Anda di halaman 1dari 8

KLIPING TENTANG :

KASUS PELANGGARAN HUKUM DAN SANKSINYA


GURU PEMBIMBING : RUSLIN, S.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA :
NOVITA SARI

KELAS : XII MIA 3


MAPEL : PPKN

SMA NEGERI 1 BELO


TAHUN PELAJARAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Kliping ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya Kliping ini. Harapan
kami semoga Kliping yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab
itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Woha, 17 November 2022

Penyusun
NOVITA SARI
KLIPING KASUS PELANGGARAN HUKUM DAN SANKSINYA

1. KASUS JEFRI NICHOL

Majelis hakim yang memimpin persidangan menyatakan Jefri nichol dan dua tergugat
lainnya, Junita Eka Putri ibunda Jefri Nichol dan mantan manajer Baetz Agagon, bersalah
dan wajib membayar Rp4,2 miliar ke Falcon Pictures.

"Satu, menyatakan tergugat satu, tergugat dua, dan tergugat tiga secara sah melakukan
wanprestasi," ucap majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dilansir dari detikhot,
Rabu (16/12).

Perjalanan kasus wanprestasi Jefri Nichol terhadap Falcon Pictures telah bergulir selama
beberapa bulan. Melansir laman detikhot, Falcon Pictures menggugat Jefri Nichol, sang ibu,
dan Baetz Agagon sebesar Rp4,2 miliar.

Sanksinya :

Jaksa menjatuhkan tuntutan tersebut karena Jefri dinilai terbukti melanggar Pasal 127 ayat 1
huruf a UU no 35 tahun 2009 tentang narkotika. Hal tersebut dikatakan Jaksa Penuntut
Umum (JPU) Jefri Hardi dalam membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Senin (21/10/2019). "Menyatakan terdakwa Jefri Nichol bersalah melakukan tindak pidana
tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 127 ayat 1 huruf a UU no 35 tahun 2009
tentang narkotika," ujar Jefri Hardi saat membacakan tuntutan. Jaksa menjatuhkan pidana
kurungan selama 10 bulan, tetapi pidana tersebut diganti dengan masa rehabilitasi yang
tengah dijalani di RSKO Cibubur.
2. KASUS FERDY SAMBO

Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo akhirnya mengakui
soal pembunuhan Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat. Pengakuan Ferdy itu
disampaikan dalam pemeriksaan oleh tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Prabowo di Markas Korps Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok, Kamis
kemarin, 11 Agustus 2022.

Penembakan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat pada 8 Juli 2022 menjadi kasus
yang menarik perhatian publik akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan penembakan tersebut
dilakukan oleh atasannya, Irjen Ferdy Sambo, di rumah dinas Ferdy di Kompleks Rumah
Dinas Polri, Jalan Duren Tiga Utara, Jakarta Selatan. Kasus ini semakin menarik perhatian
karena adanya rekayasa skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo. Berdasarkan penyelidikan,
Komnas HAM menyatakan Sambo telah melakukan pelanggaran HAM berupa penghilangan
hak untuk hidup dan hak memperoleh keadilan. Selain itu, Sambo dan pelaku lain juga telah
melakukan obstruction of justice atau upaya menghalangi penegakan hukum. Tindakan ini
berimplikasi pada pemenuhan akses keadilan dan kesamaan di hadapan hukum. Akibat kasus
ini, Sambo telah resmi dipecat dari Polri, 19 September 2022.

Sanksinya :

Terkait kasus pembunuhan berencana, Sambo dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto
Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Ancaman pidananya
maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun.
3. KORUPSI BUPATI BANJARNEGARA

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang memvonis Bupati Banjarnegara
nonaktif Budhi Sarwono dengan hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp 700 juta subsider 6
bulan kurungan. Hakim menyatakan Budhi terbukti menerima suap dari proyek di
Banjarnegara.

“Terbukti dakwaan kesatu,” kata pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri, Kamis, 9 Juni
2022. Sidang berlangsung di Pengadilan Tipikor Semarang hari ini.

Ali mengatakan hakim menyatakan Budhi Sarwono terbukti melanggar Dakwaan kesatu yaitu
Pasal 12 huruf i Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
UU Nomor 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP.

Sanksinya :

Selain Budhi, Hakim juga memvonis 8 tahun dan denda Rp 700 juta subsider 6 bulan
terhadap orang kepercayaannya, Kedy Afandi.

Ali mengatakan pertimbangan yang memberatkan adalah Budhi tidak mendukung program
pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersi dari kolusi, korupsi dan nepotisme.
Budhi juga tidak mengakui perbuatannya.
4. INDRA KENZ DAN DONI SALMANAN TERSANDUNG KASUS AFILIATOR
BINOMO, ARTI AFILIATOR..

Apa Itu Afiliator Binomo?

Afiliator Binomo adalah individu yang bertugas mempromosikan bisnis di aplikasi tersebut.
Afiliator dapat memperoleh penghasilan jika berhasil menarik orang baru untuk berinvestasi
di Binomo.

Keuntungan itu lalu dicairkan Indra Kenz ke rekening pribadinya. Perbuatan Indra Kenz,
sebut jaksa, telah memberikan harapan palsu kepada masyarakat untuk bisa kaya raya secara
instan. Indra Kenz, kata jaksa, juga membuat para korban seolah-olah sedang mengikuti
trading. Padahal, Indra Kenz tahu Binomo tidak memiliki izin dari Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Akibat perbuatan Indra Kenz, lebih dari 100
korban mengalami kerugian lebih dari Rp83,365 miliar.

"Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, para korban mengalami kerugian yang besar dengan
rincian ada 144 korban dengan total Rp 83.365.707.894," kata jaksa.

Indra Kenz dalam kasus ini juga dijerat dengan pasal tindak pidana pencucian uang. Namun,
dalam persidangan ini, jaksa hanya membacakan jeratan pasal TPPU-nya saja.

Sanksinya :

Pasal yang didakwakan adalah Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 27 ayat 2 dan/atau Pasal 45A ayat
1 juncto Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kemudian, Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 3 dan atau Pasal 4 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang. Dengan ancaman 13-20 Tahun penjara
5. BOM DAN BAKU TEMBAK THAMRIN

Aksi teror bom disusul baku tembak antara teroris dan polisi terjadi di depan gedung Sarinah,
Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Dalam aksi teror tersebut, delapan orang
tewas dan 26 orang lainnya luka-luka. Ledakan bom pertama terjadi di sebuah kedai kopi
ternama di kawasan tersebut. Tak berselang lama, terdengar ledakan kedua dari pos polisi tak
jauh dari lokasi pertama. Setelah itu, terjadi baku tembak antara dua pelaku dan polisi. Para
pelaku bahkan sempat melempar granat rakitan ke arah polisi. Aksi ini berakhir usai dua
pelaku tewas terkena ledakan bom yang mereka bawa dan ditambah tembakan polisi.
Belakangan diketahui, dalang aksi teror tersebut adalah Aman Abdurrahman, yang juga
dikenal sebagai Ketua Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Indonesia. Ia juga mendirikan
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS. Saat peristiwa tersebut, Aman
merupakan residivis kasus terorisme pelatihan teror di Aceh yang baru bebas usai
mendapatkan remisi pada 17 Agustus 2017. Ia kemudian kembali diadili. Aman dinyatakan
bersalah dan divonis mati pada 22 Juni 2018. Selain Aman, dalang aksi yang lain adalah Iwan
Darmawan Muntho alias Rois. Saat itu, ia berstatus narapidana hukuman mati kasus bom di
Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta. Para pelaku lain yang terlibat dalam aksi ini
juga telah divonis empat hingga sepuluh tahun penjara.

Sanksinya :

Fahrudin alias Abu Zaid, salah satu terdakwa kasus bom Thamrin dituntut enam tahun
penjara dalam sidang dengan agenda pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat,
Selasa (1/11/2016). Jaksa Penuntut Umum, Nana Riana, dalam tuntutannya menyatakan
Fahrudin terbukti bersalah melanggar Pasal 15 juncto Pasal 6 Undang-Undang RI Nomor 15
Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pemberantasan Terorisme. "Jaksa Penuntut Umum
dalam perkara ini menuntut supaya majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang
memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan pidana penjara 6 tahun, dikurangi
hukuman yang sudah dijalani terdakwa," kata Nana saat membacakan tuntutannya.
6. PEMBUNUHAN WAYAN MIRNA SALIHIN DENGAN KOPI SIANIDA

Mirna meninggal usai minum kopi di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada
6 Januari 2016. Jessica Kumala Wongso, salah satu teman Mirna yang pada saat itu datang
lebih awal dan langsung memesankan es kopi buat Mirna menjadi saksi dari kejadian
tewasnya Mirna. Setelah polisi melakukan gelar perkara uji labfor terhadap beberapa barang
bukti yang mereka kumpulkan selama proses penyidikan, sejumlah fakta mengejutkan
muncul. Salah satunya terdapat kandungan sianida di kopi yang diminum Mirna dan bahwa
indikasi menunjukkan bahwa pelakunya adalah Jessica.

Sanksinya :

“Dijerat Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana,”
ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal di Markas
Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (27/1).

Pasal tersebut berbunyi, seseorang yang dengan sengaja atau berencana menghilangkan
nyawa seseorang, akan mendapat hukuman maksimal yaitu hukuman mati.

Anda mungkin juga menyukai