Disusun oleh:
Viqry Robywana 2122.2.071
Sofie Fairuz 2122.2.070
Adam M Hanif 2122.7.062
Alhamdulilahi robbil `alamin, segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam,
atas taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
guna memenuhi tugas mata kuliah “perpajakan”.
Makalah ini disusun dan sebagian besar hanyalah sebuah kutipan-kutipan ,
yang berdasarkan beberapa sumber, yang penulis nukil dari beberapa website,
sebagaimana tercantumkan dalam daftar pustaka. Serta beberapa ulasan pribadi,
yang merupakan analisis dari penulis.
Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini mempunyai setitik
manfaat, bagi penulis pribadi khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun masih penulis butuhkan, untuk
menghasilkan karya-karya lain yang lebih baik. Amiin Ya Robal `Alamin.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah........................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
BAB III.................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ekonomi neoklasik mempercayakan, bahwa kebijakan publik biasanya
didasarkan pada kemampuan pemerintah dalam menarik pajak dan memacu tarif
subsidi asing. Dalam bahasa ekonomi yang termasuk dalam kebijakan publik
salah stunya berupa kebijakan fiskal. Sehingga kebijakan fiskal dalam bahasa
ekonomi konvensional dipandang sebagai instrumen manajemen permintaan yang
berusaha mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi melalui pengendalian pajak dan
pengeluaran pemerintah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai pajak dalam perspektif islam yang meliputi pengertian
pajak, karakteristik, macam-macam dan fungsi pajak, dasar hukum pajak,
Sistem Pajak Pada Masa Rasulullah SAW, Permasalahan Dalam Pajak dan
Tawaran Pemikiran Ekonomi Islam.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian pajak dalam islam ?
2. Apa saja karakteristik pajak dalam islam ?
1
2
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Apa itu pengertian pajak dalam islam
2. Untuk mengetahui Apa saja karakteristik pajak dalam islam
Al-Umm karya Imam Syafi’i, jizyah diterjemahkan dengan pajak. Dari berbagai
penerjemahan ini tampaknya pengertian
Ada pun beberapa ulama yang memberikan definisi tentang pajak dalam
Islam di antaranya:
1
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah:Edisi Revisi,(Jakarta: Rajawali Pers,), h.28-29
3
4
Dari berbagai definisi tersebut, penulis lebih setuju dengan definisi yang
dikemukakan oleh Abdul Qadim Zallum, karena dalam definisinya terdapat
2
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2007), h.31-32.
3
https://abufawaz.wordpress.com diakses tanggal 05 Mei 2017 jam 14.00 wib.
5
lima unsur pokok yang merupakan unsur penting yang harus ada dalam
ketentuan pajak menurut syariah, yaitu:
1. Harus adanya nash (Al Qur’an dan Hadist) yang nenerintahkan setiap
sumber pendapatan dan pemungutannya.
4
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2007), h.40.
6
3. Pajak (dharibah) hanya diambil dari kaum muslim, tidak kaum non-
muslim. Sedangkan teori pajak konvensional tidak membedakan muslim
dan non-muslim dengan alasan tidak boleh ada diskriminasi.
4. Pajak (dharibah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya, tidak
dipungut dari selainnya. Sedangkan pajak dalam perspektif
konvensional, kadangkala juga dipungut atas orang miskin, seperti PBB.
5
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah:Edisi Revisi,... h.33-34.
7
terpenuhi dari zakat dan sedekah, maka harus ada jalan alternatif baru yaitu
pajak, karena pajak adalah pilihan yang lebih baik dan utama.
“semua Khulafaurrasyidin, terutama Umar, Ali, dan Umar bin Abdul Aziz
dilaporkan telah menekankan bahwa pajak harus dikumpulkan dengan
keadilan dan kemurahan, tidak diperbolehkan melebihi kemampuan
rakyat untuk membayar, juga jangan sampai membuat mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka sehari-hari. Abu Yusuf
mendukung hak penguasa untuk meningkatkan atau menurunkan pajak
menurut kemampuan rakyat yang terbebani”.
ini dibela para fuqaha berdasarkan hadist: (pada hartamu ada kewajiban
lain selain zakat)”.
6
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah,... h.183-185.
9
dalam sejarah yang begitu lama (pada umumnya tidak sah) karena itu,
para fuqaha khawatir jika diperbolehkan menarik pajak akan
disalahgunakan dan menjadi suatu alat penindasan.7
Oleh karena itu, pajak tidak boleh dipungut dengan cara paksa dan
kekuasaan semata, melainkan karena adanya kewajiban kaum muslimin yang
dipikulkan kepada negara, seperti memberi rasa aman, pengobatan, pendidikan,
gaji para tentara, pegawai, guru, hakim dan sejenisnya. Oleh sebab itu, pajak
memang merupakan kewajiban warga negara dalam sebuah negara islam, tetapi
negara berkewajiban pula untuk memenuhi dua kondisi (syarat), yaitu:
7
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah,... h.186.
10
3. Dana pajak yang terkumpul dibelanjakan secara jujur bagi tujuan yang
karenanya pajak di wajibkan.8
Jika melanggar ketiga hal di atas, maka pajak seharusnya di hapuskan dan
pemerintah mencukupkan diri dengan sumbersumber pendapatan yang jelas ada
nashnya serta kembali kepada sistem anggaran berimbang (balance budget).
8
Gusfahmi,Pajak menurut Syariah:edisi revisi,(Jakarta: PT. Rajawali Pers,2011), h.162.
9
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid 3, (Jakarta: Widya Cahaya,2011), h.255.
10
https://nainah93.wordpress.com/2013/09/23/makalah-pajak-dalam-islam/ di akses tanggal 07
Mei 2017 jam 15.00 wib.
11
Serta untuk mengharamkan secara total apa-apa yang berbau pajak. Dan
ancamannya juga tidak main-main, yaitu api neraka yang pedih.11
Ahmad bin Hanbal dia adalah dho’if hadist dan menurut Imam Bukhari dia tidak
cerdas).12
11
http://haryobayu.web.id/blog/terkait-tax-amnesti-pajak-dalam-pandanganislam/ di akses tanggal
07 Mei 2017 jam 20.00 wib.
12
Masduki,Fiqh Zakat,(IAIN SMH Banten, 2014) h.123.
12
usaha maupun transaksi berbasis syariah baik oleh wajib pajak (WP) pribadi
maupun badan bakal dikenakan PP. Penerbitan PP PPh Syariah ini merupakan
bentuk aturan pelaksana yang diamanatkan Pasal 31D UU Nomor 36 Tahun
2008 tentang PPh.13
Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2009 dengan tajuk Pajak Penghasilan (PPh) Atas
Bidang Usaha Berbasis Syariah.
13
http://syiar.republika.co.id/36836/Payung_Hukum_Pajak_Untuk_Syariah_ Telah_Terbit di akses
tanggal 23 September 2023 jam 17.00 wib.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai definisi tersebut, penulis lebih setuju dengan definisi yang
dikemukakan oleh Abdul Qadim Zallum, karena dalam definisinya terdapat
lima unsur pokok yang merupakan unsur penting yang harus ada dalam
ketentuan pajak menurut syariah
B. Saran
Pemakalah Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun kepada para pembanca guna menyempurnakan
makalah ini. Atas perhatiannya, pemakalah ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://haryobayu.web.id/blog/terkait-tax-amnesti-pajak-dalam-pandanganislam/ di
akses tanggal 23 September 2023 jam 17.00 wib.
http://syiar.republika.co.id/36836/Payung_Hukum_Pajak_Untuk_Syariah_
Telah_Terbit di akses tanggal 23 September 2023 jam 17.00 wib.
https://nainah93.wordpress.com/2013/09/23/makalah-pajak-dalam-islam/ di akses
tanggal 23 September 2023 jam 17.00 wib.
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid 3, (Jakarta: Widya
Cahaya,2011)
14