Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan anugerah-Nya kepada Kami semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan
tugas ini dalam bentuk makalah dengan sedaya mampu Kami.
Dalam pembuatan tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah
yang berjudul tentang “Sejarah Sebagai Ilmu” .
Sebagai penulis, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu Kami mengaharapkan  
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari saudara/saudari, demi
mengembangkan dan menyempurnakan isi makalah ini di masa yang akan
datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan
terima kasih.

           
            Tim Penulis,

                       
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ………………………………………………. ………………
1.2     Rumusan Masalah …………………………………………………...……
1.3     Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu………………………………………….
2.2 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu…………………………….….

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..……


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kata pertama yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata “sejarah” adalah
masa lalu, manusia purba, zaman kuno, dinosaurus, ataupun hal lainnya yang
berbau  purba. Ya , sejarah memang menggambarkan tentang masa lalu. Sejarah
sendiri berasal dari tiga bahasa yaitu bahasa arab, bahasa jerman, dan bahasa
inggris. Menurut Frederick dan Soeroto (1984:1) mengungkapkan asal mula kata
sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari kata “Syajarotun” yang berarti
pohon. Maksud dari kata ini yaitu pohon  jalannya kehidupan. Dalam bahasa
Jerman diambil dari kata “Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang dibuat oleh
manusia. Sedangkan, dalam bahasa Inggris diambil dari kata “History” yang
diserap dari bahasa Yunani “Istory” yang artinya orang-orang pandai.

Menurut Abramowitz (Burher dalam Windscale , 1970:42)"history as a


chronology of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi
atas suatu kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Costa (Burger dalam Windscale,
1970: 44) sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of the whole human
experience". Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh
pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa/nation dimasa lalu
tentang kehidupan umat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah urutan kejadian di masa lalu
tentang kehidupan manusia yang menarik dan unik. Hal itu dapat dikatakan
sejarah apabila memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa, sehingga dapat atau
mudah diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui dalam sejarah Negara
atau bahkan dunia.
                   

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1        Apa pengertian sejarah sebagai ilmu?
1.1.2        Mengapa sejarah dijadikan sebagai ilmu?

1.3    Tujuan
1.3.1        Mengetahui pengertian sejarah sebagai ilmu.
1.3.2        Mengetahui alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu


            Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi.
Diantaranya adalah sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah
sebagai ilmu. Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara
atau daerah. Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai sejarah
masa lalunya.
            Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia selalu mengenang
dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
dan mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia. Hal ini
terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan
pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Seperti
diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus,
mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang
hari kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-
sekolah seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata
pelajaran di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
            Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu
pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi
pada jenjang sosial tertentu.
            Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan mulai
dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah
diungkapkan oleh Shuderman(2012) “ ilmu sejarah berusaha mencari hukum-
hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari
penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah
sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan dibuktikan secara
keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari keabsahannya tersebut muncul metode dalam
sejarah. Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat sejarah
mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah

sebagai ilmu, dari berbagai definisi tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan
oleh Shuderman(2012) yaitu.

Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge)


tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau
yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan
metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman
adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara
berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui
oleh para sejarawan.
            
2.2 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu

            Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi
syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan
memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang
memiliki tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti
biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti
biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-
aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam
mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya.
Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau
kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
            Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu
empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.
Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut :
2.2.1 Sejarah Itu Empiris

Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan


ungkapan  Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani
yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman
yang masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati
dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya
oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda.
Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan
bukti sebagai objeknya.  Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari
bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang
suatu hal, akan tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah
itu hanya terjadi satu kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat
proklamasi. Kejadian ini tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk
diteliti. Hal ini yang menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para
sejarawan dalam mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran
dalam sejarah hanya ada pada peristiwa itu semdiri.

2.2.2 Sejarah Memiliki Objek

Berbeda dari  sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah


mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek
penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi waktu sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana
menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya
mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka
dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.

2.2.3 Sejarah Memiliki Teori


Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja,
hal ini juga memicu munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat
dalam sejarah ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain,
contohnya saja di Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda
mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat
filosof. Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih
kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.

2.2.4 Sejarah Mempunyai Generalisasi


Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo
dalam bukunya pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti umum. Sama dengan
ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu
diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat
ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan atau
antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan dapat dianggap
sebagai kebenaran umum.

Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari


kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu
yang belum mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan
dengan sejarah akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.

2.2.5 Sejarah Mempunyai Metode


Dalam perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang
digunakan dalam penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey(dalam
Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan untuk
mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses
penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau
kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi
dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah
sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 definisi sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu
yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik
ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
3.1.2 Alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu karena sejarah memiliki syarat sebagai
ilmu, yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki
metode.
DAFTAR RUJUKAN

Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick, W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Windscale, H. 2012. Pengertian dan Definisi Sejarah Menurut Para Ahli. (Online).
http://kaiser-of-history.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-sejarah-
menurut.html. Diakses tanggal 18 September 2013.
Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ).
http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses
tanggal 18 september 2013.
MAKALAH SEJARAH
SEJARAH SEBAGAI ILMU
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 1 :
1.ARMIA
2.NURAINI
3.ELGA FICHMAN
4.OLHA AMARIA
5.SUARNI
6.IMEL
7. ALYA REZI ANASTASYA

Anda mungkin juga menyukai