DALAM PENELITIAN
Disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kampus Bertauhid
Dosen Pengampu :
Di susun Oleh :
Agatha Dwi Yoti (B.1910547)
Donna Muharani Cahya (B.1910569)
Fajri Novitasari (B.1910219)
Iga Rizkiana Fatmawati (B.1910845)
Intan Permatasari (B.1910543)
Najwa Faizah Azima Buhang (B.1910533)
Shadiah Nurrohmah (B.1910894)
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
2
KATA PENGANTAR
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan..................................................................................................4
3.3.1 Tadharru............................................................................................22
3.3.2 Tawadhu............................................................................................22
BAB IV Penutup....................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan hal tersebut menurut Rasyid (2000) dan Romli (2011)
menjelaskan bahwa:
Semakin kurang tauhid seorang muslim, maka akan berdampak pada semakin
rendah pula kadar akhlak, watak kepribadian, serta kesiapannya menerima konsep
Islam sebagai pedoman dan pegangan hidupnya. Sebaliknya, jika ‘aqīdaĥ tauhid
seseorang telah kokoh dan mapan (established), maka terlihat jelas dalam setiap
amaliahnya. Setiap konsep yang berasal dari Islam, pasti akan diterima secara
utuh dan dengan lapang dada, tanpa rasa keberatan dan terkesan mencari-cari
alasan hanya untuk menolak. Inilah sikap yang dilahirkan dari seorang muslim
sejati.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nilai islam apalagi pada nilai tauhid, semuanya harus tetap mengedepankan nilai-
nilai islam.
13
BAB III
PEMBAHASAN
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci
atau membedakannya dengan fenomena yang lain.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari,
misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gunakan skor minimal tertentu
—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan
besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian
masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena
atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu
eksplanasi (keterkaitan sebabakibat) valid atau tidak, atau menentukan mana
yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing.
Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan,
misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan
lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanyadijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan
di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-
akibat) hal tersebut terjadi.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan
penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati
hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui
fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang,
orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian
tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar
sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada satu
17
yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi
terhadap fenomena di atas.
Sebuah riset ilmiah harus didasari oleh argumentasi yang benar, bukan
perkiraan, dugaan atau khayalan. Ilmiah bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan
memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan yang memenuhi empat syarat,
yaitu: objektif, metodik, sistematik, dan berlaku universal. Apalagi bagi seseorang
yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan (akademik), hendaknya
janganlah asal jiplak tanpa didasari suatu landasan yang benar.
Ada lima kecondongan yang menandai sikap ilmiah seorang akademisi,
yaitu: Pertama, adanya keinginan untuk mengetahui dan memahami (spirit of
science). Kedua, kecendrungan mencari data dan makna yang benar-benar dapat
dijadikan patokan yang masuk akal dan dapat diuji. Ketiga, kecendrungan untuk
menuntut suatu pengujian empiris. Keempat, adanya penghargaan
terhadap logika, Kelima, kecendrungan memeriksa pangkal pikir dengan
menyelidiki kebenaran atau kesalahan dan kesimpulan logis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kebenaran yang hakiki hanya bersumber dari Allah Swt, sebagaimana
tercantum dalam Q.S Al-Baqarah : 147 yang menjelaskan bahwa kebenaran itu
berasal dari Allah Swt, sebagai seorang hamba hendaknya janganlah ragu atas
kebenaran Allah Swt tersebut. Selanjutnya dalam Q.S Yunus : 82 yang berisikan
tentang Allah Swt akan mengokohkan yang benar dengan ketetapannya, walaupun
orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Dengan demikian, kebenaran
yang ilmiah itu bersumber dari keyakinan ilmiah (Allah Swt) setelah penelitian
secara mendalam atas pembenaran hati secara bulat.
4. Bertindak Ihsan
Ihsan berasal dari kata yuhsinu yang artinya adalah berbuat baik sedangkan
bentuk mashdarnya adalah ihsana yang artinya adalah kebaikan. Sehingga
dianjurkan dalam melakukan penelitian untu berbuat ihsan atau berbuat
kebaikan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam dalil :
Q.S Al-Isra : 7
Q.S Al-Qashash : 77
3.2.4 Manfaat Penelitian Dalam Islam
1. Penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan bermanfaat bagi
kemaslahatan hidup manusia, baik itu secara teoritis atau akademik maupun
secara empirik atau lapangan.
2. mengangkat derajat umat Islam dengan adanya riset yang dilakukan kaum
muslimin sendiri dalam rangka menjunjung tinggi kejayaan umat.
Jelaslah bahwa sesungguhnya Allah Swt selain telah mengaruniai ilmu dan
akal kepada hambanya, juga menerangkan metode riset, cara dan alat-alatnnya.
Sehingga kita dapat menemukan hakekat agar sampai ke dalam inti persoalan-
persoalan yang sedang diobservasi.
Tujuan akhir dari ilmu adalah mendapatkan petunjuk dari hakekat-hakekat
persoalan itu. Segala makhluk Allah Swt baik hidup maupun mati disediakan dan
ditundukkan untuk hal tersebut. Selain itu, manusia bisa menunaikan tugas
sucinya yang diridhai Allah Swt di atas bumi ini. Firman Allah Swt dalam surah
Luqman ayat 20 yang menerangkan tentang perintah untuk memikirkan dan
memperhatikan nikmat-nikmat Allah Swt serta tercelanya sikap taqlid buta.
Dengan demikian, sebagai seorang hamba Allah Swt yang selalu melakukan
riset demi tercapainya kemajuan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, hendaklah
kita tidak melakukan plagiarisme yang disertai sikap asal-asalan dalam merujuk
sesuatu tanpa disertai dengan adanya kebenaran yang objektif dan akurat.
22
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi Arza. 1995. Essei- Essei Intelektual Muslim dan Pendidikan
Islam. Jakarta.
Fina Nafisah Hayaty. 2014. Efektivitas metode amsal/analogi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan ketauhidan
pada para siswa. Bandung.
Harun Nasution. 1998. Islam Rasional. Bandung
Hasbi Indra.2009. Kasubdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian
pada Masyarakat Diktis Kementerian agama RI. Jakarta Pusat.
Sandu Siyoto dan Muhammad Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi
penelitian .Yogyakarta. Literasi Media Publishing.
Zuhairini. 1995. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta. Bumi Aksara.