Dapur redaksi
Dalam organisasi surat kabar di manapun, sebelum seorang reporter turun
atau ke lapangan, ia harus lebih dulu mendengarkan dari redakturnya apa-apa
yang dihasilkan dalam rapat redaksi di pagi hari, seputar berita-berita yang
perlu diliput, jika si wartawan bekerja harian pagi.
Redaktur pelaksana adalah eksekutif/ kapten bertugas mengawasi
pelaksanaan peliputan berita, bertanggung jawab atas disajikannya berita-
berita yang berimbang dan lengkap berita-berita utama, baik lokal maupun
nonlokal, Secara detail pekerjaannya mmerintah para redaktur di bawahnya
serta para stafnya.
Masing-masing dari kolom berita akan memiliki redakturnya sendiri-sendiri
sebagai redaktur kota untuk berita berita kota, berita olahraga oleh redaktur
olahraga, redaktur politik untuk berita politik, redaktur ekonomi untuk berita
ekonomi dll. Dalam sebuah surat kabar paling sedikit biasanya ada 4 redaktur.
Beat atau Wilayah Peliputan.
Tempat atau wilayah yang dikunjungi wartawan untuk mencari
berita. Misalnya seorang wartawan bisa secara tetap ditugaskan untuk
meliput berita pengadilan, maka dikatakan beat wartawan tersebut
adalah pengadilan.
Desk kota merupakan wilayah yang mempunyai wartawan paling
banyak. Redaktur desk kota bertanggung jawab untuk peliputan
seluruh kota dan kota kota satelitnya atau kota kota kecil di
sekitarnya.
Redaktur kota membuat rencana peliputannya berdasarkan anggapan bahwa
pusat-pusat informasi berada di sekitar tempat-tempat tertentu. Berita tentang
kegiatan-kegiatan pemerintah kota terdapat di Balai kota dan kantor dinas
pemerintah kota. Berita kriminal bisa diperoleh dari kantor kantor wilayah
kepolisian atau resort kepolisian. Berita pengadilan diperoleh dari pengadilan
Negeri. Berita bisnis diperoleh dari kantor kadin, dll.
Persaingan dalam meliput berita sangat diperlukan, sehingga berita yang diliput
atau dimuat dalam suatu surat kabar akan memiliki daya saing, dan merebut
perhatian para pembaca, semakin baik kualitas berita akan memberikan
informasi yang terbaik bagi pembacanya.
Selain itu, persaingan juga melahirkan berbagai akal wartawan media, agar
medianya memenangkan persaingan. Misalnya dalam peliputan suatu berita,
para wartawan akan tergabung dalam pokja-pokja, yang sudah tersedia,
misalnya, berita kriminal untuk pokja kepolisian, berita ekonomi untuk pokja,
para ekonom dan lain lain.
Persaingan dalam peliputan berita juga akan menimbulkan efektifitas antar
wartawan di mana antar wartawan tersebut akan melakukan kerja
sama.Dalam menghimpun berita berita yang.Sama.Dari masing masing
media massa.
Kendala menghimpun berita.
kendala internal pengekangan terhadap kebebasan pers pada praktik
sehari hari tidak semata-mata dari datang dari pemerintah, tetapi tidak
jarang juga terjadi karena kepentingan penerbitan pers itu sendiri.
Kelompok bisnis menjadi unsur penekan terhadap kebebasan pers.
Monopoli Kepemilikan.
Keadaan ini menyebabkan kurangnya persaingan dalam
persuratkabaran, bukan saja menimbulkan keprihatinan di antara
para wartawan, tetapi juga antar mereka yang sungguh-sungguh
percaya pada sistem Sosio politik.
Monopoli kepemilikan media massa tentunya akan merugikan
para pembaca dalam mendapatkan informasi, sebab tingkat
persaingan di kalangan wartawan itu sendiri menjadi kurang,
karena harian ataupun majalah tsb dimiliki oleh satu pemilik.
Kendala iklan.
merupakan salah satu kendala dalam pemberitaan suatu surat kabar. Hal ini menjadi
dilema bagi suatu surat kabar dimana iklan tersebut merupakan salah satu sumber dana
yang didapatkan oleh suatu surat kabarmenjalankan bisnisnya