Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN ‘ SISTEM HORMON’

“UJI EFEKTIFITAS AIR REBUSAN DAUN PANDAN TERHADAP


PRODUKSI HORMON INSULIN UNTUK MENURUNKAN KADAR
GLUKOSA DARAH MENCIT ( Mus Musculus )”

KELOMPOK : 3

1. SONIA SITORUS ( RSA1C417014 )


2. KARMILA PASARIBU ( RSA1C41701 )
3. SISSY DWI FEBRIYATI (RRA1C417001)
4. SILPIANA (RSA1C417012)
5. HERLINADIA (RSA1C417015)

DOSEN PENGAMPU

PROGRAM STUDI PENDIIDIKAN BIOLOGI


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “UJI EFEKTIFITAS AIR REBUSAN DAUN PANDAN TERHADAP
PRODUKSI HORMON INSULIN UNTUK MENURUNKAN KADAR GLUKOSA
DARAH MENCIT ( Mus Musculus )” Salawat dan salam penulis persembahkan
kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengajari manusia sampai akhir hayatnya.

Dalam menyelesaikan makalah ini, mulai dari perencanaan, pengumpulan dan


penyusunan terdapat hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak semua kesulitan dan hambatan dapat
teratasi. Selanjutnya terimakasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
perkembangan Hewan yang begitu banyak memberi bimbingan kepada penulis, serta
sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan masukan kepada
penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif
demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan makalah ini menjadi
sumbangan pikiran dalam meningkatkan hasil produk bagi perusahaan demi
tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Jambi, Mei 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia memiliki sistem pengaturan tubuh yang berfungsi untuk menjaga
kesemibangan tubuh, salah satunya adalah hormon. Hormon adalah zat kimia yang
dihasilkan di kelenjar endokrin yang dialirkan melalui darah menuju ogarn tujuan
(organ target). Hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh yang
memiliki funsi tertentu. Hormon memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh.
Mekanisme pengendalian, pengaturan dan koordinasi aktivitas sel, jaringan organ,
dilakukan oleh sistem saraf dengan sistem hormon (endokrin) sehingga tubuh tetap
dapat baik.

Hormon mengatur aktivitas metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,


keseimbangan tubuh, dan reproduksi. Perngaruh hormone dapat terjadi beberapa jam,
hari, mingggu, bulan dan bahkan tahun. Banyak penyakit yang disebabkan
ketidakseimbangan hormone didalam tubuh. Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan
akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Salah satu contoh akibat ketidakseimbangan hormone di dalam tubuh adalah


penyakit tingginya kadar gula darah di dalam tubuh (diabetes melitus). Menurut
Masagus (2009: 112 ) diabetes mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit
kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat dari
kurangnya insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin. Insulin adalah
hormone yang disekresikan di pankeas, yang memiliki fungsi untuk mengatur
penggunaan glukosa sehingga dapat diubah menjadi energi dan juga berperan untuk
membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.

Menurut Ramadan (2017 :10) Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu jenis penyakit
yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.

3
Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh
tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh
meningkat. Seluruh gula akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin. Insulin
adalah hormon yang mengatur gula darah untuk penggunaan glukosa sehingga dapat
diubah menjadi energi dan juga berperan untuk membantu mengontrol kadar gula
darah (glukosa) dalam tubuh. Kekurangan hormon insulin mengakibatkan glukosa
yang dikonsumsi tidak dapat diproses oleh tubuh secara sempurna.

Pengobatan penyakit diabetes melitus cukup mahal, sehingga dibutuhkan


alternatif obat yang murah, mudah didapat, dan tidak memberikan efek samping.
Selama ini pengobatan yang telah dilakukan untuk penderita diabetes adalah suntikan
insulin dan pemberian obat antidiabetes yang memiliki efek samping seperti sakit
kepala, pusing, mual, dan anoreksia serta membutuhkan biaya yang mahal sehingga
banyak penderita yang berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya dengan cara
tradisional menggunakan bahan alam seperti tanaman herbal. Oleh karena itu, banyak
penderita yang berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya dengan cara
tradisional menggunakan bahan alam seperti tanaman obat yang efek sampingnya
relatif rendah dan harganya murah (Widowati, 1997).

Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius ) memiliki kandungan alkaloid,


saponin, dan flavonoid. Tanin mencegah timbunan glukosa dan lemak darah
(Dalimartha, 2005). Alkaloid akan menurunkan kebutuhan insulin dan kadar glukosa
darah dan flavonoid akan menghambat mukosa usus yang menyebabkan kadar
glukosa darah akan turun. Daun tanaman pandan wangi memiliki kemampuan sebagai
antikanker, antimikroba, menurunkan kadar kolesterol dan kadar glukosa darah,
bersifat antibiotik, dan dapat memberikan peningkatan kekebalan tubuh ( Prameswari,
dkk, 2014 : 21). Melalui penjelasan tersebut , kami tertarik untuk melakukan
penelitian sederhana mengenai uji

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dentifikasi masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Apa pengertian hormon?

2. Apa peranan hormon di dalam tubuh dan kelenjar penghasil hormon?

3. Apa hubungan penyakit diabetes melitus dengan kadar hormon insulin?

4. Apakah air rebusan daun pandan efektif untuk meningkatkan produksi


hormon insulin dengan menurunkan kadar glukosa darah mencit yang sudah
diberi glukosa?

5. Air rebusan daun pandan dengan konsenterasi berbeda yaitu 5%, 10% dan
20% yang lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan
dengan obat penurun glukosa darah (glibenkamid)?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian hormon.

2. Untuk mengetahui peranan hormon di dalam tubuh dan kelenjar penghasil


hormon.

3. Untuk mengetahui hubungan penyakit diabetes melitus dengan kadar hormon


insulin.

4. Untuk mengetahui air rebusan daun pandan efektif untuk meningkatkan


produksi hormon insulin dengan menurunkan kadar glukosa darah mencit
yang sudah diberi glukosa.

5. Untuk mengetahui air rebusan daun pandan dengan konsenterasi 5%, 10%
dan 20% yang lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan
dengan obat penurun glukosa darah (glibenkamid)

5
1.4 Mamfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meneliti lebih lanjut mengenai manfaat air rebusan daun pandan untuk
meningkatkan produksi hormon insulin di dalam darah ditandai dengan
berkurangnya kadar glukosa darah.

2. Untuk memberikan informasi ilmiah kepada pembaca, dan sebagai sumber


informasi bagi peneliti selanjutnya bahwa air rebusan daun pandan untuk
meningkatkan produksi hormon insulin dan pengaruhnya dengan
berkurangnya kadar glukosa darah.

1.5 Hipotesis sementara

Air rebusan daun pandan dengan berbagai konsenterasi (5%,10% dan 20%)
dapat meningkatkan hormon insulin dalam darah yang ditandai dengan
menurunnya kadar glukosa darah pada mencit yang telah diberikan glukosa.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hormon

2.1. Pengertian Hormon

Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelejar dalam jumlah yang sangat kecil dan
dibawa oleh darah menuju target. Hormon yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan
langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus
disebut sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata
hormaein yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar. Hormon
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan (Rachmadiarti, Fida dkk.
2007: 87).
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelenjar dalam jumlah yang sangat kecil dan
dibawa oleh darah menuju target. Jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang
aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Hormon mengatur beberapa aspek
metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi lain yaitu mengatur beberapa aspek
metabolisme, mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah,
fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan,
laktasi dan sistem reproduksi. Terdapat tiga kelas hormon yaitu peptida, amina, dan

7
steroid. Hormon peptida memiliki tiga sampai lebih dari 200 residu, asam amino,
termasuk hipotalamus dan pituitary, dan insulin dan glucagon dari pankreas. Hormon-
hormon amina yaitu senyawa-senyawa kecil yang larut dalam air, terdiri dari
kelompok amino, termasuk adrenalin dari medulla adrenal dan hormone-hormon
tiroid. Hormone-hormon steroid, yang larut dalam lemak, termasuk hormone-hormon
korteks adrenal androgen (hormone seks pria) dan estrogen (hormone-hormon seks
wanita) (Hasanah, uswatun. 2013: 42-49).

Hormon terdiri atas dua macam yakni hormone protein dan steroid. Hormone
steroid eksogenous aktif dalam didalam tubuh jika diberikan secara oral. Pada
manusia, pil pengontrol kelahiran termasuk steroid, diberikan secara oral dan dapat
bekerja efektif setelah melewati saluran pencernaan. Hormone protein akan rusak
dilambung dan mengalami metabolism disaluran pencernaan. Sifat demikian, menjadi
sebab pada umumnya ternak diberi hormone dalam bentuk pellet yang
diimplantasikan dibawa kulit. Mekanisme kerja steroid adalah melalui masuknya
hormone ke sitoplasma dimulai dengan membentuk ikatan hormone- receptor,
selanjutnya inisiasi DNA inti sel akan mengaktifkan RNA yang selanjutnya
melakukan sintesis senyawa (protein) baru (Hutagalung, Halomoan. 2004: 79).

A. Fungsi-fungsi Hormon

Semua hormon umumnya memperlihatkan kesamaan sifat. Beberapa sifat


yang umum diperlihatkan oleh hormone ialah sebagai berikut:

a. Hormon polipeptida biasanya disintetis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin.prohormon memiliki rantai
yang lebih panjang daripada bentuk aktifnya.
b. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
c. Beberapa jenis hormone (misalnya adrenalin) dapat segera bereaksi dengan sel
sasaran, sedangkan hormone yang lain (estrogen, dan tiroksin) bereaksi secara
lambat, adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam waktu beberapa detik,

8
sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu beberapa jam dan sampaii
beberapa hari.
d. Pada sel sasaran, hormone akan berkaitan dengan reseptornya.
e. Hormone kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua ( Kartolo, 1993:
267).

Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air
(homeostatis), berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkah laku. Hormon juga berfungsi untuk merangsang dan menghambat organ
sasaran. Beberapa jenis hormon hanya mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ,
tetapi pada hormon lainnya dapat mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ, tetapi
pada hormone lainnya dapat mempengaruhi seluruh kinerja tubuh. Contoh
hormoneTSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi
kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi
hormoneini mempengaruhi sel-sel seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau
pancreas dan mempengaruhi metabolism gula, protein serta lemak di seluruh tubuh
(Kimbal, John. 1983: 411).

Organ endokrin tepi adalah semua organ di luar hipotalamus dan pituitary. Pada
jantung juga mampu menghasilkan hormone, disebut atrial naturetic peptide (ANP). Hampir
semua aktivitas dalam tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi
proses pencernaan, peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh
darah ),pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi, dan reproduksi. Berikut table dari organ
endocrinal perifer, hormone yang disekresikan, serta fungsinya masing-masing:

Organ Hormone Fungsi hormone

Paratiroid Parathormon Meningkatkan kadar kalsium darah.

Tiroid Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah.

Tiroksin Meningkatkan metabolism sel dan berperan


penting dalam pertumbuhan serta
pemasakan sel (tubuh ) secara normal.

9
Lambung Gastrin Mengatur sekresi asam lambung.

Medulla Adrenalin Respon segera terhadap stress, antara lain


adrenal meningkatkan kadar gula darah dan curah
jantung.

Korteks Glukokortikoid Regulasi metabolism.


adrenal (kortikosteron)

Mineralikortikoid
Mengatur kadar elektrolit.
(aldosterone )

Ovarium Estrogen Menginisiasi proliferasi endometrium.


progesterone
Mempertahankan ketebalan endometrium.

Testis Androgen Mempertahankan pembentukan sperma, dan


(testosterone) terlibat dalam perkembangan ciri seks
sekunder.

( Isnaeni, Wiwi. 2006: 133-136).

Fungsi kelenjar endokrin yaitu menghasilkan hormone-hormon yang dialirkan


ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu. Mengontrol
aktifitas kelenjar tubuh. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh. Merangsang
pertumbuhan jaringan. Mengatur metabolism, oksidasi, menigkatkan absorbs glukosa
pada usus halus. Mempengaruhi metabolism lemak, protein, hidrat arang, vitamin,
mineral dan air (Hamid A, Abdul. 2005: 98).

B. Kelenjar Penghasil Hormon

Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi


beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang


peranan dalam metabolism
2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin

10
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan
dan hormon timus.
Berdasarkan letaknya, kelenjar endokrin dapat dibedakan sebagai berikut.

No Kelenjar Endokrin Lokasi

1. Kelenjar hipofisis Terletak pada dasar otak besar

2. Kelenjar tiroid atau Terletak di daerah leher


kelenjar gondok

3. Kelenjar paratiroid Terletak di dekat kelenjar tiroid

4. Kelenjar pankreas atau Terletak di dekat ventrikulus (perut besar)


pulau langerhans

5. Kelenjar adrenal Terletak di bagian atas ginjal

6. Ovarium Terletak di daerah abdomen (rongga perut)

7. Testis Terletak di buah zakar dalam skrotum

Macam-macam Kelenjar Endokrin dan Hormon yang dihasilkan yaitu:

No Kelenjar Hormon Fungsi

1. Hipofisis/Pituitari

a. Lobus Anterior 1.Hormon -Merangsang korteks kelenjar


Adrenokortikotropik adrenal untuk melepaskan
(ACTH) beberapa hormonnya ke
dalam aliran darah

2.Hormon - Merangsang pertumbuhan


Pertumbuhan kerangka dan tubuh secara
manusia (HGH)/ keseluruhan
somatomedin

3.Hormon -Merangsang

11
Perangsang Folikel spermatogenesis
(FSH)

4.Hormon -Menstimulasi pembentukan


Luteinizing (LH) hormon progresteron

5. Prolaktin (PRL) -Merangsang sekresi susu


setelah kelahiran

b. Intermedia Hormon perangsang -Mempengaruhi


melanosit (MSH) pembentukan warna kulit
(Melamin)

c. Lobus Posterior - Oksitosin - Merangsang kontraksi otot


pada uterus saat proses
kelahiran

-Mencegah pembentukan
- ADH (antidiuretic urine dalam jumlah banyak
hormon)/ vasopresin

2. Kelenjar -Tiroksin -Mempengaruhi proses


Tiroid/gondok metabolisme, pertumbuhan
fisik, menurunkan kadar
- Triyodotironin kalsium (Ca) dalam darah,
dan mempengaruhi
- Kalsitonin
perkembangan mental

3. Kelenjar Parathormon -Mengendalikan kadar


Paratiroid/anak kalsium dalam darah dan
gondok tulang

4. Adrenal/anak -Glukokortikoid -Menaikkan kadar glukosa


-ginjal darah, mengubah glikogen
- Korteks Mineral

12
-korteks menjadi glukosa

-Medula -Adrenalin - Membentuk sifat kelamin


sekunder pria
-Androgen

5. Prankreas/Langer - Insulin - Mengubah glukosa menjadi


hans glikogen dihati
- Glukagon

6. Gonad/Kelamin - - Estrogen -Menentukan ciri


Daerah perut pertumbuhan kelamin
- Progesteron
(wanita) sekunder pada wanita
- Testosteron

7. Timus) Thymosin Sistem imun (kekebalan

Secara fisiologi, situasi stress mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya


mengendalikan dua sistem neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks
adrenal. Sistem saraf simpatik berespon terhadap implus saraf dari hipotalamus yaitu
dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah
pengendaliannya, sebagai contoh, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan
mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal
untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal
diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada
kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis
selanjutnya mensekresikan hormone ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke
korteks adrenal. Korteks adrenal menstimulasi pelepasan sekelompok hormone,
termasuk kortisol yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke

13
kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai
hormone stress yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang
simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight
(Subramaniam,V: 4-7)

