TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologis, istilah kebijakan atau policy berasal dari bahasa Yunani “polis”
berarti negara, kota yang kemudian masuk ke dalam bahasa Latin menjadi “politia” yang
berarti negara. Kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris “policie” yang artinya
Istilah “kebijakan” atau “policy” dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor
(misalnya seorang pejabat, suatu kelompok maupun suatu badan pemerintah) atau sejumlah
aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Stephen R. Covey mengatakan bahwa
kebijaksanaan adalah anak dari integritas yaitu integritas terhadap prinsip, dan ibunya adalah
kerendahan hati dan ayahnya adalah keberanian. (Stephen R. Covey, 2005 : 442 1.
Kemudian kebijakan yang lebih bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis
kebijakan publik, dimana kata publik (public) sendiri sebagian ahli mengartikan negara.
Misalnya saja Islami (2007) dan Wahab (2008) tetap mempertahankan istilah negara ketika
menerjemahkan kata publik. Kata “publik” dalam kebijakan publik dapat dipahami ketika
dikaitkan dengan istilah “privat”. Istilah publik dapat dirunut dari sejarah negara Yunani dan
Romawi Kuno. Bangsa Yunani Kuno mengekspresikan kata publik sebagai koinion dan
privat disamakan dengan idion. Bangsa Romawi Kuno menyebut publik dalam bahasa
Romawi res-publica dan privat sebagai res- priva. Dengan menelusuri literatur sejarah
1
Muhammad Guntur, ‘Analisis Kebijakan Publik’.
1
Romawi, Gobetti (2007) memilah istilah privat dalam kaitannya dengan individu atau person;
dan bukan tindakan. Kebijakan menunjuk pada serangkaian tindakan yang bertujuan.
Kebijakan memiliki outcomes di masa depan. Kebijakan juga menunjuk pada serangkaian
Informasi yang didapat dari kajian mendalam tentang permasalah kebijakan inilah yang akan
dipakai sebagai argumen dalam memberikan bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak
pembuat kebijakan. Analisis kebijakan dalam arti luas adalah satu bentuk penelitian terapan
sosial teknis dan untuk mencari solusi-solusi yang lebih baik. Karena berusaha menggunakan
analisis kebijakan mencari langkah-langkah yang mudah diamati, menyusun informasi dan
bukti- bukti serta pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh penerapan suatu kebijakan yang
dilakukan untuk membantu para pembuat kebijakan didalam memilih tindakan yang paling
menguntungkan. Operation riset, analisis sistem, sistem biaya dan manfaat dan analisis
efektifitas biaya ada dalam kategori yang sama dan sering dipakai dalam studi analisis
2
Guntur.
3
Guntur.
4
M.Si Dr. Kismartini, ‘Analisis Kebijakan Publik ( Kerangka Dasar )’.
2
Menurut Quade, analisis kebijakan publik diartikan sebagai sebuah penelitian
terapan untuk mehamai secara mendalam berbagai permasalahan sosial guna mendapatkan
pemecahan masalah yang lebih baik. Kemudian Stuart S. Nagel menambahkan bahwa
analisis kebijakan publik adalah penentuan dalam rangka hubungan antara alternatif
pengambilan tindakan yang memiliki maksud oleh aktor atau sekelompok aktor dalam
mengatasi permasalahan atau sesuatu yang menjadi kepedulian. Artinya, kebijakan publik
bukanlah random tetapi memiliki tujuan dan maksud; kebijakan publik dilakukan oleh
otoritas publik; kebijakan publik terdiri dari sebuah pola tindakan yang berada dalam
kerangka waktu tertentu; kebijakan publik merupakan hasil dari sebuah tuntutan, ia
merupakan serangkaian tindakan pemerintahan yang terarah sebagai tanggapan dari tekanan
tentang sebuah persoalan. Kebijakan publik bisa saja positif (tindakan yang dilakukan) dan
bisa juga negatif (tindakan yang tidak dilakukan). Terhadap definisi Anderson ini,
Theodoulou (1995: 1-9) menggunakan definisi ini dan menambahkan bahwa kebijakan publik
melakukan review terhadap pengertian kebijakan publik berdasarkan literatur yang mereka
3
1. James Lester dan Rober Stewart dalam Public Policy: An Evolutionary
or decisions that are design to remedy some public problem, either real or
imagined.
3. Michael Howlet and M. Ramesh dalam Studying Public Policy: Policy Cycles
unrelated decisions 7.
Friedrich mengartikan kebijakan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan seraya mencari peluang untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang dinginkan (Widodo, 2007:13). Post, et al (1999) memaknai kebijakan sebagai
rencana tindakan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk mencapai tujuan yang lebih
luas yang memengaruhi kehidupan penduduk negara secara substansial. Dari beberapa
pandangan tentang kebijakan, dapat ditarik benang merah bahwa suatu kebijakan pasti
berkaitan dengan rencana tindakan yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan tertentu 8.
Kebijakan memiliki arti umum dan spesifik. Dalam arti umum, kebijakan menunjuk
pada jaringan keputusan atau sejumlah tindakan yang memberikan arah, koherensi, dan
kontinuitas. Dalam kaitan ini, Greer and Paul Hoggett (1999) memaknai kebijakan sebagai
sejumlah tindakan atau bukan tindakan yang lebih dari sekadar keputusan spesifik. Dalam arti
7
Khaidir and Sutton.
8
Guntur.
4
spesifik, ide kebijakan berkaitan dengan cara atau alat (means) dan tujuan (ends), dengan
fokus pada seleksi tujuan dan sarana untuk mencapai sasaran yang diinginkan 9.
Studi kebijakan merupakan hasil kontribusi dari empat tokoh besar, yaitu: Lasswell
menekankan pada proses pengambilan keputusan dipusatkan pada ide rasionalitas, Lindblom
Analisis kebijakan merupakan suatu hal penting karena bisa membantu seorang
pembuat keputusan dengan memberikan informasi yang diperoleh melalui penelitian dan
disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan
argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan,
kebijakan. Weimer and Vining, (1998:1): The product of policy analysis is advice.
Specifically, it is advice that inform some public policy decision. Jadi analisis kebijakan
publik lebih merupakan nasehat atau bahan pertimbangan pembuat kebijakan publik yang
berisi tentang masalah yang dihadapi, tugas yang mesti dilakukan oleh organisasi publik
berkaitan dengan masalah tersebut, dan juga berbagai alternatif kebijakan yang mungkin bisa
9
Guntur.
10
Guntur.
11
Dr. Kismartini.
5
diambil dengan berbagai penilaiannya berdasarkan tujuan kebijakan. Analisis kebijakan
publik bertujuan memberikan rekomendasi untuk membantu para pembuat kebijakan dalam
12
upaya memecahkan masalah-masalah publik .
analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya kebijakan
publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik berpijak pada
publik yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan sebelum maupun sesudah adanya
kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni memberikan rekomendasi kebijakan kepada
Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan publik, yaitu.
3 tipe analis berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini
yakni analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah
dan analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis
12
Guntur.
13
Guntur.
6
3. Analisis Kebijakan yang Terintegrasi Analisis kebijakan yang terintegrasi
merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang
dan perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan
menentukan kebutuhan masa depan akan informasi yang policy relevant (Walter
Williams, 1971)
dipecahkan).
proses kebijakan).
14
Guntur.
7
6. Leslie A. Pal: Policy analysis will be defined as the disciplined application of
a. Analisis kebijakan sebagai aktivitas kognitif (cognitive activity), yakni aktivitas yang
berkaitan dengan learning and thinking. Aktivitas tersebut hanya sebagai salah satu
aspek dari proses kebijakan (policy process), artinya masalah kebijakan didefinisikan,
berbagai pihak, baik pihak yang setuju maupun yang tidak, baik mereka sebagai
pemilih maupun sebagai yang dipilih. Selain itu, juga melibatkan kelompok
kepentingan dan legislator, birokrat dan media massa. Elemen kognitif memiliki peran
sentral dalam proses tersebut, sekalipun tidak dominant. Dikatakan memiliki peran
hanyalah merupaka proses diskusi dan debat (discussing and debating) ide-ide mereka
tentang prioritas, masalah, dan solusinya. Aspek kognitif yakni memikirkan tentnag
posisi seseorang pada masalah kebijakan tertentu yang dilakukan oleh semua orang
yang terlibat sejauh mereka dibutuhkan dalam klarifikasi atau justifikasi dan
kebijakan yang baik dan argumentasi kebijakan yang jelas dan meyakinkan tidak
pernah dilakukan. Hal tersebut disebabkan jarang sekali bisa sampai pada kesimpulan,
sekalipun hal tersebut menjadi lebih penting, karena proses kebijakan sebagai proses
b. Analisis kebijakan sebagai bagian dari proses kebijakan secara kolektif sehingga
15
Guntur.
8
penasehatnya untuk melakukan analisis dan melaporkan tentang suatu isu kebijakan.
Laporan penasehat tadi tidak akan menjadi dasar keputusan mereka. Hal tersebut
disebabkan karena masalah kebijakan publik sesungguhnya adalah public itu sendiri.
Mereka akan menghasilkan arus informasi hasil analisis dari berbagai sumber, seperti
dari laporan surat kabar, representasi kelompok kepentingan, buku dan artikel ilmiah,
komite parlementaria dan sebagainya. Jika demikian, ketika analisis dilakukan secara
c. Analisis kebijakan sebagai disiplin intelektual terapan. Hal ini berarti masalah
kebijakan yang harus dikaji melalui aktivitas dari sejumlah analisis. Analisis
kebijakan adalah reflektif, kreatif, imajinatif, dan eksploratori sekalis sebagai kontrol
diri pada tataran terbaik. Analisis kebijakan tidak akan pernah membuang semua
asumsi dan beberapa latar yang diperlukan untuk tetap memperkuat hasil analisis.
masalah tersebut dan apa yang telah tersedia menunjukkan bahwa analisis kebijakan
sebagai bagian yang terorganisasi. Asumsi-asumsi dan bias setiap studi tunggal
(single study) akan diungkap dan diteliti secara cermat atau seksama oleh orang lain
dalam proses kebijakan. Tanggung jawab setiap analis sekedar ”memperjelas” dan
Tidak semua masalah masuk ranah publik bahkan ketika masalah tersebut melibatkan
sejumlah besar orang. Masalah publik memiliki dampak pada masyarakat atau
beberapa orang berkepentingan sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, tidak
9
mengherankan manakala memperdepatkan kebijakan yang berkaitan dengan apakah
hal ini menjadi target dari aksi kebijakan (policy action). Analisis kebijakan publik
adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya kebijakan publik tertentu.
yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan sebelum maupun sesudah adanya
kepada penentu kebijakan agar didapat kebijakan yang lebih berkualitas. Analisis
kebijakan publik yang berisi tentang masalah yang dihadapi, tugas yang mesti
dilakukan oleh organisasi publik berkaitan dengan masalah tersebut, dan uga berbagai
berbagai bidang lainnya mengingat secara hakiki upaya pembangunan adalah untuk
membangun potensi manusianya yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan di berbagai
bidang pembangunan lainnya. Filosofis dalam kebijakan pendidikan pada dasarnya dijiwai
oleh cita-cita luhur sebagaimana rumusan yang termaktub dalam amanat konstitusi. Dalam
konteks inilah filosofis tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap
kebijakan publik. Untuk itulah kebijakan yang berpihak sangat diperlukan dari semua pihak,
16
Guntur.
10
Ada perbedaan yang menonjol yakni antara kebijakan pulik dan analisis kebijakan
publik. Kebijakan Publik adalah arah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Area studi
meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai pengaruh terhadap
kepentingan masyarakat secara luas, misalnya kebijakan pemerintah tentang sistem jaminan
sosial melalui Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Hal ini ditegaskan bahwa secara garis besar kebijakan
dapat menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan pada satu, beberapa atau
seluruh tahap dari proses kebijakan, tergantung pada tipe masalah yang dihadapi klien yang
dibantunya. Analisis kebijakan dilakukan tanpa mempunyai pretensi untuk menyetujui atau
menolak kebijakan. Jadi misalnya seorang pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa
kenaikan BBM akan menimbulkan inflasi dan keresahan masyarakat, maka sebenarnya ia
Analisis kebijakan publik yang lebih komprehensif dengan pelibatan banyak expert
Daerah tahun 1999 khususnya No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah untuk
mengkaji keefektifan dari kebijakan ini yang hasilnya dapat diketahui dengan adanya
rekomendasi untuk revisi terhadap Undang-Undang tersebut yang akhirnya terbit Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tersebut
dan direvisi lagi melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Contoh lainnya adalah analisis kebijakan publik tentang Program Keluarga Harapan (PKH)
17
Dr. Kismartini.
11
oleh Kementerian Sosial, apakah pelaksanaan kebijakan tersebut sudah efektif. Analisis
ini, atau membuat perbaikan-perbaikan dengan mekanisme dan aturan yang berlaku. Atau
bahkan mencari alternatif baru untuk meningkatkan keberhasilan dalam kebijakan tersebut 18.
Seorang analis kebijakan publik akan memposisikan ilmunya sebagai sesuatu yang bebas
nilai, analis bekerja atas kepentingan publik, tanpa ada pengaruh kepentingan- kepentingan
politik ataupun golongan. Jadi seorang analis dapat mengambil posisi netral dalam
memperjuangkan kebijakan publik yang lebih baik dalam rangka menyelasaikan persoalan-
elemen dasar yang diperlukan ketika melakukan analisis kebijakan publik. Terdapat lima
elemen penting yang harus dipertimbangkan secara logis dalam menangani masalah publik,
yakni :
1. Tujuan-Tujuan
Tujuan adalah apa yang diusahakan oleh seorang pengambil kebijakan untuk
Tugas yang seringkali paling sulit bagi analis adalah menyingkap apakah memang
benar atau tidak tujuan tersebut. Kadang diutarakan secara jelas namun seringkali
tidak langsung oleh pembuat kebijakan. Maka tugas analis adalah untuk menyelidiki
2. Alternatif-Alternatif
12
bisa berupa kebijakan-kebijakan, strategi-strategi atau tindakan-tindakan. Alternatif-
alternatif tidak harus jelas merupakan pengganti satu sama lain ataupun mempunyai
fungsi yang sama. Misalnya pendidikan, rekreasi, penjagaan keamanan oleh polisi,
perumahan murah untuk mereka yang berpenghasilan rendah, ini semua secara
kenakalan remaja.
3. Dampak-Dampak
pencapaian tujuan. Beberapa yang lain merupakan biaya, atau konsekuensi negatif
sehubungan dengan alternatif tersebut, dan merupakan hal-hal yang ingin dihindari
4. Kriteria
5. Model
Model tidak lebih dari serangkaian generalisasi atau asumsi tentang dunia,
menyelidiki hasil suatu tindakan tanpa benar-benar bertindak. Jadi, jika serangkaian
13
untuk menginformasikan kepada kita dampak apakah yang mungkin timbul dan
sampai seberapa jauh tujuan bisa tercapai. Peran ini diisi oleh sebuah model. Sebuah
mengenai situasi yang ada di pikiran pembuat model. Model- model kebijakan (yang
merupakan struktur matematis yang dibantu dengan program komputer, dan banyak
suatu tujuan, menampilkan hasil dan dimanapun analisis membuat sebuah keputusan
19
.
B. Analisis Kebijakan
Menurut Dale Yoder seperti yang dikutip oleh A. A. Anwar Prabu Mangkunegara
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, analisis didefinisikan sebagai
“Prosedur melalui fakta-fakta yang berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh
dan dicatat secara sistematis” (dalam Mangkunegara, 2001:13) 20. Berdasarkan pendapat di
atas, kegiatan analisis merupakan proses kerja dari rentetan tahapan pekerjaan sebelum riset
didokumentasikan melalui tahapan penulisan laporan. Analisis dapat dilihat dari berbagai
perspektif. Halim dalam bukunya Analisis Investasi menjelaskan analisis dapat dilihat dari:
a. Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data jadi informasi yang lebih
mudah dipahami.
19
Dr. Kismartini.
20
Guntur.
14
b. Penggunaan alat analisis yang bermanfaat untuk membuktikan hipotesis ataupun
ditemukan.
c. Mencari penjelasan apakah konsep baru itu berlaku umum, atau baru terjadi bila
Perspektif analisis baik dilihat secara mekanis atau substantif akan lebih
memudahkan dalam menganalisis. Perspektif analisis juga dapat menentukan dari sisi mana
kita akan menganalisis. Secara substantif dalam pembuatan kebijakan SIM Lingkungan,
2.2.1Macam-macam analisis
untuk mengetahui kekurangan apa saja yang dihadapi dalam suatu aktivitas. Menurut Halim
dalam bukunya Analisis Investasi, menguraikan bahwa analisis dapat dilihat sesuai dengan
kegunaannya yaitu:
15
b. Analisis kekuatan relatif (Relative strength analysis) adalah analisis yang
masalah lain.
c. Analisis fundamental adalah suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai
ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan tingkah laku
pegawai guna menentukan apakah sudah dapat diterapkan atau belum. Analisis ini
kinerja fungsi-fungsi instansi dan kepemimpinan para pegawai. Analisis ini akan
21
mengetahui perkembangan dan kondisi kinerja pegawai (Halim, 2002: 40) .
Berdasarkan kegunaan analisis di atas, maka kita dapat mengetahui apakah tujuan
gambaran BPLH dan Bapapsi dalam pembuatan kebijakan SIM lingkungan itu
sendiri.
16
b. Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian tahap yang saling bergantung
pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Dalam hal ini sebagai penciptaan dan
penilaian kritis, pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. (Dunn, 2003:1) 22.
bersifat politis. Keberadaan analisis kebijakan disebabkan banyaknya kebijakan yang tidak
baru. Analisis kebijakan, diperlukan untuk mengetahui kebijakan apa yang cocok dalam
proses pembuatan kebijakan. Kebijakan tersebut dibuat sesuai dengan masalah yang sedang
dihadapi. Analisis dapat dikembangkan di awal pembuatan suatu kebijakan ataupun di akhir
Pada dasarnya terdapat tiga hal pokok dalam menganalisis kebijakan yaitu:
metodologi ilmiah.
3) Analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teori- teori umum yang dapat
22
Guntur.
23
Guntur.
17
Analisis kebijakan memiliki beberapa ciri, seperti yang dikemukakan oleh Joko
Widodo dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik, bahwa ciri-ciri dari analisis
2) Analisis kebijakan sebagai bagian dari proses kebijakan secara kolektif sehingga
20-22) 24.
aktivitas yang berkaitan dengan learning and thinkity. Aktivitas tersebut hanya sebagai salah
satu aspek dari proses kebijakan (policy process), artinya masalah kebijakan didefinisikan,
ditetapkan, dipecahkan, dan ditinjau kembali. Proses tersebut akan melibatkan berbagai
pihak, baik pihak yang setuju maupun yang tidak, baik mereka sebagai pemilih maupun yang
dipilih.
Kedua, Analisis kebijakan sebagai bagian dari proses kebijakan secara kolektif
sehingga merupakan hasil aktivitas kolektif. Analisis pada tataran awal hanya bisa dilakukan
secara individual. Analisis lebih tepat dipahami sebagai kontribusi yang terorganisasi
harus dikaji melalui aktivitas dari sejumlah analisis. Aplikasi sederhana berkaitan dengan
24
Guntur.
18
Keempat, analisis kebijakan berkaitan dengan masalah-masalah publik, tidak semua
masalah masuk ranah publik bahkan ketika masalah tersebut melibatkan sejumlah orang,
masalah publik memiliki dampak pada masyarakat atau beberapa orang yang berkepentingan
C. Kesimpulan
Berdasarkan dari pemaparan terkait dengan analisis kebijakan publik, yang perlu kita
pahami bahwa analisis kebijakan publik ialah suatu proses ilmu terapan yang
menggabungkan dari
beberapa ilmu atau mulltidisipilner dimana suatu pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian atau penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang mampu
memberikan jalan keluar dari berbagai macam alternatif program serta kinerja kebijakan.
Analisis kebijakan dapat menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari kebijakan-
diperlukan ketelitian yang tinggi agar didpatkan hasil yang konkret. Selain itupun terdapat
ciri maupun elemen-elemen yang dapat mendukung daripada proses menganalisis dari
kebijakan publik tersebut. Dengan adanya analisis kebijakan ini nantinya Analisis kebijakan
merupakan dapat membantu seorang pembuat keputusan dengan memberikan informasi yang
19
20