscious manusia dan subconscious manusia


ada Critical Factor, area kritis yang selalu mengidentifika-
si semua data, kemudian “menendang” data itu jauh-jauh.
critical factor adalah penjaga yang me-reject semua data
untuk tidak menerbas masuk ke subconscious manusia.

-7-
Nah, sebuah pesan dikatakan “SUBLIMINAL” bila berha-
sil LEPAS dari perhatian critical factor tadi.

Sekarang bagi Anda menjadi terang benderang kan, apa


itu subliminal message secara teknis? Dan kalo sudah
memahami ini, maka Anda menjadi sangat mudah un-
tuk kemudian menciptkan atau merekayasa subliminal
message. Yaitu, sesederhana buatlah sebuah pesan yang
mampu bersembunyi dan lepas dari perhatian critical
factor, sehingga pesan itu mampu menerabas masuk ke
Subconscious Mind.

Sementara, seperti yang Anda sekarang sudah tahu, keti-


ka pesan berhasil masuk ke Subconscious Mind, pesan itu
diterima sebagai sebuah DATA valid, lalu menjadi sebuah
program yang dimunculkan di dalam tindakan.

Semua data, masuk lewat 5 jalur dalam tubuh manusia,


seperti sudah disebut di atas: Lewat indra Mata (Visual),
indra Kuping (Audio), indra Sentuh (Kinestetik), indra
Penciuman (Olfactory) dan indra Rasa (Gustatory). Daya
ketersentuhan orang beda-beda, ada yang sensititif di Vi-
sual, ada yang lebih sensitif secara Audio, Kinestetik, dan
yang lainnya. Ini teragntung pada kebiasaan, pola asuh,
pola didik dan sebaginya.

Saya sering melakukan empowerment dan hipnoterapi


massal yang pernah mencapai 5000 orang sekaligus.
Pastinya tipe sistem representasinya beda-beda ya. Maka,
untuk audience massal, saya gabungkan semua elemen
yang menyentuh semua indra, termasuk kata-kata. Saya
pakainya: “Bayangkan, imajinasikan, rasakan, suara

-8-
degup jantung Anda, detaknya, membuat Anda rileks de-
tik ini juga.” Kata “bayangkan” dan “imajinasikan” untuk
yang sensitivitasnya dari aspek Visual. Kata “rasakan”
untuk yang Kinestetik. Kata “suara degup jantung” tentu
untuk yang tipe Audio.

Begitu halnya dengan subliminal message. Pintunya,


tetap melalui 5 jalur indra tadi. Yang berbeda adalah,
STRTATEGI menyiasati CRITICAL FACTOR-nya.

Bila metode Hipnosis menyiasati critical factor dengan:


1. Shocking, atau
2. Relaxing, atau
3. Confusing, atau
4. Overloading information, atau
5. Menggabungkan semua teknik di atas

sehingga critical factor istirahat dan menyerah, maka,


strategi Subliminal Message adalah “Membiarkan critical
factor tetap aktif, BERSEMBUNYI lalu menyelinap lang-
sung ke Subconscious manusia.”

Kalo dalam strategi militer, subliminal message itu diiba-


ratkan sebagai intelijen yang menyelinap, lalu masuk ke
basis pertahanan lawan, bahkan menjadi bagian dari la-
wan, dan tanpa disadari, merekayasa mental dan persepsi
lawan.

Saat meluncur deras ke Subconscious Manusia, sublimi-


nal message tiba-tiba menjadi sebuah kesadaran internal
diri subjek, tanpa ia tahu, bahwa itu adalah hasil edukasi
secara subliminal.

-9-
Struktur Subliminal Message

S
Setidaknya, ada 3 struktur yang harus ada dalam
subliminal message.

1 PESAN. Ini sudah jelas. Apakah itu pesan edukatif,


pesan therapeutic, selling, marketing, branding, atau
apapun, yang tujuannya memengaruhi tindakan subjek.
Pesan ini sebaiknya tunggal (single message).

2 BUNGKUS, yaitu selubung yang menyembunyikan


atau menyamarkan pesan, sehingga tidak diketahui
oleh critical factor. Fungsi bungkus ini adalah untuk me-
narik dan mengalihkan perhatian critical factor, sehingga
critical factor hanya fokus ke arahnya. (Kalo di Sunda
temen-temen mengenal PANTUN).

Pantun itu terdiri dari 2 struktur. Pertama SAMPIRAN


(cangkang), kedua ISI (pesan). Nah, bungkus dalam sub-
liminal message ini mirip Sampiran dalam pantun.

Buat yang nggak tahu pantun, ini contohnya nih:


Gendang Gendut Tali Kecapi (= Sampiran/cangkang)
Kenyang Perut Senanglah Hati (= Ini isi atau Pesan)

3 ANALOGUE MARKING (diambil dari Milton Model-


nya NLP), sebagai penanda untuk Subconscious Mind

-10-
manusia, atas PESAN inti yang disampaikan. Sama se-
perti halnya jalur pesan masuk, Analog Marking ini ben-
tuknya bisa VISUAL (warna, bentuk, aksen, dll.), bisa
AUDIO (intonasi, nada dengan frekuensi rendah, dll.),
bisa KINESTETIK (sentuhan, ketukan, belaian, gerakan,
dll.), OLFACTORY (seperti tanda lewat parfum, dll.) atau
GUSTATORY (lewat rasa pait, manis, asem, dll.).

Nah, kalo dalam kasus The Matrix: Reloaded ini, struk-


turnya apa saja?

Bungkusnya jelas: PELAT NOMOR.


Analog Markingnya apa? Susunan Pelat nomor: IS 5416,
juga nama Agent SMITH.

Pesannya apa? Pesannya, adalah Bible Isaiah (Yesaya) 15


ayat 16, tentang betapa dahsyatnya Sang Perusak yang
diciptakan Tuhan.

Mungkin subliminal message ini hanya ingin MEM-


PERKUAT EMOSI karakterisasi dari Agent Smith ini.
Saya saja pas melihatnya bener-bener hanyut dan merasa
merinding banget. Tapi, bisa juga si kreatornya memang
ingin menyelipkan dakwah, berupa Peringatan Tuhan,
dengan menampilkan Bible tadi.

Nah, dari ke-3 struktur di atas, kalo kita kemas dalam 1


kalimat, pesan INTI, dibenamkan di dalam suatu bungkus
agar tidak diketahui oleh kesadaran manusia (critical fac-
tor), lalu di bagian pesan itu diberi kode-kode atau tanda
yang disebut analog marking, agar bisa ditangkap oleh

-11-
Subconscious Manusia. Saat tanda pesan berhasil ditang-
kap subcosncious, maka pesan itu bakal menjadi realitas
dan tindakan manusia.

Hukumnya, “Semakin tersembunyi pesan, semakin lepas


dari perhatian critical factor. Se-
“Semakin makin lepas dari perhatian criti-
tersembunyi cal factor, semakin menerabas
pesan, semakin ia masuk ke subconscious mind
manusia.”
lepas dari
perhatian Subliminal message bisa kita
critical factor.” buat dengan beberapa teknik.
Mediumnya bisa berupa texting,
visual, audio, audio-visual, atau
gabungan kesemuanya. Silakan
baca, teknik-teknik yang coba saya kumpulkan dalam
membuat subliminal message, di halaman berikutnya.

-12-
Teknik “My Friend, John”

I
ni seperti yang saya COba ContohkAn dalam teks saya
kemarin. teknik ini sebenarnya “indircet hypnosis”
(teknik hipnosis tak langsung) yang telah diuji COba
oleh mbah guru hipnosis dunia, milton hyLAnd erickson.

walaupun kaum ericksonian hypnosis menyebut kelom-


pok saya sebagai kaum extreme dan authoritarian hyp-
nosis, tapi saya adalah pengagum berat Milton Erickson.
saya sangat percaya, milton erickson sendiri tidak kenal
siapa itu ericksonian. dia adalah sosok yang sangat me-
nguasai semua teknik hypnosis, baik teknik direct (yang
dibilang authoritarian) maupun indirect (conversational
yang sangat kompromis).

