Anda di halaman 1dari 27

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

TINDAK KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN


OLEH : RETNO LISTYARTI
PEMERHATI ANAK DAN KETUA DEWAN PAKAR FSGI
https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-6271305/fakta-baru-
pelajar-smp-di-kota-malang-di-bully-korban-disulut-rokok-dipalak
https://www.suarakarya.id/nasional/pr-2604257463/motif-asmara-siswa-
smk-negeri-2-jember-tewas-ditendang-teman-sendiri
Contoh Kasus Diskriminasi di Sekolah
Data Kasus Mewajibkan dan Melarang Jilbab
No Nama Sekolah Tahun Bentuk Tindakan Intoleransi
Melarang siswi menggunakan jilbab lewat Tata Tertib sekolah. Namun, tidak disebutkan secara eksplisit pada
1 SMAN 2 Denpasar 2014
aturan tersebut, tetapi siswa yang menggunakan seragam berbeda dianggap melanggar aturan sekolah

Melarang siswa menggunakan tutup kepala lewat pengumuman membuat siswa yang ingin menggunakan
2 SMAN 5 Denpasar, Bali 2014
jilbab mengurungkan niatnya
3 SMPN 1 Singaraja, Bali 2014 Melarang siswa menggunakan jilbab secara terang-terangan
4 SMA Negeri 1 Maumere, Sikka. NTT 2017 Siswa yang berjilbab dilarang menggunakan rok yang panjang. Melanggar ketentuan dianggap pelanggaran.

Ada aturan tidak tertulis tetapi berupa himbauan secara lisan larangan menggunakan jilbab. Aturan sudah ada
5 SD Inpres 22 Wosi Manokwari, Papua 2019
sejak sekolah berdiri.
Ada aturan tidak tertulis tetapi berupa himbauan secara lisan untuk menggunakan jilbab. Dianggap sebagai
6 SMAN 2 Rambah Hilir, Rokan Hulu, Riau 2018
budaya sekolah sejak sekolah berdiri.
Peraturan sekolah mewajibkan siswa untuk menggunakan jilbab meski non-muslim. Aturan ini sudah dicabut
7 SMP Negeri 3 Genteng Banyuwangi, Jatim 2017
oleh Bupati Banyuwangi saat itu

Kepala Sekolah mewajibkan siswa baru, kelas I, menggunakan seragam muslim. Pada tahun ajaran berikutnya
8 SDN Karang Tengah 3 Gunung Kidul, D.I.Y 2019
seluruh siswa wajib menggunakan seragam muslim

9 SMAN 1 Gemolong Sragen, Jateng 2020 Siswa dipaksa menggunakan jilbab oleh Pengurus ROHIS.
Siswa diwajibkan menggunakan busana muslim sesuai dengan Perda yang dibuat oleh Walikota sejak tahun
10 SMK Negeri 2 Padang, Sumatera Barat 2021
2005
Tabel 1 : Diolah dari berbagai sumber.
Perundungan atau
bullying adalah
perilaku tidak
menyenangkan baik
secara verbal, fisik,
ataupun sosial di
dunia nyata maupun
dunia maya yang
membuat seseorang
merasa tidak nyaman,
sakit hati dan tertekan
baik dilakukan oleh
perorangan ataupun
kelompok.
Indikator terjadinya bullying atau perundungan:
1. Perilaku agresif (dipicu dari pola pengasuhan yang negative)
2. Relasi kuasa yang timpang
3. Keberulangan
4. Paksaan yang menimbulkan ketidaknyamanan/rasa sakit
atau cedera
Apa saja bentuk-bentuk
perundungan?

Verbal
Membentak, berteriak, Fisik
memaki, bergosip, Menampar, mendorong, Sosial
menghina, mencubit, Mengucilkan,
meledek, mencela, menjambak, menendang, membeda-bedakan,
mempermalukan, dll meninju, dll mendiamkan, dll
Perundungan di dunia maya
(Cyber Bullying)

Cyber bullying adalah tindakan


menyakiti,
mengintimidasi, mengancam,
mengucilkan seseorang melalui internet,
jejaring sosial, mobile phone, atau
teknologi digital Mengapa bisa
terjadi?

Penggunaan GADGET dan SOCIAL MEDIA


yang BERLEBIHAN
Dampak Anak Korban Bullying
• Depresi (murung, engan bergaul, ketakutan, dll)
• Kurang Menghargai Diri Sendiri
• Masalah Kesehatan akibat Psikologis
• Prestasi Akademik Menurun
• Pikiran untuk bunuh diri.
Dampak Terhadap Anak Yang Menyaksikan
• Merasa Ketakutan
• Merasa Tidak Berdaya Untuk Berbuat
• Merasa Bersalah Karena tidak Berbuat
• Dapat Cenderung Ikut berpartisipasi.
Dampak Terhadap Anak Pelaku
• Tidak memiliki Empati
Mereka yang bertindak sebagai pelaku bullying cenderung tidak memiliki rasa
empati terhadap orang lain. Selain itu, mereka juga akan sering bertindak lebih
agresif dan tidak sabaran.
• Berpikir bullying adalah hal biasa
Pelaku perundungan akan merasa bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan
hal biasa. Terlebih, mereka akan merasakan kepuasan tersendiri seperti bahagia
dan bangga setelah menindas orang yang dianggapnya lemah.
• Berpotensi melakukan tindak kriminal
Anak-anak pelaku bullying yang sudah menganggap tindakannya merupakan hal
biasa akan terus merasa ketagihan untuk melakukannya. Bahkan, di masa depan
nanti, mereka bisa saja melakukan tindak kriminal yang tentu risikonya lebih
berbahaya.
Respons anak dalam
menghadapi perundungan
Fight (membalas); Merasa marah, sakit hati, Flight (melarikan diri): Merasa sakit hati, namun
dendam pada pelaku kekerasan. cenderung melarikan diri dengan melakukan hal-
Menyalurkan kemarahan tersebut terhadap hal positif atau negatif
anak yang dianggapnya lebih lemah. Positif : belajar bela-diri, musik, melukis, main
Cenderung menjadi pelaku perundungan gitar, dll
dikemudian hari. Negatif : lari ke narkoba, minuman keras, gawai,
online games, pornografi, dll
Freeze (tak berdaya/ketakutan) :
Kehilangan motivasi hidup karena
merasa sangat tertekan. Ia cenderung
menarik diri, tertutup dan lupa pada
impian – impiannya. Terkadang ia
menyakiti diri sendiri, contoh :
membenturkan kepala ke tembok,
tidak mau makan, dll. Bila ia berada di
sekolah, ia bisa menjadi korban para
pelaku perundungan.
Ayo

Kita jadi
Upstanders
Upstanders adalah melakukan
tindakan berempati ketika melihat
perilaku perundungan untuk
mengurangiderita korban
perundungan.
Permendikbud No.82 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan
Sekolah Wajib melakukan pencegahan berupa:
• Wajib menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi
peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan/pembelajaran di sekolah
maupun kegiatan sekolah di luar satuan pendidikan;
• Wajib segera melaporkan kepada orangtua/wali termasuk mencari
informasi awal apabila telah ada dugaan/gejala akan terjadinya
tindak kekerasan yang melibatkan peserta didik baik sebagai korban
maupun pelaku;
• Wajib menyusun dan menerapkan Prosedur Operasi Standar (POS)
pencegahan tindak kekerasan dengan mengacu kepada pedoman
yang ditetapkan Kementerian;
Sekolah Wajib melakukan pencegahan berupa:
• melakukan sosialisasi POS dalam upaya pencegahan tindak kekerasan
kepada peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali,
komite sekolah, dan masyarakat;
• menjalin kerjasama antara lain dengan Lembaga psikologi, organisasi
keagamaan, dan pakar pendidikan dalam rangka pencegahan; dan
• wajib membentuk tim pencegahan tindak kekerasan dengan
keputusan kepala sekolah yang terdiri dari:
1) kepala sekolah;
2) perwakilan guru;
3) perwakilan siswa; dan
4) perwakilan orang tua/wali.
Sekolah Wajib melakukan pencegahan berupa:
• wajib memasang papan layanan pengaduan tindak kekerasan pada serambi
satuan pendidikan yang mudah diakses oleh peserta didik, orang tua/wali,
guru/tenaga kependidikan, dan masyarakat yang paling sedikit memuat:
1) laman pengaduan http://sekolahaman.kemdikbud.go.id;
2) layanan pesan singkat ke 0811-976-929;
3) telepon ke 021-5790-3020 atau 021-570-3303;
4) faksimile ke 021-5733125;
5) email laporkekerasan@kemdikbud.go.id
6) nomor telepon kantor polisi terdekat;
7) nomor telepon kantor dinas pendidikan setempat; dan
8) nomor telepon sekolah.
Penanggulangan Kekerasan oleh Satuan Pendidikan
• Wajib menjamin hak peserta didik untuk tetap mendapatkan pendidikan;
• Wajib memfasilitasi peserta didik, baik sebagai korban maupun pelaku,
untuk mendapatkan hak perlindungan hukum;
• Wajib memberikan rehabilitasi dan/atau fasilitasi kepada peserta didik
yang mengalami Tindakan kekerasan;
• Wajib melaporkan kepada Dinas Pendidikan setempat dengan segera
apabila terjadi tindak kekerasan yang mengakibatkan luka fisik yang cukup
berat/cacat fisik/kematian untuk dibentuknya tim independent oleh
Pemerintah Daerah; dan
• Wajib melaporkan kepada aparat penegak hukum setempat apabila terjadi
tindak kekerasan yang mengakibatkan luka fisik yang cukup berat/cacat
fisik/kematian.
Sanksi Sekolah Kepada Peserta Didik
• Satuan pendidikan memberikan sanksi kepada peserta didik dalam
rangka pembinaan berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. tindakan lain yang bersifat edukatif.
Rekomendasi

1. Beri edukasi sedini mungkin


2. Minta anak untuk lebih terbuka
3. Jangan biarkan anak sendirian menghadapi cyber bully
4. Bangun karakter anak sejak dini
5. Orangtua menjadi model baik bagi anak dalam menggunakan
media sosial dan gadget
6. Jika anak sudah menjadi korban cyber bully, harus diberikan
pertolongan untuk pemulihan psikologis, ayo stop cyber bully!
Steps to Respect intervensi Satuan Pendidikan
• Mengumpulkan informasi mengenai perundungan dan diskriminasi,
prasangka, penajisan di sekolah secara langsung dari para siswa;
• Menetapkan aturan-aturan yang jelas dan tegas mengenai segala bentuk
perundungan dan diskriminasi di lingkungan sekolah;
• Melatih semua orang dewasa di sekolah untuk menanggapi segala bentuk
perundungan dan diskriminasi secara peka dan konsisten;
• Melakukan pengawasan yang dilakukan orang dewasa secara memadai,
khususnya di wilayah seperti di lapangan, kantin dan media sosial;
• Memperbaiki kesadaran dan keterlibatan orangtua dalam menangani
permasalahan perundungan dan diskriminasi ;
Terima Kasih
retnolistyarti_official
Jurnal Retno Listyarti
retnolistyarti13@gmail.com

Jl. Inkaso Blok C 5 No 31 RT 004 RW 010


Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta
Utara Kode Pos : 14250

Retno Listyarti

Anda mungkin juga menyukai