Anda di halaman 1dari 12

1.

Jelaskan apa pengertian Metodologi Studi Islam secara etimologi dan Terminologi beserta tujuan
mempelajarinya! Uraikan dengan bahasa anda masing-masing...?

JB

Metodologi Berasal dari kata method yang berarti cara dan logy atau logos berarti teori atau ilmu. kata
metodologi mempunyai arti suatu ilmu atau teori atau suatu cara. Sementara menurut kamus ilmiah
populer, Metodologi artinya, cara-cara dan langkah-langkah yang tepat untuk menganalisa sesuatu.
Kemudian Studi artinya pendidikan, pelajaran serta penyelidikan/penelaahan.

Agama berasal dari bahasa Sanskerta, yang A artinya tidak, dan gama artinya kacau yang dapat diartikan
secara bahasa yakni tidak kacau. Kemudian menurut referensi lain ada yang berpendapat bahwaA=tidak
dan gama= pergi, yang jadi kata tersebut berarti tidak pergi. Sementara itu pengertian Agama menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Jadi dapat di simpulkan bahwa metodologi studi islam adalah Suatu cara atau langkah-langkah untuk
mempelajari tentang Islam. Pengertian lain menyebutkan, Metodologi Studi islam adalah usaha sadar
dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-
beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya.

Secara detail arah dan tujuan studi Islam sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat)agama Islam itu, dan
bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.

1. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan bagaimana
penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban
Islam sepanjang sejarahnya.

1. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan
dinamis, dan bagaimana aktualisasinya.

1. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nili-nilai dasar ajaran agama Islam, dan
bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya
dan peradaban manusia pada zaman modern ini.

2. Sebutkan dan Jelaskan makna Studi al-Qur'an tentang metode tafsirnya!

A. Pertama, Metode Tahlili (Analitis)


Metode Tahlili adalah metode tafsir yang ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan mushaf
Utsmani dengan penjelasan yang cukup terperinci. Menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dari
keseluruhan aspeknya, seperti aspek asbab nuzul, aspek munasabah, aspek balaghah, aspek hukum dan
lain sebagainya.

Langkah-langkahnya dimulai dari pembahasan kosakata, baik dari sudut makna dan bahasanya maupun
dari sudut qira’at dan konteks struktur ayat, kemudian munasabah ayat dan sebab turunnya, sampai
pada syarah ayat, baik dengan menggunakan riwayat-riwayat dari Nabi, para sahabat, tabi’in, maupun
dengan menggunakan pendapat mufassir sendiri sesuai dengan latar belakang sosial dan budayanya.

B. Kedua, Metode Ijmali (Global)

Metode ijmali adalah metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan
makna yang bersifat global dengan menggunakan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami.
Mufassir menghindari uraian yang bertele-tele serta istilah-istilah dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an. Dalam
bahasa lain, mufassir menjelaskan pesan-pesan pokok dari ayat yang ditafsirkan.

Menurut M. Quraish Shihab, metode ijmali diibaratkan seperti menyodorkan buah segar yang telah
dikupas, dibuang bijinya dan diiris-iris, sehingga siap untuk segera disantap. Misalnya, kitab Tafsir
Jalalain karya Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim karya
Muhammad Farid Wajdi.

Kelebihan metode ijmali adalah lebih praktis dan mudah dipahami, bebas dari penafsiran israiliyat, serta
akrab dengan bahasa Al-Qur’an. Sedangkan kekurangannya adalah menjadikan petunjuk Al-Qur’an
bersifat parsial, karena tidak adanya ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai.

Ketiga, Metode Muqaran (Komparatif)

Metode Muqaran adalah metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan membandingkan
ayat al-Qur’an dengan Hadis, atau pendapat satu tokoh mufassir dengan mufassir lain dalam satu atau
beberapa ayat yang ditafsirkan, atau membandingkan Al-Qur’an dengan kitab suci lain. Metode ini lebih
bertujuan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan dalam penafsiran Al-Qur’an, daripada
menganalisis kandungannya.
Kelebihan metode muqaran adalah memberikan wawasan yang relatif lebih luas, karena membuka pintu
untuk selalu bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang terkadang kontradiktif. Selain itu,
berguna juga bagi yang ingin mengetahui berbagai pendapat tentang suatu ayat. Sedangkan
kekurangannya adalah tidak cocok bagi para pemula karena pembahasannya terlalu luas, kurang
diandalkan untuk menjawab permasalahan, terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran
yang pernah diberikan oleh ulama daripada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru.

Keempat, Metode Maudhu’i (Tematik)

Metode Maudhu’i adalah metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengambil suatu
tema tertentu. Kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan tema tersebut, lalu dijelaskan
satu persatu dari sisi penafsirannya, dihubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk
suatu gagasan yang utuh dan komprehensif mengenai pandangan Al-Qur’an terhadap suatu tema yang
dikaji.

Langkah-langkahnya dimulai dari penghimpunan ayat-ayat yang setema, kemudian menyusunnya


menurut urutan turunnya ayat, serta dengan mempertimbangkan sebab turunnya. Selanjutnya,
menjelaskan keterkaitan ayat-ayat tersebut serta memberi komentar dari berbagai aspek (terutama
term-term kunci) dengan pertimbangan analisis dan ilmu yang valid sehingga membentuk kesatuan
konsep dan memungkinkan untuk menarik kesimpulan. Oleh karenanya, tafsir dengan metode maudhui,
pada hakikatnya adalah tafsir ayat dengan ayat.

Menurut M. Quraish Shihab, metode maudhu’i diibaratkan seperti menyajikan hidangan dalam bentuk
“nasi kotak”. Di dalam kotak tersebut telah ada sajian yang biasanya menyenangkan. Sudah ada juga air
minum dan buah penutup hidangan. Namun demikian, yang disodori kotak tersebut, suka tidak suka
harus menerima apa yang telah disodorkan.

Kelebihan metode maudhu’i adalah menjawab tantangan zaman yang ditujukan untuk menyelesaikan
permasalahan, praktis dan sistematis serta dapat menghemat waktu, dinamis sesuai dengan tuntutan
zaman, membuat pemahaman menjadi utuh. Sedangkan kekurangannya adalah memenggal ayat yang
mengandung permasalahan berbeda, serta membatasi pemahaman ayat.
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi kebutuhan manusia terhadap agama! Berikan beberapa contoh dalam
kehidupan nyata?

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi
kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial,
fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti yangakan diuraikan di bawah ini :

1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia

Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan
setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t). 2. Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu
dijawab oleh manusia

Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup,soal nasib dan sebagainya. Bagi
kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka,
agama itulah fungsinya untuk menjawab persoalan-persoalan ini.

3. Memberi rasa satu visi kepada kelompok manusia

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena sistem agama
menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan
dunia dan nilai yang sama.

4. Memainkan fungsi peranan sosial

Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendirisebenarnya
telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka inidikatakan agama
memainkan fungsi peranan sosial.

Berikut adalah beberapa fungsi agama dalam kehidupan :

1. Sebagai sarana pendidikan

Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang baik yang dapat
menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus dijalankan dan
dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran
dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing masing.
2. Sebagai sarana untuk keselamatan

Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar dapat
memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tiudak nyata serta
keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama
maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan
dunia akhirat. dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta
merupakan cara agar hati tenang.

3. Sebagai jembatan perdamian dunia

Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik , saling
menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia. didunia memiliki tarusan negara dengan
ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak
asasi manusia , saling menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu
sama lainnya, menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling merasa
benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.

4. Sebagai alat untuk sosial

Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan
menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan,
kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan
kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah
sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.

Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya berdiam diri
saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan ditengah masyarakat, tentang
prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat.
masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka
dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.

5. Sebagai jenjang hidup yang baru

Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia untuk berbuat sesuatu
yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu memperbaiki kualitas kehidupan
seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi
seseorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih
baik dan mencapai spiritualnya masing masing.

6. Sebagai tempat untuk berinteaksi

Pada dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun didunia. agama
mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain (agama Lain).
Semua ajaran agama memiliki aturan yang membolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat
duniawi dan sekaligus agamawi selama usaha yang dilakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama
dan sesuai dengan norma norma yang ada dalam masyarakat .

7. Sebagai semangat kreatifitas

Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar lebih baik dan
terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan yang merugikan orang lain. semangat
kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia didunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja
daan memanfaatkan keterampilan , minat dan bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.

8. Sebagai identitas diri

Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang beragama dan tidak
atheisme (Tidak beragama). identitas tersebut bisa terdapaa pada kartu tanda penduduk, paspor dan
surat surat penting lain. hal itu menunjukkan bahwa kita harus menghormati agama orang lain yang
sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah didunia.

9. Agama juga bisa disebut sebagai ajaran teoritis

yaitu yang mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku yang baik yang sesuai norma, moral dan
aturan aturan , perintah serta larangan larangan yang berhubungan dengahn etika bermasyarakat. yang
bertujuan agar mudah tercipta krukunaan , saling menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa
mengenal perbedaan agama ataupun tradisi.

10. Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan

Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan besar dalam
mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu ataupun secara sosial, kalimat ini pernah
dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi yang bernama Emile Durkhien.

11. Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan

Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat kita berserah diri,
memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi manusia bisa lebih dekat dengan yang
maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih baik. agama sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi
bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan, pamer atau kesombongan. karena keangkuhan
hanya akan membuat jarak kita dengan orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling
berinteraksi. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan
bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.

4. Jelaskan tentang apa saja yang digunakan dalam pembahasan agama secara umum ...? Dan Syariat
serta berilah contoh konkretnya!

1. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan
manusia yang menguasai hidupnya itu. Dalam pengertian lainnya, sosiologi dapat dipahami sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat dengan struktur lapisan
serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.

Berkaitan dengan pendekatan dalam memahami agama, sosiologi digunakan karena terdapat banyak
kajian di bidang agama yang baru dapat dipahami secara proposional dan tepat bila menggunakan jasa
bantuan dari ilmu sosiologi. Dengan ilmu sosiologi peristiwa keagamaan akan mudah dijelaskan dan
dipahami maksudnya. Pendekatan ini berfokus pada interaksi agama dan masyarakat. Bahkan dalam al-
Qur’an juga dijelaskan mengenai hubungan antara manusia, seperti dalam hubungan masyarakat kita
harus menjaga kerukunan dan perdamaian.

2. Pendekatan Historis

Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya membahas suatu peristiwa masa lampau yang
memperhatikan unsur tempat (dimana), waktu (kapan), obyek, latar belakang, perilaku, apa sebabnya
dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dengan pendekatan historis seseorang akan berfikir
idealis bersifat empiris dan terbuka. Pendekatan ini sangat penting dalam memahami agama dan tidak
dapat dipisahkan. Karena sejarah manusia dan sejarah agama saling berkaitan.

Dalam mempelajari al-Qur’an dengan benar, seseorang juga akan mempelajari sejarah turunnya al-
Qur’an dan kejadian-kejadian lain yang bersangkutan dengan al-Qur’an. Maka orang akan berfikir
tentang keadaan yang sebenarnya tentang memahami suatu peristiwa dan tidak akan memahami agama
keluar dari konteks historisnya agar tidak menyesatkan orang yang akan mempelajarinya.

3. Pendekatan Psikologis

Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala prilaku yang dapat
diamatinya. Penelitian agama dalam pendekatan ini mengkaji kepada peristiwa dan pengalaman
kejiwaan individu yang bersangkutan dengan rasa keagamaannya. Dalam buku “Islamic Studies” oleh
DR. Limas Dodi, M.Hum mengatakan Ada tiga metode penyelidikan agama melalui pendekatan
psikologis yaitu:

Pendekatan Struktural

Bertujuan untuk mempelajari pengalaman seseorang berdasarkan tingkatan atau kategori tertentu dan
dilakukan dengan menggunakan metode pengalaman dan introspeksi.

Pendekatan Fungsional

Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh pada tingkah laku
individu di dalam kehidupannya.

Pendekatan Psiko-analisis

Dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh agama dalam kepribadian individu yang berhubugan
dengan pikiran, perilaku dan penyakit jiwanya.

Dalam agama terdapat istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin individu. Misalnya sikap beriman
dan takwa, saleh, berbuat baik, jujur dan masih banyak lagi. Sikap itu adalah gejala kejiwaan yang
berkaitan dengan agama.

4. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan ini dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami
agama dengan menggunakan ilmu ketuhanan yang berdasar dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik.
Dari pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan
adalah pendekatan yang menekankan pada pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang
masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang
paling benar sedangkan yang lainnya sebagai salah.

Pendekatan teologis dalam memahami agama menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir
yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya yang selanjutnya diperkuat dengan
dalil-dalil dan argumentasi. Pendekata teologis ini berkaitannya dengan pendekatan normatif, yaitu
suatu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang
didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini agama dilihat
suatu kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada kekurangan sedikitpun dan nampak bersifat ideal.

5. Pendekatan Filologis
Filologi berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu ”philos”yang artinya cinta dan ”logos”diartikan kata.
Secara harfiah membentuk arti cinta kata-kata atau senang bertutur. Sedang dalam bahasa arab, filologi
ialah tahqiq an-nushushu(untuk mengetahui hakitat dari suatu tulisan). Filologi juga dipahami sebagai
ilmu bahasa.

Tentu saja pendekatan filologis ini sangat penting dalam pemahaman agama karena menyangkut
tentang aspek bahasa. Hal ini dikarenakan doktrin agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui
bahasa. Tanpa bahasa mungkin saat ini kita tidak akan mengenal akan adanya agama. Obyek dalam
pendekatan ini meliputi warisan keagamaan yang berupa naskah dalam bentuk manuskrip. Sedangkan
alat yang digunakan untuk mengetahui warisan-warisan itu adalah bahasa.

6. Pendekatan Hukum Islam

Dalam penbahasan hukum islam tidak dapat di pisahkan dengan fiqih dan syari’at atau biasa dipahami
dengan hukum syara’. Hal itu membahas tentang aturan dasar tentang tingkah laku manusia secara
umum yang terdapat hukum di dalamnya dan dinyatakan oleh Allah dan Rosul-Nya. Aturan dasar yang
bersifat umum itu tidak lain ialah al-Qur’an dan hadis. Perkembangan hukum islam sendiri terbagi
menjadi empat periode yaitu:

Periode Rosulullah

Tumbuh dan berkembangnya syari’at islam atau fiqih terjadi pada periode ini. Nabi mempunyai
wewenang untuk mentasyirkan hukum dan berakhir dengan wafatnya nabi. Meskipun periode ini tidak
lama tapi periode ini meninggalkan banyak kesan dan pengaruh bagi perkembangan hukum islam.

Periode Sahabat

Periode ini dimulai dsejak wafatnya Rosulullah SAW sampai akhir abad pertama hijriah. Terjadi masalah-
masalah baru oleh karena itu dalam bidang hukum ditandai dengan penafsiran para sahabat dan
ijtihadnya dalam kasus yang tidak ada nash-nya. Ijtihad yang dilakukan dengan cara bermusyawarah di
antara para sahabat yang bersifat khusus dan musyawarah dengan penduduk yang bersifat umum.

Periode Ijtihad
Pada periode ini islam mengalami kejayaan pada tahun 700-1000 M dan juga disebut sebagai periode
pengumpulan hadis, ijtihad atau fatwah sahabat dan tabi’in. Karena semakin luasnya daerah islam dan
berbagai bangsa masuk dengan membawa adat istiadat mereka masing-masing. Problematika hukum
menjadi beragam. Para ulama berijtihad bedasarkan al-Qur’an dan hadis. Kemudian muncul ahli hukum
yang di sebut imam dan terbentuklah 4 madzhab diantaranya: madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan
Hambali.

Periode Taqlid

Dalam periode ini masyarakat tidak tertuju pada sumber hukum melainkan tertuju dalam
mempertahankan hukum menurut madzhab masing-masing. Taqlid sendiri ialah mengikuti orang lain
tanpa berfikir. Yang dimaksud dengan orang lain di sini ialah imam. Jadi mereka atau individu mengikuti
hukum islam atau menjalankan aturan yang bersumber dari imam masing-masing tanpa berfikir sumber
hukum dari imam yang lainnya.

7. Pendekatan Antropologi

Antropologi merupakan ilmu yang mengkaji manusia yang berbudaya. Pendekatan antropologis dalam
memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat
wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pendekatan ini dalam
memahami agama tidak hanya sebagai doktrin saja, tapi juga dapat memahami agama yang bersifat
pluralis. Pendekatan antropologi juga membutuhkan pengamatan langsung dengan turun ke lapangan.
Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu
masalah digunakan pula untuk memahami agama. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam
berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dengan kondisi sosial ekonomi politik dan budaya masyarakat. Golongan masyarakat kurang
mampu dan golongan miskin umumnya, lebih tertarik kepada gerakan keagamaan yang membuat
perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya lebih cenderung untuk
mempertahankan tatanan masyarakat yang mapan secara ekonomi karena hal itu menguntungkan
pihaknya. Dengan demikian, pendekatan antropologi sangat dibutuhkan dalam memahami ajaran
agama, karena dalam ajaran agama tersebut terdapat uraian dan informasi yang dapat dijelaskan lewat
bantuan ilmu antropologi.

5. Jelaskan apa yang Anda bicarakan tentang bagimana kedudukan hubungan islam dengan studi
pengetahuan di mana nilai-nilai pengetahuan diera sekarang ada yang positif dan juga negatif (Manfaat
dan Mudharat) uraikan dan berikan beberapa contoh oleh masing-masing masing-masing?

Ruang Lingkup Studi Islam

Islam sebagai doktrin Tuhan yang kebenarannya diakui para mualaf adalah final, dalam arti absolut, dan
diterima apa adanya.
Sebagai gejala budaya yang berarti segala sesuatu yang merupakan ciptaan manusia dalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman masyarakat tentang doktrin agama mereka.

Karena interaksi sosial adalah realitas umat Islam.

3. Kedudukan Pengantar Studi Islam di Mata Kuliah Lain

Kedudukan pengantar studi islam di antara mata kuliah iain, mungkin bagi seorang yang mempelajari
atau mendalami ilmu agama, Pengantar studi islam sangatlah penting karna mempelajari ilmu / kajian-
kajian islam sma halnya mempelajari dari pokok atau dasar. Karena mempelajariilmu agama tidak boleh
asal-asalan dan harus mengetahui dasarnya atau pokoknya.

Bukan berarti mata kuliah lain tidak penting, semua mata kuliah juga mempunyai dasar teori. Tetapi jika
dipikir lagi, semua mata kuliah lain juga mendasar pada agama atau syariat. Pada intinya kedudukan
Pengantar Studi Islam sangat penting karena mempelajari kajian-kajian dalam Islam secara mendalam.
Dan sebagai seorang muslim seharusnya tidak hanya mempelajari yang umum saja tetapi juga
mempelajari mata kuliah lain yang mendasar sesuai dengan pedoman kita

4. Islam Sebagai Objek Kajian

Islam pada hakikatnya mengajarkan kepada umatnya sebuah kehidupan yang dinamis serta progresif,
dan menghormati serta menghargai sebuah akal pikiran dengan jalan pengembangan ilmu pengetahuan
serta teknologi. Sabagai objek kajian dan dalam mengkaji islam, harus berpedoman pada dua sumber
otentiknya yakni Al-Qur'an dan hadist.

Islam berbentuk nilai nilai jika pemikiran (akal pikiran) dilibatkan dalam proses memahami dan
mengaktualisasikannya.

Jadi, mengkaji islam sebagai pemikiran berarti mempelajari apa yang di hadapi oleh pemikiran -
pemikiran yang telah mengkaji ajaran - ajaran islam yang melahirkan bentuk pemahaman atau kajian
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai