Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadya Yasmine Khaerunnisa

Kelas : A
NPM : 21061022031

Ujian Tengah Semester Sistem Hukum & Etika Pers

1. Apa pengertian hukum menurut prof. Mochtar Kusumaatmadja?


Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja hukum merupakan keseluruhan kaedah-kaedah serta
asas-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang bertujuan
memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses guna mewujudkan
berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat. Secara singkat, hukum bukan
sekedar kaidah, aturan, atau lembaga, namun hukum juga merupakan asas-asas dalam
kehidupan masyarakat.

2. Jelaskan makna hukum tanpa kekuasaan adalah angan angan dan kekuasaan tanpa hukum
adalah kelaliman!
Prof. Mochtar Kusumaatmadja pernah mengungkapkan suatu slogan yaitu, “hukum tanpa
kekuasaan adalah angan angan dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelalima”. Slogan ini
memiliki makna bahwa hukum dan kekuasaan memiliki hubungan yang erat. Hukum dan
kekuasaan tidak dapat berdiri sendiri. Hukum merupakan seperangkat aturan yang mengikat.
Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang dalam memengaruhi perilaku orang lain agar
dapat bertindak sesuai dengan keinginan yang berkuasa. Kaidah-kaidah hukum tidak akan
ada gunanya apabila tidak ditegakkan. Dalam hal ini, kekuasaan berperan untuk membantu
penegakkan hukum. Namun, kekuasaan juga sangat bergantung pada hukum. Kekuasaan
yang dilakukan tanpa hukum akan berakhir pada kesewenang-wenangan.

3. Dewan pers apakah termasuk ke dalam badan hukum privat atau kah badan hukum publik?
Jelaskan!
Dewan pers merupakan badan hukum publik. Badan hukum publik merupakan badan hukum
yang mengatur kepentingan umum atau mengatur kepentingan perseorangan dengan negara.
Badan hukum publik terbentuk dari undang-undang yang dibuat oleh pemerintah legislatif.
Dewan pers termasuk ke dalam badan hukum publik karena pembentukannya berdasarkan
pada Undang-Undang No.11 tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers. Maka
dapat dikatakan bahwa Dewan Pers merupakan badan hukum publik karena terbentuk atas
undang-undang. Badan pers sendiri memiliki fungsi untuk mendampingi pemerintah dan
membina pertumbuhan dan perkembangan nasional sesuai dengan UU No. 11/1966 Pasal 6
ayat (1).

4. Jelaskan sejarah terbentuknya kode etik jurnalistik! lembaga apa yang membentuk kode
etik jurnalistik?
Sejarah Kode Etik Jurnalistik terbagi dalam lima periode, yaitu:
(a) Periode tanpa Kode Etik Jurnalistik
Periode tanpa Kode Etik Jurnalistik terjadi pada saat kemerdekaan Indonesia yaitu 17
Agustus 1945. Pada masa ini, pers masih sibuk dengan persoalan seputar
kemerdekaan sehingga belum lahirnya pemikiran mengenai Kode Etik Jurnalistik.
(b) Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 1
Pada saat PWI lahir tahun 1946 di Solo, kode etik masih belum ditetapkan. Namun,
PWI telah mengutamakan prinsip kebangsaan dalam organisasinya. Hingga pada
akhirnya satu tahun kemudian lahirlah Kode Etik PWI yang pertama.
(c) Periode dualisme Kode Etik Jurnalistik PWI dan Non-PWI
Organisasi kewartawanan banyak bermunculan setelah lahirnya PWI. Walaupun telah
ada Kode Etik PWI pada 1947, kode itu itu hanya berlaku pada anggota PWI saja.
Karena tidak adanya kode etik yang dipegang oleh organisasi lainnya, Dewan Pers
menginisiasi pembentukan panitia yang berisi Mochtar Lubis, Nurhadi Kartaatmadja,
H.G Rorimpandey, Soendoro, Wonohito, L.E manuhua dan A. Aziz. Panitia ini
membentuk Kode Etik Jurnalistik yang nantinya akan digunakan oleh non-anggota
PWI. Sedangkan, anggota PWI masih menggunakan Kode Etik PWI. Kode Etik
Jurnalistik disahkan oleh Boediarjo dan T. Sjahril pada 30 September 1968.
(d) Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 2
Pada tanggal 20 Mei 1975 pemerintah mengesahkan PWI sebagai satu-satunya
organisasi kewartawanan. Secara otomatis, hal ini berarti Kode Etik PWI berlaku bagi
seluruh wartawan.
(e) Periode banyak Kode Etik Jurnalistik
Pada tahun 1999 lahir Undang-Undang no. 40 tahun 1999. Dalam UU ini, terdapat
pasal 7 ayat (1) yang membebaskan wartawan untuk memilih organisasi yang
diinginkannya. Dengan adanya UU ini muncul berbagai organisasi baru. Hal ini
menyebabkan ketentuan dalam Kode Etik Jurnalistik pun menjadi banyak. Pada
tanggal 20 Juni 2000 disahkan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) oleh sebanyak
25 organisasi kewartawanan di Bandung. Dilanjutkan pada tanggal 24 Maret 2006
kembali disahkan Kode Etik Jurnalistik baru yang dibentuk oleh 29 organisasi pers.
Sampai saat ini kode etik yang dipegang wartawan atau organisasi kewartawanan
masih berpegang kepada Kode Etik Jurnalistik yang dibentuk oleh Dewan Pers.

5. Jelaskan tugas dan fungsi dewan pers sebagaimana terdapat di dalam Undang Undang
Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers!
Tugas dan fungsi Dewan pers terdapat pada Undang- Undang Nomor 40 tahun 1999 Bab V.
Pers memiliki tugas pokok yang terdapat dalam terdapat pada pasal 15 ayat (1), yaitu
mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Pers
terutama Dewa Pers memiliki tugas untuk mengembangkan kemerdekaan pers agar pers bisa
menyampaikan informasi dengan tepat dan bebas. Selain itu, dalam pasal 15 ayat (4)
dijelaskan pula fungsi-fungsi pers, yaitu:
1) Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain
Maknanya, pers harus merdeka dan independen tanpa terkait dengan pihak manapun
sehingga berita yang disampaikan tidak akan menyudutkan salah satu pihak.
2) Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers
Maknanya, Dewan Pers juga mementingkan hak asasi para pekerja pers dengan
mengkaji dan memerhatikan kesejahteraan hidupnya.
3) Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Maknanya, pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik haruslah berjalan sesuai
undang-undang. Dewan Pers bertugas mengawasi dan menjaga berjalannya Kode Etik
Jurnalistik.
4) Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat
atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers
Maknanya, permasalahan dan aduan masyarakat mengenai pers diutamakan untuk
diselesaikan dalam internal Dewan Pers
5) Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah
Maknanya, Dewan Pers harus mengusahakan hubungan dan komunikasi yang baik
antara pers, masyarakat, dan pemerintah
6) Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di
bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan
Maknanya, bertanggung jawab atas kualitas profesi kewartawanan.
7) Mendata perusahaan pers.
Maknanya, Dewan Pers harus mendata perusahaan pers untuk melakukan
pengawasan.

6. Jelaskan keanggotaan dewan pers! Apakah terdapat anggota Dewan Pers yang berasal dari
unsur pemerintah?
Keanggotaan Dewan Pers berdasarkan UU Nomor 40 tahun 1999 pasal 15 ayat (3) terdiri
dari:
(a) Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan
(b) Pemimpin perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers
(c) Tokoh masyarakat, ahli di bidang pers dan atau komunikasi, dan bidang lainnya yang
dipilih oleh organisasi wartawan dan organisasi atau perusahaan pers
Berdasarkan Undang-Undang di atas dapat disimpulkan bahwa anggota Dewan Pers tidak
dicampur tangani oleh pemerintah. Dewan Pers bersifat independen dan anggotanya berasal
dari orang-orang yang ahli di bidang pers ataupun komunikasi. Sehingga, apabila dicampur
tangani oleh pemerintah Dewan Pers tidak akan bersifat independen lagi.

Anda mungkin juga menyukai