Kelompok 1
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Potret Pertumbuhan Ekonomi dan
Struktur Ekonomi Indonesia ” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan
dosen pengampu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari makalah ini, kita dapat
menambah pengetahuan mengenai audit sektor publik.
Palembang,04 April 2021
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah......................................................................................................
Tujuan Penulisan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam
suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun.
Dari data PDB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya,
seperti :
yaitu PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu sendiri
merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk
Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik
penduduk asing yang diperoleh di Indonesia.
yaitu PDB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang
digunakan dalam proses produksi selama setahun.
produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto.
Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah
dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung
maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau
dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya.
Selanjutnya, produk nasional neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai
Pendapatan Nasional.
Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan
kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini
antara lain adalah :
PDB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi
yang besar, begitu juga sebaliknya.
PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh
penduduk suatu negara.
PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan atau setipa sektor dari tahun ke tahun.
Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau
peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang
mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan
untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan
konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per
kepala atau per satu orang penduduk.
PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa
oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai
pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang
tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan
pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara
bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993).
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi
nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik
yang harganya signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambah nilai barang/jasa
yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis atau dengan harga
yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market
production).
Secara garis besar PMTB didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi untuk
menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas. Penambahan barang
modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri
dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer
atau barter barang modal). Pengurangan barang modal meliputi penjualan barang modal
(termasuk barang modal yang ditransfer atau barter kepada pihak lain).
Disebut sebagai pembentukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan
serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal mempunyai usia
pakai lebih dari satu tahun serta akan mengalami penyusutan. Istilah ”bruto”
mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan
atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan
nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu
periode.
4. Inventori
Inventori adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan
dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan
cara lain. Merupakan persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan
sebagai input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.
5. Ekspor - Impor
Secara umum, konsep ekspor-impor luar negeri yang digunakan dalam penyusunan
PDB/PDRB Penggunaan mengacu pada System of National Accounts (SNA) 1993. Dalam
SNA 1993, transaksi ekspor-impor barang luar negeri dalam komponen PDRB
Penggunaan Provinsi merupakan salah satu bentuk transaksi internasional antara pelaku
ekonomi yang merupakan residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar
negeri (non-resident). Transaksi ekspor barang didefinisikan sebagai transaksi
perpindahan kepemilikan ekonomi (baik berupa penjualan, barter, hadiah ataupun hibah)
atas barang dari residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-
resident). Sebaliknya, impor barang didefinisikan sebagai transaksi perpindahan
kepemilikan ekonomi (mencakup pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang
dari pelaku ekonomi luar negeri (non-resident) terhadap residen suatu wilayah Provinsi.
Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang . Pertumbuhan Ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator
keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi penting atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi.dan peningkatan kesejahteraan ,karena jumlah penduduk terus bertambah setiap
tahun sehingga kebutuhan konsumsi sehari hari juga bertambah setiap tahun.
Jadi,dibutuhkan penmabahan pendapatan setiap tahun. Petumbuhan ekonomi bisa
bersumber dari pertimtaan agregat (AD) dan Penawaran Agregat (AS). Dari Sisi AD,
peningkatan AD dalam ekonomi bisa terjadi ON, yang tediri atas permintaan masyarakat
(konsumen),perusahaan dan pemerintah meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata.Pertumbuhan Ekonomi juga harus
disertai dengan program pembangunan sosial.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi,dapat digunakan pertumbuhan tahunan dan
pertumbuhan rata rata. Pertumbuhan Ekonomi tahunan diukur dengan menggunakan
rumus berikut :
( PDB S−PDB K )
g={ } X 100%
PDB K
Keterangan :
impo r tn
r= {
n−1
√
impo r ¿ }
−1 x 100 %
Keterangan :
PEMBAHASAN
2.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia atas Dasar Harga Konstan Tahun 2015-2020
(Dianalisis oleh Thoriq Aziz 01031281823201)
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Atas Dasar Harga Konstan Periode 2015-2020 (Dalam
Persen)
Provinsi 2015 2016 2017 2018 2019 2020
ACEH -0,73 3,29 4,18 4,61 4,14 -0,37
SUMATERA UTARA 5,10 5,18 5,12 5,18 5,22 -1,07
SUMATERA BARAT 5,53 5,27 5,30 5,14 5,01 -1,60
RIAU 0,22 2,18 2,66 2,35 2,81 -1,12
JAMBI 4,21 4,37 4,60 4,69 4,37 -0,46
SUMATERA SELATAN 4,42 5,04 5,51 6,01 5,69 -0,11
BENGKULU 5,13 5,28 4,98 4,97 4,94 -0,02
LAMPUNG 5,13 5,14 5,16 5,23 5,26 -1,67
KEP. BANGKA BELITUNG 4,08 4,10 4,47 4,45 3,32 -2,30
KEP. RIAU 6,02 4,98 1,98 4,47 4,84 -3,80
DKI JAKARTA 5,91 5,87 6,20 6,11 5,82 -2,36
JAWA BARAT 5,05 5,66 5,33 5,65 5,07 -2,44
JAWA TENGAH 5,47 5,25 5,26 5,30 5,40 -2,65
DI YOGYAKARTA 4,95 5,05 5,26 6,20 6,59 -2,69
JAWA TIMUR 5,44 5,57 5,46 5,47 5,52 -2,39
BANTEN 5,45 5,28 5,75 5,77 5,29 -3,38
BALI 6,03 6,33 5,56 6,31 5,60 -9,31
NUSA TENGGARA BARAT 21,76 5,81 0,09 -4,50 3,90 -0,64
NUSA TENGGARA TIMUR 4,92 5,12 5,11 5,11 5,24 -0,83
KALIMANTAN BARAT 4,88 5,20 5,17 5,07 5,09 -1,82
KALIMANTAN TENGAH 7,01 6,35 6,73 5,61 6,12 -1,40
KALIMANTAN SELATAN 3,82 4,40 5,28 5,08 4,08 -1,81
KALIMANTAN TIMUR -1,20 -0,38 3,13 2,64 4,74 -2,85
KALIMANTAN UTARA 3,40 3,55 6,80 5,36 6,90 -1,11
SULAWESI UTARA 6,12 6,16 6,31 6,00 5,65 -0,99
SULAWESI TENGAH 15,50 9,94 7,10 20,56 8,83 4,86
SULAWESI SELATAN 7,19 7,42 7,21 7,04 6,91 -0,70
SULAWESI TENGGARA 6,88 6,51 6,76 6,40 6,50 -0,65
GORONTALO 6,22 6,52 6,73 6,49 6,40 -0,02
SULAWESI BARAT 7,31 6,01 6,39 6,26 5,67 -2,42
MALUKU 5,48 5,73 5,82 5,91 5,41 -0,92
MALUKU UTARA 6,10 5,77 7,67 7,86 6,10 4,92
PAPUA BARAT 4,15 4,52 4,02 6,25 2,66 -0,77
PAPUA 7,35 9,14 4,64 7,32 -15,75 2,32
INDONESIA - 5,03 5,07 5,17 5,02 -2,07
PDB
Tahu (MILYA GROW SHA KUADR
n R) TH RE AN
2015 8982517 0,00 14,86 III
2016 9434613 5,03 15,61 IV
2017 9912928 5,07 16,40 IV
1042585
2018 2 5,17 17,25 I
1094903
2019 8 5,02 18,12 I
1072244
2020 3 -2,07 17,74 II
Jumla 6042739
h 1 18,23 100
Rata- 1007123
Rata 2 3,04 16,67
- Perbedaan antara jumlah PDRB 34 Provinsi dan PDB Indonesia antara lain disebabkan oleh
diskrepansi statistik
- Data 2019: Angka sementara
- Data 2020: Angka sangat sementara
Kuadran III = Growth rendah,share rendah, Indonesia mengalami fase buruk dalam
pertumbuhan ekonomi dan kontribusinya juga . Hal ini terjadi pada tahun 2015
Pada Tahun 2015-2020 ,Tingkat GDP Indonesia terus meningkat hingga 10722443
(Dalam Milyar Rupiah) ,tetapi juga fluktuasi tiap tahunya dan menyentuh tertinggi pada
tahun 2018 Dengan tingkat pertumbuhan 5,17% dari rata-rata pertumbuhan tahunan
sebesar 5,07% pada tahun sebelumnya. Terhitung sejak tahun 2015-2020 ,tingkat share
berada di atas rata rata share tahunan.(STATISTIK, n.d.)
2.2................................. Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Periode 2021-2026 (Dianalisis Oleh
Thoriq Aziz 01031281823201)
Cara Pertama
Cara
1
PDB
MILLIAR( X^
Tahun Y) X 2 XY
-
4491258
2015 8982517,1 -5 25 6
-
2830384
2016 9434613,4 -3 9 0
-
2017 9912928,1 -1 1 9912928
1042585
2018 10425851,9 1 1 2
3284711
2019 10949037,8 3 9 3
5361221
2020 10722442,7 5 25 4
Jumla 1375582
h 60427391 70 5
a. 1007123
ΣY/ΣN 2
Y=
a+b X
b.
Σxy/Σx2 196511,8 Y= 10071232+196511,8 x
X 2019 = 2019-2016
X 2019 = 3
X 2018 = 2018-2017
X 2018 =1
X2017= 2017-2018
X 2017 = -1
X 2016 = 2016-2019
X 2016 = -3
X 2015 =2015-2020
X= -5
Lalu untuk mencari (x) kita menggunakan proyeksi per 2 tahun selama 6 periode
jadi ,setiap tahun proyeksi ditambah 2 sebagai contoh :
2021 = X 2020+ 2 tahun
= 5+2
=7
2022= (x)2021+2 tahun
=7+2
=9
2023=(x)2022+2 tahun
= 9+2 =11
2024 = (x) 2023+2 tahun
=11+2 =13
2025 =(x) 2024+2 tahun
=13+2 =15
2026=(x)2025+2 tahun
= 15+2 =17
Lalu, untuk mencari pdb tahun proyeksi (2021-2026) kita menggunakan
persamaan Y= a+b x. Hal ini berarti nilai a+nilai b x nilai tahun yang akan
diproyeksi
Sebagai contoh :
PDB PROYEKSI 2021 Y= a+b x (x)2021
Y=10071232+196511,8 x 7
Y= 11446814 (Dalam Milyar Rupiah)
Cara Kedua
PDB
Tahun MILLIAR Tahun Target Trend
1144681
2015 8982517,1 2021 4
1183983
2016 9434613,4 2022 8
1223286
2017 9912928,1 2023 1
1262588
2018 10425851,9 2024 5
1301890
2019 10949037,8 2025 9
1341193
2020 10722442,7 2026 2
Dari data tersebut,dapat diambil analisa Tren Selama 5 tahun kedepan dengan
menggunbakan fungsi sebagai berikut:
=TREND (Pertumbuhan Ekonomi 2015 s.d 2020;Tahun Acuan 2015 s.d 2020
;Tahun Sasaran 2021 s.d 2025; TRUE)
OR
=TREND(B46:B51;A46:A51;D46:D50;TRUE)
Keterangan
B46:B51 =Persentase Pertumbuhan Ekonomi
A46:A51 = Tahun Acuan 2015-2020
D46:D50 = Tahun Sasaran 2021-2025
TRUE = Nilai normal tidak boleh kosong
Cara Ketiga
12000000
8000000
6000000
Linear ()
4000000
2000000
0
1 2 3 4 5 6
Trend Forecast
11446814
11839838
12232861
12625885
13018909
13411932
Rumusnya
=FORECAST(Tahun dicari;Blok PDB Tahun Sebelumnya;Blok Periode Sebelumnya)
=FORECAST(C61;$B$61:$B$66;$A$61:$A$66)
Untuk mencari Trend cara ketiga ini, kita perlu blok PDB Tahun sebelunya , insert->
Line with marks -> Pilih Linear dan tentukan peramalan selama beberapa tahun
kedepan (FORECAST) sehingga mendapat nilai r2 dan y nya. Setelah itu, kita buat
fungsi forecast yakni peramalan selama beberapa tahun kedepan dengan persamaan
=FORECAST(Tahun dicari;Blok PDB Tahun Sebelumnya;Blok Periode Sebelumnya)
Untuk Tahun dicari dan PDB tahun sebelumnya kita perlu blok menggunakan tombol
f4 guna mencegah agar tidak berpindah ke cell lain dalam Microsoft exel.
