Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


MODUL 6

D
I
S
U
S
U
N

Nama – Nama Kelompok V : 1. CINDY MAULIDIA (835350256)


2. ERNA ROSLINA WATI SIMATUPANG(835333647)
3. IRFAN CAHYADI (835332337)
4. LENI ARMAIDA RITONGA(835340255)

DOSEN PEMBIMBING : ASNAH ,S.Pd.M.Si

UPBJJ MEDAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR) MODUL 6 .
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR). Dalam makalah ini membahas tentang Hakikat keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan, Komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan, Penerapan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perseorangan dalam pembelajaran kelas rangkap.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan
khususnya pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari
para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................i
Daftar isi................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................1
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Indentifikasi Masalah........................................................1
C. Rumusan Masalah.............................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................2
A. Kegiatan Belajar 1.............................................................3-11
A. Kegiatan Belajar 2.............................................................12-13
A. Kegiatan Belajar 3.............................................................14
BAB III PENUTUP................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................15
B. Saran...................................................................................15
C.Daftar Pustaka......................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH


Setelah mengkaji berbagai keterampilan mengajar yang secara khusus sangat di perlukan oleh
Guru PKR, kini tiba saatnya anda mempelajai satu keterampilan dasar mengajar yang
memungkinkan anda mengelola PKR secara lebih efektif.
Dengan menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan, anda akan
merasa lebih percaya diri dalam mengajar kelas rangkap. Anda akan lebih mampu mengatur
kegiatan sehingga waktu kegiatan akademik dapat di tingkatkan. Dengan meningkatnya
kemampuan anda dalammengajar kelompok kecil dan perseorangan anda akan merasa
tertantang untuk menerapkannya ketika anda harus mengajar dua kelas atau lebih dalam
waktu yang sama.
Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil dan perseorangan merupakan keterampilan
dasar mengajar yang paling kompleks. Oleh karena itu, sebelum berlatih menguasai materi di
modul ini anda harus sudah menguasai keterampilan dasar mengajar lain yang dibahas dalam
modul PKR terdahulu. Disamping itu, keterampilan dasar mengajar yang anda pelajari dalam
mata kuliah Strategi Belajar-Mengajar sangat erat kaitannya denan Modul ini.

B. Indentifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas bahwa hal – hal yang dihadapi guru dalam pembelajaran
kelas rangkap perlu memiliki model penggolahan dan pembelajaran kelas rangkap

C.     Rumusan Masalah


1.      Apa pengertian Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan?
2.      Mengapa Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan sangat penting bagi
seorang guru PKR?
3.      Bagaimana cara memvariasikan pengorganisasian dalam mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
4.      Apa saja hal-hal yang perlu di perhatikan sebagai Guru PKR dalam mengajar kelompok kecil
dan perseorangan?

1
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERSEORANGAN

A.    Pengertian
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil  dan
siswa – siswa yang belajar perseorangan .Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antar
pribadi yang akrab antara guru – siswa – siswa , kesempatan siswa untuk belajar sesuai
dengan minat dan kemampuan siswa dalam perencanaan pembelajaran.
Bentuk pembelajaran kelompok kecil dan perseorangan perlu diterapkan dalam pembelajaran
kareana bentuk pengajarannya ini dapat :
1.      Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa dengan
siswa. Siswa tidak saja belajar dari guru tetapi dari temannya sendiri.
2.      Siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, cara dan kecepatannya
sendiri. Siswa yang ingin belajar sendiri mendapat kesempatan untuk belajar sendiri, yang
ingin berkelompok boleh bekerja dalam kelompok. Siswa yang lebih cepat selesai dapat
membantu temannya.
3.      Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya. Oleh karena itu, guru perlu
tanggap terhadap kesulitan/masalah yang di hadapi siswa sehingga dapat member bantuan
tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhannya.
4.      Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat yang
akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.

B.     Rasional
Bagi seorang guru PKR, penguasaan keterampilan mengajar keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan
belajar mengajar karena hakikat kedua bentuk pengajaran hampir sama.
Mengapa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan perlu dikuasai guru?
Pertanyaan ini barangkali mengusik pikiran anda.Cobalah pikirkan jawabannya sebelum anda
mencermati alasan-alasan berikut.
1.      Pada dasarnya siswa mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam
pengajaran klasikal, guru memperlakukan siswa dengan cara yang sama sehingga perbedaan
kemampuan dan cara belajar siswa hampir tak pernah mendapat perhatian. Pengajaran secara
klasikal
2
memang perlu dilakukan agar siswa menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi,
namun haruslah dicari altermatif atau cara lain agar siswa juga dapat belajar sesuai dengan
kemampuan dan cara yang dipilihnya. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
2.      Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan terjadinya hubungan antar
pribadi yang lebih akrab dan sehat antara guru-siswa dan siswa-siswa. Guru dapat
memberikan perhatian lebih banyak pada siswa yang memerlukannya dan bahkan dapat
membuat siswa lebih percaya diri.
3.      Kadang-kadang siswa dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau
dengan cara belajar bersama teman, seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar
pendapat. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan hal ini terjadi.
4.      Kegiatan kelompok kecil memungkinkan siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga tangung
jawab dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja dalam kelompok memungkinkan siswa
untuk membangun kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Di
samping itu, sifat kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok
memerlukan seoran pemimpin kelompok.
5.      Sejalan dengan kegiatan kelompok, kegiatan individual atau perseorangan juga mempunyai
berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri, siswa akan mempunyai tanggung jawab belajar
yang lebih besar, disamping dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan kecepatannya sendiri.
Misalnya siswa sudah mampu memecahkan soal-soal berhitung yang di berikan guru, ia
dapat langsung mebgerjakan tugas lain, seperti membantu temannya, memecahkan soal-soal
yang lebih sukar ataupun bias belajar di perpustakaan.
Jika anda baca alasan-alasan diatas dengan cermat, anda tentu sepakat bahwa
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan akan membuahkan hasil dalam
terbentuknya berbagai sikap dan nilai serta terpenuhinya kebutuhan belajar siswa. Jika hal ini
dapat di wujudkan, tentu kepuasan akan muncul pada diri anda. Keberhasilan siswa dalam
belajar mencerminkan keberhasilan guru dalam mengajar.
Berkaitan dengan PKR, penguasaan guru yang mantap dalam mengajar
kelompok kecil dan perseorangan tentu akan memberikan nilai tambah. Seorang guru yang
mengajar kelas rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pengajaran kelompok kecil
atau perseorangan karena ia menangani lebih dari satu kelas. Ia tidak mungkin menerapkan
pengajaran klasikal secara terus menerus sebagaimana yang mungkin dilakukan oleh guru
yang hanya mengajar satu kelas. Oleh karena itu, seorang guru yang merangkap kelas
seyogyanya menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan sehingga
waktu kegiatan akademik (WKA) dapat di tingkatkan. Alasan lain pentingnya kemampuan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan bagi guru PKR adalah hakikat atau prinsip PKR,
yaitu:
3
1.      Keserempakan kegiatan belajar mengajar,
2.      Kadar tinggi WKA,
3.      Kontak psikologis guru-siswa secara bekelanjutan, dan
4.      Pemanfaatan sumber belajar secara efisien;

Tampak nya dapat diwujudkan melalui penguasaan yang mantap terhadap keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan secara serempak, ini berarti dalam waktu yang sama guru di tuntut untuk
mengelola lebih dari satu orang, bahkan kelompok dan perseorangan sekaligus.
Keserampakan kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu ciri khas dari pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan; di samping kemampuan guru dalam mengadakan
pendekatan secara pribadi, mendorong dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan
kegiatan.Semua ciri-ciri ini sesuai dengan hakikat PKR.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari perasaan jenuh
dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul.Dalam
mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan menimbulkan rasa kesal
pada diri murid.Karena itu variasi pengorganisasian sangatpenting dalam upaya memelihara
dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam-
macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi
kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah artinya antara guru
dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang, dan variasi
pemanfaat sumber belajar.
a. Variasi pengelompokan siswa
Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan salah satu kunci
keberhasilan belajar siswa.Agar guru dapat mengaktif-kan kelompok sebaiknya guru
memahami prinsip-prinsip dasar pembela-jaran kelas rangkap.
Oleh karena itu apabila guru ingin mengaktifkan kelompok sebaiknya guru mengadakan
persiapan yang cukup matang. Guru hendaknya terlebih dahulu memahami secara mendalam
tujuan yang akan dicapai dan topik yang akan dipelajari siswa.
4
Dengan demikian guru akan dapat menentukan langkah langkahyang harus ditempuh siswa,
merumuskan masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi, membimbing diskusi kelompok,
dan mengadakan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa merupakan suatu
keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokkan
belajar siswa ini terdapat beberapa variasi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan (UNESCO:
1988), yaitu pengelompokan siswa atas dasar rombongan belajar, kesamaan kemampuan,
kemampuan campuran, kesamaan usia, kompatibilitas siswa, dan sesuai kebutuhan
pembelajaran.

Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :


1) Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar
Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal ini dilakukan jika dalam
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap menggunakan
model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan PKR 311 yaitu bentuk pelaksanaan
PKR dalam satu ruangan. Misalnya kelas III, kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan.Ini
berarti dalam satu ruangan ada tiga kelompok/rombongan siswa sesuai kelasnya. Jadi
pengelompok tersebut bertolak pada status administrasi siswa, dan pengelompokkan lebih
bersifat formal. Pengelompokkan seperti ini
memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturan tugas, sehingga
memudahkan dalam mengadminis-trasikan. Ditinjau dari perlakuan proses pembelajaran cara
tersebut tidak memberi ruang bagi pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas
kelas. Selain itu
bisa juga terjadi kesukaran memba-ngun kebersamaan dalam belajar manakala pada suatu
ketika ada kelas yang siswanya hanya beberapa orang sedang kelas lain siswanya cukup
banyak.

2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan


Kemampuan siswa berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak siswa tentu ada yang
kemampuannya kurang lebih sama. Data kemampuan siswa dapat diperoleh dari hasil tes
kemampuan atau catatatan prestasi belajar sebelumnya.Berangkat dari hasil tes tersebut
murid dikelompokkan ke dalam murid kelompot di atas rata-rata, kelompok rata-rata, dan
kelompok di bawah rata-rata.Untuk melaksa-nakan pengelompokkan tersebut bisa diberikan
tes kemampuan umum (TKU) atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap
awal tahun.
5
Dapat pula semata-mata didasarkan hasil atau prestasi belajar yang tercantum pada buku
rapor. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas
berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip belajar tuntas atau
“mastery learning”.

3) Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran


Di kelas sering kita jumpai murid yang memiliki kesamaan bakat dan keterampilan dalam
berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani suatu suatu proyek belajar.Misalnya
“pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan
suatu percobaan.Diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan, bakat, dan minat,
dalam setiap kelompoknya.Agar proyek belajar itu benar-benar dapat ditangani secara
bersama-sama dengan pembatasan tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya.Kelompok ini memanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Dalam kelompok ini murid yang menonjol pada mata suatu pelajaran dapat membantu murid
lain yang kemampuannya kurang atau rendah.

4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia


Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatan belajar yang hampir
sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalam kelompok murid berdasarkan persamaan
usia. Pengorganisasian murid SD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai
untuk sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal siswa kelas III dan
IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama, meskipun jenjang kelas berbeda.

5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid


Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pada rasa saling menyukai
atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanya
karena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, sering mengerjakan tugas
atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatan yang sama di luar sekolah. Terbentuk
kelompok seperti ini bersifat alami.
Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitu karena adanya tugas
berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal.Contoh membuat denah kampung, desa, atau
komplek perumahan.

6
6) Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru.Terca-painya tujuan itu perlu
dukungan dengan pengelompokkan murid sesuai kebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam
simulasi atau bermain peran atau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan
atau
peran yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan
dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata murid.
Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat, mewawancarai dan
mencatat, mengambil foto dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harus divariasi untuk
menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menum-buhkan gairah belajar.

b. Variasi penataan ruang


Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang lebih kompleks dari
pada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Untuk yang dilaksanakan dalam dua atau tiga
ruangan, penataan ruangan dalam hal ini tempat duduk murid dapat papan tulis diatur atas
dasar kemudahan guru dalam
mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut. Contoh, guru merangkap kelas
I, II, dan III, dengan jumlah murid rata-rata 15 maka dapat digunakan ruang kelas I, sedang
kelas II dan kelas III digabung di ruang kelas I. karena jumlah siswa sedikit. Tetapi jika
jumlah
murid banyak diperlukan dua ruang kelas, sehingga kelas II dan III digabung dalam satu
ruangan atau kelas I dan II dalam satu ruangan.
Sedangkan penataan ruang untuk pengelolaan PKR dalam satu ruangan selain pertimbangan
kemudahan penanganan dua atau tiga rombongan belajar juga pertimbangan pengaturan iklim
kelas dan mekanisme interaksi guru-siswa, serta peluang saling menggangu.Dalam penataan
ruang bisa divariasi model pengelolaan PKR 221, 222, dan 333.
c. Variasi sumber belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain menekankan pada perlunya pemanfaatan
sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya disadari perlunya memahami, dan
memanfaatkan lingkungan belajar secara optimal. Sumber belajar mencakup segala sesuatu
seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang
berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.Berbagai sumber belajar tersebut
sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran kelas rangkap, sehingga tetap
terjaga kegairahan dan motivasi belajar siswa. Contoh,
7
seorang guru mengajar dengan merangkap tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VI maka siswa
kelas IV bisa diberi tugas dimana jawaban dapat diperoleh dari sebuah buku di Perpustakaan.
Siswa Kelas V diberi tugas dengan mencari jawaban di alam sekitar misal dikebun
sekolah/halaman sekolah, kelas enam diberi tugas yang jawabannya diperoleh dari sumber
masyarakat.

d. Variasi model implementasi


Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan informasi dasar,
penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Dalam
model 1 ini, setelah pertemuan kelas, murid diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan
dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perorangan. Setelah waktu yang
ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan
segala sesuatu yang telah dilakukan.
Model 2. Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal tentang
materi, tugas, serta cara yang digunakan. Setelah itu langsung bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok.
Model 3.Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal.Setelah itu murid langsung
bekerja secara perorangan dan kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk
mengolah hasil yang dicapai dan diakhiri dengan laporan kelompok.
Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau tugas yang
akan dilaksnakan. Setelah itu langsung bekerja secara perorangan.

Dari gambaran pengajaran kelompok kecil dan perseorangan yang telah Anda baca di atas,
Anda tentu sudah dapat menggambarkan pelaksanaanya.Namun, perlu Anda ingat bahwa
ilustrasi di atas hanya merupakan salah satu bentuk pengorganisasian. Masih ada bentuk
pengorganisasian lain yang dapat Anda terapkan. Cobalah kaji dengan cermat contoh-contoh
berikut ini.Pada akhir pengkajian setiap contoh, cobalah bayangkan apakah contoh tersebut
mungkin Anda terapkan.
8
D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal hal
sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara lain:
berbeda dalam kemampuan berpikir, kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya
tangkapnya, bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius
dalam pembelajaran kelas rangkap.Layanan bimbingan secara individual sangat membantu
murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal. Misalnya ada
murid yang cepat dan mudah mengerti apa yang disajikan guru, ada pula yang sedang-
sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik
akan memberikan layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi
pelajaran. Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui
pembelajaran kelompok kecil.Misalnya siswa yang berkembampuan kurang dijadikan satu
kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan
bimbinga belajar secara khusus.Cara ini juga membantu meningkatkan keterampilan sosial
siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan murid.
Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang
tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini
menyebabkan
perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan melayani murid tidak di
sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid.
Seyogyanya guru memberikan layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan
perbedaan keperluan yang dimilikinya.Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan
rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan kemampuan.
Jika ada murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain
memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia
bersama-sama.
9

c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif


Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri murid terjadi proses
belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan
bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana guru mengajar agar
murid melakukan tindak belajar secara aktif dan efektif.Kalau hanya sekedar mengajar tanpa
memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat dilakukan oleh semua
orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan calon guru sekolah
dasar. Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar,
guru juga harus berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang
dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas
guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus
selalu berada ditengah kelompok untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan kelompok atau
murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.

