Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Wacana
Kata wacana dapat diartikan sebagai ‘perkataan’ atau ‘tuturan’.
Biasanya wacana merupakan unit kebahasaan yang labih besar dari pada kalimat
dan klausa dan mempunyai hubungan antara unit kebahasaan yang satu dengan
yang lain. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang
utuh , paragraf, kalimat, frasa, bahkan kata yang membawa amanat yang lengkap.

B. Pengertian Analisis Wacana


Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya
hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa
memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana. Untuk memahami
sebuah wacana perlu diperhatikan semua unsur yang terlibat dalam penggunaan
bahasa tersebut. Unsur yang terlibat dalam penggunan bahasa ini disebut konteks
dan koteks. Analisis wacana pada dasarnya ingin menganalisis dan
menginterpretasi pesan yang dimaksud pembicara atau penulis dengan cara
merekonstruksi teks sebagai produk ujaran/tulisan kepada sehingga diketahui
segala konteks yang mendukung wacana pada saat diujarkan/dituliskan.

C. Perkembangan Analisis Wacana


Analisis wacana merupakan istilah umum yang banyak dipakai dari berbagai
disiplin ilmu dan dengan berbagai paradigma. Ada tiga paradigma tentang
analisis wacana antara lain: paradigma/pandangan formal (menonjolkan
struktur), paradigma fungsional (menonjolkan penggunaan dalam konteks) dan
paradigma formal dan fungsional (dialektik).
Pengertian wacana dalam konteks pandangan formal mengacu pada sebuah
paragraf yang lengkap. Sebagai sebuah paragraf yang dianggap wacana tentu saja
paragraf itu memiliki sebuah ide pokok dan ide pendukung yang bersatu menjadi
sebuah pesan lalu dikemas dengan baik sehingga mudah dipahami. Dalam
kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari pemahaman tersebut

1
adalah orang tidak perlu memahami makna subjektif atau nilai yang mendasari
pernyataannya. Sebab, yang terpenting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan
secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu, kebenaran
sintaksis adalah bidang utama dari aliran tersebut tentang wacana. 
Sedangkan wacana lisan dalam pandangan fungsional sangat mudah dan
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Wacana lisan terbentuk melalui
perpaduan antara unsur-unsur verbal dan nonverbal. Keduanya berpadu menjadi
satu membangun sebuah wacana. Aliran fungsionalis memandang bahasa tidak
lagi dipahami sebagai realitas objek belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pernyataan. Bahasa dipahami sebagai pernyataan yang dihidupkan
dengan tujuan tertentu. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan
penciptaan makna, yaitu tindakan pembentukan diri atau pengungkapan oleh
penulis atau penutur. 
Terakhir, muncul kajian wacana secara dialektik yang memandang wacana
sebagai ujaran, yakni wacana dipahami sebagai kumpulan unit struktur bahasa
yang tidak lepas dari konteks. Dengan cara pandang tersebut, maka keberadaan
kalimat dalam suatu wacana tidak dipandang sebagai suatu sistem tetapi juga
dipandang sebagai parole. Meskipun ujaran dalam suatu wacana disusun
berdasarkan gramatika. 

2
DAFTAR PUSTAKA

Brown dan Yule.1996. Analisis Wacana. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Utama. Darma, Yoce A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai