Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutia Salsabila

NIM : 2020071003

Perbandingan Dewan Pers dan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia )

Dewan Pers
Dewan Pers ialah sebuah lembaga independen di Indonesia yang berfungsi untuk
mengembangkan dan melindungi kehidupan pers di Indonesia. Dewan Pers telah berdiri
sejak tahun 1966 melalui Undang-undang No. 11 Tahun 1966 perihal Ketentuan-ketentuan
utama pers, namun pada saat itu Dewan Pers berfungsi sebagai penasehat Pemerintah dan
mempunyai hubungan secara struktural dengan Departemen penerangan.
Dewan Pers bersifat mandiri dan tidak ada lagi bagian pemerintah di dalam struktur
pengurusannya.
Berdasarkan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Pers, Dewan Pers berfungsi menjadi berikut:
- Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain
- Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat
ataskasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers
- Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers
- Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
- Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah
- Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di
bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan
- Mendata perusahaan per

Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI )


Komisi Penyiaran Indonesia adalah lembaga Negarayang bersifat independen yang ada di
pusat dan di daerah yang tugas serta wewenangnya diaturdalam Undang-undang ini
sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang nomor 32Tahun 2002, terdiri atas KPI
pusat dan KPI daerah (tingkat provinsi). untuk mencapai tujuan tersebut organisasi KPI
dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan
pengawasan isi siaran. Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar
kelembagaan KPI, koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI.
Dalam menjalankan fungsinya, KPI juga mempunyai beberapa wewenang yaitu:
- Menetapkan standar program penyiaran
- Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran
- Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar
programsiaran
- Memberi sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran
serta standar program siaran
- Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran
danmasyarakat
PERBADINGANNYA
Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia keduanya merupakan lembaga penunjang
independen yang diamanatkan oleh undang-undang, Dewan Pers diamanatkan Undang-
Undang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers sementara KomisiPenyiaran Indonesia
diamantkan Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Dewan Pers berfungsi untuk melindungi kebebasan pers sementara Komisi Penyiaran
Indonesia mempunyai fungsi menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang
layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia sehingga perbedaan kedua fungsi
tersebutakan terjadi benturan kewenangan ketika dewan pers ingin melindungi kebebasan
pers dalam media penyiaran dengan ketentuan pengaturan konten dari Komisi Penyiaran,
untuk mengatasi hal tersebut maka dibentuk gugus tugas yang terdiri dari 3 wakil KPI dan
3 wakil Dewan Pers melalui Nota Kesepahaman antara Dewan Pers dan KPI khusus
untuk pengawasan mengenai isi siaran (teveisi dan radio) yang bersifat jurnalistik.
Dewan Pers lebih Independen dibanding Komisi Penyiaran Indonesia Bila melihat
beberapa aspek berikut:
- Aspek pengaturan
Pada undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers tidak ada pengaturan oleh
Pemerintah (Presiden) melalui Peraturan Pemerintah sementara Komisi Penyiaran
Indonesia dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran meskipun
menyatakan bahwa KPI merupakan lembaga yang mengatur lembaga penyiaran tetapi
dalam undang-undang tersebut meskipun menyampaikan kewenangan kepada KPI
untuk memutuskan pedoman perilaku Penyiaran bagi Penyelenggaraan Siaran (P3PS),
namun pada Undang-Undang itu juga mengamanatkan beberapa pengaturan lebih
lanjut untuk lembaga penyiaran tidak didelegasikan langsung kepada KPI, tetapi
kepada KPI bersama Pemerintah melaluiPeraturan Pemerintah.

- Aspek pengawasan
Dewan Pers memiliki wewenang penuh dalam pengawasanterhadap pelaksanaan kode
etik jurnalistik di lembaga pers tanpa campur tangan pemerintah,sementara KPI tidak
penuh karena harus membagi tugasnya denganKementerian Kominfo.

- Aspek sumber dana lembaga


Secara pendanaan lebih independen Dewan Pers karena sumber pembiayaan Dewan
Pers berasal tari organisasi pers, perusahaan pers; serta bantuan dari negara dan
bantuan lain yang tidak mengikat sehingga tidak bergantungkepada APBN/APBD
seperti Komisi Penyiaran Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai