Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI

KEMERDEKAAN PERS
Amir Machmud NS
amirmachmudns@gmail.com
FUNGSI DASAR-DASAR PERTIMBANGAN
PERS LAHIRNYA UU PERS

 Konsiderans UU No 40/ 1999 tentang Pers memuat enam


dasar pertimbangan mengapa kita memerlukannya, yakni:
Pasal 3 Ayat (1) UU
 Pers merupakan salah satu sarana mengeluarkan pikiran
Pers: Pers nasional
dan pendapat.
mempunyai fungsi
sebagai media  Pers penting untuk memajukPers berperan menjaga
informasi, perdamaian dunia.
pendidikan, hiburan,
 Aturan tentang pers yang lama sudah tidak sesuai.
dan kontrol sosial.
 Pers lahir sebagai amanat konstitusi.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Pers harus bebas.
POKOK-POKOK PIKIRAN
PENTINGNYA KEMERDEKAAN PERS

 (Penjelasan Umum UU Pers):


 Kemerdekaan pers merupakan unsur
penting dalam negara demokratis.
 Kemerdekaan pers menjamin transparansi.
 Kemerdekaan pers merupakann HAM.
 Kemerdekaan pers mencegah KKN.
 Pers harus profesiomal dan terbuka
dikontrol oleh masyarakat.
 UU Pers adalah lex specialis.
DAMPAK KEMERDEKAAN PERS

POSITIF NEGATIF

 Terjadi eksploitasi dan


 Pers dapat menjalankan fungsi
manipulasi data dan berita untuk
kontrol, kritik, dan koreksi yang
kepentingan-kepentingan sosial,
konstruktif
politik, dan ekonomi.
 Publik mendapat hak untuk
menyebarluaskan informasi/  Bisa terjadi eksploitasi
berita, dan pendapat secara penayangan pornografi, baik
bebas. dalam bentuk gambar maupun
tulisan.
MELIHAT PERBEDAAN PRINSIP
UU NOMOR 21/ 1982 UU NOMOR 40/ 1999
 Pemerintah sebagai pembina pers nasional.  Pemerintah tidak mencampuri kehidupan
 Dewan Pers menjadi kepanjangan tangan pers.
pemerintah.  Dewan Pers bersifat independen.
 Pers hanya menyangkut media cetak.  Pers meliputi media cetak, elektronik, dan
 Media harus punya Surat Izin Usaha online.
Penerbitan Pers (SIUPP).  Tidak ada surat izin penerbitan pers.
 Ada lembaga breidel.  Tidak ada lembaga breidel.
 PWI sebagai wadah tunggal organisasi  Tidak ada wadah tunggal organisasi profesi.
profesi.  Tidak ada aturan pelaksana, kecuali untuk
 Banyak aturan pelaksana yang dapat pengangkatan Dewan Pers.
dimanipulasi oleh pemerintah.  Tidak menganut pertanggung jawaban air
 Sistem pertanggungjawaban air terjun. terjun.
 Tidak boleh ada pemodal asing.  Modal asing boleh masuk melalui pasar
modal.
 Salah satu fungsi pers
adalah melaksanakan
kontrol sosial.

FUNGSI
 Untuk menjalankan
fungsi kontrol itu, UU
Pers memberikan

KONTROL
lima peran, salah
satunya dirumuskan
dalam Pasal 6 huruf

MEDIA d, “...Pers nasional


berperan melakukan
pengawasan, kritik,
koreksi, dan saran
terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan
kepentingan umum”.
KONTROL PUBLIK TERHADAP MEDIA

 Untuk mencegah penyalahgunaan fungsi dan peran khusus pers dalam


kontrol sosial itu, UU Pers dalam Pasal 5 dan alinea 5 Penjelasan Umum
secara tegas memberi batasan, agar pers tidak menjadi anarki dan tidak
menyalahgunakan kekuasannya yang besar itu.

 Penjelasan Umum UU Pers mengikatnya dengan ketat dan tepat, “Dalam


melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya, pers
menghormati hak asasi setiap orang, oleh karena itu dituntut pers yang
profesional dan terbuka dikontrol oleh masyarakat”.

 Unsur penting yang secara khusus diamanatkan oleh UU Pers dalam


menyelesaikan sengketa pemberitaan sebagai konsekuensi pelaksanaan
kegiatan jurnalistik adalah PERS YANG PROFESIONAL dan PERS YANG
TERBUKA DIKONTROL OLEH MASYARAKAT.
TIGA RAMBU PEMBATAS
Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan
opini dg menghormati norma-norma agama dan rasa
1 kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.
Dalam hal ini, terdapat muatan tanggung jawab sosial dan
hukum yang kuat.

2 Pers wajib melayani Hak Jawab.


Dalam hal ini, pelayanan Hak Jawab hukumnya absolut.

3 Pers wajib melayani Hak Koreksi.


Pelayanan Hak Koreksi juga absolut.
PROFESIONALITAS,
ADVOKASI TERBAIK BAGI WARTAWAN

Seperti apakah pers yang profesional?

 Cakap secara teknis/ skill.


 Arif secara etis, memahami dan menghayati Kode Etik Jurnalistik.
 Kedua kecakapan dan kearifan itu terangkum dalam UU Pers dan KEJ.
 Pers profesional bukanlah pers yang tidak pernah salah, tetapi jujur mengakui
kesalahan, dan terbuka bagi permintaan Hak Jawab dan Hak Koreksi.
 Tidak ada perlindungan yang lebih baik bagi pers dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, kecuali bersikap profesional.
 Jadi advokasi terbaik bagi wartawan, termasuk bagi pubik adalah profesionalitas
wartawan.
 Hakikat Hukum Media/ Hukum Komunikasi adalah UU Pers dan KEJ.
Profesionalitas merupakan salah satu dasar
utama dalam pekerjaan wartawan.
Tanpa profesionalitas, tidak mungkin pers
menghasilkan karya yang sesuai dengan fungsi
dan peranan pers. KEJ sangat menghargai
profesionalitas dan menempatkannya sebagai
terpenting dari harkat martabat wartawan.
WARTAWAN
& MEDIA TAAT STANDAR
 Wartawan harus menguasai bidang pekerjaannya, baik teknis, sikap maupun filosofinya. Dia terampil
secara teknis, bersikap sesuai dengan norma-norma kewartawanan, dan memiliki pemahaman terhadap
nilai-nilai filosofi profesinya.
 Wartawan dituntut untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar-standar yang telah
ditentukan untuk bidang kewartawanan.
 Penyimpangan terhadap standar berarti wartawan telah bertindak tidak profesional, otomatis melanggar
asas profesionalitas dalam KEJ.
 Contoh standar profesional: akurat, menguji setiap informasi yang ada dan tepercaya. KEJ menuntut
wartawan mempunyai tingkat kecermatan yang tinggi. Wartawan harus mempunyai keahlian dalam
mengolah mana opini dan mana fakta, serta merangkai keduanya secara tepat.
 Kesimpulannya, hanya wartawan profesional yang sebaiknya boleh berpraktik. Jika tidak profesional, sama
saja dengan menyuruh wartawan melanggar KEJ.
 Asas profesional menuntut seleksi kualitas untuk menjadi wartawan. Konsekuensinya, mereka yang baru
pertama kali terjun ke profesi wartawan harus lebih dahulu mengenali dunia kewartawanan.
ASAS-ASAS
PROFESIONALITAS PERS
1. Akurat.
2. Faktual.
3. Tidak plagiat.
4. Menunjukkan identitas (kecuali dalam investigasi).
5. Check - recheck.
6. Tiak mencampur fakta dan opini yang menghakimi.
7. Menghargai embargho, informasi latar beakang, dan off
the record.
8. Pers harus segara mencabut, meralat dan memperbaiki
berita yang tidak akurat dengan m permohonan maaf.

Anda mungkin juga menyukai