Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa Inggris), yang berarti adalah kerja sama. Sedangkan
menurut istilah,Koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan
memajukan tingkat hidup bersama.
Menurut Masjfuk Zuhdi,yang dimaksud dengan Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi
yang beranggotakan orangorang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela secara kekeluargaan.
Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan dan kegiatan
usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu Al-quran dan Assunah. Pengertian umum dari koperasi
syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsi-prinsip syariah.Apabila
koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya harus
dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut,maka koperasi syariah tidak diperkenankan berusaha dalam bidang-bidang
yang didalamnya terdapat unsur-unsur riba, maysir, dan gharar.
2. Berazazkan kekeluargaan
3. Berlandaskan syariah Islam yaitu Al-quran dan Assunah dengan saling tolong menolong dan
menguatkan. Contoh ayat Al-quran sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu" b. Berdasarkan (Q.S. Al-Baqoroh 275)
"Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.".
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya".
1.Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh siapapunsecara mutlak
4.Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setisp bentuk riba danpemusatan sumber dana ekonomi
pada seglintir orang atau sekelompokorang saja.
8.Pembagian SHU dilakukan secara adil,sesuai dengan besarnya jasa usahamasing-masing anggota.
Macam jenis produk penghimpunan dana dan penyaluran dana oleh lembaga keuangan syariah
Menurut Philip Kotler Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan menurut W.J Stanton produk adalah seperangkat
atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik
pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang
menerima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. 4 Macam jenis produk penghimpunan dana
dan penyaluran dana oleh lembaga keuangan syariah sebagai berikut:
2. Karakter kedua bersifat investasi, yang memang ditujukan untuk kepentingan usaha
dengan mekanisme bagi hasil (Mudharabah) baik Revenue Sharing maupun Profit and
sharing. Konsep simpanan yang diberlakukan dapat berupa simpanan berjangka
Mudharabah Mutlaqoh maupun simpanan berjangka MudharabahMuqayadah.
Simpanan/tabungan Mudharabah Mutlaqoh adalah bentuk kerja sama antara pemilik
dana (ShahibulMaal) dengan Koperasi Syariah selaku pengusaha (Mudharib) yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah usaha. Sementara Mudharabah Muqayadah adalah bentuk kerja sama antara
pemilik dana dengan Koperasi Syariah selaku pengusaha dimana penggunaan dana
dibatasi oleh ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemilik dana.
Kemudian berdasarkan fatwa dewan syariah nasional (DSN) NO.07/DSN-
MUI/IV/2000. Menyatakanmudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih
pihak dimana salah satu pihak mempercayakan sejumlah modal kepada pihak lain yang
bertindak sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.
Rukun mudharabah, yaitu: Pemilik modal (shahibul mal), mudharib (pengelola),
usaha/pekerjaan, nisbah bagi hasil yang jelas, dan ijab dan kabul.
Syarat mudharabah, yaitu: Penyedia dana dan pengelola harus cakap hukum,
keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal.
Jenis simpanan yang berakad mudharabah dapat dikembangkan kedalam variasi
simpanan, seperti:
1) Simpanan/tabungan Idul Fitri
2) Simpanan/tabungan Idul Qurban
3) Simpanan/tabungan Haji
4) Simpanan/tabungan Pendidikan
5) Simpanan/tabungan kesehatan.
Deposito atau simpanan berjangka Mudharabah: Deposito mudharabah adalah
simpanan masyarakat di koperasi syariah yang pengambilannya sesuai waktu yang
telah ditetapkan oleh koperasi syariah. Variasi deposito mudharabah ini
diklasifikasikan ke dalam deposito: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
Berdasarkan fatwa dewan syariah nasional (DSN) NO.03/DSNMUI/IV/2000.
Menyatakan deposito dengan akad mudharabah mutlaqah adalah investasi tidak terikat
pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu
dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dimuka antara
nasabah dengan koperasi syariah yang bersangkutan.
Untuk mengembangkan usaha koperasi syariah,maka para pengurus harusmemiliki strategi pencrian
dana,sumber dana dapat diperoleh darianggota,pinjaman atau dana-dana yang bersifat hibah atau
sumbangan. Semua jenis sumber dana tersebut dapat diklasifasikan sifatnya saja yang
komersial,hibahatau sumbangan sekedar titipan saja.secara umum,sumber dana koperasidiklasifasikan
sebagai berikut:
1.Simpanan pokokMerupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar simpanan
pokoktersebut sama.Akad syariah simpanan pokok tersebut masuk kategori akadmusyarakah.Yakni
sebuah usaha yang didirika secara bersama-sama,masing-masing memberikan dana dalam porsi yang
sama dan berpartisipasi dalam kerjadan berpartisapasi dalam bobot yang sama.
2.Simpanan wajibMasuk dalam kategori modal koperasi sebagimana simpanan pokok dimana
besarkewaibannya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota sertapenyetorannya dilakukan
secara kontiniu setiap bulannya sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.
3.Simpanan sukarelaBentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan
danakemudian menyimpanannya di koperasi syariah. Bentuk simpanan sukarela inimemiliki dua jenis
karakter antara lain:
a.Bersifat danatitipan yang disebut (Wadi’ah) dan diambil setiap saat.Titipan terbagi atas dua macam
yaitu titipan amanah dan titipan yad dhomamah.
b. Bersifat investasi yang memang ditujukan untuk kepentingan usaha denganmekanisme bagi
hasil(mudharabah) baik Revenue Sharing,Profit Sharing maupunprofit and loss sharing.
Penyaluran dana
Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya,makan sumber dana yang diperolehharus disalurkan kepada
anggota maupun calon anggota.dengan menggunakanbagi hasil (mudharabah atau musyarakah) dan
juga dengan jual beli (piutang mudharabaah,piutang salam,piutang istishna’ dan sejenisnya),bahkan ada
juga yang bersifar jasa umum,misalnya pengalihaan piutang (Hiwalah),sewa menyewabarang (ijarah)
atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya.
1.Investasi/kerjasama
Pembiayaan jual beli dalam UJKS pada koperasi syariah memiliki beragam jenisyang dapaat dilakukan
antara lain seperti
Pertama: jual beli secara tangguh antara penjual daan pembeli dimanakesepakatan harga sipenjual
menyatakan hargaa belinya dan si pembelimengetahui keuntungan penjual,transaksi ini disebut Bai Al
Mudharabah.Kedua: jual bei secra paralel yang dilakukan oleh 3 pihak. jika koperasa membayarnya
dimuka disebut Bai’Salam.
3.Jasa-jasaDisamping itu produk kerjasama dan jual beli koperasi syariah juga dapatmelakukan
kegiatan jasa layanan antaaraa lain:
a) Jasa Al Ijarah (sewa)Adalah akad pemindahan hak guna atau manfaat barang atau jasa
melaluipembayaran upah sewa tanpa pemindahan hak milik atas barang itusendiri,contoh:penyewaan
tenda,soundsistem,dan lain-lain
b) Jasa Wadiah (titipan)Dapat dilakukan pula dalam bentuk barang seperti jasa penitipan barang
dalamLocker karyawan atau penitipan sepeda motor,monbil dan lain-lain.
Pembiayaan ini ada karena adanya peralihan kewajiban dari seseorang terhadappihak lain dan dialihkan
kewajibannya kepada koperasi syariah.
d) RahnAdalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagi jaminan ataspinjaman yang
diterimanya.dalam koperasi syariah gadai ini tidakmenggunakaan bunga akan tetapi mengenakan tarif
sewa penyimpanan barangyang digadaikan tersebut,seperti gadai emas.
g) Qardh (pinjaman lunak)Jasa ini termasuk kategori pinajaman lunak,dimana pinjaman yang
harusdikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan.kecualianggota
mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka maka kelebihan danatersebut diperbolehkan diterima
koperasi dan dikelompokkan dalam Qardh(atau Baitulmaal).umumnya dana ini diambil dari simpanan
pokok.
Fitur produk
Dari aspek pemasaran,setiap koperasi syariah dalam hal mencari sumber danmaupun
penyalurannya,memiliki ciri khas tersendiri.hal ini dimungkinkan agar paraanggota maupun investor
tertarik untuk bekerjasama dalam mengembangkanusaha koperasi karena itu setiap koperasi syariah
hendaknnya memiliki fiturproduk seperti berikut:
Pembagian pendapatan atas pengelolaan dana yang diterima kopeasi syariahdibagi kepada para anggota
yang memiliki jenis simpanan atau kepada pemilikmodal yang telah memberikan kepada koperasi
dalam bentuk Mudharabah danMusyarakah sedangkan pembagian yang bersifat tahunan maka
distribusi tersebuttermasuk kategori SHU dalam aturan koperasi.
Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki jenis simpanan ataaupemberi pinjaman
adalah didasarkan kepada hasil usaha yang riil yang diterimakoperasi pada saat bulan
berjalan.umumnya ditentukan berdasarkan nisbah yaiturasio keuntungan antara koperaasi syariah dan
anggota atau pemberi pinamanterhadap hasil riil usahannya.lain halnya dengan konvensional
pendapatan dari jasapijamann koperasi disebut jsa pinjaman(bunga)tanpa melihat hasil keuntungan
riilmelainkan dari saldo jenis simpanan.maka dengan demikian pendapatan bagi hasildari koperasi
syariah bisa niak turun sedangkan untuk konvensional bersifatstabil. apabila koperasi syariah menerima
pinjaman khusus(restricted investmentatau Mudharabaah Muqayyadah),maka pendapatan bagi hasil
usaha tersebuthanya dibagikaan kepada pemberi pinjamann dan koperasi syariah.bagi
koperasipendapatan tersebut dianggap pendapatan jasa atas Mudharabah Muqqayyadah.
Begitu pula dengan pendapatan yang bersumber dari jasa-jasa sepertiwakalah,hawalah,Kaafalah disebut
Fee koperasi syariah dan pendapatansewa(ijarah) diebut margin,sedangkan pendapatan hasil investasi
ataupunkerjasama(Mudharaabah dan Musyarakah) disebut pendapatan bagi hasil.Dalam rangka untuk
menjaga liquiditas,koperasi diperbolehkan menempatkandananya kepada lembaga keuangan syariah
diantaranya Bank Syariah,BPRSmaupun koperasi syariah lainnya. Dalam penempatan dana tersebut
umumnyamendapatkan bagi hasil juga.Untuk pembagian SHU tetap mengacu kepada peraturan
koperasi yaitudisputuskan oleh rapat anggota.Pembagian SHU tersebut telah dikurangi danacadangan
yang dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan
Saran
Diharapkan masyarakat indonesia pada umumnya dan umat muslimkhususnya bisa lebih bijak
mengambil pilihan dalam bergabung atau ikut serta dikeanggotaan koperasi. Karena Allah SWT telah
mengatur tata cara berniaga yangsesuai dengan Al-quran dan Assunah sejak sebelum cara ini
digunakan.Oleh karena itu,mari kita gunakan sistem syariah yang lebih halal serta tidakada penzaliman
antar kedua belah pihak,dan dengan tegas kita katakan untuk tidakmenggunakan sistem kapitalis yang
telah menghancurkan dunia keuangan,baiklembaga uang non bank,atau perbankan itu sendiri.