d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid


Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuhkembangnya kemampuan murid
secara optimal. Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu
tumbuh-kembangnya
murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek intelektual, aspek
emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek
tersebut tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering
tampak guru lebih
menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak langsung, disadari
atau tidak disadari guru telah membantu tumbuhkembang murid secara terpadu selama murid
berada di sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh
teladan, caraatau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran guru
jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa sesuai tingkat
perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-kembang
aspek fisik terutama dilakukan oleh gurupendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui
kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya.
Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali
hari senin/upacara.Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah
raga. Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan
pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).
10
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan
pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah kepada pengajaran perorangan.
Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian
secara bertahap kepada
pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara
efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan.Hal-hal yang bersifat umum seperti
pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh, jika
murid diminta untukmembuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka
sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta
untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika
pembelajaran dilakukan secaraklasikal.

f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan


Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber,
materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang
dapat beruparangkuman, pemantapan, atau laporan.Dalam pengajaran perorangan guru harus
mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.Kegiatan dalam
pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang telah disiapkan
oleh guru.Contoh, murid yang mengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika
bimbingan belajar secara perorangan.Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta
mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.

g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya


Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi penataan ruang, dan
variasi sumber belajar.Ketiga variasi pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan dan
pembelajaran kelas rangkap.Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara
terus menerus terhadap semuakelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul jika
tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya
kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf dalam
pembelajaran kelas rangkap.Untuk mencegahkebosanan dapat dilakukan pengorganisasian
kelas secara bervariasi.
Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali diminta untuk
memilih teman yang disukai untuk berada dalam kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan
untuk memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.
11
Pembahasan KB 2

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan dalam Pembelajaran Kelas


Rangkap (PKR)
Kegiatan Belajar 2
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Komponen-komponen Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
dibagi menjadi 4 komponen sebagai berikut;
1.    Keterampilan megadakan pendekatan secara pribadi.
2.    Keterampilan mengorganisasikan kegiatan.
3.    Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
4.    Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
A. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan mempersyaratkan terjadinya hubungan
yang akrab dan sehat antara guru dan siswa, serta antara siswa dan siswa.Hubungan yang
seperti ini hanya mungkin terjadi jika guru mampu mengadakan pendekatn secara pribadi.
Kemampuan menumbuhkan dan memelihara hubungan yang akrab dan sehat dapat
ditunjukkan dengan perilaku berikut;
1.    Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa sehingga
siswa merasa bahwa guru selalu berada bersama mereka.
2.    Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa. Jika siswa berbicara, guru
hendaknya menunjukkan sikap bahwa ia memang mendengarkan denga penuh perhatian apa
yang dikemukakan oleh siswa.
3.    Memberikan respons positif terhadap buah pikiran siswa. Guru yang baik akan selalu
memberi respon yang positif terhadap buah pikiran siswa, betapa pun kecilnya buah pikiran
tersebut.
4.    Membangun hubungan salinng mempercayai. Kepercayaan adalah sesuatu yang patut
dihormati.
5.    Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk mendominasi
ataupun mengambil alih tugas siswa.
6.    Menerima perasaan siswa dengan penuh keterbukaan dan pengertian. Memahami perasaan
siswa merupakan pekerjaan yang memerlukan usaha dan ketulusan dari guru.
7.    Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, merasa
dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.

12
B. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan

Selama kegiatan kelompok dan perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai


organisator, yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Untuk
melakukan hal ini, guru perlu menguasai keterampilan berikut;
1.    Memberi orientasi umum tentang tujuan, tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja, dan
sebagainya sebelum kegiatan kelompok atau perseorangan dimulai.
2.    Mempariasikan kegiatan, misalnya berupa observasi, diskusi hasil observasi, memecahkan
masalah, membuat kerajinan tangan bersama atau belajar sendiri dari buku.
3.    Membentuk kelompok yang tepat.
4.    Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan siswa dari awal sampai akhir
kegiatan.
5.    Membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan siswa.
6.    Mengakhiri kegiatan dengan suatu komunikasi.
C. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Membimbing dan memudahkan siswa belajar dapat dilakukan jika guru menguasai
keterampilan berikut;
1.    Memberikan penguatan secara tepat sehingga siswa terdorong untuk belajar lebih baik.
2.    Melakukan supervisi proses awal.
3.    Melakukan supervisi proses lanjut.

a.    Memberi pelajaran tambahan atau bimbingan belajar (tutorial), misalnya untuk konsep/topik
yang sukar dipahami.
b.    Melibatkan diri sebagai peserta aktif dari kelompok yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dengan anggota kelompok lain.
c.    Memimpin kelompok kecil jika diperlukan.
d.    Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir atau
belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran-saran.
4.    Mengadakan supervisi pemaduan, yang bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan kegiatan
serta menyiagakan siswa untuk meningkatkan kegiatan akhir.
D. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan tugas utama
guru, baik guru yang hanya mengajar satu kelas, maupun guru yang hanya merangkap
kelas.Tugas ini akan dapat dilakukan guru dengan baik jika guru memiliki pemahaman yang
mantap tentang kemampuam, minat, gaya belajar, dan tingkat kedisiplinan siswa.
Kemampuan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran mencakup
bebrbagai keterampilan berikut; 13
1.    Membantu siswa menetapkan tujuan pembelajaran, yang dapat dilakukan dengan diskusi atau
menyediakan bahan-bahan yeng menarik, yang mampu mendorong siswa untuk mencapai
tujuan tersebut.
2.    Merencanakan kegiatan pembelajaran, bila perlu bersama siswa. Berdasarkan hasil diagnosa
atau penetapan tujuan, guru dapat merencanakan kegiatan belajar yang sesuai dengan tujuan,
minat, dan kemampuan siswa.
3.    Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa, jika diperlukan. Selama kegiatan
berlangsung, siswa mungkin mengalami berbagai kesulitan.
4.    Membantu siswa mwnilai pencapaian atau kemajuannya. Pada umumnya penilaian atas
kemajuan/pencapaian siswa dilakukan oleh guru. Siswa bahkan tidak pernah dilibatkan dalam
menilai dirinya sendiri.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan keterampilan
yang kompleks yang mempersyaratkan penguasaan keterampilan dasar mengajar yang lain.
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan serta membimbing dan memudahkan belajar lebih
banyak terkait dengan mengajar kelompok kecil, sedangkan keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
lebih banyak terkait dengan pengajaran perseorangan.
14

Pembahasan KB 3

Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan dalam Pembelajaran


Kelas Rangkap (PKR)
Kegiatan Belajar 3

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar guru diharapkan mampu menerapkan keterampilan


mengajar kelompok kecil dan perseorangan dalam PKR. Secara lebih rinci .
1. Mengidentifikasi kemunculan keterampilan mengajar kelompok kecil dalam penerapan
PKR yang dicontohkan;
a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi yang muncul dalam PKR
b. Keterampilan mengorganisasi kegiatan dalam memberi langkah – langkah kegiatan PKR
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dalam melakukan proses
pembelajaran KPR
d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan KPR
2. Menganalisis kekuatan dalam kelemahan contoh PKR yang menerapkan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan serta
3. Menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan dalam PKR
15

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang memungkinkan
guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan/atau siswa-siswa
yang belajar perseorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antar pribadi yang
akrab antara guru-siswa-siswa, kesempatan siswa untuk belajar sesuai minat dan kemmapuan,
adanya bantuan dari guru, serta mungkinnya keterlibatan siswa dalam perencanaan
pembelajarannya.Bagi seorang guru PKR , penguasaan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perseorangan akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar karena hakikat kedua bentuk pengajaran ini hampir sama.Berbagai bentuk
pengorganisasian dapat dipergunakan oleh guru dalam menerapkan pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan. Namun, harus diingat bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan
perseorangan harus digunakan sesuai dengan hakikat topic yang disajikan, dan kegiatan
selalu di akhiri dengan kulminasi.

B.     Saran
Sebagai Seorang calon Guru SD kita mesti menerima apabila di hadapkan untuk mengajar
kelas Rangkap, jadi melalui makalah ini kita sudah bias membayangkan apa yang kita
lakukan apabila kejadian itu terjadi.
Seorang guru pun mesti tanggap dalam mengajar peserta didik dan selalu memberikan
senyum dan perhatian nya terhadap mereka agar mereka tidak merasa bahwa guru tidak akan
membantu mereka pada saat mereka mendapatkan kesulitan atau masalah.
16

Daftar Pustaka

Djalil,Aria,dkk.2011.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta:Universitas Terbuka


Http://kuliahdaring.dikti.go.id di kutip pada tanggal 28 oktober 2015
Wardani, I G. A. K. (1984). Keterampilan kelompok kecil dan perseorangan, jakarta: proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (p2LPTK) Ditjen Dikti.
17

Anda mungkin juga menyukai