D. Hormon Insulin

Insulin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh pulau-pulau


Langerhans. Fungsi insulin berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kadar
glukosa darah yang meningkat, menstimulasi sel beta dalam memproduksi insulin.
Peran insulin dalam metabolism tubuh yaitu menurunkan kadar glukosa darah dengan
menyebabkan terjadinya peningkatan glikogenesis, glikolisis, dan lipogenesis. Peran
insulin pada muskuloskeletal menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam
amino dalam darah serta mendorongpenyimpanan molekul tersebut. Insulin
memudahkan penyerapan glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati,
berperan dalam proses glikogenesis, dalam hal ini insulin juga menghambat
pelepasan glukosa hati (glikogenolisis) dan produksi glukosa baru dari senyawa non-
karbohidrat (glukoneogenesis). Hormon insulin juga berperan dalam metabolisme
lemak, yakni mengatur proses lipolisis dan lipogenesis. Melalui lipolisis, asam lemak
bebas dapat ditranspor ke mitokhondria untuk dioksidasi melalui reaksi beta-oksidasi.
Insulin menstimulasi penyerapan glukosa di hati dan jaringan adipose jaringan, serta
mendorong terjadinya lipogenesis. Peran insulin pada metabolisme protein adalah
mengurangi katabolisme protein. Insulin juga berperan dalam meningkatkan sintesis
protein. Insulin dapat mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya
kadar glukosa dlam darah orang normal relatif konstan (Rachmadiarti, Fida dkk.
2007: 84).
Insulin merupakan hormon yang penting untuk kehidupan. Hormon ini
mempengaruhi baik metabolisme karbohidrat maupun metabolisme protein dan
lemak. Fungsi insulin yaitu menaikkan pengambilan glukosa kedalam selsel sebagian
besar jaringan, menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan
pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan mencegah penguraian
glikogen, menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa

14
C. PEMBENTUKAN INSULIN

1. Sel α (sel A), sel α menyusun kurang lebih 25% pulau Langerhans. Sel alfa
terdapat pada bagian perifer pulau Langerhans, dan beberapa tersebar di sepanjang
kapiler. Sel α bertugas mensekresi glukagon.
2. Sel β (sel B), penggunaan teknik immunoperoksidase akan menyebabkan sel beta
yang bertugas mensekresi insulin akan tampak berwarna coklat. Sel beta merupakan
sel yang mendominasi pulau Langerhans. Sel ini terutama terdapat di bagian tengah
dan menyusun lebih dari 60% pulau Langerhans.
D. Mekanisme kerja hormon Insulin
Mekanisme kerja insulin terjadi pada membran otot dan jaringan adiposa yang
akan menyebabkan peningkatan pemasukan glukosa, pada membran hati akan
menybabkan peningkatan glukokinase, glukosa dan dan glukosa-6-P dan pada
membran otot akan meningkatkan pemasukan asam amino, kalium, Ca2+, nukleosida
dan fosfat inorganik. Efekmetabolime pada karbohidrat adalah pada jaringan hati
terjadi peningkatan glikolisis dalam hal ini terjadi peningkatan enzim glukokinase,
fosfofruktokinase danpiruvat kinase sebaliknya terjadi penurunan glukosa-6-
fosfatase. Metabolisme karbohidrat pada jaringan hati dan otot menyebabkan banyak
glukosa-6-P yang dirubah menjadi glukosa-1-P, terjadi peningkatan glikogen sintetase
(glikogenesis) melalui peningkatan fosfodiesterase AMP siklik efeknya glikogenolisis
menurun. Metabolisme
karbohidrat pada jaringan hati dapat menurunkan glukoneogenesis. Metabolisme
karbohidrat dihati, otot dan jaringan adipose terjadi peningkatan HMP shunt dan
peningkatan siklus asam sitrat (siklus Krebs).Pengaruh adanya insulin pada
metabolism lipid pada jaringan adiposa dan hati menyebabkan peningkatan

15
lipogenesis dan penurunan lipolisis sehingga dapat menurunkan kadar lipid darah
melalui penurunan AMP siklik. Pengaruh adanya insulin pada metabolism protein
menyebabkan terjadinya peningkatan sintesis protein.
Glukagon yaitu hormon di produksi oleh sel sel lengerhans dalam pankreas
.glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin yaitu dapat
meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan menigkatkan glikogenolisis
dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adnil yang
mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dpapat meningkatkan
aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian
glikogen menjadi glukosa -6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa
dalam darah
F.Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan
resistensi insulin atau keduanya. Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada
Diabetes Melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai
organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya.
Diabetes Melitus yang ditandai oleh hiperglikemia kronis. Penderita DM akan
ditemukan dengan berbagai gejala berikut:

 Poliuria (banyak berkemih),


 Polidipsia (banyak minum), dan
 Polifagia (banyak makan) dengan penurunan berat badan.

Melitus tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) dan sering disebut sebagai


pembunuh manusia secara diam-diam “Silent Killer” dan menyebabkan kerusakan
vaskular sebelum penyakit ini terdeteksi. Diabetes Melitus dalam jangka panjang
dapat menimbulkan gangguan metabolik yang menyebabkan kelainan patologis
makrovaskular dan mikrovaskular. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Insulin berfungsi sebagai alat
yang membantu gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau
disimpan sebagai cadangan energy (Isfandiari, Muhammad, dkk. 2013: 234-243).

16
Diabetes melitus merupakan masalah serius di dunia termasuk di negara
berkembang seperti Indonesia. Konsensus yang dikeluarkan oleh Persatuan
Endokrinologi Indonesia pada tahun 2006, menyatakan bahwa prevalensi penderita
penyakit ini di Indonesia adalah 7,2% - 14,7% dari penduduk Indonesia yang
berumur di atas 15 tahun, dan angka ini cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan perekonomian Indonesia (perkeni, 2015 dalam Masyithah dan
Florentina).

Diabetes mellitus merupakan kelompok penyakit metabolisme yang ditandai


dengan hiperglikemia akibat cacat pada sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya
serta terjadi perubahan progresif terhadap struktur sel beta pancreas. Diabetes
mellitus dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut diantaranya faktor
genetik, infeksi oleh kuman, faktor nutrisi, zat diabetogenik, dan radikal bebas (stres
oksidatif). (Prameswari dan Widjanarko,2014).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolit yang ditandai dengan


peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Hal ini dihubungkan dengan
keadaan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin (sensitivitas) atau keduanya, dari faktor genetik
serta faktor lingkungan dan mengakibatkan komplikasi kronis termasuk
mikrovaskular, makrovaskular dan neuropatik kronis (Dipro et al, 2015; Hasan et al,
2013 dalam Nur,Amran,dkk, 2018).

Diabetes melitus mempunyai gejala seperti banyak makan (polifag), banyak


minum (polidipsi), dan banyak kencing (poliuri). Penderita diabetes mengetahui
dirinya mengidap diabetes setelah terjadi komplikasi progresif seperti gangguan
kardiovaskular, musculoskeletal dan intregumen yang akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Komplikasi ini biasa dicegah jika penderita mau melakukan tatalaksana
perubahan pola makan, edukasi, olahraga, dan terapi farmakologi (Nurrahmani &
Kurniadi, 2014 dalam Nur,Amran,dkk, 2018).

17
Penanganan kuratif penyakit diabetes mellitus terlebih dahulu dilakukan
secara non farmakologis yaitu dengan diet dan olah raga untuk mencapai target
glukosa darah yang diinginkan. Bila kedua cara non farmakologi belum mampu
mencapai target glukosa darah yang diinginkan maka tindakan kuratif diabetes
melitus dapat dibantu dengan pengobatan farmakologi tetapi tergantung pada tipe
diabetes mellitusnya (Nurrahmani, 2011 dalam Nur,Amran,dkk, 2018).

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat dari sedikitnya insulin atau
tubuh tidak mampu menggunakan insulin. Gejala yang sering timbul akibat penyakit
ini adalah mudah haus, mudah lapar, buang air kecil lebih sering, dan berat badan
menurun. Komplikasi yang timbul akibat DM di antaranya adalah gangguan pada
pembuluh darah besar yang dapat menyebabkan kerusakan jantung, otak, dan kaki,
serta pada pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, mata,
dan saraf (Utami, 2004 dalam Masagus Mhd, 2009).

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan


menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini
mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubh tidak dapat diproses
secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh menigkat. Seluruh gula akan
diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin. Insulin adalah hormon yang mengatur
gula darah. Kekurangan hormon insulin mengakibatkan glukosa yang dikonsumsi
tidak dapat diproses oleh tubuh secara sempurna (Givani Zulio, 2017).

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) (2009), dalam


Givani Zulio, (2017), prevalensi diabetes untuk tahun 2010 telah meningkat sebanyak
285 juta, dengan prediksi bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes akan
meningkat menjadi 438 juta. World Health Organisation (WHO) (2016) juga
melaporkan bahwa jumlah orang dewasa yang menderita diabetes hampir empat kali
lipat sejak 1980 sampai 422 juta orang dewasa.Kenaikan dramatis ini terutama
disebabkan oleh kenaikan diabetes tipe 2 dan faktor penggeraknya termasuk

18
kelebihan berat badan dan obesitas. Pada tahun 2012 diabetes menyebabkan 1,5 juta
kematian.Komplikasinya bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal
ginjal dan amputasi anggota badan bagian bawah.

Pengobatan penyakit DM cukup mahal, sehingga dibutuhkan alternatif obat


yang murah, mudah didapat, dan tidak memberikan efek samping. Oleh karena itu,
banyak penderita yang berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya dengan cara
tradisional menggunakan bahan alam seperti tanaman obat yang efek sampingnya
relatif rendah dan harganya murah (Widowati, 1997 dalam Givani Zulio, 2017).

Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan


hiperglikemia; perubahan metabolisme lipid, karbohidrat, protein; dan peningkatan
resiko komplikasi penyakit pembuluh darah yang disebabkan oleh penurunan
produksi insulin (defisiensi) dan menurunnya respon jaringan perifer terhadap insulin
(resistensi). Keluhan Diabetes Mellitus berupa poliuria, polidipsia, dan polifagia,
disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126
mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL)
(Luellmann, 2005 dalam Khairiyani, Ade,2018).

G.Klasifikasi diabetes mellitus


Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Diabetes tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Diabetes tipe 1 merupakan kondisi tidak terkontrolnya gula didalam tubuh
karena kerusakan sel pankreas sehingga mengakibatkan berkurangnya produksi
insulin sepenuhnya, diabetes tipe ini merupakan penyakit autoimun yang dipengaruhi
secara genetik oleh gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses perusakan
imunologik sel-sel yang memproduksi insulin secara bertahap (Dewi, 2014). Tipe ini
sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, namun demikian dapat juga
ditemukan pada setiap umur. Penderita membutuhkan insulin eksogen tidak hanya
untuk menurunkan kadar glukosa plasma melainkan juga untuk menghindari
ketoasidosis diabetika (KAD) dan mempertahankan kehidupan.
2. Diabetes tipe 2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

