Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBIJAKAN PUBLIK ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


“EKONOMI KEUANGAN PUBLIK ISLAM”

Dosen Pengampu: M. Andriansyah, S.EI., ME

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Setio Budi Sukoco (2019.161.128)

Siti Maulina (2019.161.130)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...................................................................................................4

C. Tujuan Masalah.......................................................................................................4

BAB II.................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................................5

A. Kebijakan publik dalam Islam..................................................................................5

B. Prinsip kebijakan publik islam..................................................................................7

C. Proses kebijakan publik...........................................................................................8

D. Tujuan kebijakan publik...........................................................................................9

BAB III..............................................................................................................................10

PENUTUP........................................................................................................................10

A. Kesimpulan............................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya kebijakan publik adalah karena adanya isu ditengah-tengah


masyarakat yang telah menjadi sebuah masalah yang harus diselesaikan dengan
adanya aturan-aturan yang mengikat. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh
orang/sekelompok orang yang berwenang dalam menentukan kebijakan. Beberapa
hal yang dianggap menjadi alas an munculnya kebijakan publik adalah: adanya
kebijakan publik dianggap penting dan membawa dampak yang besar bagi banyak
orang, mendapatkan perhatian dari pemerintah, tokoh masyarakat politisi,
kemungkinan besar dapat dipecahkan.

Secara etimologis, kebijakan adalah terjemahan dari kata policy. Dan,


menurut James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000: 17), kebijakan adalah serangkaian
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
seseorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
tertentu.

Sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah pada awalnya tidak serta
merta langsung diagendakan menjadi sebuah kebijakan publik. Ada tahapan-
tahapan dari sebuah masalah atau isu yang ada di masyarkat. Apakah
permasalahan itu menyebar luas, bahkan sampai membuat gaduh atau tidak,
sehingga pemerintah perlu mengambil tindakan berupa kebijakan agar tidak terjadi
kekacauan di masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat akan diselesaikan


dengan kebijakan publik yang mengikat kepada seluruh anggota masyarakat.
Menurut Thomas R. Dye (1975;1), kebijakan publik adalah apapun pilihan
pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (public policy is
whatever government choose to do or not to do). Sementara, Secara luas kebijakan
publik merupakan hubungan antara Pemerintah dengan lingkungannya. Secara
terminologi, menurut Laswell dan Kaplan, kebijakan publik sebagai a projected
program of goal, value, and practice atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-
nilai dalam praktek-praktek yang terarah.

Kebijakan publik dalam Islam adalah kebijakan umum yang melahirkan


kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut para
ilmuwan dan cendekiawan Muslim klasik seperti Imam Al-Ghazali, Imam Asy-
Syatibi, menekankan pada pentingnya terpenuhinya pilar maqashid shari’ah dalam
seluruh kebijakan umum yang dilahirkan oleh para pemimpin (ulil amri) atau
pemerintah Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kebijakan publik dalam islam?


2. Apa saja prinsip kebujakan publik islam?
3. Apa saja proses kebikalan publik islam?
4. Apa tujuan kebijakan publik islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Apa itu kebijakan publik dalam islam


2. Untuk mengetahui prinsip kebijakan publik islam
3. Untuk mengetahui proses kebikjakan publik islam
4. Untuk mengetahui tujuan kebijakan publik islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan publik dalam Islam

Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan
keputusan. Kebijakan senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented)
dan tindakan (action-oriented), sehingga dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah
suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara
bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan
(Suharto, 2006). Sedangkan defenisi dari kebijakan publik menurut Nugroho
(Nugroho, 2003) adalah suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang
harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan
diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi
dijatuhkan oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi. Ada 2 macam
jenis kebijakan berdasarkan tempat berlakunya kebijakan, yaitu kebijakan publik
yang dibuat oleh pemerintah dan kebijakan publik yang dibuat oleh organisasi
masyarakat.
Kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah merupakan keputusan politik
yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Kebijakan tersebut
dirumuskan oleh otoritas dalam sistem politik yaitu para senior, kepala tertinggi,
eksekutif, legislatif, hakim, administrator, penasehat raja, dan sebagainya
(Agustinus, 2006).
Seorang analis kebijakan Parker (1975) menyatakan bahwa kebijakan publik
adalah suatu tujuan tertentu yang dilaksanakan pemerintah pada suatu waktu
tertentu dalam kaitannya dengan suatu obyek atau sebagai respon terhadap suatu
keadaan yang krisis (Wahab, 2008). Sehingga kebijakan publik dapat disusun
berdasarkan adanya isu publik yang menjadi masalah bagi banyak orang, sehingga
kebijakan publik diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Islam menjadi kompas bagi kehidupan umat manusia dalam menjalankan
kehidupan di segala aspek, seperti agama, ekonomi, sosial budaya, politik,
pendidikan, kesehatan dan lainnya. Kelengkapan ajarannya telah mendorong
manusia bergerak menuju pertumbuhan dan kebangunan intelektual dan kultural.
Sumber ajarannya berasal dari Alqur’an dan Hadist.
Alqur’an pada hakikatnya adalah sebuah kebijakan, yakni kebijakan Allah
yang diturunkan melalui Rasulullah, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.
Karena Alqur’an berisi pedoman (al-huda) yang memberikan petunjuk, tuntunan,
panduan, dan arahan bagi seluruh kaum mukminin untuk menuju ke jalan yang
benar, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditunjuk Allah untuk menuju surga.
Kebijakan publik dalam Islam adalah kebijakan umum yang melahirkan
kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut para
ilmuwan dan cendekiawan Muslim klasik seperti Imam Al-Ghazali, Imam Asy-
Syatibi, menekankan pada pentingnya terpenuhinya pilar maqashid shari’ah dalam
seluruh kebijakan umum yang dilahirkan oleh para pemimpin (ulil amri) atau
pemerintah Islam.
QS. An-Nahl ayat 125 bisa menjadi dasar melaksanakan tahap-tahap
kebijakan publik. Allah berfirman, yang artinya “ Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk ”.
Firman Allah ini memerintahkan kepada kita agar melakukan dialog dengan
suatu kebijaksanaan (policy) dan penyampaian lisan yang benar sehingga
berlangsung sebaik mungkin.
Konsep Kebijakan dalam Islam juga dapat dilihat dalam QS. Huud/11:6 yang
berbunyi: “Kesejahteraan tidak hanya diperuntukkan bagi umat manusia saja,
namun juga mahluk ciptaan Sang Khaliq lainnya “.
Dimana konsep tersebut tidak memiliki orientasi kesejahteraan dalam ukuran
duniawi semata, seperti kepentingan ekonomi, pendidikan atau pelayan publik.
Namun perumusan Kebijakan tersebut nantinya akan menjamin keseimbangan
antara manusia dengan alam, antara manusia kepentingan ekonomi dan spiritual.
Yang kemudian apabila Konsep Kebijakan tersebut di jalankan, maka akan
menjadikan kesejahteraan bagi umat manusia.
B. Prinsip kebijakan publik islam

Enam Prinsip Utama dalam memperbaiki kinerja Kebijakan Publik dalam perspektif
Islam :

1. Ketuhanan (Ilahiah) : setiap aktivitas yang dilakukan dalam proses perumusan


dan pelaksanaan kebijakan publik harus berorientasi pada ketuhanan.

2. Kemanusiaan (Insaniah) : kebijakan apapun yang dilakukan pada dasarnya


ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia, baik saat ini
maupun masa yang akan datang.

3. Keseimbangan (Tawazun) : kebijakan yang dibuat harus memperhatikan semua


dimensi secara seimbang dan proporsional.

4. Keadilan (Al- ‘Adalah) : kebijakan apapun yang dibuat harus berorientasi pada
keadilan (tepat sasaran) berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan
serta keseimbangan.

5. Pelayanan (Al-Khadimah) : sesuai dengan keberadaan perumus kebijakan


(pemimpin) sebagai abdi, khadam, atau pelayan masyarakat, berdasarkan nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, keseimbangan dan keadilan, maka kebijakan
yang dibuat harus berorientasi pada pemberian pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat.

6. Keteladanan (Uswah Al-Hasanah) : selain sebagai abdi, khadam atau pelayan


masyarakat, perumus kebijakan juga adalah seorang pemimpin. Hakikat
kepemimpinan digambarkan Rasulullah dalam kalimat “ Sayyid al-qawm
khaadimuhum (pemimpin suatu kaum/masyarakat adalah hamba/pelayan bagi
mereka”.
Kebijakan pemerintah tidak akan pernah lepas dari ajaran Islam. Jauh
sebelum Ilmuwan barat mengutarakan teori-teori seputar kebijakan pemerintah
ini. Al-Qur’an dan Hadist telah membicarakan itu semua telah tertuang
didalamnya sekarang hanya tinggal bagaimana kita mau atau tidak
mengikutinya. Kebijakan publik yang sesuai dengan Islam adalah kebijakan
umum yang melahirkan kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat

C. Proses kebijakan publik

Holwet dan M. Ramesh (Subarsono, 2005: 13) berpendapat bahwa proses


kebijakan publik terdiri atas lima tahapan yaitu:

1. Penyusunan agenda, yakni suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat
perhatian dari pemerintah.

2. Formulasi kebijakan, yakni proses penyusunan pilihan-pilihan kebijakan oleh


pemerintah dengan membentuk beberapa alternatif kebijakan untuk
memecahkan masalah dengan cara paling baik, yaitu meminimalisir
kendala/penolakan kebijakan.

3. Adopsi kebijakan, yakni proses ketika pemerintah memilih untuk melakukan


suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan.

4. Implementasi kebijakan, yakni proses untuk melaksanakan kebijakan agar


mencapai hasil dengan melakukan pemantauan hasil dan dampak yang
diperoleh dari kebijakan

5. Evaluasi kebijakan, yakni proses memonitor dan memilih kerja atau hasil
kebijakan, apakah sesuai kebijakan dengan fakta yang ada atau malah perlu
adanya pembenahan atau pergantian kebijakan karena tidak lagi relevan dengan
fakta yang ada.
D. Tujuan kebijakan publik

Albab (2007) menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian


tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan dalam penyelesaian
masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dan atau pada organisasi
masyarakat.
Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang
diinginkan. Dalam hal ini, untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang
menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang
diinginkan.
Kebijakan pemerintah tidak akan pernah lepas dari ajaran Islam. Jauh
sebelum Ilmuwan barat mengutarakan teori-teori seputar kebijakan pemerintah ini.
Al-Qur’an dan Hadist telah membicarakan itu semua telah tertuang didalamnya
sekarang hanya tinggal bagaimana kita mau atau tidak mengikutinya. Kebijakan
publik yang sesuai dengan Islam adalah kebijakan umum yang melahirkan
kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologis, kebijakan adalah terjemahan dari kata policy. Dan,


menurut James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000: 17), kebijakan adalah serangkaian
tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
seseorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
tertentu.

Kebijakan publik dalam Islam adalah kebijakan umum yang melahirkan


kemaslahatan atau kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut para
ilmuwan dan cendekiawan Muslim klasik seperti Imam Al-Ghazali, Imam Asy-
Syatibi, menekankan pada pentingnya terpenuhinya pilar maqashid shari’ah dalam
seluruh kebijakan umum yang dilahirkan oleh para pemimpin (ulil amri) atau
pemerintah Islam.

QS. An-Nahl ayat 125 bisa menjadi dasar melaksanakan tahap-tahap


kebijakan publik. Allah berfirman, yang artinya “ Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk ”.
Firman Allah ini memerintahkan kepada kita agar melakukan dialog dengan
suatu kebijaksanaan (policy) dan penyampaian lisan yang benar sehingga
berlangsung sebaik mungkin.
Holwet dan M. Ramesh (Subarsono, 2005: 13) berpendapat bahwa proses
kebijakan publik terdiri atas lima tahapan yaitu:Penyusunan agenda, Formulasi
kebijakan, Adopsi kebijakan, Implementasi kebijakan, Evaluasi kebijakan.
Kebijakan publik diarahkan pemerintah untuk memecahkan masalah publik
dalam memenuhi kepentingan dan penyelenggaraan urusan-urusan publik.
Kebijakan publik sejauh mungkin diupayakan berada dalam garis kebijakan yang
berorientasi pada sebesar-besarnya kepentingan publik. Kebijakan publik
melibatkan banyak aktor yang berkepentingan didalamnya. Nilai-nilai rasional yang
dikembangkan dalam analisis kebijakan publik sejauh mungkin didekatkan kepada
kepentingan publik (Anderson and James, 2000).

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun saat
kami butuhkan. Semoga dari kritik dan saran pembaca kami bisa menjadi lebih baik
dalam penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, leo.2006. Politik dan kebijakan publik. AIPI Press, Bandung.

Albab, ulul. 2007. Kebijakan public : teori, konsep dan kajian akademik. ITS Press,
Surabaya

Anderson and James E. 2000. Public policy making. Houghton Mifflin, Boston.

Nugroho, R. D. 2003. Kebijakan publik formulasi, implementasi dan formulasi.PT. Elex


Media Komputindo, Jakarta.

Parker, R. S. 1975. Policy and administration. John willey and sons Australia plty. LTD,
Sydney.

Suharno. 2010. Dasar-dasar kebijakan public. UNY Press.

Suharto. 2006. Kebijakan dan perencanaan sosial. Departemen komunikasi dan


pengembangan masyarakat, fakultas ekologi manusia IPB dan sekolah
pascasarjana IPB. Bogor.

Wahab , S. A. 2008. Analisis kebijakan dari formulasi ke implementasi kebijaksanaan


Negara. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai