Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mutiara Ners, 112-119

PERILAKU SEKSUAL PENDERITA HIV/ AIDS DALAM


UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN DI RSUD ARIFIN
ACHMAD

Ari Rahmat Aziz1, Destria Efliani2, Ahmad Redho3


1
Program Studi Keperawatan, STIKes Al Insyirah Pekanbaru
Email: aricandoit@gmail.com
2
Program Studi Keperawatan, STIKes Al Insyirah Pekanbaru
Email: efliani@ymail.com
3
Program Studi Keperawatan, STIKes Al Insyirah Pekanbaru
Email: ahmadredho49@gmail.com

ABSTRACT

Human Immunodeficiency Virus (HIV) /AIDS infection was increased every year. One of the
causes of new sufferers is the risky sexual behavior people with HIV / AIDS. The purposed of this
study is to analyze the sexual behavior people with HIV / AIDS in Arifin Achmad Public Hospital.
The research method used descriptive analytic techniques to describe the sexual behavior of HIV
/ AIDS. The research sample was 120 respondents. The study was conducted from January 27,
2020 to February 27, 2020 in Arifin Achmad Public Hospital. The results showed that of 120
respondents, 71 (60%) respondents had risky sexual behavior and 49 (40%) respondents had
healthy sexual behavior. Analyze with statistics showed there are not correlation between sex (p
value = 0.2) and education (p value = 0.6) level with sexual behavior HIV AIDS patient. These
results encourage care giver to be more active in providing health education.

Keywords: Sexual behavior; HIV/ AIDS Patient;

1. PENDAHULUAN
Penyakit HIV/ AIDS merupakan Provinsi Riau merupakan salah satu
permasalahan kesehatan yang kompleks. propinsi dengan jumlah penderita HIV
Infeksi yang masih menyebabkan jumlah terbesar di Indonesia. Kasus HIV/ AIDS di
penderita terus bertambah dan menyebar ke Pekanbaru merupakan kasus terbanyak HIV/
seluruh dunia. Jumlah penderita HIV/ AIDS AIDS di antara Kota Kabupaten lainnya di
di tahun 2013 mencapai 35 juta jiwa dengan Provinsi Riau (Dinas Kesehatan Provinsi
kematian sebanyak 1.5 juta jiwa. Jumlah ini Riau, 2015).
terdiri dari 1.3 juta jiwa berusia dewasa dan
190.000 anak berusia < 15 tahun (Infodatin, Masyarakat yang terinfeksi HIV di Kota
2014). Pekanbaru pada tahun 2013 sebanyak 133
orang, pada tahun 2014 sebanyak 347 orang
Tingginya jumlah penderita HIV/ AIDS dan pada tahun dan tahun 2015 sebanyak
juga dialami Indonesia. Pada tahun 2013 499 orang dengan 202 kasus baru. Data ini
jumlah kasus HIV di Indonesia sebanyak menunjukkan adanya peningkatan jumlah
1.255 kasus dan HIV sebanyak 1.001 kasus. masyarakat yang terinfeksi virus HIV.
Jumlah ini menyebar ke seluruh Propinsi di Penyebaran kasus HIV positif menyebar ke
Indonesia.

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

semua umur dan mayoritas pada usia HIV/AIDS petugas kesehatan dapat
produktif (25 – 49 tahun). memberikan intervensi yang tepat dalam
Kelompok Ibu hamil dan bayi baru lahir upaya pencegahan penyakit ini. Diharapkan
merupakan kelompok rawan tertular HIV/ intervensi yang sesuai dengan perilaku
AIDS. Penularan pada ibu dan balita pada berisiko yang dilakukan penderita HIV/
umumnya melalui hubungan seksual dengan AIDS akan menurunkan angka penderita
suami yang beperilaku seksual berisiko HIV/ AIDS di Provinsi Riau pada
tinggi (Abrori & Qurbaniah, 2017). Terus umumnya.
meningkatnya kasus HIV/ AIDS dapat Penelitian ini bertujuan untuk
terjadi karena peningkatan penularan menganalisis perilaku seksual penderita
penyakit maupun akses kesehatan dan HIV/ AIDS yang dilakukan di Rumah Sakit
skrining yang telah menjangkau daerah Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau
terisolir penderita HIV/AIDS yang belum sebagai pencegahan penularan HIV AIDS.
terdeteksi sebelumnya. Penularan virus HIV
tertinggi terjadi pada penduduk homoseksual
2. METODE PENELITIAN
dan heteroseksual (Dinas Kesehatan Kota
Penelitian ini menggunakan desain
Pekanbaru, 2015).
penelitian deskriptif analitik yang bertujuan
Penelitian yang dilakukan oleh Chow et untuk menjelaskan perilaku seksual
al (2014) tentang perilaku berisiko penderita HIV/ AIDS di Rumah Sakit Arifin
homoseksual menunjukkan pada umumnya Achmad Pekanbaru Provinsi Riau.
pasangan homoseksual melakukan kegiatan Penelitian dilaksanakan di klinik layanan
perilaku homoseksual yang berisiko seperti khusus Rumah Sakit Umum daerah Arifin
tanpa menggunakan kondom ketika oral Achmad Provinsi Riau pada tanggal 27
maupun anal, berhubungan dengan banyak Januari 2020 sampai 27 Februari 2020.
pasangan, seks komersial, dan perilaku Jumlah sampel sebanyak 120 responden.
penggunaan obat – obatan. Teknik pengambilan sampel dalam
Penelitian lain yang sejalan diteliti oleh penelitian ini adalah accidental sampling,
Murtono tahun 2016. Hasil penelitian yaitu teknik pemilihan sampel berdasarkan
menunjukkan bahwa faktor yang kunjungan selama periode penelitian.
berpengaruh terjadinya kasus HIV/ AIDS Tahapan penelitian dilakukan dengan empat
pada seseorang adalah perilaku pemakaian tahapan, (1) tahapan persiapan, pengurusan
kondom tidak konsisten (OR= 5.3, p = legalitas penelitian di Rumah Sakit Arifin
0.028), riwayat menderita IMS (OR = 2.9, p Achmad Pekanbaru dan STIKes Al Insyirah
= 0.027) dan bentuk seks kombinasi (OR= Peknabaru, (2) tahapan etik penelitian,
4.3, p = 0.002). pengurusan legalitas dan aspek etik prosedur
penelitian. (3) pemberian kuesioner
Penularan dan jumlah penderita HIV/ penelitian dengan hanya mencantumkan
AIDS yang terus meningkat akan inisial responden.
mengakibatkan peningkatan angka kematian Instrumen dalam penelitian ini
penduduk. Sehingga perlu upaya menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup
pencegahan penularan pada penderita HIV/ meliputi penggunaan kondom, hubungan
AIDS khususnya penderita yang sudah seks anal, berhubungan seks dengan pacar
terdeteksi positif menderita HIV/ AIDS. dengan skala Guttmen pilihan “ya” dan
Dengan diketahuinya perilaku, “tidak” dengan mengadopsi dari penelitian
khususnya perilaku seksual penderita terkait sebelumnya. Prosedur penelitian telah
lulus uji etik penelitian kedokteran dan

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Berdasarkan tabel 2 didapatkan data


Riau denagn nomor B/ 229/UN.19.5.1.1.8/ mayoritas responden berperilaku seksual tidak
UEPKK/2019 pada tanggal 13 Desember berganti pasangan sebanyak 93 responden
2019. (77.5%) dan berganti pasangan sebanyak 27
Analisis data yang digunakan adalah responden (22.5%).
analisa univariat dan bivariate. Uji yang
digunakan untuk analisis hubungan antar Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku
variabel adalah uji chi-square. Tingkat berhubungan seks dengan PSK
kepercayaan yang digunakan adalah 95% penderita HIV/ AIDS.
(α=0,05).
Perilaku berhubungan N (%)
3. HASIL seks dengan PSK
Ya 17 14.2
Tabel 1. Distribusi frekuensi penderita Tidak 103 85.8
HIV/AIDS di RSUD Arifin Achmad Total 120 100%
Pekanbaru
Berdasarkan tabel 3 didapatkan
Kategori n (%) bahwa mayoritas responden berperilaku
Jenis Kelamin seksual tidak berhubungan seks dengan
Laki laki 88 73 pekerja seks komersial (PSK) sebanyak 103
Perempuan 32 27 responden (85.8%) dan berhubungan seks
dengan PSK sebanyak 17 responden
Pendidikan (14.2%).
SD 7 5.8
SMP 14 11.7 Tabel 4. Perilaku seksual sesama jenis
SMA 57 47.5 penderita HIV AIDS.
Perguruan Tinggi 42 35
Total 120 100 Perilaku seksual sesama N (%)
jenis
Berdasarkan tabel 1 didapatkan data Ya 31 25.8
bahwa mayoritas responden berjenis Tidak 89 74.2
kelamin laki – laki 88 responden (73%) dan Total 120 100%
berpendidikan Sekolah Menengah atas SMA
sebanyak 57 responden (47%). Berdasarkan tabel 4 mayoritas
responden berperilaku seksual tidak
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis
berganti pasangan Pasien HIV/ AIDS sebanyak 89 responden (74.2%) dan
berhubungan seks dengan PSK sebanyak 31
responden (25.8%).
Perilaku Berganti n (%)
pasangan
Ya 27 22.5
Tidak 93 77.5
Total 120 100%

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

Tabel 5. Perilaku seksual penderita HIV/ berhubungan seksual dengan pacar sebanyak
AIDS dalam Penggunaan Kondom. 36 responden (30%).

Perilaku seksual n (%) Tabel 8. Perilaku sesual Penderita HIV


penggunaan AIDS di RSUD Arifin Achmad
kondom Pekanbaru.
Ya 70 58.3
Tidak 50 41.7 Perilaku seksual (%)
Total 120 100% Berisiko 71 59.2
Sehat 49 40.8
Berdasarkan tabel 5 didapatkan Total 120100%
mayoritas responden berperilaku seksual
menggunakan kondom ketika berhubungan Berdasarkan tabel 8 didapatkan bahwa
seksual sebanyak 70 responden (58.3%) dan mayoritas responden berperilaku seksual
tidak menggunakan kondom sebanyak 50 berisiko sebanyak 71 responden (59.2 %)
responden (41.7%). dan berhubungan seksual sehat sebanyak 49
responden (40.8%).
Tabel 6. Perilaku seksual penderita HIV/
AIDS secara anal/ anus. Tabel 9. Hubungan jenis kelamin dengan
perilaku berisiko penderita HIV/
Perilaku seksual n (%) AIDS di RSUD Arifin Achmad
dengan anus/ anal Pekanbaru.
Ya 31 25.8
Tidak 89 74.2 Jenis Perilaku seksual
Total 120 100% Kelamin p
Sehat Berisiko
Berdasarkan tabel 6 didapatkan data Laki - Laki 33 55
bahwa mayoritas responden berperilaku Perempuan 16 16 0.2
seksual tidak melalui anal/ anus sebanyak Total 49 71
89 responden (74.2%) dan melalui anus/
anal sebanyak 31 responden (25.8%). Berdasarkan tabel 9 didapatkan data
bahwa responden berjenis kelamin laki –
Tabel 7. Perilaku seksual penderita HIV/ laki berperilaku seksual sehat sebanyak 33
AIDS dengan pacar. responden dan berisiko sebanyak 55
responden. Sedangkan responden berjenis
Perilaku seksual (f) (%) kelamin perempuan yang berperilaku
dengan pacar seksual sehat sebanyak 16 responden dan
Ya 36 30 berisiko sebanyak 16 responden.
Tidak 84 70 Hasil uji statistik didapatkan nilai p
Total 120 100% value 0.2 > 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis
Berdasarkan tabel 7 didapatkan kelamin dengan perilaku seksual penderita
mayoritas tidak berhubungan seks dengan HIV/ AIDS di RSUD Arifin Achmad
pacar sebanyak 84 responden (70 %) dan Pekanbaru.

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

Tabel 10. Hubungan pendidikan dengan berhubungan seks dengan pacar,


perilaku berisiko penderita HIV/ berhubungan seks dengan PSK,
AIDS di RSUD arifin Achmad berhubungan seks tanpa menggunakan
Pekanbaru. kondom, berhubungan seks melalui anus,
berhubungan seks dengan sesama jenis
Pendidikan Perilaku seksual maupun salah satu perilaku tersebut.
Responden p Penggunaan kontrasepsi sebagai
Sehat Berisiko pencegah penularan HIV antar pasangan
SD 3 4 yang sudah terinfeksi belum terlaksana
SMP 6 8 0.67 secara maksimal di Dunia. Pada penelitian
SMA 26 31 mayoritas responden berperilaku seksual
28 menggunakan kondom ketika berhubungan
Total 71 seksual sebanyak 70 responden (58.3%) dan
tidak menggunakan kondom sebanyak 50
Berdasarkan tabel 10 didapatkan data responden (41.7%).
bahwa responden yang berpendidikan Penelitian untuk mengidentifikasi
sekolah dasar (SD) berperilaku seksual sehat perilaku penggunaan kondom antar
sebanyak 3 orang dan berisiko 4 orang. pengidap HIV pernah dilakukan oleh
Responden yang berpendidikan Sekolah Cherutich, Brentlinger, Nduati, Kiarie &
menengah pertama berperilaku seksual sehat Farquhar (2008) tentang penggunaan
sebanyak 6 responden dan berisiko 8 orang. kondom pada kegiatan seksual remaja
Responden berpendidikan Sekolah menegah wanita sebagai resiko pencegahan infeksi
Atas yang berperilaku seksual sehat HIV di Kenya. Penelitian ini menggunakan
sebanyak 26 responden dan berisiko kuesioner dan wawancara sebagai instrumen
sebanyak 31 orang. Responden penelitian. Peneliti melibatkan remaja
berpendidikan perguruan tinggi yang wanita yang berumur antara 15 sampai
memiliki perilaku seksual sehat sebanyak 14 dengan 19 tahun. Hasil penelitian
responden dan berisiko sebanyak 28 menunjukkan hanya 21.4% responden yang
responden. selalu menggunakan kondom dan 52
Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0.67 responden (7.3%) terjangkit HIV-1.
> 0.05. Hasil statistik dapat disimpulkan Penggunaan kondom berkaitan dengan
bahwa tidak terdapat hubungan antara status usia responden yang lebih tua, tingkat
pendidikan dengan perilaku seksual pendidikan yang lebih tinggi, selalu
penderita HIV/ AIDS di RSUD Arifin menggunakan kontrasepsi hormonal, dan
Achmad Pekanbaru. seks yang tidak normal. Kondisi
inkonsistensi penggunaan kondom juga
4. PEMBAHASAN ditunjukkan oleh wanita pekerja seks (WPS)
a. Perilaku Seksual Perderita HIV AIDS dan pelanggannya walaupun sebagai
kelompok berisiko HIV/ AIDS. Penelitian
Hasil uji statistik menunjukkan yang dilakukan oleh Irwan Budiono tahun
mayoritas responden penderita HIV/ AIDS 2012 menunjukkan bahwa penggunaan
berperilaku seksual berisiko sebanyak 71 kondom dipengaruhi oleh pengetahuan
responden (59.2 %) dan berhubungan tentang infeksi penyakit menular (IMS),
seksual sehat sebanyak 49 responden persepsi pelanggan tentang kemampuan
(40.8%). Perilaku seksual berisiko melakukan hubungan seks aman, dan
didapatkan dari gabungan perilaku dukungan germo. Penelitian sejalan

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

dilakukan oleh Sutra tahun 2012 di Serdang yang laki – laki sebanyak 88 responden
Bedagai. Hasil penelitian menunjukkan (73%) dan perempuan 32 responden (27%).
bahwa 45,4% WPS menggunakan kondom Hasil ini menunjukkan perbedaan yang
dengan kategori baik pada saat berhubungan cukup jauh antara penderita HIV/ AIDS
seks dan 54,6% WPS menggunakan kondom laki-laki dan perempuan.
dengan kategori tidak baik. Hasil analisis chi Seks mempunyai arti jenis kelamin.
–square menunjukkan bahwa terdapat empat Seksualitas berarti menyangkut dimensi
variable yang berhubungan dengan tindakan biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan
penggunaan kondom, yaitu sikap (p = kultural. Dilihat dari dimensi biologis,
0.034), ketresediaan kondom (p = 0.027), perubahan yang terjadi pada masa pubertas
dukungan mucikari (p =0,024), dan adalah berfungsinya hormon seksual
dukungan petugas kesehatan (p = 0,003). sehingga dapat menimbulkan perilaku
Hal ini sangat disayangkan karena dari seksual. Pada laki-;laki lebih cepat
beberapa penelitian menunjukkan terangsang dan lebih cepat orgasme bila ada
penggunaan kondom dapat mencegah dari rangsangan fisik maupun psikis, sedangkan
penularan HIV. Penggunaan kondom yang pada perempuan libido lebih lambat
tidak konsisten hanya akan meningkatkan munculnya (Yudita, 2015). Hal tersebut
kasus HIV/ ADIS (Murtono, Dwi, & sesuai dengan hasil penelitian yang
Zahroh, 2016). menunjukkan bahwa bahwa ada hubungan
Penelitian ini juga menunjukkan masih yang signifikan antara jenis kelamin dengan
adanya penderita HIV/ AIDS yang perilaku seksual. Dari hasil analisis
berhubungan seksual dengan pekerja seks diperoleh nilai OR=1,868 artinya responden
komersial (PSK). Hal ini menyebabkan yang berjenis kelamin lakilaki mempunyai
penyebaran HIV AIDS akan menyebar peluang 1,9 kali untuk melakukan perilaku
secara tidak langsung secara massif. Pekerja seksual beresiko dibandingkan dengan
seks komersial yang secara aktif responden berjenis kelamin perempuan.
berhubungan akan berisiko menularkan Sedangkan hasil uji statistik
penyakit ini (Yolanda, 2020). Hasil didapatkan nilai p value 0.2 > 0.05.
penelitian memberikan gambaran tentang Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan
perilaku seksual penderita HIV/ AIDS yang antara jenis kelamin dengan perilaku seksual
masih berisiko. Perilaku ini akan berisiko penderita HIV/ AIDS di RSUD Arifin
meningkatkan jumlah penderita HIV/ AIDS Achmad Pekanbaru.
dikemudian hari khususnya yang berobat di
RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau c. Hubungan antara status pendidikan
maupun secara keseluruhan. dengan perilaku seksual Penderita
HIV/ AIDS
b. Hubungan antara jenis kelamin Semakin tinggi pendidikan seseorang,
dengan Perilaku seksual Penderita makin mudah menerima informasi sehingga
HIV/ AIDS Jenis kelamin semakin menerima informasi semakin
penderita HIV/ AIDS banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
secara umum berbeda antara jumlah Sebaiknya, pendidikan yang kurang, akan
penderita laki-laki dan perempuan. menghambat perkembangan seseorang
Perbedaan ini dimungkinkan karena perilaku terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
seksual berisiko lebih cenderung dilakukan (Yudita, 2015). Pendidikan status juga
oleh laki -laki dibandingkan dengan berkaitan dengan terjadinya aktivitas seksual
perempuan (Yowel, 2016). Pada penelitian
ini didapatkan jumlah penderita HIV/ AIDS

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

pranikah dan kehamilan sebelum menikah meningkatnya perilaku seksual berisiko (Di,
(O’Donnell, 2020). 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan Hal tersebut berkaitan erat dengan
Afritayeni tentang kaitan pengetahuan tingkat pengetahuan responden yang
dengan perilaku seksual berisiko pada semakin meningkat sehingga mencoba-coba
remaja terinfeksi HIV dan AIDS di hal baru karena merasa sudah tahu, maka
Pekanbaru pada tahun 2017 menunjukkan semakin tinggi pendidikan maka semakin
hasil yang sama. Hasil statistik berani untuk melakukan hal negatif
menunjukkan bahwa tidak terdapat khususnya berkaitan dengan seks. Sebagai
hubungan antara pengetahuan dengan contoh misalkan seseorang yang sudah tahu
perilaku seksual (p value 1.00). Penelitian bagaimana caranya mencegah kehamilan
oleh Yowel tahun 2016 di Papua tentang sehingga dia berani melakukan seks
tindakan pencegahan penularan HIV juga pranikah asalkan tidak hamil dengan
menunjukkan hal yang sama. Hasil menggunakan alat kontrasepsi.
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang Contoh lainnya pada remaja yang sudah
signifikan antara tingkat pendidikan dengan mengetahui bahwa jika sperma dikeluarkan
tindakan pencegahan penularan HIV (p = diluar maka tidak akan menyebabkan
0.165). kehamilan, maka mereka mempraktikkan
Hasil uji statistik didapatkan nilai p seks bebas dengan metode senggama
value 0.67 > 0.05. Hasil statistik dapat terputus. Dapat disimpulkan bahwa
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan pendidikan seseorang membuka peluang
antara status pendidikan dengan perilaku bagi dirinya untuk “melakukan dengan
seksual penderita HIV/ AIDS di RSUD pencegahan” artinya melakukan tindakan
Arifin Achmad Pekanbaru. Penjumlahan preventif terhadap hal-hal yang tidak
jumlah penderita HIV/ AIDS berdasarkan diinginkan seperti KTD, PMS, dan lain-lain,
tingkat pendidikan antara yang tetapi bukan berarti mereka tidak
berpendidikan Sekolah dasar (SD) hingga melakukannya.
perguruan tinggi (PT) tidak menunjukkan
bahwa jumlah pendidikan rendah lebih
banyak daripada yang lebih tinggi (SMA 5. KESIMPULAN
dan Perguruan Tinggi). Jumlah penderita Mayoritas responden berperilaku
HIV/ AIDS mayoritas sudah berpendidikan seksual berisiko sebanyak 71 responden
SMA dan perguruan tinggi. Jumlah yang (59.2 %) dan berhubungan seksual sehat
berperilaku seksual sehat dan berisiko juga sebanyak 49 responden (40.8%). Hasil
tidak menunjukkan perbedaan yang penelitian menunjukkan masih banyak
signifikan. penderita HIV/ AIDS yang berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan seksual berisiko. Peneliti merekomendasikan
tidak menjamin seseorang dengan HIV/ untuk dilakukan analisis faktor yang
AIDS akan berperilaku seksual sehat. berhubungan dengan perilaku seksual
Penelitian yang dilakukan oleh Hendri berisiko pada penderita HIV/ AIDS. Selain
Fitrian tahun 2019 menunjukkan faktor yang itu, perlu adanya tindakan promosi
berhubungan dengan perilaku seksual kesehatan yang terorganisir guna mencegah
remaja adalah riwayat pacaran, norma perilaku seksual berisiko yang dilakukan
subjektif, efikasi diri, riwayat onani/ oleh penderita HIV/ AIDS.
amnsturbasi dan niat untuk berprilaku.
Pergaulan bebas juga menjadi penyebab

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 112-119

6. REFERENSI Kota Yogyakarta Tahun 2015 Factors


Associated With Sexual Behavior in
Afritayeni, A., Yanti, P. D., & Angrainy, R. Adolescent Workers in Shopping Area
(2018). Analisis Perilaku Seksual " X " Yogyakarta in 2015. Jurnal
Berisiko Pada Remaja Terinfeksi Hiv Medika Respati, 12(3), 39–51.
Dan Aids. Jurnal Endurance, 3(1), 69.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2717 Kambu, Y., Waluyo, A., & Kuntarti, K.
(2016). Umur Orang dengan HIV AIDS
Banten, P. K. (2019). DI KABUPATEN (ODHA) Berhubungan dengan
LEBAK QUALITATIVE ANALYSIS OF Tindakan Pencegahan Penularan HIV.
FREE SEX BEHAVIOR IN Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(3),
ADOLESCENTS IN LEBAK REGENCY 200–207.
Kadar Kuswandi , 1 Ismiyati , Darti https://doi.org/10.7454/jki.v19i3.473
Rumiatun. 14(1), 18–24.
O’Donnell, J., Utomo, I. D., & McDonald,
Di, N., & Beresiko, W. (2020). RESPON P. (2020). Premarital sex and
REMAJA TERHADAP METODA pregnancy in Greater Jakarta. Genus,
EDUTAINMENT : HIV / AIDS Dan 76(1). https://doi.org/10.1186/s41118-
Jurnal Mutiara Ners Jurnal Mutiara 020-00081-8
Ners , 43-47 Jurnal Mutiara Ners. 3(1),
43–47. Pasaribu, R. S., & Andayani, L. S. (2019).
HIV Pada WPS ( Wanita Pekerja Seks )
Ernawati, E., & Aisah, S. (2017). Perilaku Di Klinik VCT ( Voluntary Counseling
Seksual Pekerja Migran Boroyang And Testing ) Wilayah Kerja
Menderita Hiv/Aids Di Wilayah Kudus. Puskesmas Padang Bulan. Mutiana
Prosiding Seminar Nasional & Ners, 2(1), 168–177.
Internasional, 1(1), 142–152.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ps Patrol, M. A. S., & Indramayu, K. (2014).
n12012010/article/view/2287/2267 [Jurnal Kesehatan Masyarakat]
AFIASI. 13(3), 304–313.
Fitrian, H., Suwarni, L., Hernawan, A. D., &
Artikel, I. (2019). Determinan perilaku Sianturi, S. A. (2013). Hubungan Faktor
seks pranikah remaja di Kota Pontianak Predisposisi , Pendukung , Dan
tahun 2019. Jurnal Vokasi Kesehatan, Penguat Dengan Tindakan
5(2), 107–114. Penggunaan Kondom Pada WPS Untuk
Pencegahan HIV / AIDS Di Kabupaten
Herlani, N., Riyanti, E., & Widjanarko, B. Serdang Bedagai The Relationship
(2016). GAMBARAN PERILAKU Between Predisposing , Supporting ,
SEKSUAL BERISIKO HIV AIDS And Rein- forcing Factors And The Use
PADA PASANGAN GAY (Studi Of Condom. 1(April).
Kualitatif di Kota Semarang). Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Wahyuni, A. (2018). Faktor-Faktor Yang
4(3), 1059–1066. Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Pasien Hiv/Aids. Human Care Journal,
Hindiarti, Y. I. (2017). Faktor-Faktor Yang 1(2), 1–10.
Berhubungan Dengan Perilaku “ X ” https://doi.org/10.32883/hcj.v1i2.5

Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2

Anda mungkin juga menyukai