Anda di halaman 1dari 2

Aulia Rachma/201810230311437

F 2018
Psikologi Keluarga

1. Apa saja tugas-tugas yang perlu dipersiapkan oleh keluarga yang berada dalam tahap
preschool family?
Keluarga utamanya orangtua memiliki peran yang penting dan krusial dalam tahap
preschool family. Kehadiran buah hati ditengah keluarga yang baru saja dibentuk
tentu menambah beban tugas baru yang juga perlu dipersiapkan. Tugas-tugas baru ini
lebih berfokus kepada perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal penting yang wajib
menjadi perhatian bahwa dalam tahap preschool ini anak-anak sedang mengalami
berbagai macam eskplorasi terhadap lingkungannya dan juga merupakan masa untuk
mempersiapkan anak-anak untuk bersekolah. Tugas yang perlu diperhatikan oleh
orangtua dalam tahap preschool family menurut Havighurst (dalam Jannah, 2015) ini
adalah memantau dan merangsang perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak
dengan cara berikut ini :
a. Toilet training, mengajarkan anak untuk buang air kecil dan besar dan berusaha
untuk bertanggung jawab atas keinginan tersebut. Toilet training dipandang
sebagai pembelajaran moral pertama bagi anak karena dapat melatih penguasaan
diri, membentuk pribadi yang hati-hati dan mandiri
b. Mengajari anak untuk membedakan jenis kelamin
c. Mengajarkan pada anak usaha untuk mencapai stabilitas fisiologis, hal ini penting
agar anak bisa merasakan perubahan yang terjadi pada dirinya sehingga bisa
menjaga keseimbangan tubuhnya
d. Membantu mengajarkan pembentukan konsep yang sederhana tentang realitas
fisik dan sosial
e. Mengajarkan kontak perasaan dengan orang-orang sekitarnya sehingga anak akan
membentuk hubungan emosional dengan orang lain
f. Mengajarkan anak untuk membedakan perbuatan baik dan buruk
2. Apa dampak yang dirasakan oleh orangtua saat anak-anak mereka mulai
meninggalkan rumah karena telah memasuki tahap launching family?
Dampak yang dirasakan keluarga khususnya orangtua saat berada dalam tahap
launching family menurut Aquilino (dalam Afiatin, dkk. 2016) adalah adanya
peningkatan hubungan emosional antara orangtua dan anak yang menjadi lebih dekat
dan suportif satu sama lain. Namun di satu sisi, perginya anak-anak dalam kehidupan
orangtua juga bisa memunculkan adanya sindrom kesepian atau sindrom sarang
kosong, yaitu sebuah perasaan sedih, depresi atau kehilangan yang merujuk pada
sebuah fenomena anak mulai meninggalkan orangtua untuk kuliah atau menikah.
Menurut Duvval dan Miller (dikutip oleh Dharmayanti & Lestari) orangtua yang
mengalami sindrom sarang kosong akan mengalami perubahan mulai dari peran
hingga tugas perkembangan yang berbeda, sehingga perlu adanya penyesuaian diri
agar orangtua bisa melewati tahap ini dan beranjak menuju tahap siklus keluarga
berikutnya.

Daftar Pustaka
Afiatin, T., Istianda, I. P., & Wintoro, A. Y. (2016). Happiness of working mothers
through family life stages. ANIMA Indonesian Psychological Journal, 31(3),
101-110.
Darmayanthi, N. K. P., & Lestari, M. D. Proses Penyesuaian Diri pada Perempuan
Usia Dewasa Madya yang berada pada Fase Sarang Kosong. Jurnal Psikologi
Udayana, 68-78.
Jannah, M. (2015). Tugas-tugas perkembangan pada usia kanak-kanak. Gender
Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 1(2), 87-98.

Anda mungkin juga menyukai