Anda di halaman 1dari 5

1.

Hadis tentang larangan riba


"Riba itu berlipat ganda, dan riba itu tidak akan habis kecuali dengan riba." (HR
Bukhari dan Muslim)
Penerapannya:
Hadis tentang larangan riba adalah salah satu hadis yang paling penting dalam
ekonomi dan keuangan syariah. Hadis ini menegaskan bahwa riba adalah perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT. Riba adalah penambahan atau keuntungan yang
diperoleh dari transaksi jual beli atau pinjam meminjam tanpa adanya imbalan atau
jasa yang wajar.
Penerapan hadis tentang larangan riba dalam ekonomi dan keuangan syariah
adalah dengan menerapkan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil adalah sistem
transaksi yang didasarkan pada keuntungan bersama, bukan pada bunga. Dalam
sistem bagi hasil, kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi, yaitu pemberi
modal dan penerima modal, akan berbagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat.
Ada beberapa contoh penerapan sistem bagi hasil dalam ekonomi dan keuangan
syariah, antara lain:
 Mudharabah adalah sistem bagi hasil antara pemilik modal dan pengelola modal.
Dalam sistem ini, pemilik modal menyediakan modal, sedangkan pengelola
modal mengelola modal tersebut untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan
yang diperoleh akan dibagi antara pemilik modal dan pengelola modal sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat.
 Musharakah adalah sistem bagi hasil antara dua pihak atau lebih yang saling
berbagi modal dan keuntungan. Dalam sistem ini, setiap pihak akan
menyediakan modal sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Keuntungan
yang diperoleh akan dibagi antara para pihak sesuai dengan modal yang telah
mereka sediakan.
 Ijarah adalah sistem sewa-menyewa. Dalam sistem ini, pemilik barang
menyewakan barangnya kepada penyewa dengan imbalan tertentu. Imbalan
tersebut dapat berupa uang atau barang.
Sistem bagi hasil memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem
bunga, antara lain:
 Lebih adil karena keuntungan dibagi antara kedua belah pihak sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat.
 Lebih produktif karena kedua belah pihak memiliki motivasi untuk
meningkatkan keuntungan.
 Lebih berkelanjutan karena tidak menimbulkan eksploitasi terhadap pihak yang
lemah.

2. Hadis tentang perintah untuk bersedekah


"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR
Bukhari dan Muslim)
Penerapannya:
Hadis ini menegaskan bahwa bersedekah adalah perbuatan yang dianjurkan oleh
Allah SWT. Sedekah adalah pemberian harta kepada orang lain yang membutuhkan,
tanpa mengharapkan imbalan.
Penerapan hadis tentang perintah untuk bersedekah dalam ekonomi dan
keuangan syariah adalah dengan menerapkan sistem zakat, infaq, dan shadaqah.
Zakat, infaq, dan shadaqah adalah kewajiban setiap Muslim untuk membantu orang
lain yang membutuhkan.
 Zakat adalah kewajiban setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab dan
haul. Zakat disalurkan kepada delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf,
riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.
 Infaq adalah pemberian harta kepada orang lain yang membutuhkan, tanpa
dibatasi oleh jumlah dan waktu tertentu. Infaq dapat disalurkan kepada siapa saja
yang membutuhkan, baik muslim maupun non-muslim.
 Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang lain yang membutuhkan, tanpa
dibatasi oleh jumlah dan waktu tertentu. Shadaqah dapat disalurkan kepada siapa
saja yang membutuhkan, baik muslim maupun non-muslim.
Penerapan sistem zakat, infaq, dan shadaqah dalam ekonomi dan keuangan
syariah memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zakat, infaq, dan shadaqah dapat
digunakan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Menciptakan keadilan sosial. Zakat, infaq, dan shadaqah dapat membantu
mengurangi kesenjangan sosial, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang
lebih adil.
 Meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial. Zakat, infaq, dan shadaqah
dapat mendorong masyarakat untuk saling membantu, sehingga dapat
meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial.
 Meningkatkan kualitas hidup. Zakat, infaq, dan shadaqah dapat digunakan untuk
membiayai berbagai program pembangunan, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan hadis tentang perintah untuk
bersedekah dalam ekonomi dan keuangan syariah:
 Bank syariah menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah kepada masyarakat yang
membutuhkan. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang
mampu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Lembaga zakat, infaq, dan shadaqah syariah memberikan pelatihan dan
pendampingan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat dalam bekerja dan menciptakan lapangan kerja.
 Masyarakat Muslim didorong untuk bersedekah. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sesama dan menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

3. Hadis tentang perintah untuk mensejahterakan pekerja


"Sesungguhnya Allah memerintahkan agar kalian memperlakukan pekerja dengan
baik dan memberi mereka upah mereka sebelum kering keringat mereka." (HR
Bukhari dan Muslim)
Penerapannya:
Hadis tentang perintah untuk mensejahterakan pekerja menjadi dasar bagi
penerapan prinsip keadilan dan kesejahteraan dalam hubungan kerja dalam ekonomi
dan keuangan syariah. Pengusaha dianjurkan untuk memberikan upah yang layak
kepada pekerjanya dan memperlakukan mereka dengan baik.
Berikut adalah beberapa penerapan prinsip keadilan dan kesejahteraan dalam
hubungan kerja dalam ekonomi dan keuangan syariah:

 Pemberian upah yang layak. Pengusaha syariah diwajibkan untuk memberikan


upah yang layak kepada pekerjanya. Upah yang layak adalah upah yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya.
 Perlakuan yang baik terhadap pekerja. Pengusaha syariah diwajibkan untuk
memperlakukan pekerjanya dengan baik. Perlakuan yang baik termasuk tidak
melakukan kekerasan, tidak memaksa pekerja bekerja melebihi batas
kemampuannya, dan tidak memberikan pekerjaan yang berbahaya bagi
kesehatan pekerja.
 Penerapan jam kerja yang wajar. Pengusaha syariah diwajibkan untuk
menerapkan jam kerja yang wajar bagi pekerjanya. Jam kerja yang wajar adalah
jam kerja yang tidak melebihi batas kemampuan pekerja dan memberikan
kesempatan bagi pekerja untuk beristirahat dan beribadah.
 Pemberian hak cuti dan libur. Pengusaha syariah diwajibkan untuk memberikan
hak cuti dan libur kepada pekerjanya. Hak cuti dan libur adalah hak pekerja
untuk tidak bekerja selama jangka waktu tertentu.
 Penerapan jaminan sosial. Pengusaha syariah diwajibkan untuk mendaftarkan
pekerjanya ke jaminan sosial. Jaminan sosial adalah program perlindungan
sosial bagi pekerja dan keluarganya.

4. Hadis tentang perintah untuk membangun ekonomi yang adil dan sejahtera
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR Bukhari
dan Muslim)
Penerapannya:
Penerapan prinsip keadilan dan kesejahteraan dalam ekonomi dan keuangan
syariah dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
 Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi. Prinsip-prinsip
syariah, seperti larangan riba, maysir, dan gharar, bertujuan untuk menciptakan
ekonomi yang adil dan sejahtera.
 Mengembangkan kegiatan ekonomi yang inklusif. Kegiatan ekonomi yang
inklusif adalah kegiatan ekonomi yang dapat diakses oleh semua orang, tanpa
memandang latar belakang sosial-ekonominya.
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan prinsip keadilan dan kesejahteraan
dalam ekonomi dan keuangan syariah:
 Pembentukan lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatannya, sehingga dapat
menciptakan ekonomi yang adil dan sejahtera.
 Program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan sosial.
 Penerapan zakat, infaq, dan shadaqah. Zakat, infaq, dan shadaqah adalah
instrumen penting dalam mewujudkan ekonomi yang adil dan sejahtera.

Daftar pustaka
Adhari, I. Z., Fikri, Y. T. A., Jamaludin, J., Sukarnoto, T., Naafisah, D. D., Cahyanti, I. S., ... &
Maulana, Y. (2021). Kumpulan Teori Penafsiran Al Qur’an-Al Hadis Dan Teori Ekonomi
Islam Menurut Para Ahli. Penerbit Widina.
Harahap, I. (2017). Hadis-hadis ekonomi. Prenada Media.
Idri, H. (2010). Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi. Kencana.
Permana, I. (2021). Hadits Ahkam Ekonomi. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai