Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan 14

KOPERASI SYARIAH
Pendahuluan
• Dilihat dari akad usahanya yang dijalankan bersama-sama, koperasi
identik dengan persekutuan (syirkah). Syirkah disyariatkan Allah,
karena tidak semua kegiatan usaha/bisnis mampu dijalankan
melalui usaha perseorangan. Adapun yang menjadi dasar hukum
syirkah :
• QS Annisa (4:12) : “ maka mereka telah bersekutu dalam yang
sepertiga”
• QS Shaad (38:24) : “ dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang bersekutu itu sebagian mereka berbuat zhalim
dengan sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal shaleh, dan hanya sedikitlah mereka
ini”.
• HR. Bukhari dan Muslim: “ Pertolongan Allah tercurah atas dua
pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak berkhianat”.
Regulasi khusus koperasi jasa
keuangan syariah dan unitnya

• Keputusan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan


Menengah No.91 Tahun 2004 (Kepmen No. 91
/KEP /M.KUKM /IX /2004)
• Peraturan Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia Nomor :35.2
/PER/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman
standar operasional manajemen koperasi jasa
keuangan syariah dan unit jasa keuangan syariah
koperasi,
• dan lain sebagainya
Definisi Syirkah

• Syirkah secara harfiah adalah percampuran.


Maksudnya ialah bercampurnya salahsatu dari
kedua harta dan lainnya, sehingga tidak dapat
dibedakan diantara keduanya.
• Menurut fuqaha, pengertian syirkah adalah “
akad antara dua orang atau lebih yang saling
berserikat untuk bertasharruf dalam hal
modal dan keuntungan sesuai kesepakatan”.
Syarat dan rukun syirkah
• Menurut ulama hanafiyah, hanya terdapat satu rukun syirkah yaitu
ijab qabul (sighat al-akad). Apabila rukun tidak terpenuhi, maka
syirkah menjadi batal, sedangkan apabila rukun sudah terpenuhi
tetapi syarat nya tidak, maka syirkah menjadi fasid.

Ketentuan umum/ syarat dalam syirkah adalah:


• Masing-masing pihak yang berserikat memiliki kewenangan
melakukan tindakan hukum atas nama persekutuan dengan izin
pihak lain
• Sistem pembagian keuntungan harus ditetapkan secara jelas, baik
dari segi nisbah (%) maupun periode pembagiannya, misalnya:
60%:40%, periode tahunan dan lain-lain.
• Sebelum dilakukan pembagian, seluruh keuntungan yang didapat
menjadi milik bersama. Dengan demikian, sejumlah keuntungan
tertentu yag dihasilkan salahsatu pihak merupakan kepemilikan
syirkah dan tidak boleh dipandang sebagai keuntungan pribadinya.
Pembagian Syirkah

a. Syirkah Amlak: merupakan bentuk persekutuan


diantara dua orang atau lebih dalam kepemilikan harta
yang diperoleh tanpa melalui akad. Dari segi sifatnya,
syirkah amlak (persekutuan dalam kepemlikan) dapat
dibedakan menjadi dua macam.
• Syirkah amlak ijbariyah, yaitu syirkah yang terjadi
tanpa adanya kehendak masing masing pihak.
Syirkah ini muncul bukan atas keinginan dari orang
yang bersyirkah. Dikata demikian, karena syirkah ini
ada dengan sendirinya meskipun tanpa melalui
usaha tertentu, misalnya persekutuan terhadap
harta peninggalan (warisan) yang mereka terima
dari orang yang wafat.
Lanjutan syirkah amlak

• Syirkah amlak ikhtiariyah, yaitu suatu syirkah


yang terjadi atas kehendak masing- masing
pihak yang bersangkutan. Syirkah ini muncul
akibat tindakan hukum orang yang
bersyirkah. Misalnya kesepakatan dua orang
atau lebih untuk memiliki suatu barang (ain)
melalui jual beli patungan. Sedangkan
syirkah amlak berupa (dain) misalnya
kepemilikan bersama terhadap harga benda
yang menjadi tanggungan orang lain
(dzimmah)
b. Syirkah Uqud: adalah bentuk persekutuan diantara dua
belah pihak atau lebih untuk menjalankan suatu usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil. Menurut para fuqaha,
syirkah uqud dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian,
yaitu:
• Syirkah mufawadhah
mufawadhah merupakan bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha melalui
kesamaan penyertaan modal, pembagian kerja dan
keuntungan. Disamping itu, persyaratan lain yang
berlaku dalam syarikah mufawadhah, ialah bahwa
masing masing sekutu berhak menjadi wakil bagi
mitranya. Misalnya orang yang bersekutu melalui
penyertaan modal untuk membeli sesuatu barang,
kemudian dijual kembali agar mendapatkan keuntungan.
• Syirkah Inan
Syirkah inan adalah syirkah antara dua orang atau
lebih untuk menjalankan usaha (perdagangan)
dengan keuntungan/kerugian ditanggung
bersama.
• Syirkah abdan merupakan syirkah antara dua
orang atau lebih untuk menjalankan suatu
pekerjaan (al a’mal) tertentu secara bersama.
Pada syirkah ini tidak mewajibkan adanya
kesamaan keahlian/kemampuan, melainkan
mensyaratkan pekerjaan halal. Keuntungan yang
diperoleh dari hasil kerja, dibagi berdasarkan
kesepakatan yang nisbahnya boleh sama atau
berbeda diantara mereka (syarik)
• Syirkah Wujuh
• Syirkah wujuh adalah kerja sama dua orang atau
lebih yang dipercaya untuk membeli suatu barang
tanpa modal, kemudian dijual kembali secara
tunai agar mendapatkan keuntungan yang dibagi
berdasarkan kesepakatan. Disebut syirkah wujuh
karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan,
atau keahlian (wujuh) seseorang ditengah
masyarakat.
Aplikasi Syirkah dalam pendirian
Koperasi
• Dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, akad syirkah
(musyarakah) merupakan dasar untuk
mendirikan usaha persekutuan (perseroan).
melalui akad musyarakah masing masing sekutu
(syarik) berhak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha.
• Untuk menjalankan usaha
persekutuan/perseroan, masing masing pihak
(syarik) berkewajiban menyertakan modal, baik
diwujudkan dalam bentuk harta benda (maal)
dan atau keahlian (fi’il).
Anggota ke-1 Anggota ke-x

Simpanan Anggota

Dana Cadangan

Penyertaan Bagi
Hibah Modal Koperasi Hasil

Manfaat
Bidang usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Gambar 14.1: Skema Prinsip Kerja Koperasi Syariah


tujuan pengembangan koperasi
berdasarkan prinsip syariah adalah:
• Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi
khususnya dikalangan usaha mikro kecil dan
menengah dan koperasi melalui sistem syariah
• Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam
kegiatan usaha mikro kecil dan memengah
khususnya dan ekonomi Indonesia pada
umumnya
• Meningkatkan semangat dan peran serta
masyarakat dalam kegiatan koperasi berbasis
syariah
Larangan Riba Dalam Koperasi
Simpan Pinjam
• Istilah riba secara bahasa berarti tambahan
(ziyadah). Dengan kata lain riba artinya tumbuh
dan membesar.
• Terminologi riba: pengambilan tambahan dari
harta pokok secara bathil, sehingga hukumnya
diharamkan.
• Riba dalam fiqh identik dengan istilah bunga yang
berlaku pada ekonomi/bisnis konvensional
sekarang ini, termasuk diantaranya koperasi
simpan pinjam.
Dasar Hukum Riba

• Al-Quran
• Qs Albaqarah , 2:275
• “Orang-orang yng makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu
disebabkan mereka berkata :”sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba”. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.

• Alhadits
• Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang
memberi makan riba, penulis dan saksi riba. Kemudian mereka
bersabda:mereka semua adalah sama (HR. Muslim)
Macam-Macam Riba

• Riba Fadhl
• Ialah riba yang timbul akibat pertukaran barang
sejenis yang tidak memenuhi kriteria secara (a)
kualitas (b) kualitas (c) penyerahan yang tidak
dilakukan secara tunai.
• Pertukaran jenis ini mengandung ketidakjelasan
(gharar) bagi kedua belah pihak terhadap barang
yang dipertukarkan. Dalam ekonomi/bisnis riba
jenis ini dapat ditemui dalam transaksi jual beli
valuta asing dan emas yag tidak dilakukan secara
tunai
• Riba Nasiah
• Merupakan riba yang timbul karena adanya
hutang piutang yang tidak memenuhi kriteria
untung muncul bersama risiko (alghunmu bil
ghurmi) dan hasil usaha yng muncul bersama
biaya (alkharaj bi dhaman). Dengan demikian,
keuntungan (al ghumnu) muncul tanpa adanya
risiko (alghurmi) atau hasil usaha yang diperoleh
(al kharaj) tanpa adanya biaya modal (dhaman)
akan mengakibatkan riba.
• Riba Jahiliyah
• Adanya hutang yang dibayar lebih dari
pokoknya karena peminjam tidak mampu
melunasi hutangnya setelah jatuh tempo.
Ketidakmampuan mengembalikan utang ini
kemudin dimanfaatkan oleh kreditur untuk
mengambil keuntungan
Ruang Lingkup Jasa Keuangan

• Penghimpunan Dana

1. Simpanan Wadiah yad dhamanah


Adalah simpanan anggota pada koperasi dengan akad
wadiah/ titipan namun dengan seijin penyimpanan dapat
digunakan oleh koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) dan
unit jasa keuangan syariah (UJKS) untuk kegiatan
operasional koperasi, dengan ketentuan penyimpanan tidak
mendapatkan bagi-hasil atas penyimpanan dananya, tetapi
bisa dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya
bonus ditentukan sesuai kebijakan sesuai ke mampuan
koperasi.
2. Simpanan Mudharabah Mutlaqoh
Adalah tabungan anggota pada koperasi dengan akad
mudharabah mutlaqoh yang diperlakukan sebagai investasi
anggota untuk secara produktif dalam bentuk pembiayaan
kepada anggota koperasi, calon anggota, koperasi-koperasi
lain dan/atau anggotanya secara profesional dengan
ketentuan penyimpanan dananya sesuai nisbah (proporsi
bagi hasil) yang disepakati pada saat pembukaan rekening
tabungan

3. Simpanan Mudharabah berjangka


Adalah tabungan anggota pada koperasi dengan akad
mudharabah mutlaqoh yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan
koperasi yang bersangkutan
b. Penyaluran Dana
1. Pembiayaan mudharabah
Adalah akad kerjasama permodalan usaha dimana koperasi sebagai
pemilik modal (shahibul maal) menyetorkan modalnya kepada
anggota, calon anggota koperasi lain atau anggotanya sebagai
pengusaha (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad
dengan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan
(nisbah), dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang
bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan.

2. Pembiayaan musyarakah
Adalah akad kerja sama permodalan usaha antara koperasi dengan
satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik modal dan usaha
pada usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan melakukan
usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian
hasil sesuai kesepakatan para pihak, sedang kerugian ditanggung
secara proposional sesuai dengan kontribusi modal.
3. Piutang murabahah
Adalah tagihan atas transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli
(anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau
anggotanya) dan atas transaksi jual-beli tersebut, yang
mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibanya sesuai
jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran
imbalan berupa margin keuntungan yang disepakati
dimuka sesuai akad.

4. Piutang salam
Adalah tagihan antara penjual dan pembeli dengan
pembayaran dimuka dan pengiriman barang oleh penjual
dilakukan dibelakang/ kemudian, dengan ketentuan bahwa
spesifikasi barang disepakati pada akad transaksi salam..
5. Piutang ishtishna
Adalah tagihan atas akad transaksi jual beli barang
dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan/pembeli dan penjual yang cara
pembayarannya dapat dilakukan di muka, diangsur,
atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

6. Piutang ijarah
Adalah tagihan akad sewa-menyewa antara muajir
(lessor/penyewa) dengan musta’jir (lessee/yang
menyewakan) atas ma’jur (objek sewa) untuk
mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya.
7. Qardh
Adalah kegiatan transaksi dengan akad
pinjaman dana non komersial dimana si
peminjam mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok dana yang dipinjam kepada
koperasi yang meminjamkan tanpa imbalan
atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai
kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai