Anda di halaman 1dari 28

LAMPIRAN II

PETUNJUK TEKNIS
PT. SAWERIGADING INTERNATIONAL
NEWS BAB I
UMUM

Pasal 1
Istilah-Istilah
1. Perusahaan PT. Sawerigading International News merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang Media Online, Media
Cetak, Media Televisi dan Media Radio serta merupakan Perusahaan Peliput, Perusahaan yang menyiarkan seluruh berita dan
berhak membangun kemitraan di seluruh negara di dunia.
2. Chief Executive Officer (CEO) adalah Pimpinan Perusahaan Tertinggi. CEO disebut juga Chairman, yaitu seseorang yang paling
tinggi kedudukannya dalam Dewan Direksi.
3. Presiden Direktur atau Direktur Utama adalah Pimpinan Pelaksana Harian yang bertanggug jawab mengatur keseluruhan
suatu Perusahaan dan dibantu oleh seluruh Direktur dari Departemen sebagai pelaksana harian di PT. Sawerigading
International News.
4. Karyawan adalah seseorang yang mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan secara profesional, menggunakan tenaga
dan kemampuannya dalam mengemban tanggung jawab di bidangnya, serta berhak mendapatkan pendapatan dari
Perusahaan.
5. Keluarga Karyawan adalah seorang suami/istri dan anak-anaknya, anak-anak yang terhitung maksimal sampai anak
ketiga yang sah dan terdaftar secara resmi pada Perusahaan.

BAB II
KLASIFIKASI
KARYAWAN

Pasal 2
Klasifikasi Karyawan Berdasarkan Hubungan
Kerja
1. Karyawan Tetap
Karyawan yang memiliki Hubungan Kerja dengan Perusahaan untuk periode yang tidak ditentukan atas dasar surat
pengangkatan oleh pimpinan Perusahaan melalui Surat Keputusan Perusahaan.
2. Karyawan Kontrak
Karyawan yang memiliki Hubungan Kerja dengan Perusahaan untuk periode tertentu yang dituangkan dalam suatu kesepakatan
kerja pada waktu tertentu dalam bentuk Surat Perjanjian Kerja yang tidak bertentangan pada Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku. Kontrak ini dapat diperbaharui tergantung pada kinerja Karyawan dan
kebutuhan Perusahaan.
Pasal 3
Tenaga Kerja Asing
1. Perusahaan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang disahkan oleh
Pemerintah Pusat.
2. Tenaga Kerja Asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam waktu tertentu.
3. Tenaga Kerja Asing yang masa kerjanya habis dan tidak dapat diperpanjang dapat digantikan oleh Tenaga Kerja Asing lainnya.
4. Perusahaan dalam merencanakan penggunaan Tenaga Kerja Asing sekurang-kurangnya memuat keterangan:
a. Alasan penggunaan tenaga kerja asing
a. Menentukan jabatan atau kedudukan Tenaga Kerja Asing dalam struktur Perusahaan.
b. Jangka waktu penggunaan tenaga kerja asing
c. Perusahaan melakukan kerjasama dengan Perusahaan luar negeri.
5. Perusahaan wajib menyediakan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan
sebagai alih teknologi dan alih keahlian dari Tenaga Kerja Asing.
6. Perusahaan wajib melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi Tenaga Kerja Pendamping sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang diduduki oleh Tenaga Kerja Asing.
7. Tidak berlaku bagi Tenaga Kerja Asing yang menduduki jabatan direksi dan atau komisaris.
8. Perusahaan wajib membayar kompensasi atas setiap Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakannya.
9. Ketentuan mengenai besarnya kompensasi dan penggunaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah dan Perusahaan.

Pasal 4
Klasifikasi Karyawan Berdasarkan Fungsi
1. Karyawan Front Office Adalah Karyawan yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai
Karyawan tenaga lapangan di PT. Sawerigading International News.
2. Karyawan Back Office Adalah Karyawan yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai
Karyawan di PT. Sawerigading International News.
Pasal 5
Hubungan Kerja
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya Perjanjian Kerja antara Perusahaan dan Karyawan atau dikeluarkannya Surat Keputusan
dari Perusahaan kepada Karyawan.
2. Perjanjian Kerja atau Surat Keputusan dibuat secara tertulis dan bermaterai.
3. Surat Keputusan yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan dan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
4. Surat Keputusan dibuat atas dasar :
a. Kesepakatan kedua belah pihak.
b. Kemampuan atau kecakapan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
c. Adanya yang diperjanjikan atau adanya keputusan pengangkatan.
d. Pekerjaan yang diperjanjikan atau dikeluarkannya Surat Keputusan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, peraturan perusahaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Surat Perjanjian Karyawan (SPK) yang dibuat para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana pada ayat (4) huruf
a dan c dapat dibatalkan.
6. Surat Perjanjian Karyawan (SPK) yang dibuat para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana pada ayat (4) huruf
b dan d batal secara hukum.
7. Surat Perjanjian Karyawan (SPK) yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama, alamat Perusahaan.
b. Nama, jabatan, Nomor Kartu Tanda Penduduk, alamat Karyawan.
c. Tugas pokok Karyawan dan besaran gaji serta cara pembayarannya.
d. Hak dan kewajiiban kedua belah pihak.
e. Jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja.
f. Tempat dan Tanggal perjanjian dibuat.
g. Tanda tangan para pihak yang bermaterai dan distempel basah Perusahaan dalam Perjanjian Kerja.
8. Ketentuan dalam Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf e dan f tidak boleh bertentangan dengan
peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Perjanjian Kerja tidak dapat ditarik kembali dan atau diubah, kecuali ada persetujuan para pihak.
10. Segala hal dan atau biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pembuatan Perjanjian Kerja dilaksanakan oleh dan menjadi
tanggung jawab Perusahaan.
11. Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama, serta Karyawan dan Perusahaan masing-masing mendapat 1 (satu) Perjanjian Kerja.
BAB III
PROSEDUR PENERIMAAN KARYAWAN

Pasal 6
Kriteria Penerimaan Karyawan
1. Penerimaan Karyawan disesuaikan dengan kebutuhan dan formasi jabatan yang ada dan dilakukan dengan seijin Pimpinan
Perusahaan lebih dahulu untuk ditindaklanjuti.

