Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRAKARYA

MASAKAN INTERNASIONAL

“KEBAB”

Disusun Oleh :

1. Adinda Febrianti (02)


2. Aulia Rachma (09)
3. Berliana Putri Larasati (10)
4. Brillian Auriga Religio (11)
5. Galang Kharisma (21)
6. Rohimatul Hasanah (32)

XI MIA 8
SMA Negeri 2 Bondowoso
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui materi masakan


internasional khususnya kebab, mengenai filosofi, definisi, dan cara pembuatan
nya

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada


pembaca. Makalah ini pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
Penulis mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Bondowoso, 16 April 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak sekali budaya budaya asing yang masuk
ke Indonesia. Baik itu dari segi pakaian, adat, seni, bahkan makanan. Dalam segi
makanan sendiri, sudah tak terhitung lagi jumlah makanan asing yang sudah di
kenal di Indonesia, bahkan diperjualbelikan di Indonesia. Salah satu makanan
asing yang paling banyak di jual di Indonesia, khususnya kota tempat tinggal
penulis di Bondowoso adalah kebab.
Menyadari hal ini, penulis ingin menjelaskan segala sesuatu tentang kebab
secara rinci, mulai dari definisi, filosofi, dan cara pembuatannya. Sehingga
dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui dan memahami dengan
jelas apa itu kebab dan juga cara pembuatannya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari kebab?
2. Apa filosofi dari kebab?
3. Bagaimana cara membuat kebab?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Sejarah Kebab
Kebab (kebap,kabab,kebob,kabob,kibob,kebhav,atau kephav) adalah
sebutan untuk berbagai hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk memakai
tusukan atau batang besi. Hidangan ini umum dijumpai dalam masakan Laut
Tengah, masakan Kaukasus, masakan Asia Tengah, masakan Asia Selatan, dan
masakan beberapa negara Afrika. Daging yang umum dipakai untuk kebab adalah
daging domba dan daging sapi, atau kadang-kadang daging kambing,daging
ayam,ikan,atau kerang. Kebab daging babi dikenal dalam masakan Azerbaijan ,
Bulgaria ,Siprus, Yunani , dan negara bagian Goa di India. Disajikan dengan
Tortila, roti khas Meksiko, dicampur dengan sayuran dan aneka sauce pilihan,
lantas digulung dan dipanggang kembali.

Makanan khas Timur Tengah ini menurut sejarahnya berasal dari Turki.
Namun ada juga yang mengatakan dari Arab yang dikenal dengan Kabbeh.
Makanan khas ini mulai meluas ketika para pedagang Turki mengadakan kontak
dengan masyarakat kota Berlin, Jerman sekitar abad 18. Aslinya daging kebab
dipanggang, disajikan dengan roti pita, paprika, dan saus. Dalam
perkembangannya mengalami penyesuaian dan pencampuran dengan kebiasaan
masyarakat Jerman. Di mana Kebab disajikan juga dengan aneka roti dan salad.
Pola pemanggangan daging Kebab pun mulai berkembang dari tradisional ke pola
modern menggunakan pemanggangan elektrik maupun gas. Di Jerman sendiri saat
ini Kebab mampu menyaingi Hamburger yang sudah lama mereka kenal.

2.2 Filosofi Kebab


Menurut seorang sejarawan makanan Arab, Sami al Hilali, seperti yang
dilansir dari Kebab berasal Bahasa Arab “Keba”, dengan arti “Berbalik”.

Hilali menjelaskan bahwa ia menggunakan daging kambing, daging sapi,


peterseli dan rempah-rempah yang diracik dengan tangan sendiri. Bahan tersebut
kemudian diletakkan pada tusuk sate. Tusuk sate yang digunakan tidak sama
dengan yang dipakai orang Amerika, tusuk sate ini lebih datar dan lebar, seperti
pedang yang tumpul.
2.3 Cara Pembuatan Kebab
Bahan :

 1 Kulit Kebab atau tortila


 Sosis atau kornet sesuai selera
 2 iris bawang bombay yang sudah ditumis
 1 lembar selada
 2 iris tomat
 1 iris mentimun
 2 potong kentang goreng
 50 gram daging kebab
 Saus tomat, saus pedas, mayones, merica bubuk secukupnya

Bahan Kulit Kebab :

 250 gr tepung terigu


 1/2 sdt garam
 1/2 sdt baking powder
 1/2 sdt gula pasir
 3 sdm minyak goreng
 100 ml susu cair hangat

Bahan Isi kebab :

 250 gr daging sapi/ayam giling/bisa diganti kornet


 1 bawang bombay iris halus
 3 siung bawang putih
 1/2 sdt garam
 lada,ketumbar,kayu manis,cabe,pala,jinten semua pakai yang bubuk &
masing-masing 1/2 sdt
 daun seledri secukupnya
 minyak goreng untuk menumis
Langkah-Langkah Membuat Kulit Kebab:

1. Masukkan tepung terigu ke wadah,garam,baking powder,gula pasir,tuangi


minyak aduk hingga berbulir
2. Masukkan susu cair hangat sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga
kalis
3. Tutup selama 1/2 jam dengan plastik / serbet
4. Setelah 1/2 jam bagi adonan menjadi 8 bulatan diamkan lagi 1/2 jam
5. Ambil 1 bulatan pipihkan giling dengan rolling kayu bisa juga botol sirup
sampai tipis dan melebar
6. Panggang diatas teflon dengan api kecil balik setelah menggelembung
7. Panggang hingga muncul bercak coklat angkat sisihkan dan tutup dengan
lap bersih

Langkah-Langkah Membuat Isi Kebab

1. Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum, masukkan daging
giling/kornet & aduk rata
2. Masukkan bumbu yang lain aduk rata hingga daging matang
3. Taburi daun seledri,angkat

Penyajian :

1. Ambil selembar kulit kebab tambahkan selada, bawang bombay iris,


tumisan daging, ketimun & tomat iris.
2. Kemudian tambahkan saos tomat, mayones jika suka pedas tambahkan
saus cabe gulung & padatkan
3. Kebab siap disajikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
budaya asing yang masuk ke Indonesia disambut sangat baik oleh masyarakat,
baik pakaian, adat, seni bahkan makanan dan masakan dari luar negeri. Salah satu
contoh dari makanan luar negeri yang sangat populer di Indonesia terutama di
kota Bondowoso adalah Kebab. Penjual makanan ini dapat dijumpai di banyak
tempat di kota Bondowoso. Makanan dan masakan luar negeri yang masuk ke
Indonesia cukup banyak, namun jangan sampai dengan budaya – budaya baru
yang masuk ke Indonesia lantas dapat mengurangi bahkan menghilangkan budaya
asli dari negara sendiri, kita dapat memanfaatkan budaya – budaya yang masuk ke
Indonesia sebagai inspirasi untuk mengembangkan budaya kita sendiri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai