Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH SEBAGAI ILMU

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran: Sejarah


Dengan Guru Mata Pelajaran: Ibu Yani Maryani, S.Pd

Di susun oleh: Kelompok 3


1. Azfira Nurul Fadilah
2. Dede Apriliani
3. Hendri
4. Lisna
5. Mutia Oktaviani
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kata pertama yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata “sejarah” adalah
masa lalu, manusia purba, zaman kuno, dinosaurus, ataupun hal lainnya. sejarah
memang menggambarkan tentang masa lalu. Sejarah sendiri berasal dari tiga
bahasa yaitu bahasa arab, bahasa jerman, dan bahasa inggris. Menurut Frederick
dan mengungkapkan asal mula kata sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari kata “Syajarotun” yang berarti
pohon. Maksud dari kata ini yaitu pohon  jalannya kehidupan. Dalam bahasa
Jerman diambil dari kata “Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang dibuat oleh
manusia. Sedangkan, dalam bahasa Inggris diambil dari kata “History” yang
diserap dari bahasa Yunani “Istory” yang artinya orang-orang pandai.
Menurut Abramowitz (Burher dalam Windscale , 1970:42)"history as a
chronology of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi
atas suatu kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Costa (Burger dalam
Windscale, 1970: 44) sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of the whole
human experience". Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh
pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa/nation dimasa lalu
tentang kehidupan umat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah urutan kejadian di masa lalu
tentang kehidupan manusia yang menarik dan unik. Hal itu dapat dikatakan
sejarah apabila memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa, sehingga dapat atau
mudah diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui dalam sejarah Negara
atau bahkan dunia.
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1        Apa pengertian sejarah sebagai ilmu?
1.1.2        Mengapa sejarah dijadikan sebagai ilmu?

1.3    Tujuan
1.3.1        Mengetahui pengertian sejarah sebagai ilmu.
1.3.2        Mengetahui alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu


            Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi.
Diantaranya adalah sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah
sebagai ilmu. Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu
negara atau daerah. Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai
sejarah masa lalunya.
            Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia selalu mengenang
dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
dan mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia. Hal ini
terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan
pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Seperti
diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus,
mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang
hari kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-
sekolah seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata
pelajaran di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
            Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu
pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi
pada jenjang sosial tertentu.
            Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan mulai
dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah
diungkapkan oleh Shuderman(2012) “ ilmu sejarah berusaha mencari hukum-
hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari
penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah
sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan dibuktikan secara
keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari keabsahannya tersebut muncul metode dalam
sejarah. Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat sejarah
mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah

sebagai ilmu, dari berbagai definisi tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan
oleh Shuderman(2012) yaitu.

Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge)


tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau
yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan
metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman
adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara
berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui
oleh para sejarawan.
            
 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu

            Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi
syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan
memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang
memiliki tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti
biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti
biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-
aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam
mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya.
Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau
kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
            Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu
empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.
Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut :
 Sejarah Itu Empiris

Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan


ungkapan  Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani
yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman
yang masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati
dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya
oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda.
Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan
bukti sebagai objeknya.  Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari
bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang
suatu hal, akan tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah
itu hanya terjadi satu kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat
proklamasi. Kejadian ini tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk
diteliti. Hal ini yang menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para
sejarawan dalam mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran
dalam sejarah hanya ada pada peristiwa itu semdiri.

 Sejarah Memiliki Objek

Berbeda dari  sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah


mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek
penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi waktu sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana
menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya
mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka
dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.

 Sejarah Memiliki Teori


Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja,
hal ini juga memicu munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat
dalam sejarah ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain,
contohnya saja di Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda
mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat
filosof. Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih
kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.

 Sejarah Mempunyai Generalisasi


Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo
dalam bukunya pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti umum. Sama dengan
ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu
diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat
ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan atau
antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan dapat dianggap
sebagai kebenaran umum.

Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari


kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu
yang belum mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan
dengan sejarah akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.

 Sejarah Mempunyai Metode


Dalam perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang
digunakan dalam penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey(dalam
Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan untuk
mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses
penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau
kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi
dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah
sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian
B. FUNGSI SEJARAH SEBAGAI ILMU

Menurut Ismaun mengatakan bahwa fungsi sejarah sebagai ilmu pada


umumnya dapat dibedakan:

a. Fungsi Ilmiah (teoretis), ialah sama dengan fungsi ilmu pada umumnya.
Menurut Betrand Russel
ada dua fungsi, yaitu:
Untuk memungkinkan kita mengetahui atau mengerti sesuatu.
Memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu.

b. Fungsi Praktis, yakni dari ilmu sejarah diperoleh kegunaan praktis (practical
value). Fungsi praktis
pengajaran sejarah dapat diartikan secara positif, tetapi juga dapat diartikan secara
negatif. Fungsi
sejarah pada hakikatnya untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman yang
mendalam dan
lebih baik tentang masa lampau, untuk dapat memahami masa sekarang serta
dalam prospektif
masa yang akan datang.
Dalam pembelajaran di sekolah, fungsi sejarah adalah untuk memperkenalkan
peserta didik kepada pengalaman kolektif dan masa lalu bangsanya. Tanpa sejarah
kita tidak mempunyai pengetahuan mengenai siapa kita ini dan bagaimana kita
menjadi seperti sekarang ini. Adalah peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam
sejarah yang membuat kita tahu apa yang telah dipikirkan, dirasakan, atau
diperbuat oleh manusia. Pada gilirannya, orang-orang sesudah kita tidak akan
mengetahui keberadaan kita sekarang ini, jika kita tidak meninggalkan catatan-
catatan mengenai kehadiran diri kita.

Kajian sejarah itu penting bukan hanya karena sejarah menceritakan kepada kita
tentang diri kita sebagai manusia di dunia, tetapi juga nilainya (value) dalam
mengembangkan kemampuan kita berpikir dan melakukan inkuiri. Berdasarkan
hal tersebut, mempelajari sejarah mampu mengabadikan pengalaman masyarakat
masa lampau yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Konsep Dasar Sejarah

A. Pengertian Sejarah
Dalam masyarakat awam sejarah sering di identikkan dengan nama tokoh ,candi ,
tanggal , tahun dan tempat terjadinya peristiwa . kata sejarah berasal dari bahasa arab
yaitu syajaratun , artinya pohon . sebuah pohon terdiri dari akar, dahan, ranting dan daun
sehingga sejarah diartikan sebagai asal usul , riwayat dan silsilah yang menyerupai
sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari kisah masa lalu di kenal dengan
istilah Tarikh. Di Eropa , sejarah dikenal dengan istilah history (Inggris) , histoire
(Perancis) , storia (Italia) , semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang
artinya orang pandai sementara dalam bahasa belanda sejarah disebut dengan
geschiedenis (terjadi), dalam bahasa jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi)
dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan
manusia. Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang
lingkup sejarah, hanya kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya
dan masa-masa berikutnya. 

