Proposal Skripsi
Oleh :
6661190109
TIRTAYASA 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Perempuan dan anak merupakan subjek hukum yang sering mendapat perlakuan
diskriminatif. Dalam sektor domestik atau rumah tangga, keduanya merupakan pihak yang
sering tersudutkan, mendapat perlakuan tidak senonoh, bahkan tidak sedikit mendapat
perlakuan kasar dan kekerasan dari laki-laki sebagai suami bagi isteri dan ayah bagi anaknya.
Kekerasan atau violence dalam pemahaman umum merupakan wujud perbuatan yang lebih
bersifat fisik yang mengakibatkan luka fisik. Namun demikian, kekerasan tidak selalu
diidentikkan dengan objek fisik, tetapi tidak sedikit dalam bentuk kekerasan psikis, maupun
seksual. Seperti membentak isteri dan anak, mengintimidasi, menakut-nakuti, dan berbagai
bentuk sikap dan tindakan lain yang mempengaruhi lemahnya aspek psikis perempuan dan
anak.
Paling umum diamati adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam sektor
domestik atau rumah tangga secara tidak langsung adalah pengaruh dari rasa dan keinginan
laki-laki untuk diakui, atau paling tidak mendapat pengakuan sebagai pihak yang superior,
harus dihargai karena ia adalah kepala keluarga, orang yang bertanggung jawab atas
kebutuhan ekonomi, sehingga mau tidak mau patut dan dipandang layak untuk tunduk dan
Masa anak-anak juga saat ini adalah masa yang paling sangat rentan bagi perkembangan
manusia Karena dalam tahap ini pembentukan karakter anak sangat penting dalam masa
pertumbuhan anak, anak harus bertumbuh dilingkungan yang aman,nyaman dan jauh dari
terhambat secara fisik maupun psikis. Anak juga merupakan sebagai bagian dari generasi
muda merupakan mata rantai awal yang penting dan menetukan dalam upaya menyiapkan dan
mewujudkan masa depan bangsa dan negara Anak merupakan generasi yang akan
meneruskan perjuangan dan cita-cita seluruh bangsa di belahan bumi ini dan anak menjadi
Konstitusi Negara Indonesia mengatur secara Khusus mengenai Perlindungan terhadap anak.
Pasal 28 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-
hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan
sejahtera.
Pemahaman dan persepsi anak tentang dunia yang masih minim menyebabkan mereka
rentan terhadap perkembangan situasi sekitar yang kadang begitu kompleks. Mereka belum
cukup pengalaman untuk menelaah semua informasi yang ada. Itulah sebabnya, Anak sangat
dipikirkan dan yang ditemuinya. kekerasan terhadap anak yang berdampak fisik maupun
psikis hingga merenggut jiwanya Hampir setiap hari kita disuguhi oleh berita dan tayangan
Gambaran tingkat kekerasan yang terjadi di indonesia terhadap anak dan perempuan
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Tahun 2022
Sumber : kemenppa.go.id
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 tersebut di atas dapat dikatakann bahwa tindak
pencabulan atau Kekerasan Seksual menjadi kasus terbanyak dan menjadi sorotan agar dapat
segera ditangguli secara signifikan yaitu sebanyak 11.686 kasus, apabila hal tersebut terus
terjadi maka akan berdampak pada tingkat masa depan dan perkembangan anak dan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang di dorong oleh keinginan seksual untuk
melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu birahi, sehingga menimbulkan
ketakutan, dan bebas dari penyiksaan Sekarang ini, kejahatan atau kekerasan terhadap anak
dan perempuan di Indonesia terjadi dalam berbagai macam bentuk kejahatan seperti
pelecehan seksual. Pelaku kejahatan seksual tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun
juga anak-anak. Selain itu, kejahatan seksual tidak hanya dilakukan oleh laki-laki terhadap
perempuan namun laki-laki terhadap laki-laki, perempuan terhadap perempuan. Hal tersebut
tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan kenyataan yang terlihat bahwa banyak
menimpa anak-anak yang menjadi korban dari kejahatan seksual baik laik-laki maupun
perempuan.
Kasus Kekerasan terhadap anak dan Perempuan juga banyak terjadi di provinsi Banten
Tahun 2022, bahkan dikatakan banyak. Berdasarkan Data Yang di Dapat Dari Reskrim Polda
Banten dari jumlah 1.159 kasus kekerasan itu, mayoritas korban mengalami kekerasan
seksual.
Tabel 1.1
tahun 2022
NO Kasus Kekerasan
Jumlah Anak
Terhadap Anak
4 Penelantaran 16 Anak
5 Eksploitasi 6 Anak
Pada Tabel 1.2 sebanyak 1.131 anak dan perempuan mengalami kekerasan seksual,
sebanyak 169 anak dan perempuan mengalami kekerasan psikis dan 125 anak dan perempuan
mengalami kekerasan fisik Kemudian, ada 16 anak dan perempuan mengalami penelataran, 6
anak dan perempuan mengalami kasus trafficking, 2 anak dan perempuan dieksploitasi,
dan 70 anak dan perempuan lainnya mengalami kekerasan dalam bentuk lain.
Tabel 1.2
Total
583 696 1.131
Jumlah 2.410
Pada Tabel 1.3 Kekekrasan Seksual pada anak dan perempuan Pada Tahun 2020-2022
Kekerasan Anak dan perempuan Kota Tangerang Selatan 548 anak dan perempuan , Kota
Tangerang 433 Kabupaten Serang 304 anak dan perempuan, Kabupaten Lebak 278 anak dan
perempuan, Kota Cilegon 428 anak dan perempuan, Kabupaten Tangerang 83 anak dan
perempuan, Kota Serang 146 anak dan perempuan, dan Kabupaten Pandeglang 114 anak dan
perempuan.
Salah Satu Kabupaten yang di ambil dalam penelitian ini adalah kekerasan seksual yang
Sering Orang Sebut Sebagai Kota Santri Tapi pada tabel 1.2 Mengapa Kekerasan Seksual
Meningkat Setiap Tahunnya Di lihat dari Sumber-sumber yang berbeda juga ternyata
kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Pandeglang menunjukan jumlah yang cukup
memiliki nilai kekerasan seksual terendah tetapi Kasus nya setiap Tahun nya selalu meningkat
terutama pada tahun 2022 dari keseluruhan kasus yang masuk pada DP3AKB dan Reskrim
Polres Pandeglang.
Kasus kekerasan pada anak dan perempuan yang terjadi di Kabupaten Pandeglang
terdapat beberapa jenis kekerasan yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan
menyerang tubuh atau alat fungsu reproduksi seseorang bisa juga keterlibatan seorang
dalam segala bentuk aktivitas seksual yang terjadi sebelum anak mencapai
batasan umur tertentu yang ditetapkan oleh hukum negara yang bersangkutan
dimana orang dewasa atau anak lain yang usianya lebih tua atau orang yang dianggap
2. Kekerasan Fisik Adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun
kerugian pada kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak, atau
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
Perempuan
Kabupaten Pandeglang
Jenis Kasus
Pada Tabel 1.4 Selama masa pandemi Covid 19 pada tahun 2020-2022. Kasus kekerasan
pidana kekerasan seksual pada anak tahun 2020 sebanyak 30 perkara, tahun 2021 menjadi 37
Selama pandemi kasus kekerasan yang paling tinggi tahun 2020-2022. Persetubuhan atau
kekerasan seksual akibat media sosial, handphone dan kurangnya pengawasan orang tua,
menarik melalui media Koran, majalah, tabloid, komik, novel, Tv, DVD, games, yang paling
penting adalah Internet Pengawasan Orang tua untuk anak-anak sangat penting di era sekarang.
Melihat banyak nya kasus kekerasan pada anak dan perempuan maka perlu adanya
jaminan hukum dari pemerintah untuk melindungi hak-hak anak serta melindungi dari segala
bentuk kekerasan. Perlu disadari bahwa perlindungan anak perlu di lakukan oleh semua orang
baik pemerintah,lembaga non pemerintah maupun masyarakat dalam rangka melidungi hak
anak yang di keluarkan dalam Peraturan Gubernur Banten UUD Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Gubernur Banten UUD Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Perlindungan anak dan
perempuan terhadap tindak kekerasan yang saat ini rawan kekerasan seksual,eksploitasi
terhadap anak dan perempuan sangat mengarah pada perdagangan manusia dan kejahatan pada
kesusilaan yang terjadi pada anak dan perempuan. Peraturan Gubernur Banten UUD Nomor 9
Tahun 2014 Tentang Perlindungan anak dan perempuan seharusnya telah menjamin
sepenuhnya tentang perlindungan anak dan perempuan terjamin dalam hak-hak untuk
Berdasarkan Hasil Wawancara dan observasi awal yang telah dilakukan peneliti dalam
implementasi peraturan Nomor 9 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan perempuan di
Kabupaten pandeglang peneliti memfokuskan pada masalah anak yang mendapatkan beberapa
masalah yaitu :
Pertama, masih banyak nya kekerasan yang terjadi khususnya kekerasan seksual terhadap
Anak Kabupaten Pandeglang yang merupakan sebutkan Kota santri hal ini selalu
Menjadi pertanayaan mengapa kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat terjadi di
Kabupaten Pandeglang apakah tidak ada tindakan dari pemerintah dan pihak berwajib seperti
yang di tunjuk pada Tabel 1.3 bahwa kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Pandeglang
terus meningkat Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Pandeglang.
Menurut Keterangan salah satu pengurus Forum Anak Pandeglang Sri Ratih Harmanti di
bawah naungan LPA Banten ( Lembaga Perlindungan anak) dikeluarkan Forum anak tersebut
karena di Latar belakangi Oleh pertama, agar menjadi pesan bagi pemerintah untuk terus
berupaya agar kasus kekerasan pada anak terutama kekerasan seksual tidak terus menerus
terjadi. Contoh Kaus Pertama Seorang oknum guru berinisial (Y) yang mengajar di SMP
Negeri 1 Picung Pandeglang, diduga melakukan tindakan kekerasan seksual sodomi 4 siswa
Ketua Forum anak Pandeglang menyebut kekerasan seksual di kabupaten Pandeglang terjadi di
Lingkungan Pendidikan dan melibatkan banyak anak menjadi korban. (Wawancara Dengan Sri
Kasus Lain yang di Tangani Oleh Kepolisian Polres Pandeglang seorang pelajar SMP
berinisial RN (14), berulang kali menjadi korban rudapaksa yang dilakukan pria yang baru
dikenalnya, berinisial S (22). Terakhir rudapaksa itu dialaminya pada Senin, (19/9/2022).
Peristiwa memilukan itu terjadi di sebuah bengkel di Kabupaten Pandeglang, Banten. Usai
kejadian itu, korban lalu pulang ke rumah dan menceritakannya kepada orangtua. Tak terima
hari yang sama Secara tegas hak anak untuk aman dari tindak kekerasaan dalam peraturan
undang-undang peraturan Daerah nomor Tahun 2014 tentang perlindungan anak dan
perempuan namun ternyata sekolah juga menyimpan banyak ancaman bagi anak yang
tanpa melihat kesiapan masyarakat untuk menerima penegakan hukum tersebut seperti contoh
lainnya pelaku kekerasan adalah Keluarga atau tetangga karena tidak ingin masalah ini
berturut panjang akhirnya pihak keluarga pun menyelesaikan kasus kekerasan secara
kekeluargaan dan dianggap sudah selesai sehingga pencabut laporan kepada pihak aparatur
sipil negara atau kepolisian. Contoh kasus Korban H yang masih duduk di Kelas 3 di salah
sebanyak tiga kali oleh pelaku saat ini hamil dengan usia kandungan sekitar 31 minggu
akhirnya memutuskan untuk damai dengan Pelaku. (Wawancara salah satu anggota PPA
oleh beberapa faktor yaitu korban merasa malu dan tidak ingin apa yang terjadi padanya
diketahui orang lain, korban merasa akan diasingkan di dalam masyarakat, dan korban merasa
takut akan diancam oleh pelaku apabila melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang
berwajib seharusnya pemerintah memberikan solusi akan hal ini agar bisa terbukanya korban-
korban kekerasan dan tidak terjadi terus menerus karena hal ini membuat pelaku tidak merasa
jera karena menggap hal yang biasa saja (Wawancara salah satu anggota PPA reskrim Polres
Keempat, Kurangnya Penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan pihak terkait yang
mengakibatkan belum adanya kesadaran akan Tindakan yang membahayakan pada anak,
dari kecil sebaiknya anak sudah dikenalkan pada bagian tubuh yang ada di tubuhnya dan
dijelaskan bagian mana saja yang tidak boleh disentuh selain Oleh orangtuanya. Menurut
penulis kekerasan terhadap anak masalah yang sangat serius dan perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari segala aspek baik aspek hukum, sosial, politik, kesehatan dan
psikologi anak Menurut menulis sendiri psikologi anak hati utamakan karena banyak
ditemukan tersangka kekerasan pada anak atau pada wanita pelakunya memiliki pengalaman
Quran. Pelaku melakukan kekerasan salah satunya disebabkan karena pernah mempunyai
pengalaman menjadi korban perasaan saat kecil ke anak kekerasan tidak ditangani dengan
baik dan psikis nya dapat menyebabkan anak mengalami trauma berkepanjangan, ini dapat
membahayakan bagi perkembangan jiwa anak anak sehingga anak tidak dapat bertumbuh
dan berkembang dengan wajar pada dirinya sendiri upaya perlindungan anak harus dimulai
Contohnya yang sudah peneliti bahas di atas orang tua bisa memberikan education
Organ organ tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun termasuk orang
terdekatnya sekalipun Hanya boleh disentuh oleh orang tuanya dan diberi tahu jika ada yang
menyentuh anak bisa berteriak atau menangis. Atau diajarkan bagaimana anak harus
bertindak ketika bertemu dengan orang yang tidak dikenal hal ini bertujuan agar mereka
kelak dapat menjadi generasi yang lebih baik. (wawancara D3PAKB kabupaten Pandeglang,
Kelima,Kurang responsif atau Kurang cepat tanggap dalam Program penanganan untuk
untuk anak korban kekerasan, dikatakan kurang responsif karena pemerintah Untuk
menangani kasus kekerasan seksual pada anak ini hanya dilaporkan saja dan juga hal ini
memerlukan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan penanganan, Laporan yang masuk
juga harus menunggu disposisi terlebih dahulu yang seharusnya pemerintah cepat tanggap
untuk segera memberikan penanganan kepada korban karena korban juga memperlukan
Kabupaten Pandeglang )”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Masih banyaknya kasus kekerasan terutama kekerasan seksual pada anak terjadi di
Kabupaten Pandeglang
tersebut
anak
5. Kurang responsif atau Kurang cepat tanggap dalam Program penanganan untuk untuk
akan di bahas berfokus pada perlindungan anak terhadap kekerasan seksual di kabupaten
pandeglang
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi peraturan daerah nomor 9 tahun 2014
tentang perlindungan anak dan Perempuan terhadap tindak kekerasan (Studi Kasus Kekerasan
Mengacu pada pokok permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
perlindungan anak dan Perempuan terhadap tindak kekerasan (Studi Kasus Kekerasan Seksual
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, baik secara
A. Secara Terotis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan social, khususnya
B. Secara Praktis