Berdasarkan data tersebut,dapat diketahui bahwa perkiraan ,pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2021 sebesar 11446814 (Dalam milyar Rupiah) lalu meningkat
di tahun 2022 sebesar 11839838 (Dalam milyar rupiah), Tahun 2023 sebesar
12232861(Dalam Milyar Rupiah), Tahun 2024 sebesar 12625885(Dalam Milyar
Rupiah), Tahun 2015 sebesar 13018909 (Dalam Milyar Rupiah).
Dalam pendapatan nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB), terdapat sektor-
sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor itu di antaranya adalah:
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor pertama dalam pendapatan nasional adalah sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan. Berikut adalah tabel sektor pertanian sektor pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta tabel analisis kuadran dan analisis tren
dari sektor tersebut untuk periode 2015-2020.
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Periode 2015-2020
Tabel 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Periode
2015-2020
Tahun PDB (Miliar) Growth (%) Share (%) Kuadran
2015 1.171.445,80 0 15,25 III
2016 1.210.955,50 3,37 15,77 IV
2017 1.258.375,70 3,92 16,38 IV
2018 1.307.253,00 3,88 17,02 I
2019 1.354.399,10 3,61 17,63 I
2020 1.378.131,30 1,75 17,94 II
TOTAL 7.680.560,40 16,53 100,00
RATA-RATA 1.280.093,40 2,76 16,67
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Periode 2015-2020
Tabel 3.4 Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan Periode 2015-2020
Tahun X PDB (Miliar) X2 XY
2015 -5 1.171.445,80 25 (5.857.229,00)
2016 -3 1.210.955,50 9 (3.632.866,50)
2017 -1 1.258.375,70 1 (1.258.375,70)
2018 1 1.307.253,00 1 1.307.253,00
2019 3 1.354.399,10 9 4.063.197,30
2020 5 1.378.131,30 25 6.890.656,50
TOTAL 7.680.560,40 70,00 1.512.635,60
a = ΣY / N
a= 7,680,560.40 /6 1.280.093,40
b =ΣXY /
ΣX2
Y = a + b X A b
1.280.093,40 21.609,08
Y= 1,280,093.40 + 21,609.08 X
Berdasarkan data tersebut, dapat kita proyeksikan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan untuk tahun 2021 hingga 2026. Dalam enam tahun
kedepan tentu total PDB akan terus bertambah dari segi nominal. Hal ini didukung dengan
mulai pulihnya sektor perekonomian Indonesia setelah pandemi covid-19. Pulihnya
perekonomian dapat meningkatkan produksi serta kemampuan masyarakat dalam
mengkonsumsi barang-barang dari sektor tersebut.
2.5. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian periode 2015-
2020 (Dianalisis Oleh Elsa Ari Sandi 01031281823211)
Kondisi yang menunjukkan pada tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi disektor
pertambangan dan penggalian berada diposisi terburuk. Penyebab lain petumbuhan
ekonomi melambat tahun 2020 adalah dampak covid-19. Permasalahan ekonomi yang
diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dapat dilihat dari dua sudut pandang ekonomi
yang berbeda, yaitu permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, kondisi pandemi
Covid-19 jelas akan mengurangi sektor konsumsi, kegiatan perjalanan dan
transportasi, serta perdagangan. Sedangkan dari sisi penawaran, kemungkinan besar
yang terjadi adalah terkontraksinya produktivitas pekerja/buruh, penurunan investasi
dan kegiatan pendanaan, serta terganggunya rantai pasokan global (global value chain)
.
2.6. Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian
Periode 2015-2020 (Dianalisis Oleh Elsa Ari Sandi 01031281823211)
Cara Pertama
a = ΣY / N
a= 4.714.785,10/ 6 785.797,52
b =ΣXY / ΣX2
b=227.405,90/70 3.248,66
Y=a+bX A b
785.797,52 3.248,66
Y=785.797,52 + 3.248,66 X
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian pada 6
tahun kedepan
2021 7 808.538,11
2022 9 815.035,42
2023 11 821.532,73
2024 13 828.030,04
2025 15 834.527,35
2026 17 841.024,66
Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series adalah : Y = a + b X.
Keterangan : Y adalah variabel yang dicari trendnya dan X adalah variabel waktu (tahun).
Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah : a = ΣY / N dan b
=ΣXY / ΣX2
Jadi, persamaan tren model least square adalah:
Y= a+bx
Cara Kedua
Beberapa industri pengolahan mengalami kontraksi yang cukup dalam, seperti industri
alat angkutan yang turun -19,86 persen. Kinerja tersebut disebabkan oleh turunnya
permintaan pasar pada mobil dan motor. Selain itu, industri mesin dan perlengkapan juga
terkontraksi sebesar -10,17 persen sejalan dengan menurunnya aktivitas konstruksi pada
masa pandemi. Industri lain seperti industri barang galian bukan logam, industri
tembakau serta industri tekstil dan pakaian jadi mengalami penurunan cukup besar,
masing-masing sebesar -9,13 persen, -5,78 persen, dan -8,88 persen. Perbaikan pada
subsektor industri alat angkutan didorong oleh adanya kenaikan produksi mobil. Namun,
permintaan domestik dan luar negeri, terutama sepeda motor, semakin menurun sehingga
perbaikan pada subsektor industri alat angkut tidak signifikan. Penurunan pada industri
tembakau disebabkan oleh menurunnya ekspor tembakau akibat pandemi dan penerapan
cukai rokok. Selanjutnya, industri tekstil dan produk tekstil masih mengalami tekanan
dari permintaan domestik dan luar negeri, serta utilisasi produksi yang menurun.
2.8. Analisis Trend Pertumbuhan Sektor Ekonomi Industri Pengolahan Periode
2015-2020 (Dianalisis Oleh Elsa Ari Sandi 01031281823211)
CARA 1
a = ΣY / N
2.122.472,1
a= 12.734.832,70 /6 2
b =ΣXY / ΣX2
Y=a+bX a b
2.122.472,12 32.088,72
Y=
2.122.472,1
2 +
32.088,72 X
Y= 2.122.472,12 + 32.088,72 X
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri
Pengolahan pada 6 tahun kedepan
Tahun X
PDB (miliar rupiah) (Y)
2021 7 2.347.093,17
2022 9 2.411.270,61
2023 11 2.475.448,05
2024 13 2.539.625,50
2025 15 2.603.802,94
2026 17 2.667.980,38
CARA
2
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan pada 6 tahun kedepan
Rata-rata
Tahunan 112283,4 0,023601 16,66667
ANALISIS KUADRAN SEKTOR LISTRIK,GAS, DAN AIR BERSIH
Sektor keempat dalam pendapatan nasional adalah sektor listrik, gas, dan air bersih.
Berikut adalah tabel sektor listrik, gas dan air bersih, analisis kuadran, serta analisis
tren dari sektor tersebut untuk periode 2015-2020.
Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Periode 2015-2020
Rendahnya konsumsi listrik sebelum Covid-19 terutama berasal dari pelanggan rumah
tangga, pada 2014-2018 hanya tumbuh (CAGR) 3,86%. Rendahnya pertumbuhan listrik
ini antara lain disebabkan melemahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta
perubahan pola konsumsi listrik. Bisa diprediksi dampak Covid-19 ini akan semakin
memukul konsumsi listrik. Kini, sumber pelemahan konsumsi listrik juga berasal dari
industri dan bisnis. Hampir dipastikan pertumbuhan konsumsi listrik 2020 turun dan
berpotensi terkontraksi. (Sayekti, n.d.)
2.10. Analisis trend Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Periode 2015-2020 (Dianalisis Oleh Aulia Rahmi Putri 01031181823020)
Tahun
PDB Proyeks
Tahun (Miliar) i Trend
102263, 124728,
2015 8 2021 6
107644, 128284,
2016 5 2022 4
109536, 131840,
2017 6 2023 1
135395,
2018 115538 2024 9
2019 120441, 2025 138951,
6 7
118275,
2020 7
Dari data tersebut,dapat diambil analisis Tren Selama 5 tahun kedepan dengan
menggunbakan fungsi sebagai berikut:
=TREND (Pertumbuhan Ekonomi 2015 s.d 2020;Tahun Acuan 2015 s.d 2020 ;Tahun
Sasaran 2021 s.d 2026; TRUE) atau
=TREND (B42:B47;A42:A47;C42:C47;TRUE)
Keterangan
B42:B47 =Persentase Pertumbuhan Ekonomi
A42:A47 = Tahun Acuan 2015-2020
C42:C47 = Tahun Sasaran 2021-2026
TRUE = Nilai normal tidak boleh kosong
Dalam pendapatan nasional, sektor bangunan termasuk sektor ke-5. Menurut Asia
Construction Outlook, Indonesia memiliki peringkat tinggi sehubungan dengan
pertumbuhan pengeluaran untuk konstruksi, serta juga pasar konstruksi paling
menguntungkan kedua di Asia.
Berikut adalah table sektor bangunan, analisis kuadran, dari sektor tersebut untuk periode
2015-2020.
Berdasarkan kondisi pertumbuhan ekonomi sektor bangunan tersebut, pertumbuhan
ekonomi berdasarkan PDB dengan harga konstan, dibagi dalam empat kuadran. Posisi
sektor bangunan yang paling rendah growth dan share-nya adalah tahun 2015, yang
berada di kuadran III. Kondisi tersebut menunjukkan pada tahun tersebut posisi sektor
bangunan di Indonesia berada di posisi yang tidak baik, karena pada tahun 2015 tingkat
kecelakaan kerja di sektor konstruksi masih tinggi. Dikutip dari situs Kementerian
Pekerjaan Umum, sektor bangunan menjadi penyumbang terbesar data mengenai proporsi
kecelakaan kerja di Indonesia bersama dengan industri manufaktur sebesar 32 persen,
berbeda dengan sektor transportasi (9 persen), kehutanan (4 persen) dan pertambangan (2
persen).
Pertumbuhan share tertinggi sektor bangunan berada pada tahun 2019, yang berada di
kuadran I, sama seperti pada tahun 2018 yang berada di kuadran I. Pada tahun 2018 dan
2019, sektor bangunan mengalami pertumbuhan yang stabil.
Pada tahun 2020, yang berada di kuadran II, growth yang terjadi -3,255989354 karena
sektor bangunan mengalami tantangan untuk bertahan di tengah PDB yang sedang
mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Fenomena merosotnya pertumbuhan
sektor bangunan dipicu oleh penurunan realisasi pengadaan semen Indonesia serta impor
dan ekspor bahan baku. Akan tetapi, proyek yang dilakukan tetap berjalan meski ada
pengalihan (refocusing) anggaran sehingga hanya ditunda sementara dan kini berangsur
berjalan kembali di fase adaptasi kebiasaan baru (new normal). Namun, kondisi tersebut
tidak mempengaruhi tren jangka panjang PDB Indonesia pada tahun 2020, terjadi tren
peningkatan antara tahun 2019-2020.
Pertumbuhan ekonomi sektor bangunan tumbuh sebesar 5-6% tiap tahunnya. Sektor
konstruksi sejak tahun 2015 hingga 2020 tercatat selalu memberikan kontribusi lebih dari
10% terhadap PDB setiap tahunnya. Bahkan pada Triwulan III-2020 yang merupakan
masa-masa sulit di tengah pandemi Covid-19, industri konstruksi masih tetap
berkontribusi positif 10,6 persen terhadap PDB.
a = ΣY / N
100349
a = 6020971.7 / 6 5
b =ΣYt / Σt2
b = 1576166.5 / 70 22516,7
Y = a + b (t) a b
Y = 1003495 + 22516.7 100349 22516,
(t) 5 7
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR BANGUNAN 6 TAHUN
KEDEPAN
2021 7 1161111,9
2022 9 1206145,3
2023 11 1251178,7
2024 13 1296212,1
2025 15 1341245,5
2026 17 1386278,9
SEKTOR PERDAGANGAN
Cara Pertama
a = ΣY / N
465.581,91
b =ΣXY / ΣX2
14.956,15
Y = a + b X a b
465.581,91 14.956,15
PDB (miliar rupiah)
Tahun (X)
(Y)
2021 7 570.274,95
2022 9 600.187,25
2023 11 630.099,55
2024 13 660.011,85
2025 15 689.924,15
2026 17 719.836,45
Keterangan :
(x) = X + 2
CARA 2
Tahun PDB (miliar) Tahun Target Trend
385.312,
2015 85 2021 570.274,95
417.025,
2016 75 2022 600.187,25
455.050,
2017 05 2023 630.099,55
487.049,
2018 60 2024 660.011,85
526.346,
2019 80 2025 689.924,15
522.706,
2020 40 2026 719.836,45
Proyeksi pertumbuhan ekonomi pengangkutan dan komunikasi pada 6 tahun kedepan
X 2019 = 2019-2016
X 2019 = 3
X 2018 = 2018-2017
X 2018 =1
X2017= 2017-2018
X 2017 = -1
X 2016 = 2016-2019
X 2016 = -3
Lalu untuk mencari (x) kita menggunakan proyeksi per 2 tahun selama 6 periode
jadi ,setiap tahun proyeksi ditambah 2 sebagai contoh :
2021 = X 2020+ 2 tahun
= 5+2
=7
2022= (x)2021+2 tahun
=7+2
=9
2023=(x)2022+2 tahun
= 9+2 =11
2024 = (x) 2023+2 tahun
=11+2 =13
2025 =(x) 2024+2 tahun
=13+2 =15
2026=(x)2025+2 tahun
= 15+2 =17
Lalu, untuk mencari pdb tahun proyeksi (2021-2026) kita menggunakan
persamaan Y= a+b x. Hal ini berarti nilai a+nilai b x nilai tahun yang akan
diproyeksi
Sebagai contoh :
Y= 465581.91+ 14956.15 x 7
Y=a+bx(x)2026
Y=10071232+196511,8 x 17
Y= 719836.45 (Dalam Milyar Rupiah)
Grafik Trend
750000
650000
600000
550000
500000
1 2 3 4 5 6
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi
khususnya pada sektor pengangkutan dan komunikasi dalam 5 tahun kedepan selalu
mengalami peningkatan. Hal ini didukung dengan adanya pembangunan
infrastruktur dan perkembangan dunia digital yang sangat pesat. Hal ini dilakukan
dengan cara meningkatkan peranan investor untuk melakukan investasi di
Indonesia, misalnya pembangunan bandara, pelabuhan, jaringan telekomunikasi
dan sebagainya. Pertumbuhan positif di sektor informasi dan komunikasi ini erat
kaitannya dengan peran sebagai enabler (fasilitator) dalam mendorong
keberlangsungan kegiatan produktif baik urusan pekerjaan, fasilitas dan produk
kesehatan, pendidikan, sosial keagamaan, rekreasi, hiburan hingga transaksi
ekonomi. Terbukti, menurut BPS, sektor komunikasi juga menjadi sumber
pertumbuhan yang memberikan angka kontribusi positif tertinggi, yaitu sebesar
0,57 persen poin, bagi total minus 2,07 persen pertumbuhan kumulatif PDB
Indonesia di sepanjang 2020. Dilain sisi menurut BPS sektor pengangkutan
khususnya transportasi dan pergudangan tercatat minus hingga 30,84 persen
sepanjang April-Juni 2020. Realisasi itu berbanding terbalik dengan kuartal II
2019 yang tumbuh 5,88 persen. Hal ini akibat pendami virus corona dan
membuat pemerintah memberikan imbauan work from home (WFH) dan school
from home (SFH) sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran pandemi virus
corona.
Growh tinggi,tingkat kontribusi juga tinggi artinya Indonesia berusha menjaga kestabilan
sistem perekonomian dengan perbaikan sarana prasarana dan mejaga kelancaran sistem
pembayaran.Hal ini terjadi pada tahun 2018 dan 2019.
Kuadran II
Growth rendah,share tinggi, artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak lambat
namun dengan prioritas tinggi untuk mencapai share. Hal ini terjadi pada tahun 2020.
Kuadran III
Kuadran IV
Tahun
Tahun PDB Acuan Trend
762644, 103789
2015 1 2021 0
817101, 108260
2016 6 2022 4
861303, 112731
2017 7 2023 8
902959, 117203
2018 9 2024 2
966930, 121674
2019 4 2025 6
977412,
2020 5
Berdasarkan data tersebut,dapat diketahui bahwa perkiraan ,pertumbuhan ekonomi
sektor keuangan Indonesia pada tahun 2021 sebesar 1037890 (Dalam milyar Rupiah)
lalu meningkat di tahun 2022 sebesar 1082604 (Dalam milyar rupiah), Tahun 2023
sebesar 1127318 (Dalam Milyar Rupiah), Tahun 2024 sebesar 1172032(Dalam Milyar
Rupiah), Tahun 2015 sebesar 1216746 (Dalam Milyar Rupiah).