**eh, kalo HAUS. MINUM dulu ya.**

baiklah. kalo kita mengacu pada contoh kisah teman saya


di awal buku ini, COba ingat, dan lalu CAri pattern dari
cerita mengenai teman saya itu. KOk saya sepertinya se-
dang bercerita tentang orang LAin ya, padahal sebenarnya
saya sedang memberi pesan yang ditujukan pada anda.

nah, bisa juga anda modifikasi COba format lain. misal-


kan CAranya kita seperti sedang COndong ngomong sama
orang LAin, padahal kita sedang ngomong sama orang
yang kita tuju (subjek kita).

-13-
teknik seperti ini, jelas, membuat lengah penjaga sub-
COnscious kita yang kita kenal dengan nama critiCAl fac-
tor kita. hasilnya, mungkin subCOnscious anda dan be-
berapa pembaca lain LAngsung mampu mersepons pesan
yang disembunyikannya, toh?

Itulah teknik “My Friend, John”. Bicara atau berkisah


tentang orang lain, atau seakan pada orang lain, padahal
sebenarnya sedang mengirimkan pesan untuk subjek.

Biar Anda tidak bingung, ini contoh kisah yang menggu-


nakan teknik “My Friend, John”:

Saya punya teman, namanya ANDA.


Ia pembaca yang tekun dan seksama, persis kira-kira
seperti Anda saat ini, yang seksama membaca huruf
demi huruf yang saya tulis ini.

Betul kan, Anda saat ini sedang membaca huruf-huruf


yang saya tulis ini?

Nah, ia datang ke ruang saya, sekadar ingin menikmati,


bagaimana rasanya RILEKS saat memasuki kondisi
hypnosis.

Berbeda dengan Anda, ia orangnya sulit dan malah


memperolok saya. Kurang ajar banget deh, hahaha…

Akhirnya, saya minta dia DUDUK kalo mau RILEKS.


Persis seperi saya minta Anda saat ini duduk dan rileks.

-14-
Saya bilang, “ANDA, coba fokus ke kepala dan RILEK-
Skan kepala sejenak. Biarkan nyaman. LEMASkan.”
Walau masih bingung, ia mengikuti saya.

Terus saya bilang lagi.

“Coba Anda rasakan, bayangkan, imajinasikan, rasa


RILEKS menebar ke seluruh tubuh. RASAKAN tulang di
LEHER Anda seperti luruh, begitu LEMAS.”

“Lalu rasa LEMAS MENGALIR ke arah tubuh Anda.


Bayangkan rasakan, TULANG punggung, dada, dan tu-
buh Anda SEAKAN LURUH, sehingga tubuh Anda SEP-
ERTI KAIN yang begitu LEMAS, begitu malas bergerak.
Semakin LEMAS, semakin NYAMAN dalam DIAM.”

Ia sangat FOKUS, seperti Anda yang makin fokus


mengikuti huruf demi huruf tulisan ini, mengikuti in-
struksi saya.

“SEKARANG Anda alirkan rasa rileks dan lemas ke tu-


lang Paha… Betis… dan Telapak Kaki Anda…

Bayangkan, rasakan, tulang PAHA Anda seakan LU-


RUH dan LEMAS. Merambat ke tulang BETIS yang
semakin LEMAS, lalu rasakan bayangkan, sekarang
TELAPAK KAKI Anda begitu SEMAKIN LEMAS. Dan
sekarang lihat, rasakan, bayangkan, SAAT INI, seluruh
tubuh Anda begitu NYAMAN dalam DIAM. Bagaikan
badan tak bertulang.

-15-
LURUH...
LEMAS...
Semakin LURUH...
Semakin LEMAS...
dan saking lemasnya...

ANDA saat ini kehilangan kemampuan untuk berdiri.

Anda begitu sulit berdiri.

Semakin LEMAS. Semakin MALAS. Semakin NYAMAN


dalam DIAM. Dan semakin tak kuasa berdiri.”

Entah disadari atau tidak, anehnya, Ia, teman saya,


SEPERTI ANDA, yang membaca buku ini, SERTA MER-
TA LEMAS dan kehilangan kemampuan untuk berdiri.

Bagaimana?
Coba rasakan, dan check apa yang terjadi saat ini pada
Anda?

(Bila saat ini Anda merasa lemas lagi, NORMAL-


KAN kembali dengan Anda menghitung dari 1
sampai 3, dan pada hitungan 3, katakan tubuh
Anda, NORMAL. Silakan mulai.)

-16-
Teknik Embedded Command

I
ni teknik lain yang powerful. Istilah ini saya ambil
dari NLP (neuro linguistic programming), yang lagi-
lagi, ini pun hasil pemodelan dari gaya linguistic Mil-
ton Erickson.

Saat diaplikasi jadi teknik subliminal message, pesan atau


perintah disembunyikan di dalam teks, atau audio, atau
visual, atau audio-visual, yang bahkan tidak memiliki
hubungan kontekstual di antara keduanya.

Sebelum lanjut, saya minta terlebih dulu Anda


sekilas kembali membaca cepat penjelasan saya
tentang Teknik “My Friend John” di bagian sebe-
lum bab ini. Silakan ya...
***
Nah, sekarang bayangkan tanpa perlu berpikir keras. Apa
yang terlintas dalam imajinasi atau kepala Anda ketika
saya tanya, ”Bila Anda haus, enaknya minum apa?”
***

Baik, kita lanjut.


Teknik Embedded Command ini, memungkinkan Anda
membenamkan perintah/pesan SEKALIGUS mengalih-
kan otak rasional lawan bicara kita di dalamnya.

Saya coba kasih contoh dalam kalimat berikut, bagaimana


seorang ayah menembuskan pesan subliminalnya pada
anak, lewat cerita tentang tugas ia ke luar negeri:

-17-
“Nak, mulai besok papa jarang ketemu kamu nih. Papa
bakal bertugas ke luar negeri, disuruh belajar cara-cara
orang luar lebih rajin kerja. Biar Papa kamu ini nanti
jadi bisa nularin orang rajin kerja, sehingga pencapaian
kantor papa hebat.”

Pesan ini, bila diucapkan LISAN, maka bentuk analog


marking-nya bisa berupa INTONASI pada kata yang
dicetak tebal; atau SENTUHAN saat mengucapkan kata
bercetak tebal; atau GERAKAN TANGAN saat mengucap-
kan kata bercetak tebal, atau kombinasikan semua analog
marking-nya.

Makin banyak elemen penandanya, makin kuat imapact-


nya.

Contoh lain saya bikinkan nih untuk Ibu-ibu, hahaha:

“Ayah, kalo mulai sekarang Ibu bisa menghasilkan


uang sendiri, Ayah boleh bebas belanja apa aja. Kalo
Ibu sekarang sudah dapat bulanan sendiri, nggak kuatir
pemerintah bakal naikin harga gas lagi ya ayah? Setuju,
kan Ayah?”

Uniknya, bawah sadar (Subconscious Manusia) tidak


peduli dengan cerita bungkusnya, apakah logis atau tidak.
Semakin tidak logis semakin bagus, karena malah se-
makin membingungkan critical factor.

Subconscious mind hanya peduli pada pesan yang diberi


analog marking dan diarahkan padanya.

-18-
Misalnya cerita ini.

“Teman saya entah mencari sebuah benua kenapa. Langit


serta merta tiba-tiba Anda berada di semenanjung. Se-
makin gelap langit penasaran hujan untuk mengutak-atik
kesendirian. Lalu teknik berjalan ke arah subliminal mes-
sage.”

Kalimat di atas, baik secara sintaktik maupun semantik,


ngaco banget kan. Tapi bayangkan kalo Anda ucapkan
sambil Anda beri analog marking seperti ini, apa jadinya?

