PERKOPERASIAN DI INDONESIA
A.
PENDAHULUAN
Koperasi dengan sistem syariah disebut dengan masyarakat atau
syirkah adalah keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu
dengan sejumlah modal yang telah ditetapkan bedasarkan perjanjian untuk
bersama sama menjalankan suatu usaha pembagian keuntungan dan
kerugian dalam bagian yang ditentukan
Perjanjian musyakarah merupakan perjanjian antara dua orang atau
lebih untuk mendirikan suatu usaha, yang mana modal usaha itu adalah
merupakan modal bersama melalui penyertaan modal oleh masing masing
pihak, dengan kata lain serikat usaha ini mempunyai tujuan ekonomis
(mencari keuntungan) namun tetap bedasarkan kepada prisip prisip
syariah. Prinsip prinsip inilah yang digunakan dalam menjalankan
koperasi berdasarkan prisip syariah.
Di Indonesia, koperasi sudah berdiri lama berdiri, bahkan sejak isme
Belanda.
Saat ini, unit usaha yang paling banyak mendapat julukan adalak
koperasi. Julukan itu begitu mulia, Soko Guru Perekonomian Indobnesia,
Tulanng Punggung Ekonomi Rakyat, dan lain lain. Secara
konstitusional, badan usaha yang disebutkan secara eksplisit dalam
penjelasan UUD 1945, hanya koperasi seperti yang disebutkan : Bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah Koperasi, demikian dinyatakan
UUD 1945.
Keberadaan koperasi di Indonesia saat ini sudah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, akan tetapi
undang-undang tersebut hanya mengatur tentang koperasi konvensional.
B.
KOPERASI SYARIAH
Salah satu lembaga keuangan non-bank dalam ekonomi Islam adalah
berbentuk koperasi. Sebagian ulama menyebut koperasi dengan
taawuniyah
syirkah
antara dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha,
sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi
untung) menurut perjanjian, sehingga dalam koperasi ini terdapat unsur
mudharabah karena satu pihak memiliki modal dan pihak lain melakukan
usaha atas modal tersebut.
Koperasi Syariah adalah badan usaha yang tidak jauh berbeda dengan
koperasi konvensional, hanya terdapat beberapa penyesuaian. Penyesuaian
itu misalnya berupa landasan koperasi syariah yang harus sesuai dengan AlQuran dan Sunnah dengan dijiwai semangat saling menolong (taawun)
dan saling menguatkan (takafful).
Koperasi syariah menegakkan prinsip-prinsip Islam seperti:
1.
Meyakini bahwa kekayaan adalah amanah Allah yang tidak dapat dimiliki siapa pun secara mutlak.
2.
3.
4.
tidak ada dalam koperasi syariah. Konsep bunga diganti dengan sistem bagi
hasil. Demikian pula dalam hal kebersamaan, dalam koperasi syariah
bukanlah diartikan sebagai demokrasi dengan satu orang satu suara, namun
kebersamaan harus diterjemahkan sebagai musyawarah.
Dilihat dari keberadaan simpanan pokok, wajib, dan sukarela, pada
dasarnya koperasi syariah dapat didirikan atas dasar prinsip syirkah
mufawadhah dan syirkatul inan.
Syirkah mufawadhah adalah perkongsian antara dua orang atau lebih,
dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (simpanan pokok
dan wajib) yang sama. Sedangkan simpanan sukarela tergantung pada
masing-masing anggota.
Syirkatul inan adalah perkongsian antara dua orang atau lebih dengan
kontribusi dana dari masing-masing anggota kongsi bervariasi. Dana itu
dikembangkan bersama-sama dan pembagian keuntungannya berdasarkan
kesepakatan bersama.
Tujuan koperasi syariah adalah untuk memberikan pelayanan kepada
anggota dan bukan untuk mencari keuntungan. Akan tetapi perlu diperhatikan dan diwaspadai dalam pelaksanaannya, bahwa penjualan barangbarang atas biaya akan bisa mendorong anggotanya untuk membeli banyak
barang dari koperasi dengan harga koperasi lalu kemudian menjualnya di
luar koperasi dengan harga pasar, di samping bahwa koperasi itu sendiri
perlu mendapat surplus dari usahanya yang dapat digunakan bagi
pemupukan modalnya.
Hingga sekarang, koperasi masih dianggap sebagai lembaga yang
paling tepat untuk menghimpun kegiatan petani, pedagang kecil, pengrajin,
nelayan, bahkan juga dapat dipakai instrumen peningkatan kesejahteraan
C.
Syirkah abdan, ialah syirkah (kerja sama) antara dua orang atau lebih
untuk melakukan suatu usaha/pekerjaan, yang hasilnya/upahnya
dibagi antara mereka menurut perjanjian. Misalnya usaha konfeksi,
bangunan, dan sebagainya. Abu Hanifah dan Malik membolehkan
syirkah ini, sedangkan Syafii melarang.
2)
Syirkah mufawadhah, ialah kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk melakukan suatu usaha dengan modal uang atau jasa dengan
syarat sama modalnya, agamanya, mempunyai wewenang melakukan
perbuatan hukum. Jumhur ulama melarang syirkah mufawadhah ini,
kecuali Abu Hanifah yang membolehkan.
3)
Syirkah wujuh, ialah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
membeli sesuatu tanpa modal uang tetapi hanya berdasarkan kepercayaan para pengusaha dengan perjanjian profit sharing (keuntungan
dibagi di antara mereka sesuai dengan bagian masing-masing), ulama
Hanafiah dan Hambali membolehkan syirkah ini, sedangkan Ulama
Syafii dan Malik melarang, karena menurut mereka syirkah hanya
boleh dengan uang atau pekerjaan, sedangkan uang dan pekerjaan
Syirkah inan, ialah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
permodalan untuk melakukan suatu bisnis atas dasar profit and loss
sharing (membagi untung dan rugi) sesuai dengan jumlah modal
masing-masing. Syirkah jenis ini disepakati oleh ulama tentang
bolehnya
Pelaksanaaan Syirkah (kemitraan usaha) mengandung makna tidak
ada pihak yang bertanggung jawab atas pihak-pihak lain kecuali jika dalam
hal tersebut tanggung jawab telah diterimanya atas dasar usaha bersama
dengan melalui izin dari semua pihak yang terkait.
Di dalam musyarakah (pembagian hasil), pertanggungjawaban
keuangan dari pihak yang menyediakan modal akan dibatasi sesuai dengan
jumlah
yang
telah
disediakannya
kecuali
apabila
nasabah
telah
2.
3.
D.
Tamwil (BMT) yang memilih badan hukum koperasi syariah. Masa program
dana bergulir ini sepuluh tahun. Program dana bergulir untuk koperasi
syariah ini sebetulnya bukan yang pertama.
Pada tahun 2002 Kementerian Koperasi sudah mulai melakukan
percobaan dengan mengalokasikan dana Rp 1,3 miliar untuk 26 koperasi
syariah. Kemudian, pada tahun 2004 kembali mengalokasikan dana
dengan jumlah lebih besar atau mencapai Rp 5 miliar untuk seratus
koperasi di 18 provinsi. Dari hasil percobaan, tahun ini Kementerian
Koperasi meningkatkan dana bergulir bagi koperasi syariah menjadi Rp
15 miliar dengan jangkauan 300 koperasi di 26 provinsi. Dana bergulir
ini tentu akan berkembang. Setelah 10 tahun, akan dikaji berapa besar
perkembangan dana dan berapa banyak usaha kecil yang terbantu dari
program ini.
Dari uraian di atas, koperasi syariah sebenarnya sudah mulai dikenal
dan dilaksanakan di masyarakat. Pemerintah juga telah memberi perhatian
pada perkembangan koperasi syariah dengan adanya dana yang diperhitungkan untuk membiayai operasional koperasi syariah. Hanya sayangnya
meskipun koperasi syariah telah dilakukan dalam sistem perekonomian di
Indonesia, koperasi syariah ini sama sekali belum memiliki kekuatan
hukum,
karena
belum
ada
peraturan
perundang-undangan
yang
mengaturnya.
Ketentuan khusus mengenai kedudukan koperasi syariah belum ada
dibentuk. Namun akan dibuat peraturan yang setingkat peraturan
pelaksanaan dari Undang-undang Koperasi (UU No. 25 Tahun 1992). Pada
E.
1.
2.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan ekonomi nasional dan koperasi sebagai soko gurunya.
3.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
pemberlakuan sistem profit sharing (bagi hasil). Prinsip profit sharing atau
F.
PENUTUP
Kedudukan koperasi syariah dalam sistem perkoperasian di Indonesia
adalah lembaga yang diakui bentuknya. Koperasi merupakan salah satu
badan hukum yang diatur dalam perundang-undangan, namun khusus
mengenai koperasi syariah sama sekali belum ada peraturan pelaksaan.
Ketentuan yang direncanakan adalah pengajuan perundang-undangan yang
setingkat dengan peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang koperasi yang mengatur tentang sistem syariah pada program
keija koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
M. Nejatullah Siddiq', Kemitraan Usaha dan bagi Hasil dalam Hukum Islam,
Dana Bhakti Prima Jasa, Yogyakarta, 2001.
Edi
Cahyono
Diponogoro,
Melalui
http://www.sajadah.net/comments.
Koperasi
188440&kat-
id=256&kat-