1200000
1000000
f(x) = 44713.85 x + 724893.57
R² = 0.98
800000
600000
Linear ()
400000
200000
0
1 2 3 4 5 6
Rumusnya
=FORECAST(Tahun dicari;Blok PDB Tahun Sebelumnya;Blok Periode Sebelumnya)
=FORECAST(C39;$B$39:$B$44;$A$39:$A$44)
Untuk mencari Trend cara ini, kita perlu blok PDB Tahun sebelunya , insert-> Line
with marks -> Pilih Linear dan tentukan peramalan selama beberapa tahun kedepan
(FORECAST) sehingga mendapat nilai r2 dan y nya. Setelah itu, kita buat fungsi
forecast yakni peramalan selama beberapa tahun kedepan dengan persamaan
=FORECAST(Tahun dicari;Blok PDB Tahun Sebelumnya;Blok Periode Sebelumnya)
Untuk Tahun dicari dan PDB tahun sebelumnya kita perlu blok menggunakan tombol
f4 guna mencegah agar tidak berpindah ke cell lain dalam Microsoft exel.
Prospek ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan pulih seiring
dengan perbaikan ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir. Sektor keuangan
memegang peranan penting dalam perekonomian suatu Negara sebagai penyedia dana
utama bagi pembiayaan perekonomian.
Pendalaman keuangan merupakan istilah yang muncul sebagai penegas bahwa
pembangunan berkualitas pada sektor keuangan tidak hanya fokus pada aspek
kedalaman, tetapi juga pada keterjangkauan dan efisiensi penyedia jasa keuangan.
Meskipun peran dan keberhasilan sektor keuangan dalam menumbuhkan ekonomi
berbeda-beda antar waktu dan antar negara, kebutuhan akan sektor keuangan yang
efektif dan efisien untuk menumbuhkan perekonomian tidak tersanggahkan.
Pendalaman keuangan tidak hanya cukup dengan meningkatkan ukurannya, tetapi juga
perlu mengutamakan kualitas yang memungkinkan sektor keuangan menjalankan
fungsinya, baik sebagai motor maupun penopang pertumbuhan ekonomi, tanpa
memunculkan dampak negatif yang tidak terantisipasi dan teratasi.
“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, sektor jasa
keuangan merupakan salah satu sektor penting dan dibutuhkan untuk membiayai
kebutuhan investasi dan pembangunan, sehingga upaya pendalaman keuangan menjadi
sangat penting baik dari pasar keuangan maupun institusi keuangan, dengan tetap
memperhatikan pengelolaan risiko dan stabilitas sistem keuangan. Namun, saat ini
Indonesia masih menghadapi tantangan besar karena kondisi sektor jasa keuangan kita
masih terbilang dangkal yang berpengaruh terhadap perekonomian kita. Inklusivitas
Indonesia juga masih terbilang cukup rendah, dimana masih banyak penduduk
Indonesia yang belum menikmati layanan jasa keuangan secara formal,” jelas Deputi
Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Leonard VH Tampubolon pada acara
Seminar Hasil Kajian Pendalaman Keuangan di Indonesia.
2.19. Analisis Kuadran Ekonomi Sektor Jasa Periode 2015-2020 (Dianalisis oleh
Syarah Lutfa Aliya 01031281823093)
2.20. Analisis Trend Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa Periode 2015-2020
(Dianalisis oleh Syarah Lutfa Aliya 01031281823093)
2.21. Struktur Ekonomi 2015-2020 Tabel Sektor Primer(Dianalisis oleh Syarah
Lutfa Aliya 01031281823093)
2.22. Struktur Ekonomi 2015-2020 Tabel Sektor Sekunder(Dianalisis oleh Syarah
Lutfa Aliya 01031281823093)
2.23. Struktur Ekonomi 2015-2020 Tabel Sektor Tersier(Dianalisis oleh Syarah
Lutfa Aliya 01031281823093)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian, K. (2020). APBN Kita Desember 2020. APBN Kita Desember, 17.
Sayekti, S. (n.d.). Sektor Kelistrikan di Tengah Covid-19. Sunarsip - Ekonom Senior The
Indonesian Economic Intelligence (IEI). https://amp.kontan.co.id/news/sektor-kelistrikan-
di-tengah-covid-19
STATISTIK, B. P. (n.d.). [Seri 2010] PDB Seri 2010 (Milyar Rupiah), 2020.
https://www.bps.go.id/indicator/11/65/1/-seri-2010-pdb-seri-2010.html