“Teman saya entah mencari sebuah benua kenapa. Jakar-


ta sekarang langit tiba-tiba Anda berada di semenanjung.
Semakin gelap langit penasaran hujan untuk mengutak-
atik kesendirian. Lalu teknik berjalan ke arah subliminal
message.”

Ini beberapa contoh iklan yang


pernah saya garap dengan mem-
benamkan pesan terkait brand di
dalamnya:

Di iklan KitKat ini, saya mem-


benamkan kata BREAK sebagai
“core” dari brand KitKat, menjadi
bagian dari sebuah pesan sosial,
“Jangan obrak abreak hidup lo.”
Target audience KitKat adalah anak-anak muda. Maka
gaya penyampaiannya pun sangat anak muda.

-19-
Iklan KitKat yang lain-
nya, coba membenamkan
brand KitKat itu sendiri di
dalam pesan sosial yang
ditujukan ke anak-anak
sekolah SMA ini.

Memang, saat itu, Kit-


Kat ingin men-support
sekolah-sekolah untuk
melakukan campaign
antinarkoba, dengan
melakukan campaign le-
wat sign board, posterisasi
dll.

Contoh lainnya ada pada


logo Baskin Robbins. Logo
ini sangat brilian, dengan
coba menghadirkan varian
rasa ice cream yang jumlah-
nya 31 varian rasa, di dalam
logonya. Jadi, selain icon-nya
initial dari BR, di dalamnya
juga diberi analog marking
lewat warna berbeda pada
angka 31.

-20-
Teknik Metafora

M
etafora adalah bagian dari kajian ilmu semantik,
ilmu tentang makna. Matafora adalah sebuah
cara menyampaikan pesan (makna) secara tidak
langsung dengan mengasosiasikan pesan itu melalui benda
yang memiliki sifat/karakter yang sama.

Contoh gampangnya, untuk menyebut bahwa di depan


saya berdiri seorang perempuan cantik bermata sipit yang
menggetarkan hati, maka saya menyembunyikan perasa-
an dengan kalimat metaforik berikut, “Bulan sabit mena-
tapku. Cahayanya berderaian, begitu menggetarkan.”

“Metafora Ada kekhususan ketika subliminal


message menggunakan teknik meta-
bahkan tak fora. Karena kuatnya, metafora bah-
perlu bantu- kan tak lagi perlu bantuan analog
an analog marking untuk memancing perhatian
subconscious subjek kita.
marking.”
Sesungguhnya, metafora sendiri
adalah sebenar-benarnya subliminal message yang utuh.
Matefora memang konsumsi Subconscious, bukan Con-
scious Mind.

Saat seseorang mendengar, melihat, atau membaca meta-


fora, maka otaknya mengalami Trans Derivational Search

-21-
(melakukan pencarian makna) dengan segenap penge-
tahuan batinnya. Dan di saat itu, maka ia sedang trance.
Dan ketika trance, maka jelas, itu adalah wilayah kerja
Subconscious Mind.

Bayangkan, bagaimana otak rasional seorang yang kita


ajak bicara tidak berhenti sejenak, begitu mendengar ka-
ta-kata: “Kamu adalah bulan sabit yang menatapku tajam.
Dan lihat, aku begitu bergetaran.”

Subliminal message dengan penggunaan Teknik Metafora


ini banyak sekali dilakukan oleh dunia iklan. Berikut ini
kira-kira contohnya:
Ini adalah iklan Nivea yang ingin
mengatakan sebagai cream pe-
mutih, yang bisa membantu rege-
nerasi kulit di malam hari.

Lihat, iklan ini begitu sederhana.


Ide Nivea Night didramatisir de-
ngan hanya membuka sedikit
tutupnya, untuk menampakkan
bagian dalamnya, sehingga bagian
dalam Nivea terlihat laksana bulan sabit.

Saya sendiri banyak mengeksplorasi teknik metafora


untuk menyembunyikan pesan-pesan dengan tujuan men-
ciptakan trans derivational searching, sehingga, situasi
itu membuat pesan begitu efektif masuk ke subconscious
subjek. Berikut ini contoh-contohnya:

-22-
Iklan ini mendrama-
tisir varian rasa Black
Cappuccino dengan
menumpuk mug-mug
Cappuccino sehingga
membentuk metafora
sebatang rokok.

Mengapa hal ini di-


lakukan? Karena restriksi terhadap iklan rokok sangat
kuat. Rokok dilarang menampilkan wujud fisik rokok.
Maka pendekatan metaforik menjadi salah satu strategi
menyiasatinya.

Contoh lainnya yang pernah


saya buat adalah iklan KitKat
lagi. Visual ini dibuat untuk
meluncurkan White KitKat
baru, yaitu varian KitKat de-
ngan rasa lemon cheescake.

KitKat dikenal dengan essence


“Break”. Taglinenya “Have a
Breal Have a KitKat”. Atau
kalau versi Indonesianya “Ada
Break Ada KitKat.”

KitKat diidentikkan sebagai teman “Break” atau “Jeda”


atau “Pause” dari aktivitas. Maka kami keluar dengan ide
metafora, CHEESCAKE kami beri COWAK PAUSE, seba-
gai simbol break dengan KitKat rasa cheescake.

-23-
Teknik Metafora ini membuat
“Metafora akan
pesan kita tidak cerewet, tapi
membuat tar- langsung menembus Subcon-
get audience scious Mind audience kita,
menerabas melewati critical
kita mengalami
factor, sehingga pesan menjadi
trance deriva- gambaran mental audience
tional search. kita.
Proses mencari
Bagimana? Gampang, kan?
makna ke dalam
dirinya.” Silakan mulai sekarang, prak-
tekkan ya.

-24-
Teknik Ilusi

I
lusi bisa diartikan sebagai persepsi yang terbentuk
akibat melihat atau mendengar atau merasa sesuatu
yang menstimulasi, yang berbeda dengan realitas
kongkretnya.

Nah, ilusi ini bisa dijadikan medium/teknik subliminal.


Hal konkretnya menjadi daya tarik bagi critical factor
(conscious mind), sementara persepsi dibentuk oleh daya
tangkap subconscious mind.

Dunia kerja kreatif, seperti dunia branding atau periklan-


an, banyak sekali mengeksplorasi ilusi untuk menciptakan
persepsi, image, atau pesan tertentu ke target audience.

Saya coba menampilkan bebera-


pa contoh kerja iklan yang ber-
hasil menerabas subconscious
audience-nya dengan mengek-
splorasi teknik ilusi ini. Silakan
analisis, ilusi apa yang hadir?

Iklan ini termasuk berani. Bah-


kan sama sekali tidak menampil-
kan logo brand sebagai signa-
ture. Tapi kita tahu, jika kita
simak, bahwa ini adalah iklan
Coca Cola.
-25-
Lihat juga beberapa iklan sejenis lainnya. Ilusi wajah to-
koh yang pernah jadi kontroversi dunia, dihadirkan lewat
dua kata yang juga kontradikitif:

-26-
Yang paling banyak menyisipkan subliminal message
dengan menghadirkan teknik ilusi adalah logo-logo.

Silakan simak, ilusi apa yang Anda tangkap dari logo-logo


ini? Dengan mempelajari ilusi ini, Anda bisa mengap-
likasikannya untuk menciptakan ilusi sesuai keperluan
Anda.

-27-
Teknik Frekuensi Audio

S
uara itu kekuatannya bisa lebih dahsyat dari visual.
Bila visual, taruh cahaya, memantul ketika mem-
bentur dinding, maka suara bisa merambat dan
menembusnya.

Saat suara dimanfaatkan untuk subliminal message, suara


dimodifikasi sedemikian rupa untuk berada di ambang
batas bawah kemampuan mendengar manusia. Ketika
indra kuping secara sadar tidak bisa mendengar frekuensi
suara ambang bawah, maka otak tidak bisa mempro-
sesnya, lalu pemrosesan dilakukan oleh Subconscious
Mind manusia. Ambang suara yang bisa didengar manu-
sia sekitar 20 herz sampai 20.000 herz.

Nah, kita tahu bahwa struktur gelombang manusia itu


terdiri dari:

1. Gelombang Beta (otak sadar) ada di: 20 – 12 herz;


ini adalah saat kita berada di lingkup sadar.
2. Gelombang Alpha ada di: 12-8 herz
3. Gelombang Theta ada di: 8-4 herz
4. Gelombang Delta (tidur) ada di: 4 – 0,1 herz

Jadi, terkait frekuensi yang bisa jadi sinyal subliminal


yang ditangkap subconscious mind kita, berarti:

-28-
SUARANYA HARUS BERADA DI FREKUENSI 12 – 4
HERZ, kan?

Sementara, kita tidak bisa mendengar suara bila frekuensi


suara di kuping di bawah 20 Herz.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengahsilkan Sub-


liminal Message yang berterima dengan frekuensi otak 12
sampai 4 Herz (Alpha dan Theta) tersebut?

Saat ini kita kenal teknologi audio brainwave. Teknologi


ini ditemukan pertama kali tahun 1839 oleh HW Doove,
seorang fisikawan Jerman, dengan membuat sinkronisasi
gelombang suara yang diproses oleh otak kiri dan otak
kanan. Ini yang kita kenal dengan frekuensi Binaural.
Jadi, sinkronisasi antara ketukan nada dengan frekuensi
suara yang didengar telinga kiri dan telinga kanan, meng-
hasilkan ketukan dengan gelombang suara yang efektif
memengaruhi subconscious manusia.

Misalnya, frekuensi di telinga kiri 100 hz, sementara teli-


nga kanan 110 hz; maka otak akan melakukan sinkro-
nisasi ketukan nada dengan frekuensi selisihnya, 10 hz.
Itu sebabnya, audio dengan menggunakan binaural beat
hanya bisa dideteksi kalo kita memakai headphone.

Jadi, untuk menciptakan nada dengan Frekuensi sesuai


STATE gelombang yang kita inginkan, maka kita mainkan
selisih dari gelombang suara yang bisa kita dengar di te-
linga kiri dan telinga kanan!

-29-
Misal, Anda ingin masuk THETA, maka ciptakan nada su-
ara di kuping kiri frekuensinya 210 herz (ini sekadar con-
toh); lalu kuping kanan 205 herz. Maka hasil sinkronisasi
otak, mendapati nada 5 herz.

Artinya, itu adalah gelombang yang


“Lewat mirip dengan gelombang THETA.
sinkronisasi Maka dalam hitungan detik, begitu
nada, kita mendengar audio ini, Anda akan
langsung JLEBBBBBBB, memasuki
bisa me- gelombang theta.
mainkan
level gelom- Begitulah, lewat nada, kita bisa
mainkan level gelombang diri. Mau
bang yang terus ada di sadar? Bikin sinkronisasi
diinginkan.” nada di 20 herz sampai paling rendah
14 herz.

Mau rileks ringan? Hitung sinkronisasi nada di frekuensi


12-8 herz.

Mau mimpi? Sinkronisasinya 8-4 herz. Mau TIDUR pulas


beneran? Bikin sinkronisasi di 4 – 0,1 herz.

Gampang, kan?

Tentu kita bisa melakukannya bila punya software pem-


roses suara. Temen-temen musisi saya, para komposer
musik, jago operate, tapi nggak ngerti mekanisme gelom-
bang kesadaran manusia dan cara mengintervensinya.

-30-
Nah, kemudian, ada teknologi baru selain binaural, yang
dinamakan isochronic. Ini hanya memanfaatkan satu
gelombang suara, yang dibuat dengan memproduksi satu
nada, lalu jeda, nada lagi, jeda lagi, dan begitu seterusnya
sehingga menciptakan suasana monoton yang direspons
dengan bergesernya gelombang otak manusia.

Begitulah proses subliminal melalui suara. Bagaimana


frekuensi mengatur gelombak otak sehingga memuncul-
kan efek tertentu.

Saya tentunya tidak bisa ngasih contoh di sini. Tapi Anda


bisa membuatnya langsung dengan menggunakan prose-
sor audio seperti yang para komposer lakukan.

-31-
Teknik Intercept
dengan Speed Motion

T
eknik ini bisa kita manfaatkan dengan mengha-
dirkan atau menyelipkan gambar atau film secara
berulang di waktu berbeda dengan DURASI YANG
SANGAT CEPAT. Kecepatannya di ambang bawah ke-
mampuan mata menangkapnya.

Bisa saja dalam bentuk flash, intercut, dan sebagainya,


dengan kecepatan kurang dari setengah detik, misalnya.
“Semakin cepat Dengan demikian, otak tidak
mampu memproses dan meng-
gerak gambar, analisisnya.
semakin tak
Kira-kira seperti yang pernah
tertangkap dilakukan McDonald dalam
conscious, dan sebuah tayangan program TV,
semakin kuat yang pernah menjadi kontro-
versial. Anda bisa melihatnya
gambar menera- di link YouTube berikut ini:
bas subconscious https://www.youtube.com/
audience.” watch?v=2xPvYgTvr8I

Semakin consncious kita tidak


bisa menangkap kecepatan intercept gambar tersebut, se-
makin nyelonong ia memasuki Mubconscious Mind kita.

-32-
Asep Herna berke-
cimpung di dunia komunikasi
periklanan sejak 1997. Kini, ia
adalah seorang Creative Director
dengan basis Copywriter. Ratusan
brand telah ia tangani, baik lokal
maupun multinasional. Seperti
Djarum Black, Indosat, Danamon,
LippoBank, BTN, Nestle KitKat,
Nestle FOX’S, Mercedes-Benz,
Daihatsu, Sutra Fiesta, Hewlett Packard, WindowsLive, CFC,
McDonald’s, dan banyak lagi.

Selain di dunia komunikasi periklanan, ia juga mendalami


komunikasi bawah sadar. Ia adalah seorang instruktur hip-
noterapi bersertifikat, yang sudah banyak melakukan terapi
ataupun empowerment ke puluhan ribu orang yang memerlu-
kannya. Ia instruktur The Indonesia Board of Hypnotherapy
(IBH), seorang Mesmerist, Magnetist, dan Authorized Instruc-
tor dari Prana Shakti International Brotherhood (PSIB).

Asep Herna juga Founder dan Director MindStream (PT Ko-


munika Arus Pikiran), sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pemberdayaan manusia lewat berbagai pelatihan soft-
skill-nya.

Kiprahnya di dunia komunikasi bawah sadar, telah melahir-


kan berbagai karya seperti buku Hebatnya Hipnosis Anak
(Panda Media), pengembangan metode-metode mind techno-
logy seperti Hypnotic Copywriting, Automatic Writing, Sub-
liminal Message, Hypnotic Brainstorming, dan lain-lain.

-33-
Dua sisi keahliannya, komunikasi periklanan maupun
komunikasi bawah sadar, membuat ia saat ini memiliki
motivasi kuat untuk melahirkan apa yang ia sebut sebagai
para Subconscious Communicators.

Subconscious Communicators, baginya, adalah expert


yang mampu mengeksplorasi metode-metode komu-
nikasi bawah sadar untuk tujuan positif, mengubah hidup
menjadi lebih baik. Dan track yang dieksplorasi adalah,
wilayah yang 85% mampu menggerakkan manusia.

“Who Wants to be a Subconscious Communicator?”


Silakan intip program-programnya.

Website: www.asepherna.com
Twitter: @asep_herna
Facebook: Asep Herna
YouTube: MindStream Institute
Fanspage FB: MindStream Institute
Email: asepherna@yahoo.com

-34-

Anda mungkin juga menyukai