Anda di halaman 1dari 2

Resume

Jenis, Metode, Dan Teknik Supervisi Bimbigan Dan Konseling

Barret dan Schmidt (1986) menguraikan suatu bagan yang berguna untuk
membedakan jenis supervisi yang dibutuhkan oleh konselor sekolah, yaitu: (1)
Supervisi Klinis; (2) Supervisi Pengembangan, dan (3) Supervisi Administratif.
Pertama, tujuan supervisi klinis sebagaimana merupakan porsi terbesar dari buku
ini adalah peningkatan keterampilan profesional dan fungsi-fungsi etis konselor.
Sumber data yang mendukung supervisi klinis meliputi pengamatan atas konselor
yang (sedang) menerapkan keterampilan profesional dan nilai-nilainya. Kedua,
tujuan supervisi pengembangan adalah peningkatan program bimbingan dan
konseling dan pengejaran perkembangan profesional konselor, lebih tepatnya
tujuanya adalah belajar profesional dan pengembangan pribadi secara
berkelanjutan. Sumber data yang mendukung supervisi pengembangan adalah
rekaman tujuan-tujuan dan aktivitas yang dikerjakan untuk mencapai tujuan itu
dan ukuran pencapaian tujuan, rencana program dan jadual implementasi, self-
report, dan survei kepuasan konsumen. Ketiga, supervisi administratif dalam
bimbingan dan konseling berkenaan dengan proses penataan suatu sistem kegiatan
layanan bimbingan dan konseling berdasarkan prinsip pengawasan,
kepemimpinan, manajemen, dan administrasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Tujuan utama pengawasan administratif adalah untuk
memastikan bahwa layanan konseling yang diberikan kepada klien berkualitas
tinggi sejalan dengan misi dan tujuan lembaga serta untuk maksud
mempromosikan dan pengembangan profesional para konselornya.
Metode yang digunakan oleh supervisor adalah untuk mengumpulkan
informasi tentang berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh konselor secara
signifikan mengarah pada kompetensi profesional konselor yang disupervisi.
Sedikitnya faktor-faktor ini akan mempengaruhi pilihan supervisor, visi supervisi
yang dipegang supervisor, kendala-kendala institusional, dan kebutuhan
individu/perkembangan. Di antara metode yang paling umum adalah supervisee
self-report (misalnya diskusi verbal, catatan tertulis, dan presentasi kasus),
observasi (langsung atau merekam video), terapi bersama, bermain peran, dan
pemodelan.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan
tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan. Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok. Teknik individual antara lain: (1) kunjungan dan
observasi kelas, (2) individual conference, (3) kunjungan antar guru-guru, (4)
evaluasi diri, (5) supervisory buletin, (6) profesional reading, dan (7) profesional
writing. Teknik kelompok antara lain: (1) rapat staf sekolah, (2) orientasi guru
baru, (3) curriculum laboratory, (4) panitia, (5) perpustakaan profesional, (6)
demonstrasi mengajar, (7) lokakarya, (8) field trips for staff personnels, (9)
pannel or forum discussion, (10) in service training, dan (11) organisasi
profesional.

Referensi:
Taufiq, A. (2020). Supervisi Klinis: di dalam Bimbingan dan Konseling.
Bandung: UPI PRESS.

Anda mungkin juga menyukai