19
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak
terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel pankreas untuk menghasilkan hormon
insulin (Dewi, 2014). Tipe ini biasanya timbul pada umur lebih dari 40 tahun dan
bertubuh gemuk. Produksi insulin memadai untuk mencegah KAD, namun KAD
dapat timbul bila ada stress berat
Diabetes gestational Diabetes gestational adalah intoleransi glukosa yang
dimulai sejak kehamilan. Pada kondisi kehamilan, wanita membutuhkan lebih banyak
insulin Universitas Sumatera Utara 14 untuk mempertahankan metabolisme
karbohidrat normal. Jika seorang wanita hamil tidak mampu menghasilkan lebih
banyak insulin akan mengalami diabetes
3. Diabetes tipe khusus

Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang terjadi sekunder atau akibat dari
penyakit lain yang mengganggu produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin.
Contohnya adalah radang pankreas (pankreatitis), gangguan kelenjar adrenal atau
hipofisis, penggunaan hormon kortikosteroid, pemakaian beberapa obat antihipertensi
atau antikolesterol, malnutrisi, atau infeksi (Khairiyani, Ade,2018).

E. Daun Pandan Wangi

Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki kandungan


alkaloid, saponin, dan flavonoid. (Dalimartha, 2009). Tanin mencegah timbunan
glukosa dan lemak darah (Dalimartha, 2005). Alkaloid akan menurunkan kebutuhan
insulin dan kadar glukosa darah (Bunting et al., 2006). Flavonoid akan menghambat
GLUT 2 mukosa usus yang menyebabkan kadar glukosa darah akan turun (Song et
al., 2002 dalam Nur, Amran,dkk, 2018).

Salah satu tanaman yang banyak terdapat di pulau jawa dan belum banyak
dimanfaatkan sebagai obat herbal antidiabetes adalah pandan wangi. Pandan wangi
merupakan tanaman tropis yang banyak terdapat di dunia terutama wilayah Asia
Pasifik. Di Indonesia sendiri, pandan wangi banyak terdapat di pulau jawa. Daun
pandan wangi berkhasiat sebagai obat untuk anemia, bau badan, diabetes, gonorea,
sapremia, dan sifilis. Pada pengobatan beberapa penyakit, daun pandan wangi

20
umumnya diseduh dengan air panas dan diminum secara rutin (Prameswari dan
Widjanarko, 2014).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mencit jantan dengan umur 10 minggu :

1. PO control yaitu 3 ekor mencit yang diberikan makan dan diukur kadar
glukosa darah ( tidak diberikan glibenkhamid ataupun air rebusan daun
pandan).
2. P1 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 5%
3. P2 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 10%
4. P3 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 20 %
5. P4 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan glibenkamid ( obat penuru kadar
glukosa darah)

3.3 Alat dan Bahan

No Nama Alat Foto


1 Gelas Ukur

21
2 Glucometer
“autocheck”

3 Pisau

4 Wajan

22
5 Tempat minum
mencit

6 Timbangan

7 Kandang mencit

8 Suntik

23
No Nama Bahan Foto
1 Mencit jantan

2 Jarum franke

3 Strip glukosa

24
4 Daun pandan

5 Glibenklamid

3.4 Defenisi Operasional

25
a. Variabel bebas penelitian ini adalah perlakuan pemberian glibenkamid ( obat
penurun glukosa darah) dan air rebusan daun pandan berbagai konsenterasi yaitu 5%,
10%, 20% dan 30%.

b. Variabel terikat penelitian ini adalah produksi hormon insulin yang ditandai dengan
penurunan kadar glukosa darah, keaktifan mencit, dan nafsu makan mencit.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Perumahan puri masurai 1, blok J nomor 12

Waktu : jumat, 3 mei 2019

3.6 Penyiapan Bahan

A. Pemilihan dan penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan dengan umur 2-3 bulan da
berat 20-30 gram. Mencit jantan memiliki sistem hormonal yang lebih stabil
dibandingkan mencit betina memiliki kadar glukosa darah lebih tinggi pada saat
hamil sebab terjadi peningkatan hormon meliputi laktogen plasenta, kartisol,
prolactin, dan progesterone. Selain itu kebutuhan nutrisi pada saat hamil meningkat
sehingga glukosa yang di hasilkan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil
sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Sebelum perlakuan dilakukan tes
glukosa awal terhadap mencit setelah itu mencit di puasakan untuk meniadakan
pengaruh biologis dari hewan uji yang tidak dapat dihilangkan sehingga relatif dapat
mempengaruhi hasil yang di peroleh.

B. Pembuatan Air Rebusan Daun Pandan

Pembuatan air rebusan daun pandan dengan konsenterasi yang berbeda yaitu
5%, 10%, dan 20%.

5 gr, 10 gr, 40 gr, daun pandan

Dimasukkan kedalam panci

26
Dimasukkan 200 ml air

Direbus dengan suhu 100°C selama 20menit sampai air


tersisa 100 ml

Hasil

C. Pembuatan suspensi glibenklamid

4 tablet glibenklamid

Dihaluskan tablet glibenklamid

Dimasukkan air minum 10 ml

Dihomogenkan dengan cara diaduk

Hasil

B.Pembuatan larutan glukosa 20%

20 gram gula pasir


Dicampurkan dengan 100 ml air

Dilarutkan

Hasil

27
3.7. Prosedur kerja

Mencit jantan

Diukur glukosa darah sebelum dilakukan


perlakuan

Dipuasakan 4 jam

Diukur kadar glukosa darahnya

Diberikan air rebusan daun pandan


wangi dan glibenklamid

Diukur kadar glukosa darahnya dan


diamati aktivitas fisik nya

Hasil

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil

No Kelompok Mencit Pengukuran Pengukuran Pegukuran Pengukuran


sebelum setelah setelah setelah
perlakuan berpuasa 4 pemberian diberikan air
jam glukosa rebusan
daun pandan
berbagai
konsenterasi
dan
glibenkamid
1 Kontrol hanya I2 156 mg/dl 135 mg/dl
diberi makan) 3 (+++) (+++)

2 P1 (rebusan 1 149 mg/dl ( 61 mg/dl 101 mg/dl 76 mg/dl (+


air daun +++) ( ++) (+++) +)
pandan 5% ) 2 134 mg/dl 118 mg/dl (+
(+++) +)
3 168 136 mg/dl (+
mg/dl( ++ ++)

29
+)
3 P2 (rebusan 1 136 mg/dl 82 mg /dl 174 mg/ dl 81 mg/dl (+
air daun 2 (+++) (++) (+++) +)
pandan 10 %) 187 mg/dl 102mg/dl (+
3 (+++) +)

4 P3 (rebusan 1 88mg/dl (+ 84 mg/dl 133 mg/dl 69 mg/dl (+)


air daun +) (+) (++)
pandan 10 %) 2 145 mg/dl 73 mg/dl (+)
(++)
3

5 P4 1 136 mg/dl 87mg/dl (+ 120 69mg/dl (+


(pemberian 2 (++) +) mg/dl(+++) +)
glibenkhamid) 3 128 mg/dl
(+++) 81mg/dl (+
133 mg/dl +)
(+++) 89 mg/dl (+
+)
Keterangan:

1. + (lemas, sedikit melakukan aktivitas)

2. ++ ( kurang lincah)

3. +++ ( lincah banyak melakukan aktivitas)

4.2 PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul uji efektifitas air rebusan daun pandan terhadap
produksi hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit (Mus
musculus ) ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah rebusan daun
pandan wangi mampu menurunkan kadar glukosa darah. Pada penelitian ini
dilakukan rebusan daun pandan wangi dengan konsentrasi 5%, 10%,20% dan

30
hasilnya dibandingkan dengan mencit yang diberikan obat penurun glukosa darah
glibenkamid. Percobaan ini dilakukan pada mecit, karena memiliki struktur darah
yang mirip dengan manusia dan menggunakan mencit jantan dewasa yang
mempunyai sistem hormon yang lebih stabil dibangdingkan dengan mencit betina.

Pada awal perlakuan kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan alat
gluometer ‘autocheck’, dan membandingkan kadar glukosa dan aktivitas mencit yang
diberikan glibenkamid dengan air rebusan daun pandan. Penurunan efektivitas kadar
glukosa darah dilakukan secara enzimatik dengan menggunakan metode toleransi
glukosa oral, yaitu glukosa di oksidasi oleh oksigen menjadi asam glukonat dan
hidrogen peroksida. Reaksi ini dikatalasi oleh enzim glukosa oksidase. Darah diambil
melalui pembuluh darah vena pada ujung ekor kemudian diteteskan pada strip
glukometer. Tetesan darah yang mengandung glukosa akan bereaksi dengan zat
tertentu yang terkandung pada strip (glukosa oksidase) kemudian secara otomatis
dalam waktu 5 detik kadar glukosa akan terukur dan hasilnya dapat di baca pada
monitor glukometer.

Pada P0 (kontrol) tanpa diberikan perlakuan memiliki aktivitas fisik yang


banyak yaitu ditandai dengan banyak melakukan aktivitas dan memiliki kadar
gkulosa dalam darah yang banyak. Lalu pada P1,P2 dan P3 dan P4 diberikan
perlakuan yang berbeda. Sebelum perlakuan dilakukan tes glukosa awal terhadap
mencit glukosa darah dan didapatkan lalu mencit dipuasakan untuk meniadakan
pengaruh biologis dari hewan uji yang tidak dapat dihilangkan sehingga relative dapat
mempengaruhi hasil yang di peroleh. Kadar glukosa darah menurun sangat banyak
karena tidak ada asupan makanan yang masuk sehingga kadar glukosa menurun.
Banyaknya kadar insulin yang diproduksi akan mempercepat proses oksidasi glukosa
dalam jaringan dan meransang perubahan glukosa menjadi gikogen apabila, glukosa
dalam darah meningkat. Tanpa bantuan hormon, kadar gula darah akan meningkat
setelah makan, dan apabila tidak ada asupan makanan dalam periode tertentu akan
menyebabkan kadar glukosa darah turun menjdai sangat rendah dan terlihat lemas,
hormon insulin dihasilkan sel prankeas apabila kadar glukosa meningkat dalam darah

31
yang menyebabkan pada saat mencit berpuasa terjadi penurunan glukosa darah
(Nastriani,2016 : 16 )

Lalu diberikan perlakuan pada mencit dengan memberikan glukosa 20%


sebanyak 1ml ke mencit dan setelah 10 menit diukur kadar glukosa darah yang
meningkat jauh dibandingkan pada saat berpuasa. Hal ini disebabkan karena pada
saat tubuh diberi glukosa, tubuh menerima asupan glukosa sehingga kadar gula rah
naik. Pada P1 (dengan pemberian rebusan daun pandan 5 %), P2 (dengan pemberian
rebusan daun pandan 10 %), P3 (dengan pemberian rebusan daun pandan 20 %),
didapatkan hasil penurunan kadar glukosa darah. Hal ini karena daun pandan
mengandung memiliki kandungan alkaloid, saponin, dan flavonoid. (Dalimartha,
2009). Tanin mencegah timbunan glukosa pemecahan glukosa menjadi glikogen
sehingga timbunan glukosa dalam darah dapat dihindari, dan lemak darah .Alkaloid
akan menurunkan kebutuhan insulin dan kadar glukosa darah, flavonoid akan
menghambat penyerapan glukosa usus yang menyebabkan kadar glukosa darah akan
turun. berfungsi sebagai astringen atau pengkhelat yang dapat mengerutkan membran
epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan, menghambat
asupan gula sehingga laju peningkatan gula darah tidak terlalu tinggi

Kadar glukosa darah mencit diukur selama 90 menit setelah perlakuan karena
tubuh memerlukan waktu untuk mengabsorpsi glukosa dalam tubuh dan digunakan
jangka 90 menit untuk melihat efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih jelas
setelah pemberian rebusan daun pandan wangi dan dari reaksi obat glibenkhamid.
Pada P4 pemberian glibenkamid (obat meningkatkan kadar glukosa darah), dengan
merangsang sel beta pada prankeas untuk menhasilkan hormon insulin. Pada P4 yaitu
pemberian glibenkamid pada mencit,, terjadi penurunan kadar glukosa darah.
Glibenkhamid adalah obat yang sering dikomumsi orang yang menderita penyakit
diabetes ( kekurangan hormon insulin), Hormon insulin yang diprosuksi sel beta pada
prankeas akan menurunkan kadar glukosa darah. Daun pandan dapat dimamfaatkan
untuk sebgai penurun kadar glukosa darah alami, karena jika menggunkan obat kimia
seperti glienkamid dapat menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya.

32
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian sederhana yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelenjar tubuh dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target.

2. Daun pandan mengandung daun pandan mengandung memiliki kandungan


alkaloid, saponin, dan flavonoid. Tanin mencegah timbunan glukosa dan
lemak darah Alkaloid akan menurunkan kebutuhan insulin dan kadar glukosa
darah, flavonoid akan menghambat penyerapan glukosa usus yang
menyebabkan kadar glukosa darah akan turun. Air rebusan daun pandan
efektif untu menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan meningkatkan
sekresi hormon insulin.

3. Glibenkhamid adalah obat yang sering dikomumsi orang yang menderita


penyakit diabetes ( kekurangan hormon insulin), Hormon insulin yang
diprosuksi sel beta pada prankeas akan menurunkan kadar glukosa darah.

5.2 Saran

Sebaiknya perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut senyawa dari daun
pandan wangi yang berfungsi dalam penurunan kadar glukosa darah agar dapat
dimaamfaatkan sebagai obat alami, dan untuk mengurangi komsumsi obat kimia.

33
34
DAFTAR PUSTAKA

Givani, Zulio. 2017. Uji In Vivo Ekstrak Buah Mahkota Dewa Terhadap Asam Urat
Dan Glukosa Darah Mencit. Jurnal Biosains. 1(2)

Hamid, Abdul. 2005. Biokimia: Metabolism Biomolekul. Manokwari: Alfabeta

Hasanah, Uswatun. 2013. Insulin sebagai pengatur kadar gula darah. Jurnal
keluarga sehat sejahtera. 11 (22): 42-49

Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Sumatera Utara: USU

Isfandiari, Muhammad, dkk. 2013. Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2


Dengan Rerata Kadar Glukosa Darah. Jurnal Berkala Epiderminologi.
1 (2): 234-243

Isnaeni,Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta. Kanisius

Kartolo. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga


Pendidikan Tinggi

Kimbal, jhon. 1983. Biologi Jilid I. Jakarta. Erlangga

Masagus. 2009. Kadar Insulin Plasma Mencit Yang Dikondisikan Diabetes Mellitus
Setelah Pemberiaan Ekstra Daun Nimba. Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta

Masyithah, dkk. 2015. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Batang Brotowali ,
Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Dan Kombinasi Keduanya Pada
Mencit Putih Jantan. Jurnal Hubungan Insulin Dengan Ekstrak
Batang Brokoli: 1-7

Nur, Amran, dkk. 2018. Efektivitas Pemberian Rebusan Daun Pandan Wangi
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit. Jurnal Media
Farmasi. 1(15)
Widjanarko. 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Dan Histopatologi Tikus Diabetes. Jurnal
Pangan Dan Agroindustry. 2 (2):16-27

Rachmadiarti, fida, dkk, 2007. Biologi umum. Surabaya: UNESA Universty press

Subramaniam. Hubungan Antara Stress Dan Tekanan Darah Tinggi Pada Manusia .
Jurnal Sains Medis. 2( 1): 4-7

Sastramihardja, dkk. 2011. Efek Ekstrak Air Buah Papaya Muda Terhadap Gambaran
Histologi Kelenjar Mamma Mencit Laktasi. Jurnal MKB. 43 (4)
LAMPIRAN

Tempat minum mencit Strip glukosa

Gelas ukur Jarum franke


Daun pandan Mencit jantan

Glibenklamid
Daun pandan ditimbang Hasil pengukuran glukosa

Pemberian minum Cara memegang mencitPengambilan sampel darah

Anda mungkin juga menyukai