2. Pengisian formasi jabatan diusahakan dengan terlebih dahulu mencari tenaga kerja dari dalam Perusahaan sendiri dan jika
tidak memungkinkan, maka dicari dari pelamar-pelamar di luar Perusahaan sesuai prosedur
3. Penerimaan Karyawan baru harus berdasarkan kualifikasi yang ditentukan dengan memilih pelamar-pelamar yang potensial
yang memiliki kemampuan profesional dan teknis untuk menjalankan tugas dan memenuhi tanggung jawab di Perusahaan, tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras dan jenis kelamin, dengan persyaratan :
a. Pria atau wanita umur minimal 18 tahun dan maksimal umur 35 tahun sesuai standarisasi yang dibutuhkan;
b. Memiliki Kartu Pencari Kerja (AK/1) dari Disnakerdukcapil jika diperlukan;
c. Berkelakuan baik yang dinyatakan oleh pihak kepolisian (SKCK);
d. Semua pelamar harus menyertakan Surat Keterangan dari Dokter berupa surat keterangan berbadan sehat, bebas
narkoba dan sejenisnya.
e. Memberikan surat keterangan lainnya yang diperlukan ;
f. Lulus dari seleksi / testing yang diadakan oleh Perusahaan;
g. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja;
h. Mengisi Application Form atau formulir data pribadi yang disediakan;
4. Pelamar yang memenuhi persyaratan dan telah lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Perusahaan, akan diangkat sebagai
Karyawan masa percobaan untuk periode paling lama 3 (tiga) bulan atau masa training.
5. Apabila pencari kerja yang bersangkutan telah diterima bekerja, maka instansi/ Perusahaan yang menerima agar mengembalikan
AK/1 tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pasal 7
Masa
Percobaan
1. Pemberian masa percobaan kepada calon Karyawan dimaksudan agar yang bersangkutan terbiasa dengan Perusahaan
serta memahami tugas dan fungsi sebagai Karyawan untuk memberikan kesempatan kepada Perusahaan dalam menilai
kinerja calon Karyawan.
2. Apabila menurut penilaian Perusahaan calon Karyawan yang telah menjalani masa percobaan tersebut tidak
menunjukkan kinerja sesuai kebutuhan Perusahaan, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak.
Pasal 8
Orientasi Bagi Karyawan Baru
1. Untuk membantu semua Karyawan baru agar mengenal Perusahaan dan kebijakan– kebijakannya, Perusahaan merancang
suatu program Orientasi bagi Karyawan baru, baik Karyawan front office maupun back office.
2. Program orientasi ini wajib diikuti oleh Karyawan baru dan sepenuhnya diatur oleh Perusahaan.

BAB IV
TATA TERTIB KERJA

Pasal 9
Waktu Kerja
1. Waktu kerja adalah jangka waktu dimana Karyawan bekerja atau melakukan kegiatan di tempat tertentu yang ditunjuk
oleh Perusah
2. Pada prinsipnya waktu kerja disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan ketentuan Perundang – undangan yang berlaku.
3. Jam kerja Karyawan adalah 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
4. Jam kerja di Perusahaan ditetapkan sebagai berikut :
a. Karyawan :
Masuk : 08.00 s/d 15.40 WIB
b. Security :
Shift I : 07.00 s/d 15.00 WIB
Shift II : 15.00 s/d 23.00 WIB
c. Office Boy
Shift I : 07.00 s/d 15.00
Shift II : 15.00 s/d 23.00 WITA
5. Jam kerja sebagaimana tercantum pada ayat (4) di atas sudah termasuk 1 jam untuk istirahat, dengan Shift I pukul 12.00
WIB s/d 13.00 WIB dan Shift II pukul 18.00 WIB s/d 19.00 WIB.

Pasal 10
Kehadiran dan
Absensi
1. Karyawan dinyatakan hadir setelah menandatangi absensi kehadiran atau alat lain yang telah disiapkan Perusahaan.
2. Apabila Karyawan terlambat melakukan absensi, maka Karyawan diwajibkan untuk melapor kepada atasannya langsung
dan kepada Departemen HRD.
3. Batas memberitahukan keterlambatan kepada atasan dan pihak HRD hanya 15 menit setelah keterlambatan dari ketentuan jam
masuk kerja.
4. Apabila Karyawan tidak dapat hadir (sakit/izin) harus memberikan surat keterangan dari Dokter/Wali dan siap diverifikasi
keabsahannya.
5. Apabila ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan (2) di atas tidak terpenuhi, maka Karyawan tersebut dianggap telah
melakukan pelanggaran, dan dapat dikenakan sanksi yang tertuang dalam Pasal 29.
Pasal 11
Lembur
1. Perusahaan mempekerjakan Karyawan melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat 3 (tiga) harus
memenuhi syarat :
a. Adanya surat tugas dari atasan yang bersangkutan.
b. Waktu kerja lembur hanya dilakukan paling banyak 3 (tiga) Jam dalam 1 (satu) hari dan 15 (lima belas) jam dalam 1 (satu)
minggu.
2. Perusahaan mempekerjakan Karyawan melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib
membayar gaji kerja lembur.
3. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi pekerjaan tertentu.
4. Apabila ada suatu Karyawanan yang mendesak dan tidak bisa ditunda penyelesaiannya, maka Perusahaan dapat
mewajibkan Karyawan untuk kerja lembur.
5. Kerja lembur dapat dilakukan hanya dan jika ada persetujuan dari atasan Karyawan langsung melalui Departemen HRD.
6. Perhitungan gaji lembur dihitung sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
7. Bagi Karyawan yang bekerja di luar (mendapatkan surat tugas) atau melebihi waktu kerja, akan mendapatkan gaji yang
dihitung berdasarkan volume Karyawanannya yaitu Rp 50.000 per jam.
Pasal 12
Disiplin dan
Perilaku
1. Perusahaan menginginkan setiap Karyawan dapat menerapkan, menjaga dan mempertahankan standar nilai yang tinggi serta
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang diemban. Oleh karena itu, sangat perlu memelihara
adanya disiplin dan tingkah laku yang baik di antara Karyawan demi menjamin kepentingan Perusahaan maupun Karyawan.
2. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin dalam bekerja, tepat waktu, menjaga etika, serta berperilaku yang baik dan jujur
sesuai SOP dalam Perusahaan. Disiplin tidak dimaksudkan untuk menjadi alat hukum, tetapi untuk perbaikan. Tujuannya
ialah mendorong adanya suatu perubahan sikap yang diperlukan.
Pasal 13
Kewajiban
Karyawan
1. Karyawan mempunyai kewajiban bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang diberikan dan peralatan kerja yang dibebankan /
dipercayakan.
2. Menjaga dan memelihara dengan sebaik-baiknya semua barang-barang milik Perusahaan terutama yang harus
dipertanggungjawabkan.
3. Memahami, mengikuti, memperhatikan dan mentaati semua peraturan yang berlaku, sejauh tidak menyimpang atau tidak
melanggar dari Peraturan Perusahaan ini.
4. Mengarahkan dan memaksimalkan segala daya upaya, kepandaian dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas yang telah
dipercayakan kepadanya oleh Perusahaan.
5. Mentaati setiap perintah perjalanan dinas yang diberikan atasannya menurut spesifikasi kerja yang berlaku untuk
Karyawan tersebut.
6. Segera melapor kepada atasan atau petugas keamanan apabila mengetahui adanya kehilangan, kerusakan barang/alat milik
Perusahaan serta penyimpangan dari ketentuan yang ada dan bersedia menjadi saksi serta bertanggung jawab atas laporannya.

1. Menjaga nama baik dan menyimpan rahasia Perusahaan.


2. Menjaga sopan santun dan aturan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerja Perusahaan.
3. Karyawan diwajibkan memakai baju seragam
a. Laki – laki :
Terdiri atas jas, kemeja lengan panjang, batik dengan celana kain serta memakai dasi.
b. Perempuan :
Terdiri atas jas, kemeja lengan panjang dengan rok/celana kain serta memakai sepatu.
4. Peduli terhadap kebersihan, kenyamanan, dan keamanan di lingkungan kerja serta sanggup memelihara seluruh fasilitas milik
Perusahaan.
5. Selalu berada di tempat kerja selama jam kerja dan tidak dibenarkan bepergian ke tempat lain bukan untuk maksud
atau kepentingan yang berhubungan dengan tugas dan Karyawanannya atau atas perintah atasannya.
6. Meminta ijin secara tertulis terlebih dahulu kepada atasannya sesuai dengan prosedur yang berlaku apabila mempunyai
kepentingan untuk meninggalkan tempat kerjanya.
7. Berusaha dan bekerjasama menjaga keamanan, keselamatan dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang tertib, aman dan
harmonis (kondusif).
8. Wajib mencegah usaha gangguan di dalam maupun di luar Perusahaan yang dapat menghambat kelancaran
Karyawanan atau merugikan Perusahaan.
9. Memberikan alasan tertulis beserta bukti-bukti yang harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Perusahaan apabila adanya
suatu hal yang sangat mendesak, sehingga Karyawan harus meninggalkan Karyawanan tanpa dapat meminta ijin/
persetujuan terlebih dahulu dari atasannya.
10. Bertanggung jawab atas Karyawanan yang dilakukan/dipercayakan kepada bawahannya dan mengambil tindakan tegas atas
pelanggaran tata tertib dan disiplin kerja yang dilakukan oleh bawahannya.
11. Pelanggaran terhadap kewajiban – kewajiban Karyawan sebagaimana tersebut di atas dapat dikenakan sanksi.
Pasal 14
Larangan Bagi
Karyawan
1. Karyawan dilarang menggunakan barang/alat milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi kecuali atas ijin atasan.
2. Karyawan dilarang berada di lingkungan Perusahaan pada saat Karyawan tidak bekerja (libur), kecuali bagi
Karyawan yang mempunyai kewajiban terhadap Perusahaan.
3. Karyawan dilarang berbuat sesuatu yang menyebabkan tamu tidak senang atau menyebabkan Karyawan lain tidak
merasa senang atau mengganggu kegiatan operasional Perusahaan.
4. Karyawan dilarang mengkonsumsi obat – obatan terlarang.
5. Karyawan dilarang membawa benda tajam yang membuat suasana kerja tidak kondusif.
6. Karyawan dilarang bergaul sembarangan yang membuat Karyawan terjebak dalam proses tindak pidana hukum.
7. Karyawan dilarang bekerja pada instansi atau Perusahaan lain.
Pasal 15
Sanksi-
Sanksi
1. Perusahaan akan memberikan sanksi atau hukuman kepada Karyawan yang terbukti tidak mematuhi dan melaksanakan
kewajiban serta larangan sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Perusahaan.
2. Karyawan yang terbukti tidak mematuhi dan melaksanakan kewajiban serta larangan sebagaimana diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) Perusahaan kepadanya akan diberikan sanksi atau tindakan berupa teguran.
a. Apabila Karyawan yang bersangkutan masih tetap melakukan kesalahan dengan kategori yang sama setelah mendapatkan
teguran, kepadanya diberikan Surat Peringatan Pertama (SP I) dengan masa berlakunya 1 (satu) bulan.
b. Apabila dalam masa berlakunya Surat Peringatan Pertama tersebut, Karyawan terbukti melakukan kesalahan lagi,
kepadanya diberikan Surat Peringatan II (SP II) dengan masa berlaku 1 (satu) bulan.
c. Apabila dalam masa berlakunya Surat Peringatan II tersebut Karyawan terbukti melakukan kesalahan dengan kategori
yang sama, kepadanya diberikan Surat Peringatan III dengan jangka waktu 1 (satu) bulan. Dan apabila masa berlakunya
Surat Peringatan III tersebut, Karyawan terbukti melakukan kesalahan dengan kategori yang sama, dikenakan sanksi
berupa skorsing atau pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Pasal 16
Kategori
Pelanggaran
Tata Tertib dan Disiplin Kerja
Pelanggaran tata tertib dan disiplin kerja terbagi dalam dua kategori pelanggaran tata tertib dan disiplin kerja:
1. Kategori etika kerja dan keselamatan kerja
2. Kategori ketertiban umum.
Pasal 17
Pelanggaran Etika Kerja dan Keselamatan Kerja
1. Perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam kategori pelanggaran etika kerja terdiri atas:
a. Masuk Kerja
b. Waktu Kerja
c. Kewajiban dan Kebersihan
Pelanggaran-pelanggaran di atas tersebut terdiri
dari: Nomor Jenis Pelanggaran-Pelanggaran yang
dilakukan Sanksi/hukuman :
1. Datang kerja terlambat secara berturut-turut/tidak, tanpa alasan, fakta, bukti yang sah dalam 1 bulan
Maksimal 2 (dua) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
2. Mangkir berturut-turut maupun tidak (tanpa keterangan yang sah atau izin atasannya) dalam 1 bulan
Maksimal 2 (dua) hari
SP I
SP II
SP III
Dianggap mengundurkan diri
3. Mengisi/menyuruh orang lain untuk mengubah catatan jam kerja pada kartu hadir (time card ) miliknya atau orang
lain, baik di waktu hadir maupun diwaktu mangkir
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
4. Tidak memakai kartu pengenal/name tag , pakaian seragam yang telah ditentukan selama jam
kerja Maksimal 4 (empat) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
5. Mengabaikan Karyawanan dengan meninggalkan tempat kerja atau berada di departemen lain tanpa izin dari
atasan
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
6. Tidur pada waktu jam kerja dengan sengaja
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
7. Menolak/lalai menjalankan perintah kerja yang layak dari atasan yang berhubungan langsung/tidak langsung dengan
Karyawanan untuk kepentingan Perusahaan
Maksimal 2 (dua) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
8. Membuat kegaduhan, mengobrol, berkerumun, berjalan-jalan, berteriak, mengganggu ketentraman tamu/teman sekerja
lainnya dengan mengabaikan tugas Karyawanan
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
9. Menolak perintah kerja/lembur tanpa alasan yang layak dari atasan untuk kepentingan Perusahaan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan

10. Menyalahgunakan ketentuan jam kerja lembur yang telah diatur oleh atasan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
11. Lalai menyimpan/merapihkan peralatan kerja, surat, dan dokumen yang menjadi tanggung jawabnya dan lalai mengunci
ruangan kerja yang telah menjadi tanggung jawabnya dalam 1 bulan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
12. Lalai dalam tugas atau mengalihkan tugas pada orang lain tanpa persetujuan atasan/Perusahaan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
13. Dengan sengaja merusak alat-alat, barang Perusahaan, barang milik tamu, dan menghilangkannya sehingga menyebabkan
kerugian bagi pihak yang bersangkutan. Karyawan yang melanggar mengganti rugi kerusakan / kehilangan
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
14. Mengemudikan kendaraan Perusahaan tanpa izin atasan/Perusahaan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
15. Mengemudikan kendaraan Perusahaan tanpa hati-hati (ceroboh atau lalai) dengan akibat menimbulkan kecelakaan,
tabrakan, kerusakan pada kendaraan.
Mengganti kerugian/kerusakan sesuai pertimbangan dan kebijakan pimpinan.
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
16. Memakai barang-barang atau fasilitas Perusahaan untuk kepentingan pribadi berturut-turut/tidak tanpa persetujuan
Perusahaan dalam 1 bulan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
17. Mengaktifkan nada dering handphone selama jam kerja berlangsung (kecuali atas izin Perusahaan)
Maksimal 4 (empat) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
18. Tidak menghadiri briefing yang diadakan oleh manajemen atau intern briefing masing-masing departemen tanpa
sepengetahuan pimpinan
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
19. Tidak berpenampilan rapi, bersih, dan sopan (mulai dari rambut sampai dengan kaki atau diharuskan berpenampilan sesuai
pakaian kantor)
Maksimal 4 (empat) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
20. Tidak melaksanakan setiap ketentuan aturan serta pengumuman yang berlaku di PT. Sawerigading International News baik
secara lisan maupun tertulis
Maksimal 4 (empat) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
21. Tidak mengisi time card yang telah disediakan oleh Perusahaan baik waktu masuk maupun pulang kerja
Maksimal 4 (empat) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
22. Tidak melaporkan kepada Perusahaan atau kepada keamanan (security Perusahaan) apabila ada hal-hal yang
merugikan/mengacaukan serta mengganggu keamanan Perusahaan
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
23. Membawa barang-barang berharga/dokumen penting Perusahaan dari tempat kerja tanpa persetujuan pimpinan
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
24. Kelalaian dalam bekerja mengakibatkan keluhan dari klien atau tamu
Maksimal 3 (tiga) kali
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
25. Membuat keonaran / berkelahi di tempat kerja
SP I
SP II
SP III
Diberhentikan
Pasal 18
Pelanggaran Ketertiban
Umum
Setiap perbuatan Karyawan yang termasuk dalam kategori pelanggaran ketertiban umum, antara lain:
1. Perbuatan yang memenuhi unsur-unsur pidana/kriminal diantaranya:
o Mencuri, menipu, dan memalsukan sesuatu hal dengan cukup bukti.
o Merampas/menggelapkan barang/uang milik Perusahaan atau orang lain.
o Menganiaya, menghina secara kasar/berat, mengancam atasan, teman sekerja dan tamu.
o Melakukan perbuatan asusila dan atau perjudian di lingkungan kerja.
o Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau tamu yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
Negara.
o Menghilangkan nyawa atau membuat cacat tubuh orang lain.
o Merusak/menghilangkan dengan sengaja atau tidak harta/barang ataupun inventaris Perusahaan, tamu dan rekan sekerja.
o Mabuk, menghisap ganja dan narkoba/berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kesopanan/melanggar kesusilaan
di tempat kerja atau tempat lainnya yang dapat merusak nama baik Perusahaan.
o Berusaha menjatuhkan nama baik dan kedudukan sesama Karyawan, pengusaha, dan tamu dengan cara menghasut,
memfitnah, dan sebagainya.
o Membawa senjata tajam atau senjata api yang tidak ada hubungannya dalam pelaksanaan kerja di tempat kerja.
o Melakukan tindakan pidana lainnya termasuk terlibat langsung atau tidak langsung dengan masalah NARKOBA dan
MIRAS.
o Menyalahgunakan jabatan atau nama Perusahaan yang diberikan sehingga merugikan Perusahaan/rekan /tamu.

2. Perbuatan/tindakan yang bersifat administratif antara lain:


o Membongkar, membocorkan rahasia Perusahaan.
o Melakukan manipulasi data.
o Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan.
o Melakukan tindakan yang bersifat mempengaruhi, mengajak, memprovokasi orang lain/Karyawan lain yang
mengakibatkan terganggunya keamanan dan kenyamanan tamu, Karyawan lain dan atau mengganggu stabilitas
Perusahaan. Sanksi hukuman terhadap pelanggaran ketertiban umum sebagaimana tersebut di atas adalah Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) secara Tidak Hormat.

Pasal 19
Berlakunya Surat
Peringatan
Masa berlakunya surat peringatan ditetapkan sebagai berikut:
1. Surat peringatan Pertama berlaku untuk jangka waktu 1 bulan.
2. Surat peringatan Kedua berlaku untuk jangka waktu 1 bulan.
3. Surat peringatan Ketiga berlaku untuk jangka waktu 1 bulan.
4. Selama masa peringatan Pertama, Kedua, dan Ketiga tidak akan mendapatkan uang kebijaksanaan/service/insentif
kecuali berdasarkan pertimbangan manajemen.
5. Apabila Karyawan sudah pernah mendapat peringatan tertulis dari manajemen kemudian mengulangi lagi tindakan
tersebut maka yang bersangkutan diberikan sanksi berupa:
o Peninjauan/pemindahan tugas dan jabatan.
o PHK dengan tidak hormat.
BAB V
PELATIHAN KARYAWAN

Pasal 20
Pelatihan
Karyawan
1. Dalam rangka meningkatkan kualitas Karyawanan dan menunjang pengembangan karir, kepada Karyawan diwajibkan
untuk mengikuti pelatihan yang diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Metode pelatihan Karyawan ditentukan oleh Perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan kerja Karyawan dan kebutuhan
Perusahaan.
3. Bagi Karyawan yang tidak dapat hadir untuk mengikuti pelatihan, harus memberikan alasan tertulis yang disahkan oleh
atasannya.
4. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi program pelatihan yang diadakan, Perusahaan akan melakukan evaluasi dan penilaian
hasil pelatihan tersebut setelah program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan.

BAB VI
PENILAIAN
KINERJA

Pasal 21
Penilaian Kinerja
1. Penilaian kinerja Karyawan dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap Karyawan secara menyeluruh, agar Karyawan mampu
bekerja secara efektif, efisien dan produktif, sehingga kuantitas dan kualitas Karyawanan yang diharapkan oleh Perusahaan
dapat terpenuhi.
2. Penilaian kinerja Karyawan oleh Perusahaan diarahkan untuk :
a. Meningkatkan rasa tanggung jawab Karyawan terhadap tugas dan Karyawanannya.
b. Meningkatkan produktifitas kerja Karyawan
c. Menentukan pemberian promosi, kenaikan gaji dan pemberian penghargaan lainnya.
d. Menghindari adanya pilih kasih perlakuan oleh pimpinan Perusahaan atau atasan langsung Karyawan.
e. Mengukur sejauh mana peningkatan kualitas kerja yang dicapai oleh setiap Karyawan dari waktu ke waktu dengan cara
membandingkan, pengamatan dan hasil penilaian prestasi kerja Karyawan sebelumnya.
f. Memotivasi Karyawan agar bekerja lebih baik dari waktu ke waktu.
g. Sebagai dasar pelaksanaan system pemberian penghargaan dan hukuman yang tegas bagi Karyawan.
3. Penilaian kinerja Karyawan meliputi penilaian atas:
a. Sikap kerja.
b. Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.
c. Mutu Karyawanan.
d. Kemajuan- kemajuan dalam Karyawanan.
e. Kehadiran.
f. Inisiatif dan Kreatif.
g. Loyalitas.
h. Proaktif.
Pasal 22
Promosi Karyawan
1. Promosi merupakan implementasi dari program perencanaan karir yang disusun oleh Perusahaan melalui Departemen HR.
2. Seorang Karyawan dapat dipromosikan apabila:
a. Adanya lowongan pada tingkat yang lebih tinggi dan atas rekomendasi dari atasan yang bersangkutan, dengan persetujuan
Pimpinan Perusahaan.
b. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan memuaskan.
3. Untuk mengisi lowongan, Perusahaan akan mempertimbangkan pengisian lowongan dari jajaran Karyawan yang ada dan
memenuhi syarat atau kualifikasi yang dibutuhkan.
Pasal 23
Demosi
Karyawan
(Penurunan Golongan Jabatan/Peringkat)
1. Perusahaan dapat mendemosikan Karyawan apabila:
a. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan tidak menunjukkan hasil yang diharapkan oleh Perusahaan
b. Atas permintaan dan rekomendasi dari atasan dengan persetujuan pimpinan Perusahaan
c. Karyawan tidak dapat memenuhi atau melakukan pelanggaran sebagaimana diatur pada BAB IV TATA TERTIB KERJA
Pasal 7,8,10,11 dan Pasal 12 peraturan ini
2. Demosi Karyawan akan mengurangi hak atas perolehan jumlah gaji pokok, sedangkan tunjangan dan fasilitas lainnya
disesuaikan dengan Karyawanan dan jabatannya yang baru.

BAB VII
PENGGAJIA
N

Pasal 24
Sistem Penggajian

1. Penetapan gaji adalah hak dan kewenangan penuh Pimpinan Perusahaan dengan memperhatikan status, kedudukan, pangkat,
golongan, keahlian, kemampuan dan keterampilan Karyawan.
2. Perusahaan akan mengenakan pajak pendapatan (PPh Pasal 21) dari gaji Karyawan yang gajinya minimal Rp 1.000.000,- (satu
juta) dan akan menyetorkan ke kas negara setiap bulannya.
3. Gaji tidak dibayar bila Karyawan tidak melakukan Karyawanan dan tanpa keterangan selama 5 hari berturut-turut, kecuali sakit
berdasarkan surat keterangan dokter sesuai dengan ketentuan Perusahaan.
4. Jika Karyawan meninggal dunia, Perusahaan memberi pesangon berdasarkan Surat Keputusan Presiden Direktur.
Pasal 25
Gaji Untuk Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak Full-
time
1. Gaji untuk Karyawan tetap meliputi komponen-komponen gaji sebagai berikut :
1.1. Gaji Pokok
1.2. Tunjangan Jabatan
1.3. Tunjangan kesehatan
1.4. Tunjangan Asuransi
1.5. Tunjangan Transportasi
1.6. Tunjangan Akomodasi/insentif
1.7. Tunjangan Telekomunikasi
1.8. Tunjangan Keluarga

2. Besarnya gaji (Gaji Pokok dan Tunjangan) ditentukan sesuai level jabatan.
3. Gaji Karyawan selama training mendapat gaji pokok 80% tanpa tunjangan.
4. Gaji untuk Karyawan kontrak ditentukan dan diatur berdasarkan kesepakatan bersama melalui suatu Perjanjian
Kerja berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan yang berlaku.
Pasal 26
Kenaikan
Gaji
1. Perusahaan mengadakan peninjauan kembali atas gaji secara massal sebagai penyesuaian tingkat biaya hidup pada setiap
tahun sekali dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan.
2. Dalam rangka peninjauan kembali atas gaji sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas, besaran atau tingkat kenaikan gaji

3. untuk masing-masing Karyawan diberlakukan tidak seragam tetapi akan ditentukan dan tergantung atas hasil penilaian
kinerja masing-masing Karyawan tersebut.
4. Di luar ketentuan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas, Pimpinan Perusahaan dapat melakukan peninjauan
kembali atas gaji yang didasarkan atas prestasi kerja yang luar biasa yang telah dilakukan oleh Karyawan. Kenaikan
gaji ini disebut sebagai kenaikan gaji istimewa dan tidak tergantung atau dibatasi oleh periode waktu tertentu.
5. Penetapan penyesuaian gaji sebagaimana tersebut dalam ayat (2) dan (3) di atas akan dituangkan dalam Surat
Keputusan Pimpinan Perusahaan.
Pasal 27
Gaji Bagi Karyawan Selama Sakit Terus-menerus dan
Karyawan yang ditahan Pihak berwajib
1. Gaji selama sakit terus-menerus
1.1. Karyawan yang menderita sakit terus-menerus sebagai akibat kecelakaan dalam hubungan kerja, maka ketentuan gaji dan
lain–lainnya tunduk kepada peraturan perundang–undangan yang berlaku dalam jaminan sosial.
1.2. Karyawan yang menderita sakit terus-menerus bukan sebagai akibat kecelakaan dalam hubungan kerja, yang menurut
keterangan dari dokter atau rumah sakit yang ditunjuk oleh Perusahaan memerlukan perawatan medis dan istirahat yang
berkepanjangan, maka Karyawan tersebut berhak mendapatkan gaji dan tunjangan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk 4 bulan pertama, dibayarkan 100% dari gaji dan tunjangan.
b. Untuk 4 bulan kedua, dibayarkan 75 % dari gaji dan tunjangan.
c. Untuk 4 bulan ketiga, dibayarkan 50 % dari gaji dan tunjangan.
d. Untuk bulan selanjutnya dibayarkan 25 % gaji dan tunjangan sebelum Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan
Perusahaan.
2. Gaji selama Karyawan ditahan pihak yang berwajib
2.1 Dalam hal Karyawan yang ditahan pihak berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan, maka
Perusahaan tidak wajib membayar gaji tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga Karyawan yang menjadi
tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
o Untuk 1 orang tanggungan : 25 % dari gaji dan tunjangan
o Untuk 2 orang tanggungan : 35 % dari gaji dan tunjangan
o Untuk 3 orang tanggungan : 45 % dari gaji dan tunjangan
2.2 Bantuan sebagaimana Pasal 2 ayat (1) diberikan paling lama 6 bulan terakhir terhitung sejak Karyawan ditahan oleh pihak
berwajib.
3. Ketentuan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas diberlakukan hanya bagi Karyawan tetap.
4. Bagi Karyawan kontrak, maka ketentuan tentang pemberian gaji selama sakit dan atau selama ditahan pihak berwajib,
ditentukan berdasarkan atau mengacu kepada isi perjanjian kontrak yang didasarkan atas kesepakatan bersama dan menurut
ketentuan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

Pasal 28
Tunjangan – Tunjangan Di luar
Penggajian
1. Tunjangan Hari Raya ( THR )
1.1 Kepada Karyawan yang telah diangkat menjadi Karyawan tetap dan telah bekerja sekurang-kurangnya selama I (satu)
tahun, Perusahaan akan memberikan THR yang besarnya 10% (sepuluh persen) gaji pokok.
1.2 Tunjangan Hari Raya tersebut akan diberikan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Hari Raya tersebut tiba.
2. Bonus-bonus
Perusahaan memberikan bonus-bonus, baik kepada Karyawan tetap dan atau Karyawan kontrak, yang jenis, besar, dan
kriterianya akan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan
Perusahaan.
Pasal 29
Pemotongan Gaji
Karyawan

1. Setiap Karyawan yang melanggar ketentuan pasal 11 ayat (1) dan (2) dikenakan sanksi Pemotongan gaji.
2. Pemotongan gaji Karyawan diambil dari gaji pokok dan tunjangan harian.
3. Pemotongan gaji dan tunjangan harian (Tunjangan Akomodasi, Transportasi, dan Telekomunikasi) berdasarkan waktu
keterlambatan.
4. Karyawan yang tidak hadir di luar dari kententuan pasal 36 dikenakan pemotongan harian sebagai berikut:

BAB VIII
JAMINAN SOSIAL DAN BANTUAN

Pasal 29
Bantuan Biaya
Persalinan
1. Perusahaan memberikan bantuan biaya atas persalinan istri Karyawan atau Karyawan sendiri yang berstatus tetap dan atau
kontrak full-time.
2. Ketentuan bantuan biaya persalinan ditetapkan berdasarkan Keputusan Pimpinan Perusahaan.
3. Bantuan diberikan paling banyak sampai batas anak ke-dua.
Pasal 30
Jaminan Sosial
Perusahaan mengikut sertakan Karyawan tetap dalam program jaminan sosial tenaga kerja kepada instansi/badan penyelenggara
yang ditunjuk oleh Perusahaan dan untuk Karyawan kontrak disesuaikan berdasarkan kesepakatan.
Pasal 31
Jaminan Hari Tua
1. Untuk menjamin kesejahteraan hari tua Karyawan dan untuk menjamin kelangsungan pendapatan Karyawan karena sesuatu
tidak dapat/tidak sanggup meneruskan Karyawanannya atau hilangnya kemampuan mencari nafkah, Perusahaan akan
mengikutsertakan Karyawan dalam program asuransi dana hari tua bekerjasama dengan salah satu lembaga asuransi
tertentu yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Bantuan keikutsertaan dalam program asuransi dana hari tua tersebut pada ayat (1) di atas diberikan kepada Karyawan tetap
dan Karyawan kontrak full-time yang sudah memiliki masa kerja di Perusahaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan atau
Karyawan kontrak berdasarkan kesepakatan bersama.
Pasal 32
Asuransi Kecelakaan dan Kematian

1. Untuk memberikan perlindungan terhadap suatu kejadian yang dapat menimbulkan hilangnya kesempatan mendapatkan
penghasilan Karyawan yang disebabkan oleh kecelakaan dan atau kematian, Perusahaan akan mengikut sertakan dan
memberikan bantuan biaya kepesertaan dalam program asuransi kecelakaan dan kematian bekerjasama dengan instansi/badan
penyelenggara yang ditunjuk oleh Perusahaan.
2. Bantuan biaya kepesertaan dalam program asuransi kecelakaan dan kematian tersebut pada ayat (1) di atas diberikan
kepada Karyawan tetap.
3. Kepesertaan bagi Karyawan selain Karyawan tetap ditentukan berdasarkan kebijakan Perusahaan dan diatur dalam
peraturan sendiri.
4. Besarnya bantuan biaya kepesertaan dalam program asuransi tersebut pada ayat (1), (2), dan (3) di atas ditentukan
berdasarkan kebijakan dan kemampuan Perusahaan serta peraturan yang berlaku dari instansi/badan penyelenggara yang
ditunjuk oleh Perusahaan.
Pasal 34
Perlindunga
n

1. Perusahaan dilarang mempekerjakan dan melibatkan Karyawan dalam pekerjaan terburuk.


2. Pekerjaan terburuk yang dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya.
b. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan Karyawan untuk pelacuran,
produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian.
c. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan Karyawan untuk produksi dan perdagangan
minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
d. Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral Karyawan.
3. Jenis-jenis pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayai
2 (dua) hurud d ditetapkan dengan ketertiban umum Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA

Pasal 35
Izin Meninggalkan Karyawanan
Seorang Karyawan dapat diberikan izin meninggalkan Karyawanan dengan tetap mendapatkan gaji sejumlah hari dan waktu
seperti tersebut dibawah ini :
1. Istri atau suami/anak, orang tua, mertua Karyawan meninggal dunia, izin selama 3 (tiga) hari.
2. Istri Karyawan melahirkan, izin selama 2 (dua) hari.
3. Karyawan melangsungkan pernikahan, izin selama 1 minggu.
4. Khitanan Anak laki-laki dan Anak Perempuan Karyawan maksimum 2 orang anak, izin selama 2 (dua) hari.
5. Saudara kandung meninggal dunia, izin selama 3 (tiga) hari.
6. Menjaga bapak/ibu kandung, Istri/suami/anak sah yang sakit keras atas nasehat dokter dengan disertai surat keterangan dari
dokter, izin 2 (dua) hari.
7. Memenuhi panggilan instansi pemerintah untuk sesuatu urusan dirinya yang tidak dapat diwakili oleh orang lain sesuai dengan
ketentuan undang-undang dan jika panggilan tersebut tidak dipenuhi oleh yang bersangkutan akan menimbulkan sanksi hukum
bagi yang bersangkutan, izin selama 1 (satu) hari.
8. Memperpanjang KTP, SIM dan pengurusan Akte kelahiran anak, izin selama 1 hari.
9. Tetangga/kerabat meninggal dunia, izin selama ½ hari.
10. Setiap keterangan izin harus disertai dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 36
Cuti/Istirahat
Tahunan
1. Cuti tahunan diberikan kepada Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 1 tahun sebanyak 12 hari kerja dengan tetap
mendapat gaji penuh.
2. Cuti tahunan harus diambil pada tahun yang bersangkutan. Setiap cuti yang sudah diberitahukan kepada Karyawan tetapi tidak
diambil pada akhir tahun akan lewat waktu dan hangus dengan sendirinya.
3. Bilamana terjadi PHK karena perlakuan yang tidak baik, semua cuti tahunan Karyawan tersebut yang belum diambil akan
hangus.
4. Surat permohonan cuti untuk Karyawan diajukan kepada Direktur HRD atas persetujuan atasan langsung Karyawan.
5. Khusus untuk Direktur seluruh Departemen permohonan cuti diajukan langsung kepada pimpinan Perusahaan.
6. Surat permohonan cuti diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum cuti dimulai.
7. Apabila berhubung karena kesibukan kerja dan atau kebutuhan Perusahaan, maka Perusahaan dapat menunda ijin cuti atau ijin
cuti dapat diberikan dengan cara diambil secara bertahap tidak sekaligus.
8. Setiap Karyawan yang tanpa ijin sebelumnya dari pimpinan Perusahaan memperpanjang waktu cutinya akan dianggap sebagai
9. tidak hadir tanpa alasan yang sah, kecuali Karyawan dapat memberikan alasan-alasan yang dapat diterima oleh pimpinan
Perusahaan. Apabila perpanjangan cuti ini berlangsung selama lebih dari 5 (lima) hari kerja terus-menerus, maka Karyawan
dianggap oleh Perusahaan sebagai atas kemauan sendiri memutuskan hubungan kerja dengan Perusahaan.
10. Setiap Karyawan yang ijin meninggalkan Karyawanan bukan karena sakit, maka akan diperhitungkan dengan hak cuti
tahunannya.
Pasal 37
Cuti Tahunan Dipercepat
Untuk keadaan-keadaan yang luar biasa, Karyawan dapat meminta cuti tahunan yang dipercepat. Permohonan cuti ini tergantung
pada urgensi Karyawanan. Namun, semua cuti yang dipercepat diperlakukan sebagai cuti di luar tanggungan.
Pasal 38
Izin Sakit Karyawan
1. Perusahaan memberikan izin sakit kepada Karyawan agar mereka dapat beristirahat atas nasehat dokter.
2. Karyawan sakit hanya akan diakui oleh Perusahaan bilamana ditunjang oleh surat keterangan yang dikeluarkan oleh Dokter
Pemerintah/Swasta.
3. Pemberian cuti sakit kepada Karyawan dapat dilakukan apabila Karyawan yang bersangkutan telah terlebih dahulu
memberitahukan kepada atasan langsung Karyawan atau ke Departemen HRD dengan tidak melebihi waktu 48 jam. Apabila
tidak dipenuhi, Karyawan tersebut dianggap absen dari Karyawanan tanpa izin atau alasan yang masuk akal.
Pasal 39
Izin Sakit Untuk Waktu Yang Lama
Jika seseorang Karyawan yang telah bekerja minimal selama 1 (satu) Tahun mengidap suatu penyakit yang menurut rumah sakit adalah
suatu penyakit dengan jangka waktu yang panjang dan mendapatkan izin dari dokter yang ditunjuk Perusahaan, memerlukan perawatan
medis yang berkepanjangan serta terus-menerus atau istirahat, Karyawan tersebut berhak atas cuti dengan diberikan gaji sebagai mana
tersebut dalam Bab VII ayat (1) peraturan ini.
Pasal 40
Cuti
Menikah
1. Kepada Karyawan yang melangsungkan pernikahan, Perusahaan memberikan izin nikah selama 1 (satu) minggu:
2. Permohonan izin nikah harus didukung bukti-bukti yang sah secara hukum.
3. Permohonan surat izin cuti nikah diserahkan minimal 1 (satu) Minggu sebelum tanggal izin cuti berlaku.
Pasal 41
Cuti
Melahirkan
1. Bagi Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak mendapatkan cuti melahirkan selama 3 bulan.
2. Bagi Karyawan wanita yang mengalami keguguran kandungan diberi waktu cuti 1½ bulan.
3. Permohonan untuk cuti melahirkan harus disertai dengan bukti-bukti pendukung medis dan ditujukan kepada pimpinan
Perusahaan atau pejabat yang ditunjuk untuk menangani hal itu.
4. Permohonan surat Cuti melahirkan diserahkan minimal 1 (satu) Minggu sebelum tanggal izin berlaku.
Pasal 42
Hari-hari Libur Umum
1. Karyawan berhak atas hari-hari libur umum yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tidak melakukan perjanjian lembur
terkecuali bagi Karyawan yang berstatus part-time.
2. Karyawan tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi.
3. Perusahaan dapat mempekerjakan Karyawan untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan atau dijalankan secara terus-menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara Karyawan dengan
Perusahaan
4. Perusahaan yang mempekerjakan Karyawan yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) wajib membayar gaji kerja lembur.
5. Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan sebagai pada ayat (3) diatur dengan keputusan Perusahaan.
Pasal 43
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
1. Setiap Karyawan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan Kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan Karyawan guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan Perusahaan dan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
4. Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
Perusahaan.
5. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana pada ayat (1).
Pasal 44
Ijin Meninggalkan Tugas Karyawanan Untuk Kepentingan
Menunaikan Ibadah Keagamaan
1. Perusahaan dapat memberikan ijin kepada Karyawan yang akan menunaikan ibadah haji atau ibadah lain menurut agamanya
masing-masing.
2. Karyawan yang akan menunaikan ibadah haji harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada pimpinan Perusahaan
dengan melampirkan surat keterangan bukti pendaftaran sebagai calon jamaah haji yang dikeluarkan oleh Departemen Agama
atau pihak yang berwenang, selambat-lambatnya 15 hari sebelum cuti tersebut dilaksanakan.

BAB X
PEMUTUSAN HUBUNGAN
KERJA

Pasal 45
Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja
Hubungan kerja dapat diputuskan melalui pemberitahuan lisan atau tertulis baik oleh Karyawan sendiri atau oleh Perusahaan. Waktu
pemberitahuan tertulis menurut posisi yang dijabat adalah:
a. Karyawan dalam masa percobaan satu minggu sampai satu bulan.
b. Karyawan tetap satu sampai tiga bulan.
c. Karyawan kontrak akan diberitahukan kepada bersangkutan kontraknya berakhir.
Pasal 46
Pemutusan Hubungan
Kerja
1. Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja tidak hormat terhadap Karyawan apabila :
a. Karyawan melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 15 peraturan ini.
b. Karyawan telah diberikan peringatan tertulis tiga kali dan atau Surat Peringatan Ketiga tetapi masih
melakukan pelanggaran yang sama.
c. Karyawan bekerja pada Perusahaan lain tanpa persetujuan Pimpinan Perusahaan.
d. Karyawan dijatuhi hukuman oleh pengadilan karena melanggar hukuman pidana dan atau perdata.
2. Perusahaan dapat memberhentikan Karyawan dengan hormat apabila:
a. Atas kemauan sendiri memutuskan hubungan kerja dengan Perusahaan dan mendapatkan surat keterangan pengalaman
kerja.
b. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan surat keterangan dari dokter.
c. Meninggal dunia.
3. Perusahaan tidak berkewajiban memberikan pesangon untuk hal–hal sebagai berikut:
a. Pengunduran diri.
b. Kontrak kerja habis.
c. Melakukan kesalahan kategori berat.
d. Karyawan yang diputus dan/atau memutuskan hubungan kerja karena melakukan kesalahan yang sama setelah
mendapatkan surat peringatan ketiga kalinya.
e. Karyawan masa percobaan.
4. Di luar ketentuan ayat (3) tersebut di atas, Perusahaan berkewajiban memberikan uang pesangon dan uang jasa yang
disesuaikan dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan No. 13. TH 2003 Bab XII sebagai berikut :
4.1 Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang – kurangnya sebagai berikut :
a. Masa kerja lebih dari 3 bulan tetapi kurang dari 1 tahun.................bulan gaji
b. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun................bulan gaji
c. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun................bulan gaji
d. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun................bulan gaji
e. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun................bulan gaji
f. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun................bulan gaji
g. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun................bulan gaji
h. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun................bulan gaji
i. Masa kerja 8 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun................bulan gaji
4.2 Besarnya uang penghargaan masa kerja adalah sebagai berikut :
a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun....................bulan gaji
b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun....................bulan gaji
c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun..................bulan gaji
d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun...............bulan gaji
e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun..............bulan gaji
f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun.................bulan gaji
g. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun................bulan gaji
h. Masa kerja 24 tahun atau lebih..............................................................bulan gaji
4.3 Uang penggantian hak yang diterima sebagai berikut :
a. Cuti tahunan yang belum diambil belum gugur.
b. Biaya atau ongkos pulang untuk Karyawan dan keluarganya tempat dimana Karyawan diterima bekerja.
c. Pengganti perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat.
Pasal 47
Masa
Pensiun
Mengingat dan mempertimbangkan kondisi fisik serta usia kerja, maka Perusahaan menetapkan bagi Karyawan yang memasuki
usia 60 tahun/lebih adalah sebagai Karyawan yang memasuki masa istirahat/pensiun dan Perusahaan memberikan penghargaan
kepada Karyawan tersebut atas pengabdiannya sesuai dengan aturan yang berlaku.

BAB XI
PENGHARGAA
N

Pasal 48
1. Perusahaan memberikan penghargaan kepada Karyawan yang :
a. Telah bekerja selama 8 tahun berturut-turut dengan tekun dan patuh sehingga dapat dijadikan teladan bagi
Karyawan lainnya.
b. Telah bekerja selama 16 tahun berturut-turut dengan tekun dan patuh sehingga dapat dijadikan teladan bagi
Karyawan lainnya.
c. Telah bekerja selama 24 tahun berturut-turut dengan tekun dan patuh sehingga dapat dijadikan teladan bagi
Karyawan lainnya.
d. Menemukan metode kerja baru yang sangat efisien dan bermanfaat bagi Perusahaan.
e. Telah berjasa sehingga Perusahaan terhindar dari bencana.
f. Telah berjasa dan dapat membawa nama baik Perusahaan.
g. Telah membantu Perusahaan dalam memberikan keterangan yang diperlukan mengenai tindakan-tindakan yang sangat
merugikan Perusahaan baik yang dilakukan Karyawan sendiri maupun pihak luar.
h. Menunjukkan hasil prestasi kerja yang memuaskan.
2. Bentuk penghargaan yang diberikan Perusahaan kepada Karyawan yang termasuk dalam kategori tersebut pada ayat (1) di
atas, akan ditentukan berdasarkan kebijaksanaan kemampuan Perusahaan.

BAB XII
PROSEDUR PENYAMPAIAN KELUHAN

Pasal 49
Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk menjaga hubungan yang baik dan rukun, maka dilakukan upaya untuk memecahkan
setiap keluhan Karyawan sedini mungkin dengan cara yang terbaik dan seadil-adilnya.
1. Langkah Pertama : Seorang Karyawan yang memilki keluhan dapat membawa permasalahannya ke atasan langsung.
2. Langkah Kedua : Jika masalah tersebut tidak terpecahkan, maka, Karyawan tersebut dapat datang kepada atasannya.
3. Langkah Ketiga : Bilamana keluhan belum juga terselesaikan, masalah ini dapat langsung dibawa ke Direktur HRD.
4. Langkah Keempat : Jika keluhan Karyawan tersebut masih belum juga terpecahkan, dapat dirujukkan kepada pimpinan Perusahan
melalui rapat direksi.

BAB XIII
ADMINISTRASI

Pasal 50
1. Kop surat terlampir
2. Model – model surat terlampir
3. Jenis-jenis kode perumusan dalam persuratan
a. Kode A1 : surat internal Perusahaan (Kode Internal)
b. Kode B1 : surat eksternal (Institusi Pemerintah)
c. Kode B2 : surat instansi swasta (Perusahaan)
d. Kode B3 : surat umum
e. Kode AB : surat ke Luar Negeri
4. Kode persuratan Presiden Direktur
a. Presiden Direktur : 001-A1/SK-PRESDIR/SIN/NEWS/XI/2021
5. Kode persuratan Departemen
a. Departemen Keuangan : 001-A1/SP-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
b. Departemen HRD : 001-A1/SP-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
c. Departemen R & D : 001-A1/SP-R&D/SIN/NEWS/XI/2021
d. Departemen IT : 001-A1/SP-IT/SIN/NEWS/XI/2021
e. Departemen Marketing : 001-A1/SP-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
f. Departemen Media : 001-A1/SP-MD/SIN/NEWS/XI/2021
6. Kode persuratan Manajer Keuangan
a. Manajer Accounting : 001-A1/SI-ACC-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
b. Manajer Analisis Keuangan: 001-A1/SI-AK-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
c. Manajer Asuransi : 001-A1/SI-ASS-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
d. Manajer Aset : 001-A1/SI-ASET-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
e. Manajer Risk Manajemen : 001-A1/SI-RM-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
f. Manajer Fix Aset : 001-A1/SI-FA-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
g. Manajer Audit Internal : 001-A1/SI-AI-KEU/SIN/NEWS/XI/2021
7. Kode persuratan Manajer R & D
a. Manajer Planning : 001-A1/SI-PLAN-R&D/SIN/NEWS/XI/2021
b. Manajer Drafting : 001-A1/SI-DRAFT-R&D/SIN/NEWS/XI/2021
c. Manajer Surveyor : 001-A1/SI-SVY-R&D/SIN/NEWS/XI/2021
d. Manajer Analisis Project : 001-A1/SI-AP-R&D/SIN/NEWS/XI/2021
8. Kode persuratan Manajer IT
a. Manajer System Administator : 001-A1/SI-SA-IT/SIN/NEWS/XI/2021
b. Manajer Network Administator : 001-A1/SI-NA-IT/SIN/NEWS/XI/2021
9. Kode persuratan Manajer HRD
a. Manajer Recruitment : 001-A1/SI-REC-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
b. Manajer Employees : 001-A1/SI-EMP-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
c. Manajer Training System : 001-A1/SI-TS-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
d. Manajer Administrasi Kantor : 001-A1/SI-ADM-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
e. Manajer Hubungan Masyarakat : 001-A1/SI-PR-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
f. Manajer CSR : 001-A1/SI-CSR-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
g. Manajer Fasilitas Kantor : 001-A1/SI-FK-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
h. Kapten Security : 001-A1/SI-SEC-HRD/SIN/NEWS/XI/2021
10. Kode persuratan Manajer Marketing
a. Manajer Startegi Marketing : 001-A1/SI-SM-MKT/SIN/NEWS/XI/2021:
b. Manajer Produk : 001-A1/SI-PDK-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
c. Manajer Promosi Dan Penjualan : 001-A1/SI-PP-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
d. Manajer Marketing Internasional : 001-A1/SI-HI-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
e. Manajer Marketing Domestik : 001-A1/SI-MD-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
f. Manajer Event Organizer : 001-A1/SI-EO-MKT/SIN/NEWS/XI/2021
11. Kode persuratan Manajer Media a.
a.
12. Keterangan perumusan kode persuratan
a. 001 : urutan nomor surat
b. A1 : kode surat internal
c. SP : Surat Pengajuan/permohonan/perintah/pemberitahuan
d. SI : Surat Izin
e. KEU : kode nama Departemen
f. SIN/NEWS : kode nama Perusahaan
g. XI : kode bulan pembuatan surat
h. 2021 : kode tahun pembuatan surat
13. Jenis surat yang digunakan :
a. Surat Undangan
b. Surat Pernyataan
c. Surat Perintah/pemberitahuan
d. Surat Pengajuan/permohonan
e. Surat Kontrak Kerjasama
f. Surat Peringatan
g. Surat PHK
h. Surat Edaran
i. Surat Pengantar
j. Surat Tugas
k. Surat Perjanjian
l. Surat Kuasa
14. Legalitas surat
a. Sebelum penandatanganan surat, terlebih dahulu di paraf oleh Sekretaris sesuai tingkatan jabatan.
b. Ditandatangani oleh pejabat yang bersangkutan.
c. Dibubuhi stempel basah yang disahkan Perusahaan berdasarkan level jabatan.

BAB XIV
LAPORAN

Pasal 51
Laporan Perusahaan terdiri atas :
1. Laporan kegiatan harian
Merupakan laporan dari kinerja Karyawan setiap hari dan dilaporkan serta dipertanggungjawabkan kepada Direktur setiap
minggu.
2. Laporan bulanan
Merupakan laporan yang dibuat dari kumpulan laporan harian yang dilaporkan setiap bulan.
Format laporan :
 SAMPUL
 SURAT PENGANTAR
 LEMBAR PENGESAHAN
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 PETA LOKASI PERUSAHAAN
 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN
 VISI MISI DEPARTEMEN
 BAB I GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Perusahaan
B. Gambaran Umum Departemen
C. Tujuan Pelaksanaan
 BAB II ALUR PELAPORAN KERJA
A. Alur Pelaporan Kerja Perusahaan
B. Alur Pelaporan Kerja Departemen
 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
 BAB IV PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
A. Permasalahan
B. Tindak Lanjut
 BAB V PENUTUP
 Lampiran

3. Laporan Tahunan
Merupakan laporan yang dibuat dari kumpulan laporan bulanan yang dilaporkan setiap tahun.
Format laporan :
 SAMPUL
 LEMBAR PENGESAHAN
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN
 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN
A. Ketentuan Umum
B. Ikhtisar Data Keuangan
C. Laporan Dewan Komisaris
D. Laporan Direksi
E. Profil Perusahaan
F. Analisis & Pembahasan Manajemen
G. Tata Kelola Perusahaan
H. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
I. Laporan Inventaris Perusahaan
J. Laporan Keuangan Tahunan Yang Telah Diaudit
K. Tanda Tangan Dewan Komisaris & Direksi
 BAB IV HAL-HAL PENTING LAINNYA
A. Penggunaan Bahasa
B. Pencetakan
 BAB V PENUTUP
 LAMPIRAN

BAB XV
PENUTU
P

Pasal 52

1. Segala sesuatu yang belum diatur di dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur di kemudian hari, sepanjang tidak
menyimpang dari norma-norma yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Bila mana di kemudian hari terdapat kekeliruan atau ada hal-hal yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
Perusahaan, maka akan diadakan perubahan-perubahan seperlunya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang
berlaku.
Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh CEO/Chairman dan Presiden Direktur PT. Bhitara Internasional
Grup, berlaku selama 1 (satu) tahun.

Anda mungkin juga menyukai