Oleh
Trisnawati ( K7119263)
Alhamdulilah dan puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan atas
terselesaikannya makalah dari kelompok 2 yang berjudul “Asas-Asas Pendidikan”
ini. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk-Nya, makalah ini dapat
diselesaikan.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak”.
Kelompok kami mengharapkan kritik dan saran dari teman, dosen pengajar, serta
pihak yang lain. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah Yang Maha Kuasa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membahas tentang pendidikan maka di dalamnya ada komponen-
komponen pendidikan. Komponen-komponen pendidikan yaitu tujuan
pendidikan, isi (materi) pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan,
pendidik, peserta didik, dan lingkungan pendidikan. Komponen tersebut
berperan penting dalam mencapai tujuan sistem pendidikan. Tujuan sistem
pendidikan terdapat dalam kurikulum pendidikan dengan urutan hirakhis
mulai dari (1) cita-cita nasional atau tujuan nasional, (2) tujuan
pembangunan, (3) tujuan institutional, (4) tujuan kurikulum, (5) tujuan
instruksional. Berhasil atau tidak berhasilnya proses pendidikan ditentukan
oleh komponen pendidikan. Keseluruahan komponen harus bekerjasama
saling mendukung proses pendidikan. Komponen tersebut memiliki
perannya masing-masing. Apabila salah satu komponen tidak mampu
menjalankan peran atau fungsinya maka dalam proses pendidikan akan
timbul permasalahan .
Mengenai permasalahan pendidikan, masih saja terjadi dalam
sistem pendidikan Indonesia. Salah satunya mengenai opini Ujian
Nasional, yang dianggap bahwa belajar hanya untuk mendapatkan nilai
ijazah; PR atau tugas; penguasaan semua mata pelajaran; kurikulum 2013
yang menuntut siswa tahu secara mendiri, hal ini mengakibatkan siswa
merasa seolah-olah belajar hanya untuk dirinya sediri; pembelajaran
dengan LCD proyektor, yang mungkin memberikan kemudahan dan
efisiensi dalam proses belajar . Tetapi meninggalkan berbagai efek seperti
mengantuk, rasa cepat bosan dan sakit mata. Apalagi jika ditayangkan
slide-slide tentang materi , siswa membaca dan memahami sendiri tanpa
ada penjelasan dari guru. Sebenarnya semua itu merupakan upaya untuk
meningkatkan pendidikan. Hanya saja ada yang salah dalam
pelaksanaannya. Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah setiap
komponen pendidikan harus memperhatikan asas-asas pendidikan. Asas
pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar, tumpuan, atau
pedoman dalam berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun
penyelenggaran pendididikan. Asas pendidikan memfokuskan kepada cara
penyelenggaran pendidikan dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang
bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan. Dalam makalah ini,
akan dijelaskan mengenai asas-asas pendidikan. Diharapkan menjadi
pedoman dalam menjalankan peran sebagai komponen pendidikan yang
sesuai dengan asas pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan asas pokok pendidikan?
2. Apa saja asas-asas pokok pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan Asas Tut Wuri Handayani ?
4. Apa yang dimaksud dengan Asas Belajar Sepanjang hayat?
5. Apa saja manfaat belajar sepanjang hayat?
6. Mengapa belajar sepanjang hayat dijadikan sebagai asas pendidikan?
7. Apa saja tujuan pendidikan sepanjang hayat?
8. Bagaimana tahapan atau proses belajar sepanjang hayat?
9. Apa yang dimaksud dengan Asas Kemandirian dalam Belajar?
10. Apa saja batasan tentang pendidikan ?
11. Apa saja tujuan pendidikan?
12. Bagaimana proses terjadinya pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari asas pendidikan
2. Untuk mengetahui macam asas-asas pokok pendidikan.
3. Untuk mengetahui definisi Asas Tut Wuri Handayani.
4. Untuk mengetahui definisi Asas Belajar Sepanjang Hayat.
5. Untuk mengetahui manfaat belajar sepanjang hayat.
6. Untuk mengetahui faktor belajar sepanjang hayat dijadikan asas
pendidikan.
7. Untuk mengetahui tujuan belajar sepanjang hayat.
8. Untuk mengetahui tahapan belajar sepanjang hayat.
9. Untuk mengetahui definisi Asas Kemandirian dalam Belajar.
10. Untuk mengetahui batasan tentang pendidikan.
11. Untuk mengetahui tujuan pendidikan.
12. Untuk mengetahui proses terjadinya pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Ki Hajar Dewantara
1) Motivasi
Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai
suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk
belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika
demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut
dengan berbagai cara, yaitu dengan menjelaskan pentingnya pelajaran
dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
2) Perhatian pada pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
Apabila hal itu tidak terjadi maka proses belajar akan mengalami
hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
3) Menerima dan mengingat
Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan
mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap
menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang sedang
belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan
dan pengingatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran,
dan interverensi.
4) Reproduksi
Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan
mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan
kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu
melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya
dengan cara yang mengesankan.
5) Generalisasi. Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu
menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang
lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan
hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
6) Menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik
Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahami dan dapat
menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa
peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat
memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan.
Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa
penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan umpan
balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia memahami
apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.
C. Asas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan
belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus
menjalankan peran komunikator, fasilitator, organisator. Pendidik
diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
sumber belajar tersebut.
1. Cara Belajar Siswa Aktif (CSBA). Dalam hal pendekatan belajar ini,
siswa dituntut mengambil prakarsa atau memikul tanggung jawab
tertentu dalam belajar-mengajar di sekolah, umpamanya melalui
lembaga kerja.
2. Belajar melalui modul.
3. Paket belajar.
4. Pengajaran berprogram.
2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap
komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat
menetukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu
kualitas komponen dan kualitas penglolaannya. Kedua segi tersebut satu
sama lainnya saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya
cukup baik, seperti tersedianya sarana-prasarana serta biaya yang cukup,
jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian
tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan
baik tetapi di dalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil
yang tidak optimal.
Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro,
meso dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa
kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk
UU pendidikan, peraturan pemerintah, SK mentri, SK dirjen, serta
dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang
lain.
Pengelolaan dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi
kebijakan-kebijakan nasional kedalam kebijakan operasional dalam ruang
lingkup wilayah dibawah tanggung jawab Kakanwil dan Depdikbud.
Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi
kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlangsung didalam lingkungan
sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan
pendidikan lainnya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala
sekolah, guru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya memegang
peran penting di dalam pengelolaan pendidikan untuk menciptakan
kualitas proses dan pencapaian hasil pendidikan. Misalnya seorang guru ia
wajib menguasai pengelolaan kegiatan belajar mengajar, termasuk
didalamnya pengelolaan kelas dan siswa.
Tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab
berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya
dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang optimal itu. Di sini
jelas bahwa pendayagunaan teknologi pendidikan memegang peranan
penting. Pengelolaan proses pendidikan harus memperhitungkan
perkembangan IPTEK. Karena itu setiap guru wajib mengikuti dengan
seksama inovasi-inovasi pendidikan terutama yang diseminasikan secara
luas oleh pemerintah serta PPSI, belajar tuntas (mastery learning),
pendekatan CBSA dan keterampilan proses muatan local dalam kurikulum
dan lain-lainnya agar dapat diambil manfaatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA