Anda di halaman 1dari 2

Nama : Millenia Anjali

NPM : 10080018047

Kelas : A

Dewan Pers: Berita 'Ahok Gantikan Ma'ruf' Langgar Kode Etik

CNN Indonesia | Jumat, 22/02/2019 19:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Pers memutuskan berita di harian Indopos dan
Indopos.co.id soal 'Ahok gantikan Ma'ruf Amin' melanggar Kode Etik Jurnalistik pasal 1, 2, 3
dan 4. Berita tersebut juga dinilai melanggar angka 5a dan 5c Pedoman Pemberitaan Media
Siber. Putusan tersebut dituangan dalam putusan Dewan Pers Nomor 18/Risalah-DP/II/2019.

Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo membenarkan putusan tersebut. Berita 'Ahok
gantikan Ma'ruf' dinilai melanggar kode etik karena tidak berdasarkan informasi akurat, tidak
profesional, tak melakukan uji informasi, dan berisi informasi bohong atau fitnah. Sementara
berita tersebut melanggar Pedoman Pemberitaan Media Siber karena mencabut berita di
media siber Indopos.co.id, mengubah dan kemudian mengunggah lagi atas inisiatif sendiri
tanpa disertai alasan.

Atas putusan ini, Indopos wajib memberikan hak jawab proporsional pada Tim
Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang mengadukan masalah ini ke Dewan Pers.
Indopos juga wajib meminta maaf pada TKN dan masyarakat. Indopos wajib memuat
Infograsis sebelumnya di edisi cetak dan online dengan penambahan kata 'Hoaks' di
dalamnya.

Untuk artikel lama yang dimuat di media online, Indopos wajib menggantinya hak
jawab dan permintaan maaf. "Kedua pihak sepakat mengakhiri kasus ini di Dewan Pers dan
tidak membawa ke jalur hukum, kecuali kesepakatan di butir 1 (hak jawab) dan 3 (mencabut
berita) tidak dilaksanakan," demikian bunyi putusan Dewan Pers tersebut. Terkait putusan
ini, Direktur Hukum dan Advokasi TKN Ade Irfan Pulungan menyatakan rasa syukurnya.
"Dalam proses ajudikasi tadi sudah diputuskan tentang masalah tersebut. Alhamdulillah kami
mensyukuri dinyatakan pihak Indopos bersalah melanggar kode etik," kata Ade di Posko
Cemara, Jakarta, Jumat (22/2).

Sementara itu Pemimpin Redaksi Indo Pos Juni Armanto menerima dan siap
menjalankan keputusan Dewan Pers ituSaat ini, ia mengaku pihaknya tengah menunggu
bahan klarifikasi dari TKN. "Kami jalankan. Kami saat ini menunggu rumusan klarifikasi
dari pihak penggugat, TKN," ujar Juni saat dihubungi. Juni juga menyampaikan Indo Pos
telah memberi sanksi berupa peringatan kepada wartawan yang membuat pemberitaan
tersebut. (jps/sur)

Jadi berita di harian Indopos dan Indopos.co.id soal 'Ahok gantikan Ma'ruf Amin' itu
terbukti telah melanggar 5 pasal kode etik jurnalistik. Putusan tersebut telah disahkan dalam
putusan Dewan Pers Nomor 18/Risalah-DP/II/2019 dan Ketua Dewan Pers Yosep Adi
Prasetyo pun membenarkan hal tersebut. Yang pertama, harian Indopos melanggar pasal 1
kode etik jurnalistik karena membuat berita berdasarkan informasi yang tidak akurat. Lalu
yang kedua, melanggar pasal 2 kode etik jurnalistik karena tidak profesional. pasalnya, teradu
tetap memberitakan rumor yang tidak berdasarkan sumber yang jelas.

Kemudian yang ketiga, harian Indopos dianggap melanggar pasal 3 kode etik
jurnalistik karena tidak melakukan uji informasi, verifikasi, dan klarifikasi atas substansi
informasi dari media sosial. Padahal, klarifikasi pengadu telah membantah substansi rumor
yang beredar. Namun, Indopos tetap memberitakan isu bahkan disertai infografis, Harian
Indopos juga melanggar pasal 4 kode etik jurnalistik karena bohong dan fitnah. Teradu tetap
mengembangkan informasi yang sejak awal sudah diberikan oleh media lain sebagai konten
yang menyesatkan dan disinformasi.

Kelima, Harian Indopos melanggar pasal 5a dan 5c pedoman pemberitaan media


siber. Pasalnya, mereka mencabut berita di media siber, mengubah, dan kemudian
mengunggah lagi atas inisiatif sendiri tanpa disertai alasan.

Sumber:

https://pwi.or.id/index.php/uu-kej

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190222194255-20-371944/dewan-pers-berita-
ahok-gantikan-maruf-langgar-kode-etik

Anda mungkin juga menyukai