Anda di halaman 1dari 15

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH


KOTA YOGYAKARTA
Makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Lingkungan Bisnis
(Central and Local Government Finance)
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.

diajukan oleh
Dedy Sufhan Imamunandir
NIM 391613
STAR BPKP Batch 5 Kelas A

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................

1.3 Tujuan .......................................................................................................

1.4 Manfaat ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendapatan Asli Daerah .............................................................................

2.2 Pajak Hotel Dan Restoran ..........................................................................

2.3 Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap PAD ...............................

10

2.4 Faktor Penghambat Dan Upaya Optimalisasi ............................................

12

BAB III PENUTUP .........................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

15

Central and Local Government Finance |2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Hak dan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah untuk mengurus

rumah tangganya sendiri dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi dan


keruangan yang dimiliki selaras dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. Namun, pada
kenyataannya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan dan
belanja daerah masih kecil.
Campur tangan pemerintah pusat selama ini berupa sumbangan kepada
daerah masih cukup besar. Untuk mengurangi dominasi sumbangan tersebut,
Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan PAD yang merupakan indikator
keberhasilan dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Hal ini berarti, semakin
tinggi PAD maka akan semakin tinggi pula kemampuan Pemerintah Daerah untuk
membiayai kebutuhannya sendiri. Dengan demikian, Pemerintah Daerah tersebut
akan dianggap telah berhasil dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Begitu
pula sebaliknya, jika PAD yang diperoleh sedikit maka penyelenggaraan otonomi
daerah yang dilakukan belum maksimal.
Sumber pendapatan daerah yang potensial guna membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah yaitu Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Dimana
kebijakan PDRD dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerintah dan

Central and Local Government Finance |3

keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan


potensi daerah. Dengan menggali serta meningkatkan potensi pajak daerah yang
ada di daerah tersebut, maka PAD nantinya dapat digunakan untuk pembangunan
serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya disebut DIY adalah Daerah
Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara
Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Keanekaragaman
upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh
kreativitas seni serta keramahtamahan masyarakatnya membuat DIY mampu
menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan. Sehingga,
banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan
wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Tercatat
pada tahun 2010 kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian
1.304.137 orang dari nusantara dan 152.843 dari mancanegara. Serta terdapat
fasilitas wisata berupa 37 hotel berbintang, dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY
pada

tahun 2010 membuktikan bahwa bidang pariwisata sangat signifikan

menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang salah satunya bertumpu pada
sektor jasa perhotelan dan restoran.
Pajak hotel dan restoran yang merupakan salah satu pajak daerah, ternyata
mampu memberikan kontribusi besar terhadap PAD Kota Yogyakarta, terutama
sejak adanya kebijakan otonomi daerah. Selain memberikan sumbangan PAD
yang besar, hotel dan restoran juga mampu mambuka peluang lapangan pekerjaan
yang secara langsung mampu mengurangi tingkat pengangguran di Kota

Central and Local Government Finance |4

Yogyakarta. Namun, usaha untuk menggali sumber pendapatan daerah mengalami


berbagai kendala, baik dari sisi pendanaan maupun dari sisi kemampuan dan
sistem pengelolaan serta administrasinya. Dengan demikian, dalam rangka
peningkatan

sumber

pendapatan

daerah

dalam

pelaksanaan

kegiatan

pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah haruslah


mengetahui kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Pemerintah Kota
Yogyakarta.

1.2

Perumusan Masalah
Sehubungan dengan pentingnya peran serta pemerintah daerah dalam

mengetahui kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Pemerintah Kota
Yogyakarta, maka pertanyaan yang muncul dan menjadi fokus perhatian adalah:
1. Berapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kota
Yogyakarta?
2. Apakah faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Kota Yogyakarta
dalam meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran?
3. Upaya apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam
pengelolaan Pajak Hotel dan Restoran?

1.3

Tujuan
Berkenaan dengan pertanyaan sebagaimana disebutkan diatas, maka tujuan

penulisan makalah ini adalah:

Central and Local Government Finance |5

1. Mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD


Kota Yogyakarta.
2. Mengetahui faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Kota Yogyakarta
dalam meningkatkan Pajak Hotel dan Restoran.
3. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengelolaan
Pajak Hotel dan Restoran.

1.4

Manfaat
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat mengungkapkan dan

menganalisa kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kota Yogyakarta,
yang selanjutnya dimasa mendatang dapat menjadi inspirasi kajian yang lebih
mendalam dan lebih mendetil, serta memunculkan saran ataupun rekomendasi
untuk pemerintah daerah dalam mengembangkan pajak hotel dan restoran di Kota
Yogyakarta.

Central and Local Government Finance |6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut


berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Halim, 2004). Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat
penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat
membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa
PAD bersumber dari:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan; dan
d. Lain-lain PAD yang sah.
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,
pemerintah daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih besar. Akan
tetapi, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah
terkait dengan upaya penigkatan penerimaan daerah, antara lain (Mardiasmo,
2002):

Central and Local Government Finance |7

a. Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang


dengan kapasitas fiskal (fiscal capacity) yang dimilik daerah, sehingga
menimbulkan fiscal gap;
b. Kualitas layanan public yang masih memprihatinkan menyebabkan produk
layanan public yang sebenarnya dapat dijual ke masyarakat, direspon secara
negatif. Keadaan tersebut juga menyebabkan keengganan masyarakat untuk
taat membayar PDRD;
c. Lemahnya infrastruktur sarana dan prasarana umum;
d. Berkurangnya dana bantuan dari Pemerintah Pusat (Dana Alokasi Umum dari
pusat yang tidak mencukupi); dan
e. Belum diketahuinya potensi PAD yang mendekati kondisi riil.

2.2

Pajak Hotel Dan Restoran


Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak
Daerah menjelaskan mengenai Pajak Hotel dan Restoran sebagai berikut:
a. Pengertian
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Central and Local Government Finance |8

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh


restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
b. Objek Pajak
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang
sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas
olahraga dan hiburan. Rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10
(sepuluh) yang memiliki fasilitas Air Conditioner (AC) juga termasuk
sebagai objek pajak hotel. Jasa penunjang dalam hal ini adalah fasilitas
telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika,
transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
Tidak termasuk objek Pajak Hotel adalah sebagai berikut:
i. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau
Pemrintah Daerah;
ii. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;
iii. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;
iv. Jasa tempati tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis; dan
v. Jasa biro perjalanan atau perjalanana wisata yag diselenggarakan oleh
hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

Central and Local Government Finance |9

c. Tarif Pajak
Tarif Pajak Hotel dan Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuuh
persen). Dasar pengenaan pajaknya yaitu jumlah pembayaran yang diterima
atau yang seharusnya diterima oleh hotel dan restoran.

2.3

Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap PAD


Kontribusi menurut Kamus Ekonomi (T Guritno, 1997) adalah yang

diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian
tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi yang dimaksud dapat diartikan sebagai
sumbangan yang diberikan oleh Wajib Pajak hotel dan restoran terhadap PAD.
Yogyakarta sebagai kota yang terkenal dengan pariwisatanya sangat
mengandalkan pemasukan dari pajak daerah terutama pajak hotel dan restoran,
oleh karena itu pemerintah kota Yogyakarta berupaya untuk terus meningkatkan
pemasukan yang bersumber dari pajak hotel dan restoran untuk mengembangkan
pariwisata Yogyakarta dengan mendistribusikan belanja pemerintah DIY pada
bidang pariwisata dan budaya pada tahun 2014 sebesar 8,5% dan pada tahun 2015
sebesar 11,72%.
Berdasarkan data penelitian Triyanti dengan judul Abstrak Efektivitas Dan
Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Di Dinas Pajak Daerah Dan
Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa target
penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dari tahun 2012-2014 terus mengalami
peningkatan, namun secara keseluhuran cukup memberikan berkontribusi. Tingkat
efektivitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta dari tahun

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 10

2012-2014 mengalami fluktuasi, tetapi masih dalam kategori yang sangat efektif,
rata-rata persentase Pajak Hotel secara keseluruhan sebesar 98,46% dan
persentase rata-rata Pajak Restoran yaitu 104,06%. Berdasarkan data tersebut,
maka dapat dilihat bahwa penerimaaan Pajak Hotel dan Restoran dari tahun 20122014.

Tabel 2.1
Target dan Realisasi Pajak Hotel tahun 2012-2014
Tahun

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

2012

61.583.000.000

56.008.075.844

2013

61.600.400.000

69.211.672.084

2014

88.000.000.000

81.960.462.082

Tabel 2.2
Target dan Realisasi Pajak Restoran tahun 2012-2014
Tahun

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

2012

16.500.000.000

16.191.239.327

2013

18.100.000.000

18.768.048.311

2014

22.500.000.000

24.829.369.813

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 11

2.4

Faktor Penghambat Dan Upaya Optimalisasi


Adapun faktor penghambat dan upaya optimalisasi yang dilakukan

Pemerintah Kota Yogyakarta dalam proses pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christina Ratih Puspa Dewi dengan
judul skripsi Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta) adalah sebagai berikut:

No.

Faktor Penghambat

Upaya Optimalisasi

1.

Adanya WP yang tidak tertib

- Melakukan penagihan pajak

dalam membayar pajak.

dengan mendatangi langsung


wajib

pajak

yang

belum

membayar pajak.
- Menerbitkan Surat Teguran
apabila WP tidak melunasi
hutang pajak 7 hari setelah
jatuh tempo pembayaran.
- Menerbitkan

Surat

tagihan

Pajak Daerah (STPD).


- Koordinasi dengan instansi
terkait

antara

Pengelolaan
Daerah

dengan

Badan
Keuangan
Kantor

Pelayanan Pajak.

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 12

2.

Adanya

WP

melaporkan

yang
omset

tidak
yang

sebenarnya.

- Mengadakan monitoring di
lapangan

dengan

cara

mengawasi

langsung

selaa

beberapa

hari

untuk

menghitung besarnya omset


dan

melihat

membandingkan

serta
besarnya

penghasilan dengan tingkat


keramaian.
- Melaksanakan

pemeriksaan

wajib pajak.
3.

Adanya calon WP baru yang


belum terdaftar.

- Mendatangi WP baru tersebut


untuk kemudian didaftarkan
sebagai

WP

dan

melaksanakan kewajiban.

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 13

BAB 3
PENUTUP

Dari uraian pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:


1. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran pada tahun 2012-2014 secara
keseluruhan cukup memberikan kontribusi terhadap PAD, dimana tingkat
efektivitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta dari
tahun 2012-2014 mengalami fluktuasi, tetapi masih dalam kategori yang
sangat efektif, rata-rata persentase Pajak Hotel secara keseluruhan sebesar
98,46% dan persentase rata-rata Pajak Restoran yaitu 104,06%.
2. Faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam
meningkatkan pajak hotel dan restoran diantaranya dikarenakan adanya WP
yang tidak melaporkan omset yang sebenarnya dan juga dikarenakan adanya
calon WP baru yang belum terdafatr sebagai WP pemerintah Kota
Yogyakarta.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang terjadi, maka
Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan penagihan pajak dengan cara
mendatangi langsung WP yang belum membayar, menerbitkan STPD,
mendatangi WP baru untuk kemudian didaftarkan sebagai WP dan
melaksanakan kewajiban.

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 14

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah
menjelaskan mengenai Pajak Hotel dan Restoran
Halim, Abdul. 2004. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah (Edisi Revisi).
Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN Yogyakarta.
Triyanti. 2015. Abstrak Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan
Restoran Di Dinas Pajak Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta.
Dewi, C.R.P. 2010. Analisis Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap
Pendapatan Asli Daerah: Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.
Skripsi Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
Huda, N.F. 2014. Ideologi Pendidikan. https://fahminuzula.wordpress.com/
2014/01/15/ideologi-pendidikan/. (diakses pada 5 Juni 2016)
Rusqiyati, E.A. 2015. Lima Pajak Daerah Yogyakarta Tak Penuhi Target.
http://jogja.antaranews.com/berita/332351/lima-pajak-daerah-yogyakartatak-penuhi-target. (diakses pada 5 Juni 2016)

C e n t r a l a n d L o c a l G o v e r n m e n t F i n a n c e | 15

Anda mungkin juga menyukai