Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maria Desistri Ngongo

NIM : 2107010181
Kelas : 2B Ilmu Kesehatan Masyarakat
Mata kuliah : Dasar AKK

PEMBAHASAN :
1. 5 Pengertian Kebijakan Menurut Pakar
 Menurut Dye, 2001 kebijakan merupakan segala sesuatu yang di pilih oleh
pemerintah untuk dilaksanakan atau tidak. Kegagalan untuk membuat
keputusan atau bertindak atas suatu permasalahan.
 Menurut Walt, 1994 kebijakan Kesehatan serupa dengan politik dengan segala
penawaran terbuka kepada orang yang berpengaruh pada penyusunan
kebijakan, bagaimana mereka mengolah perngaruh tersebut, dan dengan
persyaratan apa.
Segaala sesuatu untuk mempengaruhi factor-faktor penentu di sector
Kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan layanan Kesehatan.
 James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000:17) mendefinisikan kebijakan itu
adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan
di laksanakan oleh seorang pelaku sekelompok pelaku guna memecahkan
suatu masalah tertentu.
 Menurut Carl Friedrich, kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari
peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan yang diinginkan.
 Menurut Heclo (1977) kebijakan adalah cara bertindak yang sengaja
dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah-masalah.

2. Jenis Kebijakan Publik


Kebijakan publik sebagai kursus atau metode tindakan yang dipilih, biasanya dengan
pemerintah, dari kalangan alternatif untuk membimbing dan menentukan keputusan
sekarang dan masa depan. Adapun jenis kebijakan publik antarlain :
 Kebijakan Substantif (subtantive Policy)
Kebijakan substantif dilihat dari substasi masalah yang dihadapi oleh
pemerintah. Contoh: Kebijakan perburuhan, kesejahteraan sosial, hak-hak
sipil, masalah luar negeri.
 Kebijakan Distributif (Distributive Policy)
Kebijakan distributif adalah kebijakan yang mengatur tentang pemberian
pelayanan atau keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok,
atau perusahaan-perusahaan. Contoh: Kebijakan legislatif, yudikatif.
 Kebijakan Material (Material Policy)
Kebijakan material adalah kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian
sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya.
 Kebijakan Barang Publik (Public Goods Policy)
Kebijakan barang publik merupakan kebijakan yang mengatur tentang
penyediaan barang-barang atau pelayanan-pelayanan oleh pemerintah untuk
kepentingan orang banyak.

3. Bentuk kebijakan publik


Kebijakan publik dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (Tangkilisan, 2003:2):

a) Kebijakan Publik Makro


Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum atau dapat juga
dikatakan sebagai kebijakan yang mendasar. Contohnya: (a). Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; (b). Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;(c). Peraturan
Pemerintah;(d). Peraturan Presiden;(e) Peraturan Daerah. Dalam
pengimplementasian, kebijakan publik makro dapat langsung
diimplementasikan.
b) Kebijakan Publik Meso
Kebijakan publik yang bersifat meso atau yang bersifat menengah atau
yang lebih dikenal dengan penjelas pelaksanaan. Kebijakan ini dapat
berupa Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur,
Peraturan Bupati, Peraturan Wali kota, Keputusan Bersama atau SKB
antar- Menteri, Gubernur dan Bupati atau Wali kota.
c) Kebijakan Publik Mikro
Kebijakan publik yang bersifat mikro, mengatur pelaksanaan atau
implementasi dari kebijakan publik yang di atasnya. Bentuk kebijakan ini
misalnya peraturan yang dikeluarkan oleh aparat-aparat publik tertentu
yang berada di bawah Menteri, Gubernur, Bupati dan Wali kota.

4. Tujuan kebijakan publik


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan publik tak lain untuk menghadirkan
sebuah pemecahan masalah yang dihadapi oleh suatu negara secara umum di wilayah
tertentu. Namun, secara lebih lanjut terdapat beberapa tujuan kebijakan publik yang
selalu melekat. Beberapa di antaranya yakni:
 Tujuan Ilmiah
Tujuan kebijakan publik yang pertama tak lain untuk mengembangkan
pengetahuan ilmiah. Sebab, kebijakan publik tidak akan pernah terlepas dari
suatu penelitian ilmiah yang menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan.
Penelitian ilmiah tersebut juga merupakan salah satu input atau referensi pada
proses penyusunan agenda permasalahan publik.
 Tujuan Profesional
Tujuan kebijakan publik yang berikutnya adalah untuk menetapkan
pengetahuan ilmiah di bidang tertentu untuk memecahkan permasalahan
publik. Maka dari itu, suatu kebijakan publik yang berkualitas tersebut akan
selalu berpedoman pada penelitian ilmiah dari para ahli di bidangnya.
 Tujuan Politik
Tujuan kebijakan publik selanjutnya adalah untuk mendapatkan legitimasi dari
publik terhadap suatu rezim tertentu. Kekuasaan akan semakin mendapatkan
kekuatan di kala dampak positif dari suatu kebijakan publik tertentu semakin
meluas.

5. Posisi Kebijakan Kesehatan Dalam Kebijakan Publik


Dalam kebijakan Kesehatan harus mempertimbangkan 3 hal yaitu :
1. Tujuan
Hal terpenting adalah tujuan dari kebijakan tersebut, apakah tujuannya jelas dan
bisa di terima oleh masyarakat atau tidak, karena jika tujuannya tidak jelas dan
merugikan masyarakat maka akan menimbulkan konflik.
2. Manfaaf
Hal kedua adalah manfaat, apakah kebijakan tersebut beermanfaat bagi semua
pihak masyarakat atau hanya Sebagian masyarakat, karena manfaat ini yang akan
di ambil hasilnya dari kebijakan tersebut.
3. Reaksi dari masyarakat
Reaksi masyarakat penting dalam pengambilan suatu kebijakan karena reaksi ini
yang akan mendukung sebuah kebijakan agar tetap berjalan.

6. Pentinya Kebijakan Kesehatan


sektor kesehatan merupakan bagian penting
perekonomian di berbagai negara.
 sektor kesehatan seperti spons, menyerap banyak sumber daya nasional untuk
membiayai banyak tenaga kesehatan.
 sektor kesehatan seperti pembangkit perekonomian, melalui inovasi dan
investasi dibidang teknologi biomedis atau produksi dan penjualan obat-
obatan, atau dengan menjamin adanya populasi yang sehat yang produktif
secara ekonomi.
 pengambilan keputusan kesehatan juga berkaitan dengan hal kematian dan
keselamatan, kesehatan diletakkan dalam kedudukan yang lebih istimewa
dibanding dengan masalah sosial yang lainnya.
 Kesehatan juga dipengaruhi oleh sejumlah keputusan yang tidak ada kaitannya
dengan layanan kesehatan: kemiskinan mempengaruhi kesehatan masyarakat,
sama halnya dengan polusi, air kotor atau sanitasi yang buruk.

7. Kebijakan Kesehatan Dari 5 Pakar


1. Erward
Pengertian kebijakan publik menurut Edward adalah What governmernt say and do,
or do not do. It is the goals or purposes of governments programs. Artinya apa yang
dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah termasuk kebijakan
publik.

2. Woll (1966)
Pengertian kebijakan publik menurut Woll adalah sejumlah aktivitas pemerintah
untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui
berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

3. W.N. Dunn
Pengertian kebijakan publik menurut W.N. Dunn adalah suatu daftar tidakan yang
saling berhubungan yang disusun oleh instansi atau pejabat pemerintah antara lain
dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, pengendalian
kriminalitas, dan pembangunan perkotaan.

4. Irfan Islami
Pengertian kebijakan publik menurut Irfan Islami adalah serangkaian tindakan yang
ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang
mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu, demi kepentingan selurh
masyarakat.
5. Robert Eyestone
Pengertian kebijakan publik menurut Robert Eyestone adalah hubungan suatu unit
pemerintah dengan lingkungannya.

8. Contoh Kebijakan Kesehatan yang ada di Indonesia


Ada beberapa contoh kebijakan di Indonesia yaitu :
 Penurunan kematian
 Peningkatan kualitas
 Peningkatan konsumsi
 Peningkatan aktifitas fisik, pencegahan, dan pengendalian. Faktor risiko
penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
 Peningkatan Pendidikan gizi
 Penguatan surveilans gizi

Anda mungkin juga menyukai