ukur kebutuhan masyarakat dan batas perilisan sebelum dilakukannya perilisan. Tindakan preventif
seperti menyesuaikan tata cara penulisan dan mengedepankan etika jurnalis sebelum merilis suatu
berita merupakan poin utama perilisan. Sangat penting memperhatikan batas seorang jurnalis dan
up-to-date terhadap perkembangan masayarakat. Hal ini tidak menutupi hak dan kewajiban jurnalis
dan definisi berita yang akan dipublikasi demi kepentingan umum.
Adapula hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks berita sebagai pencegahan, agar
memenuhi poin utama sebelum melakukan suatu perilisan, yaitu :
Selain itu, dalam penulisan teks berita, penulis berita harus menguasai materi yang hendak
disampaikan serta dalam menyampaikannya harus jujur, tepat, dan cepat.
Untuk poin selanjutnya, dalam hal tidak dapat menghindari suatu masalah setelah melakukan
perilisan. Maka, problem solving (tindakan pengendalian dan pemecahan) oleh Tim Legal
Perusahaan dilakukan dengan memuat berbagai langkah sesuai dengan kewajiban yang
ditangguhkan. Tindakan pengendalian dan pemecahan ini dilakukan sesuai dengan salah satu
peranan Legal Officer perusahaan (melakukan riset) untuk menemukan solusi.
Adapun beberapa tindakan pengendalian dan pemecahan Tim Legal sebagai problem solving
Masalah perilisan dan berbagai masalah perusahaan yang timbul:
Kesalahan yang dilakukan oleh pers dapat dikategorikan sebagai delik pers berdasarkan ketentuan
dalam KUHP, delik pers dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
1. Kejahatan terhadap ketertiban umum (hatzaait artikelen), diatur dalam pasal 154, 155, 156,
dan 157 KUHP, yaitu pasal-pasal tentang penyebarluasan kebencian dan permusuhan di
dalam masyarakat terhadap pemerintah.
2. Kejahatan penghinaan, terdiri dari dua bagian penghinaan, yaitu:
a. Penghinaan terhadap Presiden (pasal 134 dan 137). Termasuk pula penghinaan
terhadap badan atau alat kekuasaan negara (pasal 207, 208, dan 209 KUHP).
b. Penghinaan umum, diatur dalam pasal 310 dan 315 KUHP.
3. Kejahatan melakukan hasutan (kejahatan ini sering disebut dengan istilah provokasi, yatu
berupa upaya atau tindakan untuk mendorong, mengajak, membangkitkan atau ‘membakar’
orang lain supaya melakukan suatu perbuatan. Kejahatan ini diatur dalam pasal 160 dan 161
KUHP).
4. Kejahatan menyiarkan kabar bohong. Diatur dalam pasal 390 KUHP, pasal 45 UU ITE
5. Kejahatan kesusilaan (Pornografi). Memuat atau menyebarluaskan gambar/tulisan yang
melanggar susila, sudah diatur sejak lama dalam pasal 282 dan 533 KUHP.