Disusun Oleh:
Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Sistem Pengendalian
Manajemen Sektor Publik” yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Akuntansi Sektor Publik di Semester Genap ini.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca. Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”,
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan
pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Selanjutnya, besar
harapan dari tim penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran
bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi
penyusun sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Akhir kata, kami engucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara
efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya
sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama
proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah
bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk
mencari keuntungan melainkam pelayanan terhadap masyarakat.
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka
penulis mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik ?
2. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen ?
3. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik ?
4. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik ?
5. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
3. Pengendalian kinerja
1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen;
7) Sebagai alat pengendalian anggaran;
3. Penganggaran
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal).
Untuk menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang mampu
mengantarkan organisasi mencapai tujuannnya, yaitu tercapainya keselarasan antara
individual goal dengan organization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian
manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal
congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujaun personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan
dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor
pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan
(rules of the game), dan reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal
terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat
eksternal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam sistem pemerintahan
dikenal istilah “abdi negara dan abdi masyarakat”, sedangkan yang bersifat internal
misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi
(communication style).
a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta
target yang akan dicapai.
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan
pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi
dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi
organisasi.
c. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
d. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
e. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Proses strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan
skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan
perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya
terjadinya beban kerja anggaran (budget workload) yang terlalu berat, alokasi
sumber daya yang tidak tepat sasaran, dan dilakukannya pilihan strategi yang salah.
Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi publik menuntut
adanya strategic vision, strategic thinking, strategic leadership, dan strategic
organization.
Proses dan praktik implementasi di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem
pengendalian. Perencanaan strategik harus didukung dengan budaya organisasi yang
kuat. Perencanaan strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap
anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien.
C. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya
adalah menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian
manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran
pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya
pengaruh politik dalam proses penganggaran.
D. Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui
sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward &
punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment)
digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan
(reward) dapat berupa finansial dan nonfinansial seperti pshycologoical reward dan
social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya finansial misalnya berupa
kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial
misalnya berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan,
otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik, dan
pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu
diperlukan. Namun, orientasi penilaian kinerja hendaknya lebih diarahkan pada
pemberian penghargaan (reward oriented).
BAB III
STUDI KASUS
Menurut pakar ekonomi Deliarnov, jika PLN terus melakukan pemadaman bergilir,
maka pertumbuhan ekonomi kita pun akan terhambat. Untuk mengubah kebiasaan
buruk itu, diperlukan reformasi di tubuh PLN. Kunci utama untuk reformasi itu berada
pada pemerintah pusat.
Analisa kasus :
3. Sebagai instansi milik pemerintah yang memilki tanggung jawab yang luas,
bagaimana seharusnya PLN mempertanggungjawabkan hal ini kepada masyarakat?
Jawaban :
1. Dalam menghadapi kasus ini, sudah semestinya pemerintah meminta BPK atau
KPK untuk mengaudit PLN. Seperti audit terhadap penyaluran dana pemerintah
kepada PLN apakah dana tersebut digunakan sebagaimana mestinya serta perlu juga
dilakukan audit manajemen dan audit investigasi dalam tubuh PLN sehingga akan
diketahui penyebab-penyebab terjadinya masalah yang saat ini dihadapi PLN. Tidak
hanya melakukan audit, PLN juga harus diperbaiki sistem pengendalian internnya
sehingga permasalahan-permasalahan yang telah terjadi tidak akan terulang kembali
serta dapat meningkatkan kinerja PLN untuk kedepannya. Dalam melakukan
perbaikan Sistem Pengendalian Internnya dapat digunakan beberapa pendekatan
yaitu :
a. Preventif yaitu Yaitu segala tindakan yang diarahkan untuk mencegah sedini
mungkin kemungkinan terjadinya penyelewengan/ penyimpangan dengan cara
melakukan pembenahan sistem, prosedur dan tatacara untuk menutup peluang
terjadinya pelanggaran tersebut.
b. Operational control
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan
pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
2. Penyebab utama dari masalah ini adalah karena buruknya Sistem Pengendalian
Intern yang dimiliki oleh PLN seperti kurangnya pengawasan dan pemeliharaan
terhadap gardu listrik serta kurangnya pengelolaan yang baik atas sistem dan
prosedur pengoperasian gardu listrik, selain itu dengan dimilkinya hak monopoli
yang diberikan oleh pemerintah membuat pihak PLN dapat memanfaatkan hak
monopoli tersebut sekehendak hatinya, adanya penyalahgunaan dana yang tidak
semestinya oleh pihak PLN juga menjadi salah satu penyebab masalah ini. Dana
yang seharusnya dipergunakan untuk membeli gardu baru serta untuk
pengoperasian, perbaikan sistem, dan merawat gardu yang lama malah
dipergunakan tidak sebagaimana mestinya karena dikorupsi atau diselewengkan
pihak PLN.
Solusi :
Seperti yang sudah kita ketahui, jika masyarakat terlambat membayar maka
pihak PLN akan memberikan sanksi kepada masyrakat tersebut dengan memutus
aliran listrik untuk sementara waktu. Namun jika PLN yang melakukan
pemadaman baik secara bergilir maupun mendadak, pihak PLN tidak
bertanggungjawab baik secara moril maupun material kepada masyarakat yang
dirugikan. Sudah seharusnya pihak PLN membenahi diri agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Solusi yang diperlukan menghadapi situasi ini adalah perlunya perbaikan pada
Sistem Pengendalian Intern PLN, perlunya dilakukan pengawasan dan perawatan
(pemeliharaan) yang berkala akan gardu-gardu listrik serta sistem, dan
pengoperasian yang dimilki PLN. Selain itu juga diperlukan realisasi pembangkit
listrik lainnya, seperti yang saat ini sedang direncanakan oleh pemerintah.
Otonomi bagi daerah untuk mengatur dan mengelola PLN yang berada di
daerahnya, sehingga pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur
kinerja PLN dengan cara memberikan kepercayaan dan modal ke pemerintah
daerah. Pengawasan terhadap penggunaan dana yang diberikan oleh pemerintah
juga perlu dilakukan sehingga penyelewengan akan dana tersebut dapat dicegah.
Selain itu juga perlu dilakukan audit secara berkala oleh BPK atau KPK sehingga
kecurangan-kecurangan, serta masalah-masalah dapat diminimalisasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Tiap-tiap pertanggungjawaban bertugas
untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-
program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung
program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada
akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai. Pusat pertanggungjawaban dapat
berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Karena pusat
pertanggungjawaban mengemban fungsi sebagai budget holder, maka proses penyiapan
dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan basis kinerja, yaitu
perbandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang
telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://lestachi.blogspot.com/2013/10/sistem-pengendalian-manajemen-sektor.html
http://santigustiani.wordpress.com/2009/10/30/sistem-pengendalian-manajemen-sektor-
publik/
http://winterwithsunshine.wordpress.com/2011/04/04/sistem-pengendalian-manajemen-
sektor-publik/
Mardiasmo dan Indra Bastian, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta; Gradien
Mediatama