Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah tentang “KLB (FLU BURUNG)” ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Surveilans.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa
Namun, kami tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan
harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami
berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
BAB V PENUTUP.............................................................................................17
3.9 kesimpulan........................................................................................................17
3.10 Saran..........................................................................................................17
PENDAHULUAN
Wabah Flu Burung (Avian Influenza) saat ini telah menjadi isu global avian influneza
adalah penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza strain tipe A.
Penyakit yang pertama di identifikasi di itali pada tahun 1978 dengan laporan bahwa
wabah avian influenza telah terjadi dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi seluruh
unggas diketahui rentan terhadap infeksi avian influenza, walaupun beberapa spesies
lebih tahan terhadap virus ini dibandingkan yang lain. Infeksi ini menyebabkan spektrum
gejala yang sangat luas pada unggas-unggas, mulai dari gejala yang ringan hingga
kepenularan yang sangat tinggi dan cepat menjadi penyakit yang fatal sehingga
menghasilkan epidemi yang berat.
Wabah Avian Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A jenis H5N1 yang
tergolong dalam famili orthomiyxoviridae. Virus influenza dapat menyebabkan gangguan
pada pernapasan unggas dari kasus ringan hingga kasus yang sangat fatal, sedangkan
virus jenis B dan C menyerang pada manusia dan babi. Kekhawatiran global terhadap
pandemi avian influenza seperti yang terjadi pada tahun 1918 mengakibatkan masyarakat
harus lebih waspada terhadap pandemi yang terjadi avian influenza yang sering disebut
flu burung merupakan jenis penyakit yang media penularannya berawal dari hewan
unggas dan sangat cepat menular pada manusia.
Kekhawatiran berikutnya adalah terletak pada sifat avian influenza yang mudah
bermutasi sehingga ketakutan akan timbulnya pandemi. Keamanan suatu negara bukan
hanya berasal dari ancaman militer, namun bisa juga berasal dari virus yang menular dan
menimbulkan kematian dalam jumlah besar pasca perang dingin, keamanan tidak lagi
diartikan secara sempit sebagai hubungan konflik ataupun bentukkerjasama antar negara,
tetapi juga berpusat pada keamanan untuk masyarakat.
Adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang penyakit flu burung terhadap tingkat
kesiapsiagaan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan?
TINJAUAN PUSTAKA
Strain virus influenza yang terutama menginfeksi burung, tetapi juga dapat
menginfeksi manusia. Jenis flu ini paling sering terjadi karena kontak dengan unggas sakit.
Flu ini juga dapat menular antarmanusia. Gejala dimulai dalam waktu 2-8 hari, dan dapat
terlihat seperti flu biasa. Batuk, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, dan sesak
napas dapat terjadi. Penyakit ini dapat menyebabkan angka kematian tinggi pada manusia.
Beberapa obat antivirus, jika dikonsumsi dalam waktu dua hari sejak adanya gejala, dapat
membantu. Influenza burung atau avian influenza, merupakan penyakit infeksiakibat virus
influenza tipe A yang biasa menegnai unggas. Virus influenzasendiri termasuk dalam famili
orthomyxoviruses yang terdiri dari 3 tipeyaitu A, B, C,. Virus influenza A yaitu protein
nemaglutinin dengan N.Ada 15 macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri
darisembilan macam, N1 hingga N9. Kombinasi dari kedua protein ini biasamenghasilkan
banyak sekali varian subtype dari virus influenza tipe A. Penyakit flu burung atau flu unggas
(Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza tipe Adan ditularkan oleh unggas. Flu Burung adalah penyakit influenza
padaunggas, baik burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang yang lainseperti babi. Data lain
menunjukkan penyakit ini bisa terdapat burung puyuh dan burung onta. Penyakit ini menular
dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke manusia. Penyakit ini dapat menular
lewat udarayang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burungatau
unggas yang menderita influenza. Sampai saat ini belum terbuktiadanya penularan dari
manusia ke manusia. Penyakit ini terutamamenyerang peternak unggas Jadi, kesimpulan dari
kelompok kami avian influenza adalahpenyakit infeksi akibat virus influenza tipe A yang
biasa megenai unggas.penyakit influenza pada unggas, baik burung, bebek, ayam, serta
beberapabinatang yang lain seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini bisaterdapat
burung puyuh dan burung onta. Penyakit ini menular dari burungke burung, tetapi dapat juga
menular ke manusia. Penyakit ini dapatmenular lewat udara yang tercemar virus H5N1 yang
berasal dari kotoran atau sekreta burung atau unggas yang menderita influenza. Virus
fluburung termasuk ke dalam kelompok virus RNA. Setidaknya terdapat 11 molekul RNA
yang diketahui dari virus influenza tipe A, dua di antaranyayang dianggap sangat penting
adalah molekul PB1 dan HA. PB1merupakan molekul yang mengkode sintesis polimerase
virus yangmampu meningkatkan virulensi (kemampuan virus menginfeksi sel inang).
2.2 Flu Burung Secara Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza, yang termasuk tipe A subtipe H5,
H7 dan H9. Virus H9N2 tidak menyebabkan penyakit berbahaya pada burung, tidak
seperti H5 dan H7. Virus flu burungatauavian influenza ini awalnya hanya ditemukan
pada binatang seperti burung, bebek dan ayam. Namun sejak 1997, virus ini mulai
"terbang" kemanusia ( penyakit zoonosis ). Subtipe virus yang ditemukan pada akhir
tahun 2003 dan awal tahun 2004, baik pada unggas maupun pada pasien di Vietnam
dan Thailand, adalah jenis H5N1. Perlu diketahui bahwa virus influenza pada
umumnya, baik pada manusia atau pada unggas, adalah dari kelompok famili
Orthomyxoviridae. Ada beberapa tipe virus influenza pada manusia dan binatang
yaitu virus influenza tipe A, B dan C. Virus influenza tipe A memiliki dua sifat
mudah berubah : antigenic shift dan antigenic drift, dan dapat menyebabkan epidemi
dan pandemi. Pada manusia, virus A dan B dapat menyebabkan wabah flu yang cukup
luas.
Virus A1 dapat berikatan dengan sel membran sel mukosa mealuiikatan yang berbeda
yaitu ikatan 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada reseftor yang terdapat pada
membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus A1 tidak dapat
mengadakan reflikasi secara efisien padamanusia. Mukoprotein yang mengandung
reseftor ini akan mengikat virus sehingga perlekatan virus dengan sel epitel saluran
napas dapat dicegah.Tetapi virus yang mengandung protein neuraminidase pada
permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya akan melekat pada
epitel permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam seltersebut.
Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktusingkat virus dapat
menyebar ke sel-sel didekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi
utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi
akan membengkak dan intinyamengkerut dan kemudian mengalami piknosis.
Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan
terbentuk badan inklusi.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari kuantitas populasi yang mencerminkan dari kuantitas
populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental
sampling, sehingga jumlah sampelnya adalah 30 orang.
2. bagian sikap yang pernyataannya merupakan tipe closed ended dengan skala
pengukuran Guttman. Pilihan jawaban pada skala ini terdiri dari 2 pilihan, untuk
angka tertinggi diberi skor (2) dan angka terendah diberi skor (1),
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan
nilai rata-rata tiap unsur pelayanan. Pengolahan data penelitian ditempuh dengan
cara:
a. Editing Setelah angket diisi dan dikembalikan oleh responden kepada penulis,
selanjutnya akan penulis teliti kelengkapan pengisian angket, apabila ada hal-hal
yang belum lengkap baik dalam identitas dan jawaban yang dijawab responden,
maka akan penulis hubungi kembali untuk disempurnakan agar angket tersebut
sah digunakan dan hanya angket yang terisi dengan benar dan sah yang digunakan
untuk pengolahan data.
c. Tabulasi Setelah data terkumpul akan ditabulasi dalam bentuk tabel yang memuat
informasi dari data diantaranya; pemetaan karakteristik responden, pemetaan
jawaban dari responden, dan pada masingmasing item diberi skor agar nantinya
dapat diproses dalam bentuk angka dan akan disesuaikan dengan teknik analisis
yang akan digunakan.
P = 𝐹 𝑁 × 100%
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah
dipilih responden atas pernyataan yang diajukan
N = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden
selaku peneliti (Sabarguna, 2008).
Nilai dan persentase per kriteria responden terhadap kriteria dalam kuesioner
bagian sikap diketahui dengan rumus:
B
A=
C
Keterangan:
A = rata-rata responden yang memiliki sikap positif/negatif per kriteria
B = jumlah responden yang memiliki sikap positif/ negatif per kriteria
C = jumlah pernyataan per kriteria
BAB IV
1. Karakteristik Responden
A. Untuk mengetahui karakteristik responden maka dilakukan pengumpulan data
melalui kuisioner yang telah diberikan. Berikut ini hasil pengumpulan data
mengenai karakteristik responden yang berdasarkan pengetahuan responden,
sikap, berat badan dan umur.
Tabel 2.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengeahuan Responden
pengetahuan responden(n) %
cukup 20 66,66667
kurang 10 33,33333
total 30 100
Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden
Sikap responden(n) %
Baik 29 96,66667
Kurang 1 3,333333
Total 30 100
Dari data dalam tabel diatas ini beberapa responden memiliki sikap
yang baik sebanyak 29 responden (96,6%) sedangkan sikap responden yang
kurang sebanyak 1 responden (3,3%) dan total dari semua sikap responden
baik dan kurang yaitu 30 (100%) yang artinya dimana masyrakat umum dan
mahasiswa rata-rata memiliki tingkat sikap yang baik terkait penanganan
wabah flu burung.
30
25
20
15
10
5
0
baik kurang
Tabel 2.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
18-30 22 55
31-40 1 2,5
41-50 7 17,5
total 30 100
Dari dalam tabel diatas ini menunjukkan umur responden 18-30 sekitar
22 orang (55%), umur 31-40 sekitar 1 orang (2,5%), umur 41-50 sekitar 7
orang (17,5%) dan total dari semua umur responden yaitu 30 (100%).
Diagram Scatter Berdasarkan Rata-Rata Umur Responden
Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tabel 2.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
PEREMPUAN 20
LAKI-LAKI 10
Dari dalam tabel diatas ini menunjukkan bahwa rata–rata responden yang
mengisi kuisioner pengetahuan dan sikap berjenis kelamin perempuan dengan
berjumlah 20 orang.
total
75%
3.9 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari penelitian mulai dari pengetahuan responden terkait wabah
flu burung dapat disimpulkan bahwa lebih banyak yang “cukup” mengetahui
tentang penyakit flu burung tersebut yaitu 20 responden dan di persenkan
sebanyak 66,6%.
2. Sedangkan hasil penelitian tentang sikap responden terkait wabah flu burung
dapat disimpulkan bahwa lebih banyak yang memiliki sikap “baik” dalam menilai
wabah flu burung ini sebanyak 29 responden dan jika dipersenkan sebanyak
96,6%.
3. Umur dari semua responden yang paling banyak mengisi kuisioner terkait wabah
flu burung ini yaitu berumur 18-30 ada sebanyak 22 reponden dan jika
dipersenkan sebanyak 55%. Dari dalam tabel diatas ini menunjukkan bahwa rata–
rata responden yang mengisi kuisioner pengetahuan dan sikap berjenis kelamin
perempuan dengan berjumlah 20 orang.
3.10 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu sebagai
berikut:
dalam pembuatan makalah selanjutnya di harapkan para masyarakat dan para
mahasiswa untuk memberikan atau mengisi data yang benar. Terlebihi pada saat
mengisi biodata agar hasil penelitian bisa lebih akurat. Perlu diadakan suatu
penelitian lanjutan dengan mengubah maupun menambah variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA