Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI KEUANGAN PUBLIK DAN INSTRUMEN DALAM

ISLAM

DI SUSUN

OLEH : KELOMPOK I

RAHMI AL ATTIN

RANGGA SYAHJAYA

HAJLINA MAGHFIRAH

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
dosen yang bersangkutan yang sudah membimbing kami dalam materi ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Banda Aceh, 27 September 2021

Kelompok I

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I (PENDAHULUAN).............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II (PEMBAHASAN)..............................................................................

A. Pengertian Keuangan Publik.................................................................


B. Bagaimana Instrumen Keuangan Publik dalam Islam..........................
C. Bagaimana Cara Mengelola Keuangan Publik.....................................

BAB III (PENUTUP)......................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaporan keuangan publik tentang laporan keuangan pemerintah merupakan


wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang transparan untuk mencapai good governance. Pemerintah
mempublikasikan laporan keuangan bertujuan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan bagi para pengguna kebutuhan informasi laporan keuangan tersebut untuk
masyarakat, pemerintah, para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga
pemeriksa serta pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,
dan pinjaman.

Laporan keuangan sektor publik memegang peranan penting dalam usaha


menciptakan akuntabilitas sektor publik. Tuntutan semakin besar terhadap
pelaksanaan akuntabilitas sektor publik memperbesar kebutuhan akan transparansi
informasi keuangan sektor publik. Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu keuangan public ?


b. Bagaimana instrument keuangan public dalam islam ?
c. Bagaimana cara mengelola keuangan publik ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keuangan Publik

Publik didefinisikan sebagai bukan pribadi, yang meliputi orang banyak,


berkaitan dengan atau mengenai suatu negara, bangsa, atau masyarakat yang tidak
berafiliasi dengan pemerintahan bangsa tersebut.

Sedangkan Keuangan adalah istilah untuk hal-hal yang berkaitan dengan


manajemen, penciptaan, dan studi tentang uang dan investasi. Keuangan dapat secara
luas dibagi menjadi tiga kategori, keuangan publik, keuangan perusahaan,
dan keuangan pribadi.

Jadi, secara terminologi Keuangan Publik yaitu dapat diartikan sebagai


Keuangan Negara, keuangan pemerintah yang artinya aktifitas finansial pemerintahan
(kajian kita tidak termasuk aktifitas pemerintah dalam perekonomian). Secara teori,
tidak selalu jelas subjek dari publik finance, karena tergantung bentuk negara, sistem
pemerintah dan konstitusi yang mengatur kehidupan kenegaraan suatu negara.

Keuangan negara menurut UU 17/2003: semua hak dan kewajiban negara


yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

4
Keuangan publik juga mencakup aspek pembiayaan yang dilakukan oleh
pemerintah
(pusat maupun daerah) :

- Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
- Terminologi lain dari utang dan/atau piutang negara

Manajemen Keuangan Publik mengacu pada upaya atau peran pemerintah,


baik pusat maupun daerah dalam rangka mengelola keuangan negara yang mencakup
berbagai usaha untuk mendapatkan pendapatan, mengalokasikan dana publik,
melakukan pengeluaran, kebijakan pembiayaan, hingga tahap audit.

fungsi keuangan publik adalah melakukan pelaksanaan


anggaran keuangan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada proses ini,
dilakukan berbagai rencana pembiayaan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang menurut anggaran yang telah disahkan sebelumnya.

Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

 Lembaga tinggi pemerintahan negara dan departemen di bawah naungannya.

 Lembaga pemerintah daerah.

 Yayasan.

 Partai politik dan LSM.

 Organisasi non profit.

 Kesehatan.

 Sekolah.

 Perguruan tinggi.

5
B. Instrumen Keuangan Publik dalam Islam

Sumber dari keuangan publik Islam tentunya basis perolehan yang terbesar


adalah zakat, infak, sadakah, dan wakaf. Tujuan akhir dari keuangan publik Islam ini
adalah falah. Adapun instrument yang terjadi dalam keuangan publik perlu juga
diperhatikan, diantaranya adalah zakat, aset perusahaan, infak, kharaj, wakaf.

Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif.


Komprehensif memiliki arti bahwa ajaran Islam mencakup seluruh dimensi
kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, dan lainnya. Berkaitan dengan aspek
ekonomi, maka salah satunya adalah keuangan publik Islam. Keuangan publik Islam
merupakan sebuah kaidah dan prinsip yang mengatur keuangan publik untuk
kepentingan masyarakat yang tujuan dasarnya adalah untuk mencapai falah. Nilai-
nilai yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi dasar dari perumusan
sistem keuangan dan kebijakan fiskal negara. Seiring dengan perkembangan zaman,
keuangan publik Islam mengalami pembaharuan. Walaupun demikian, mekanisme
pengelolaan keuangan publik khususnya kebijakan fiskal tetap dibangun atas dasar
prinsip yang sesuai dengan tujuan Islam baik dari segi penerimaan maupun
pengeluarannya

Instrumen keuangan islam adalah aset-aset yang dapat diperdagangkan dalam


bentuk apapun dalam transaksi keuangan syariah. Aset-aset itu bisa berupa kas, bukti
kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau
memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya.

