Anda di halaman 1dari 14

KODE ETIK DAN ATURAN

TERKAIT PERS
Hendry Ch Bangun
Wakil Ketua Dewan Pers
Sangatta 9 Juli 2019
Undang-Undang Pers 40/1999
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang
menyelenggarakan usaha pers
Wartawan orang yang secara teratur melaksanakan
kegiatan jurnalistik
Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk
mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi
Hak Jawab adalah hak untuk memberikan tanggapan
atau sanggahan berita yang merugikan nama baiknya.
Pasal 15 UU Pers
Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan
meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk
Dewan Pers yang independen
Anggota Dewan Pers terdiri dari unsur wartawan,
pimpinan perusahaan pers, tokoh masyarakat
Masa kerja Dewan Pers 3 tahun, boleh dipilih dua kali
Peraturan bersifat Bottom Up
Seluruh peraturan Dewan Pers merupakan aspirasi
masyarakat pers yang didiskusikan, dibahas, serta
dirumuskan kalangan pers bersama dengan kalangan
masyarakat (akademisi, LSM, stake holder lain)
Berupa Standar, Pedoman, Pernyataan, dan Seruan
Standar Perusahaan Pers, Standar Kompetensi,
Standar Organisasi Wartawan, dst.
Pedoman Pemberitaan Media Siber, Pedoman Hak
Jawab, Pemberitaan Ramah Anak, Pedoman
Pemberitaan Peristiwa Bunuh Diri, dst
Pernyataan tentang Mengatasi Penyalahgunaan
Profesi Wartawan, Pernyataan tentang Praktek
Jurnalistik yang Tidak Etis, Pernyataan tentang
Penggunaan Nama Penerbitan Pers, dst
Ada juga Seruan
Di samping itu ada Memorandum of Understanding
dengan Kepala Kepolisian RI, Panglima TNI, LPSK,
Kementerian PPPA, dst.
Standar Perusahaan Pers
1. Berbadan hukum Indonesia
2. Mendapatkan pengesahan KemenkumHAM
3. Mampu terbit teratur minimal 6 bulan
4. Memberi upah pekerja setara UMP, 13 kali/tahun
5. Mengumumkan nama, alamat, penanggungjawab
secara terbuka, khusus cetak nama dan alamat
percetakan.
6. Memberi pelatihan untuk peningkatan kompetensi
7. Memiliki peraturan perusahaan
Standar Komptensi
Pemimpin Redaksi harus memiliki sertifikat
Wartawan Utama
Editor/Produser bersetifikat Madya, reporter
bersertifikat Muda.
Ikut UKW Muda setelah 1 tahun, Madya setelah
bersertifikat Muda 3 tahun, Utama setelah Madya
selama 2 tahun.
Pedoman Media Siber
Prinsipnya semua berita harus diverifikasi
Berita yang merugikan pihak lain harus memuat
konfirmasi dalam berita yang sama.
Apabila mendesak, dicantumkan di alinea terakhir
bahwa berita ini belum terkonfirmasi disertai upaya
konfirmasinya dalam kurung dengan huruf miring.
Mengutip berita lain, tanggungjawab di pengutip
Mengutip media sosial harus dengan konfirmasi
Hak Jawab harus ditautkan berita sebelumnya
Tidak memuat Hak Jawab terancam pidana
Pedoman Ramah Anak
Identitas Anak sebagai Pelaku, Korban, Saksi tidak
boleh diberitakan
Identitas adalah Nama, Orangtua/Adik-Kakak/Kakek-
Nenek/Paman-Bibi, Sekolah, Alamat, Foto, Sketsa,
dan ciri yang bisa mengaitkan kepada Anak.
Berita anak harus empati, tidak untuk eksploitasi,
sekadar informasi, dan bertujuan melindungi masa
depan anak serta menciptakan iklim pertumbuhan
Ancaman pidana denda Rp 500 juta dan kurungan
badan 5 tahun untuk media dan wartawan.
Pernyataan No 12/2001
Wartawan dalam bekerja berdasarkan prinsip etika
Tidak memaksa, mengintimidasi, meminta imbalan,
dalam mencari berita
Tidak mengundang wartawan bukan berarti
menghalangi kemerdekaan pers, Wartawan dapat
menggunakan cara lain untukmendapatkan informasi
Sejauh dimaksudkan untuk identifikasi administrasi
lembaga boleh saja membuat daftar wartawamn tetapi
jangan membatasi yang tidak ada dalam daftar.
Lembaga tidak perlu segan menanyakan identitas
Seruan No 1/2014
Penggunaan nama media yang mirip dengan nama
lembaga seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),
BIN (Badan Intelejen Negara), ICW (Indonesia
Corruption Watch), dapat menimbulkan
kesalahfahaman dan Dewan Pers menerima keluhan
wartawan yang menggunakan media dengan nama
seperti di atas. Dewan Pers meminta agar nama-nama
seperti itu tidak digunakan.
Dewan Pers mempertimbangkan tidak akan memeriksa
permohonan kasus atau advokasi yang ditujukan oleh
media tersebut.
Pengaduan Dewan Pers
Sampai Mei 2019 ada 166 kasus (42 sisa tahun 2018),
dapat diselesaikan 72 kasus
Pengaduan 2016 (kasus 530, selesai 489)
Pengaduan 2017 (kasus 482, selesai 426)
Pengaduan 2018 (kasus 365, selesai 317)
Selesai dalam bentuk Surat, Risalah, Pernyataan
Penilaian dan Rekomendasi (PPR).
Cepat dan Murah, 2 X pertemuan selesai, dengan akhir
berupa Hak Jawab, Hak Jawab dan Minta Maaf.
Tidak memuat Hak Jawab terancam Rp 500 juta.
Jenis Pelanggaran
Tidak uji informasi, tidak akurat, tidak berimbang
(konfirmasi).
Beropini, menyimpulkan, tidak berdasarkan fakta,
melanggar asas praduga tak bersalah
Plagiat, beritikad buruk
Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik merupakan landasan ideal dan
landasan operasional media menyelenggarkan ruang
redaksi dan wartawan dalam menjalankan tugas
jurnalistik
Dengan demikian maka perusahaan pers tidaklah
sama dengan bidang bisnis lainnya yang semata-mata
mengedepankan keuntungan.
Ada sisi mencerdaskan bangsa, ada sisi kepentingan
publik, ada sisi membela yang lemah.
Fungsi kontrol sosial, edukasi, informasi, dan hiburan

Anda mungkin juga menyukai