B. Sejarah dari Berbagai Sudut Pandang


1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa diartikan sebagai peristiwa masa lampau manusia yang benar-
benar terjadi (histoire realita), sehingga hanya terjadi satu kali saja , yaitu pada saat
kejadiannya sedang berlangsung , sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa-masa
selanjutnya .
Setiap peristiwa yang terjadi akan berbeda dengan peristiwa sebelumnya, kalaupun
peristiwa nya sejenis , tetapi waktu dan tempat serta pelaku (actor) sejarahnya berbeda .
sering juga ada istilah sejarah berulang , sebetulnya yang berulang bukan peristiwanya
tetapi gejala dari peristiwa itu yang berulang .
Ciri utama dari Sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut.
• Abadi,
karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan
tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh karena itulah maka peristiwa tersebut atas tetap
dikenang sepanjang masa.
• Unik,
karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika
ingin diulang tidak akan sama persis.
• Penting,
karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula
menentukan kehidupan orang banyak.
Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat
diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang
telah terjadi. Agar sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus
memenuhi ciri-ciri berikut ini.
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu
maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut.
Adanya hubungan sebab akibat baik karena faktor dari dalam maupun dari luar peristiwa
tersebut. Penyebab adalah hal yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.
Hal ini disebabkan karena sejarah pada hakekatnya adalah sebuah perubahan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks
waktu. Perubahan tersebut dapat meliputi berbagai aspek kehidupan seperti politik,
sosial, ekonomi, dan budaya.
Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolut atau mutlak dan objektif. Sejarah
sebagai peristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang
benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat
dilihat dari fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek kehidupan manusia seperti peristiwa politik, ekonomi, dan sosial.
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah (histoire reite) , dapat diartikan sebagai rekontruksi peristiwa masa
lampau oleh manusia masa kini melalui berbagai fakta dan fenafsiran . sejarah sebagai
kisah dapat kita baca dalam berbagai buku sejarah , majalah atau Koran, atau pada saat
guru menjelaskan Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung pada
interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi
lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor kepribadian si penulis atau penutur cerita.
Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau
tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau.
Sejarah sebagai kisah dapat diulang, ditulis oleh siapapun dan kapan saja. Untuk
mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau
dirumuskan dari sumber sejarah. Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat diangkat dan
dikisahkan hanya peristiwa penting yang dapat dikisahkan.
Faktor yang harus diperhatikan dan mempengaruhi dalam melihat sejarah sebagai kisah,
adalah sebagai berikut.
- Kepentingan yang diperjuangkannya.
Faktor kepentingan dapat terlihat dalam cara seseorang menuliskan dan menceritakan
kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan tersebut dapat berupa kepentingan pribadi maupun
kepentingan kelompok.
- Kelompok sosial dimana dia berada.
Dalam hal ini adalah lingkungan tempat ia bergaul, berhubungan dengan sesama
pekerjaannya atau statusnya. Darimana asal pencerita sejarah tersebut juga
mempengaruhi cara penulisan sejarah.
- Perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengetahuan dan latar belakang kemampuan ilmu yang dimiliki pencerita sejarah juga
mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikan.
Hal tersebut dapat terlihat dari kelengkapan kisah yang akan disampaikan, gaya
penyampaian, dan interpretasinya atas peristiwa sejarah yang akan dikisahkannya.
- Kemampuan bahasa yang dimilikinya.
Pengaruh kemampuan bahasa seorang penutur/pencerita sejarah sebagai kisah terlihat dari
hasil rekonstruksi penuturan kisah sejarah. Hal ini akan sangat bergantung pada
kemampuan bahasa si penutur kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai ilmu & sejarah sebagai seni
Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia , maka ilmu sejarah adalah ilmu yang
mempelajari peristiwa masa lampau manusia. Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu-
ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. empiris : diperoleh melalui penemuan dan pengamatan yang dilakukan berdasarkan
fakta-fakta sejarah yang ada
2. mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain , sejarah mempunyai obyek ,
3. obyek material : manusia
4. obyek formal : aktivitas manusia yang pernah terjadi dalam suatu rentang waktu di
masa lampau
5. teori : kaidah-kaidah pokok sebagai suatu ilmu , seperti teori challenge and respons,
teori masuknya hindu .
6. metode : sejarah mempunyai cara tersendiri dalam penelitiannya maupun
penulisanya. Sejarah sebagai seni , yang dimaksud diantaranya ketika seorang sejarawan
menuliskan kembali peristiwa masa lampau itu . dalam penulisan sejarah (historiografi )
seorng sejarawan memerlukan beberapa pemahaman seperti, layaknya seorang seniman ,
sebagai seni adalah sejarah yang disajikan secara naratif dan imajinatif dengan
menonjolkan unsur-unsur cerita , kisah atau peran tetapi tetap berpijak pada fakta –fakta
yang ada .
C. Karakteristik Sejarah
1. Hubungan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial
Sejarah sebagai ilmu, tentunyamempunyai keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya. Konsep dalam ilmu sejarah meliputi : waktu (time), ruang
(space), perubahan (change), aktivitas manusia (man), kesinambungan (continuity) .
Walaupun berbeda dengan disiplin ilmu social lainnya tetapi dalam perkembangannya
peran dari ilmu –ilmu social dalam penulisan sejarah sangat di erlukan para sejarawan
banyak meminjam teori atau konsep ilmu sosial, diantaranya:
a. Geografi : terkait erat dengan latar geografis , dimana peristiwa sejarah itu terjadi
dengan kata lain geografi merupakan panggung sejarah.
b. Politik : membantu menyelaraskan data politik dan kejadian yang mempengaruhi
pengalamansejarah manusia.
c. Sosiologi : membantu menjelaskan aktivitas kolektif manusia di masa lampau ,
peristiwa sejarah yang merupakan hasil dari interaksi antar manusia sangat membutuhkan
konsep-konsep sosiologi.
d. Antropologi : dapat membantu sejarah dalam mengkaji pola-pola perilaku , keyakinan ,
kebudayaan dalam suatu masyarakat.
e. Arkeologi : membantu sejarah dalam menemukan dan menganalisis sumber-sumber
sejarah .
f. Ekonomi : usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dimasa lampau dapat
dijelaskan lebih rinci dengan meminjam konsep dari ilmu ekonomi.
g. Psikologi : banyak membantu sejarah dalam menjelaskan perilaku para tokoh actor
pelaku sejarah.
2. Karakter sejarah
Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu, maka yang menjadi konsep
dasar sejarah adalah waktu (time), ruang (space), kegiatan manusia (human activities),
perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari mata
pelajaran sejarah diantaranya adalah: 
a. Sejarah terkait dengan peristiwa masa lampau : materi pokok pembelajaran sejarah
adalah produk masa kini dalam bentuk rekontruksi peristiwa peristiwa masa lampau
berdasarkan sumber-sumber yang ada .
b. Bersifat kronologi : dalam mengorganisasikan materi pembelajaran harus berdasarkan
urutan waktu kejadian .
Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu
sejarah erat hubungannya dengan jawaban dari pertanyan-pertanyan what (apa), who
(siapa) , when (kapan) , where (dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana) .Roeslan
Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi,
yaitu pertama, penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa
depan (to study history is to study the past to built the future). Presfektif waktu dalam
sejarah adalah waktu lampau yang terus berkesinambungan, dimana waktu dilihat sebagai
sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di lihat sebagai sebuah sebuah
proses yang terus berjalan dari masa lampau – masa kini - masa yang akan datang.
Sejarah merupakan prinsip sebab akibat antara fakta yang satu dengan yang lainnya,
antara peristiwa yang satu dengan lainnya merupakan sebuah rangkaian yang tidak
terpisah-pisah, peristiwa sejarah yang satu di akibatkan atau disebabkan oleh peristiwa
sejarah yang lain.
D. Konsep-konsep Dasar Sejarah 
1. Periodisasi sejarah
Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya
. dalam rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan
melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua
peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka
digunakan pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu. Suatu
momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu
yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan
periodisasi sejarah. Contoh periodisasi sejarah dalam masyarakat tradisional biasanya di
dasarkan pada kurun waktu kekuasaan raja
Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa zaman
yaitu: 
….. –  400       Zaman Prasejarah Indonesia
400 – 1500 Zaman Pengaruh Hindu-Budha dan Pertumbuhan Islam
1500 – 1670 Zaman Kerajaan Islam dan Mulai masuknya Pengaruh Barat serta
Perluasan Pengaruh VOC
1670 – 1800 Masa penjajahan oleh VOC
1800 – 1811 Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels
1811 – 1816 Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris)
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan
yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan
suatu hal yang pokok 
2. Kronologi sejarah
Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada
setiap kurun waktu , maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus
dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah
disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu kejadian). Tujuan dibuatnya
kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam
periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya. Kronologi
sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut,
sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian
berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan
kuasalitas (sebab-akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya
hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
E.  Jenis-jenis Sejarah 
Berdasarkan subyeknya yaitu :
a) sejarah konvensional (sejarah lama/old history)
b) sejarah baru (new history)
Dalam sejarah konvensional subyek yang menjadi kajian adalah kisah perkembangan
kerajaan, negara, pemimpin, raja (kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang
disajikan secara kronologis. Dengan demikian sejarah konvensional lebih mengutamakan
unsure kejadian , peristiwa, kisah serta urutan kejadian. Dalam sejarah baru, subyek yang
menjadi kajian lebih luas meliputi berbagai golongan masyarakat (di luar istana dan
birokrasi pemerintahan ). Dalam penulisannya sering menggunakan berbegai teori dari
disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih berorientasi kepada masalah , bukan
pada peristiwa dan urutan kejadian. Dengan demikian sejarah baru lebih bersifat tematis
seperti sejarah kebudayaan , sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll.
F. Fungsi Sejarah
1. Sejarah sebagai pelajaran.
Pengalaman adalah guru yang paling baik, manusia banyak belajar dari pengalaman
hidupnya baik pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain atau generasi
sebelumnya. Pengalaman merupakan peristiwa masa lalu , dan dari peristiwa itulah kita
dapat mengambil hikmahnya (pelajaran), sebagai contoh kemajemukan masyarakat
Indonesia pada masa lalu di manfaatkan oleh penjajah untuk melakukan devide et impera,
dan berhasil, akibatnya bangsa Indonesia di jajah sampai ratusan tahun
lamanya. Peristiwa masa lalu tersebut memberikan pelajaran kepada generasi sekarang,
sehingga generasi sekarang harus mampu memandang kemajemukan bukan sebagai hal
negatif, tetapi harus di sikapi secara positif.
2. Sejarah sebagai inspirasi.
Berbagai peristiwa masa lalu dapat memberikan inspirasi (ilham) pada generasi
berikutnya. Masa sekarang dan yang akan datang tidak akan terlepas dari masa lalu
karena waktu merupakan sebuah garis linier, tidak ada suatu peristiwa yang terjadi secara
tiba-tiba, tidak ada peristiwa masa kini yang terputus dari peristiwa masa lampau. Dengan
memahami masa lalu manusia dapat menarik benang merahnya dengan masa kini, contoh
sesorang menjadi anggota TNI setelah terinspirasi oleh kepahlawanan Jendral Sudirman.
3. Sejarah sebagai rekreasi.
Setiap sejarah selalu bersamaan dengan kebudayaan nya , sehingga ketika membicarakan
sejarah sering dikaitkan dengan benda peninggalan masa lampau seperti candi, keraton,
patung dan benda budaya lainnya. Orang mengunjungi keraton, candi atau museum
sebetulnya orang tersebut telah menjadikan sejarah dengan fungsi (kegunan)
rekreasi(hiburan). Banyak buku-buku sejarah yang ditulis, termasuk di dalamnya biografi
ataupun auto biografi , semua itu merupakan sejarah sebagai kisah . ketika orang
membaca kemudian menjadi senang dan tertarik karena tulisan dan gaya bahasanya yang
komunikatif . sehingga pembaca dapat berimajinasi dengan isi bacaan buku-buku sejarah
tersebut , maka sejarah mempunyai guna rekreatif (hiburan ) seperti layaknya orang
membaca sebuah buku novel 
G. Dasar Penelitian Sejarah
1. Metode penelitian sejarah.
 a. Heuristik: berasal dari bahasa yunani, heursken (menemukan), dalam penelitian
sejarah, heuristic berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai
sumber sejarah. Untuk mendapatkan sumber tersebut dapat dilakukan dengan cara
mencari dokumen , mengunjungi situs sejarah, mengujungi museum dan perpustakaan,
wawancara pelaku atau saksi sejarah.
 b. Kritik: berbagai sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum tentu semuanya dapat
diterima, langkah berikutnya adalah menyeleksi atau menguji kebenaran dari sumber-
sumber tesebut, langkah itu dinamakan kritik. Kritik terbagi atas kritik intern dan
ekstern. Kritik ekstern (kritik terhadap keaslian sumber sejarah )diantaranya dapat
dilakukan dengan berdasarkan kepada : tipologi (menentukan usia berdasarkan type dari
benda budaya), stratifikasi (menentukan umur relative suatu benda berdasarkan pada
lapisan tanah dimana benda budaya tersebut ditemukan ), kimiawi (menentukan ketuaan
benda berdasarkan pada unsure kimia yang terkandung). Kritik intern adalah langkah
penyeleksian terhadap isi (materi) dari sumber sejarah (seperti : isi prasasti , isi naskah /
dokumen , dll) atau langkah terhadap validitas isi (materi) sumber sejarah. Misalnya
sebuah kitab kuno baru dapat di percaya kebenarannya apabila ada keterangan dari
prasasti , catatan sejarah yang mendukungnya. Sumber sejarah yang telah terseleksi
melalui kritik itulah di sebut dengan fakta .
 c. Interpretasi : berbagai fakta sejarah yang telah didapatkan kemudian dirangkai
sehingga mempunyai bentuk dan setruktur untuk direkrontruksi. Dalam proses inilah di
perlukan interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. Dalam menafsirkan
suatu faklta mutlak diperlukan landasan interpretasi agar tidak terjadi penafsiran yang
tanpa dasar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam
menafsirkan suatu fakta di antaranya karena adanya beberapa perbedaan seperti : idiologi,
kepentingan, tujuan, penulisan dan sudut pandang
 d. Historiografi : merupakan langkah terakhir yaitu proses penulisan dan penyusunan
kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah diberi
penafsiran peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat di
pengaruhi oleh subyektifitas si penulis dalam merekontruksinya.
Dalam penulisan sejarah perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasanya sehingga
orang tertarik untuk membacanya . dengan demikian penulisan sejarah mempunyai
unsure yang sama dengan penulisan sastra yaitu sama-sama menyajikan suatu kisah ,
bedanya dalam sejarah.
2. Pengertian sumber dan fakta sejarah.
Dalam penelitian sejarah, langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengumpulkan
sumber-sumber berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagai menjadi:
a. Sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad, naskah, arsip, Koran.
b. Sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung, stupa, nisan , senjata,
bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup.
c. Sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah.
d. Sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual seperti : kaset,
video compactdisk.
Berdasarkan sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi :
a. Sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal dari jamannya seperti
prasati, kronik, piagam, bangunan (candi, keratin, masjid), nisan
b. Sumber sekunder : sumbersejarah yang berasal dari sumber kepustakaan kuno (babad,
naskah, karya sastra) atau berupa sumber tiruan dari benda aslinya misalnya prasasti
tiruan (tinulad), terjemahan kitab kuno.
c. Sumber tersier: merupakan sumber yang berupa buku-buku sejarah yang telah disusun
di mana si pengarang tidak melakukan penelitian langsung. Tetapi berdasarkan kepada
hasil penelitian ahli sejarah (para sejarawan). 
Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta, sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah
dongeng. Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta
kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah
mempunyai beberapa bentuk yaitu :
 a. Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll
 b. Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
 c. Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia.
Fakta sejarah ada yang bersifat lunak artinya masih potensial untuk diperdebatkan,
misalnya mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya, ibukota kerajaan tarumanegara,
kerajaan hindu di jawa barat, dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda
pendapat. Sedangkan fakta sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi
consensus (kesepakatan) umum, misalnya mengenai Soekarno-Hatta sebagai tokoh
proklamator, semua berpendapat sama .
H. Jejak Masa Lampau
1. Peninggalan sejarah.
Peninggalan sejarah merupakan wujud benda-benda peninggalan kebudayaan manusia
pada masa lampau. Peninggalan sejarah tersebut diantaranya bangunan seperti : keraton,
punden/berundak, candi, masjid, makam, nisan, prasasti dll.peninggalan lainnya dalam
bentuk perhiasan baik yang terbuat dari batu, perak, emas, ataupun lainnya. Peninggalan
dalam bentuk peralatan hidup dan perhiasan , pada saat sekarang dapat kita lihat di
beberapa museum.
2.Monumen peringatan peristiwa sejarah.
Monumen peringatan biasanya dalam bentuk biasanya dalam bentuk sebuah bangunan
tugu, tujuanya untuk menganang suatu peristiwa sejarah yang terjadi di daerah tersebut,
selain itu pembangunan monumen tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dan
nilai moral dari suatu peristiwa sejarah kepada generasi berikutnya contoh dari monumen
antara lain monument pancasila sakti , monumen nasional , monumen yogja kembali.
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 definisi sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu
yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik
ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
3.1.2 Alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu karena sejarah memiliki syarat sebagai
ilmu, yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki
metode.
DAFTAR RUJUKAN

Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick, W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Windscale, H. 2012. Pengertian dan Definisi Sejarah Menurut Para Ahli. (Online).
http://kaiser-of-history.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-sejarah-
menurut.html. Diakses tanggal 18 September 2013.
Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ).
http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses
tanggal 18 september 2013.

Anda mungkin juga menyukai