6
Jenis-jenis Instrumen Keuangan public islam, sebagai berikut :

1. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty


contract.

 Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana
pemilik modal (shahibulmaal) mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi
hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan di muka,
sedangkan apabila terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana sepanjang
tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian oleh mudharib.
 Musyarokah, yang merupakan akad kerjasama yang terjadi antara para
pemilik modal (mitra masyarakat) untuk menggabungkan modal dan
melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi
hasil sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara porposional
sesuai dengan kontribusi modal.
 Sukuk, ataubiasa disebut dengan obligasi syariah, merupakan surat utang yang
berprinsip syariah.

 Saham syariah, dimana produknya harus sesuai syariah.

2. Akad jual beli atau sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah
dengan bentuk certainty contract.

 Murabahah, adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya


perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan
pembeli.

7
 Salam, yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum
ada. Barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan
secara tunai. 
 Istishna’, sistem istishna’ ini mirip dengan salam, namun dalam
istishna’pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa kali
(termin) atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. 
 Ijarah, adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.

3. Akad lainnya

 Sharf, adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya.


Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing), dapat dilakukan baik
dengan sesama mata uang yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
 Wadiah, adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau barang
kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapan pun titipan diambil
pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang atau barang titipan
tersebut. 
 Qardhul Hasan, adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya
imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi
dan penerima pinjaman. Biaya administrasi, dalam jumlah yang terbatas,
diperkenankan untuk dibebankan kepada peminjam.
 Al-Wakalah, adalah jasa pemberian kuasa dari satu pihak kepihak lain. Untuk
jasanya itu, yang dititipkan dapat memperoleh fee sebagai imbalan.
 Kafalah, adalah perjanjian pemberian jaminan atau penanggungan atas
pembayaran utang satu pihak pada pihak lain.
 Hiwalah, adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama (al-muhil)
kepada pihak lain (al-muhal’ailah) atas dasar saling mempercayai.

8
 Rahn, merupakan sebuah perjanjian dengan jaminan aset. Berupa penahanan
harta milik si peminjam atas pinjaman yang diterimanya.

C. Manajemen Pengelola Keuangan Publik

Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dipegang oleh presiden selaku


kepala pemerintahan. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal
dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.

Ada pun pengertian pengelolaan keuangan negara dan daerah adalah kegiatan


secara keseluruhan yang meliputi beberapa tahap dalam prosesnya, meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban, pelaporan hingga
perihal pengawasan keuangan negara atau pun daerah.

Manajemen Keuangan Publik mengacu pada upaya atau peran pemerintah,


baik pusat maupun daerah dalam rangka mengelola keuangan negara yang mencakup
berbagai usaha untuk mendapatkan pendapatan, mengalokasikan dana publik,
melakukan pengeluaran, kebijakan pembiayaan, hingga tahap audit.

Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan


keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Sesuai dengan asas
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara sebagian kekuasaan
Presiden tersebut diserahkan kepada Gubernur/ Bupati/Walikota selaku pengelola
keuangan daerah.

Adapun tujuan pada pengelolaan keuangan negara sebagai berikut: Dapat


berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi suatu negeri. Kestabilan ekonomi terjaga.
Memindah tempat sumber-sumber ekonomi.

Dalam ketentuan Pasal 23 ayat (1) UUD 1945, dikatakan bahwa: “Anggaran
Pendapatan dan Belanja sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan

9
setiap tahun dengan Undang-Undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Maksud dan tujuan dari kegiatan Kebijakan Pengelolaan Keuangan, yaitu :

- Mengotimalkan segala perencanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam


kurun waktu tertentu.
- Meminimalisasi terjadinya pembengkakan pengeluaran dan yang tidak
diinginkan di kemudian hari dalam pelaksanaan sebuah proyek perencanaan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keuangan Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam


merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari
sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan,
serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi
subyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh obyek
sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada
kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup
seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana
tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai
dengan pertanggung jawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh
kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan
penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No.17 tahun 2003 Tentang Keuangan  Negara, Departemen NKRI.


Ahmad Yani, S.H., M.M., Ak., Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Daerah Di Indonesia, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Cetakan kedua, April, 2004.
Powerpoint SUGIHARTO, SE, M.SI., kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan
bukan fiskal dan moneter. Bahan ajar mata kuliah Keuangan Negara.

12

Anda mungkin juga menyukai