KELOMPOK : 3
DOSEN PENGAMPU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “UJI EFEKTIFITAS AIR REBUSAN DAUN PANDAN TERHADAP
PRODUKSI HORMON INSULIN UNTUK MENURUNKAN KADAR GLUKOSA
DARAH MENCIT ( Mus Musculus )” Salawat dan salam penulis persembahkan
kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengajari manusia sampai akhir hayatnya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki sistem pengaturan tubuh yang berfungsi untuk menjaga
kesemibangan tubuh, salah satunya adalah hormon. Hormon adalah zat kimia yang
dihasilkan di kelenjar endokrin yang dialirkan melalui darah menuju ogarn tujuan
(organ target). Hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh yang
memiliki funsi tertentu. Hormon memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh.
Mekanisme pengendalian, pengaturan dan koordinasi aktivitas sel, jaringan organ,
dilakukan oleh sistem saraf dengan sistem hormon (endokrin) sehingga tubuh tetap
dapat baik.
Menurut Ramadan (2017 :10) Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu jenis penyakit
yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.
3
Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh
tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh
meningkat. Seluruh gula akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin. Insulin
adalah hormon yang mengatur gula darah untuk penggunaan glukosa sehingga dapat
diubah menjadi energi dan juga berperan untuk membantu mengontrol kadar gula
darah (glukosa) dalam tubuh. Kekurangan hormon insulin mengakibatkan glukosa
yang dikonsumsi tidak dapat diproses oleh tubuh secara sempurna.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dentifikasi masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
5. Air rebusan daun pandan dengan konsenterasi berbeda yaitu 5%, 10% dan
20% yang lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan
dengan obat penurun glukosa darah (glibenkamid)?
5. Untuk mengetahui air rebusan daun pandan dengan konsenterasi 5%, 10%
dan 20% yang lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan
dengan obat penurun glukosa darah (glibenkamid)
5
1.4 Mamfaat Penelitian
1. Untuk meneliti lebih lanjut mengenai manfaat air rebusan daun pandan untuk
meningkatkan produksi hormon insulin di dalam darah ditandai dengan
berkurangnya kadar glukosa darah.
Air rebusan daun pandan dengan berbagai konsenterasi (5%,10% dan 20%)
dapat meningkatkan hormon insulin dalam darah yang ditandai dengan
menurunnya kadar glukosa darah pada mencit yang telah diberikan glukosa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hormon
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelejar dalam jumlah yang sangat kecil dan
dibawa oleh darah menuju target. Hormon yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan
langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus
disebut sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata
hormaein yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar. Hormon
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan (Rachmadiarti, Fida dkk.
2007: 87).
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelenjar dalam jumlah yang sangat kecil dan
dibawa oleh darah menuju target. Jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang
aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Hormon mengatur beberapa aspek
metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi lain yaitu mengatur beberapa aspek
metabolisme, mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah,
fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan,
laktasi dan sistem reproduksi. Terdapat tiga kelas hormon yaitu peptida, amina, dan
7
steroid. Hormon peptida memiliki tiga sampai lebih dari 200 residu, asam amino,
termasuk hipotalamus dan pituitary, dan insulin dan glucagon dari pankreas. Hormon-
hormon amina yaitu senyawa-senyawa kecil yang larut dalam air, terdiri dari
kelompok amino, termasuk adrenalin dari medulla adrenal dan hormone-hormon
tiroid. Hormone-hormon steroid, yang larut dalam lemak, termasuk hormone-hormon
korteks adrenal androgen (hormone seks pria) dan estrogen (hormone-hormon seks
wanita) (Hasanah, uswatun. 2013: 42-49).
Hormon terdiri atas dua macam yakni hormone protein dan steroid. Hormone
steroid eksogenous aktif dalam didalam tubuh jika diberikan secara oral. Pada
manusia, pil pengontrol kelahiran termasuk steroid, diberikan secara oral dan dapat
bekerja efektif setelah melewati saluran pencernaan. Hormone protein akan rusak
dilambung dan mengalami metabolism disaluran pencernaan. Sifat demikian, menjadi
sebab pada umumnya ternak diberi hormone dalam bentuk pellet yang
diimplantasikan dibawa kulit. Mekanisme kerja steroid adalah melalui masuknya
hormone ke sitoplasma dimulai dengan membentuk ikatan hormone- receptor,
selanjutnya inisiasi DNA inti sel akan mengaktifkan RNA yang selanjutnya
melakukan sintesis senyawa (protein) baru (Hutagalung, Halomoan. 2004: 79).
A. Fungsi-fungsi Hormon
a. Hormon polipeptida biasanya disintetis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin.prohormon memiliki rantai
yang lebih panjang daripada bentuk aktifnya.
b. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
c. Beberapa jenis hormone (misalnya adrenalin) dapat segera bereaksi dengan sel
sasaran, sedangkan hormone yang lain (estrogen, dan tiroksin) bereaksi secara
lambat, adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam waktu beberapa detik,
8
sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu beberapa jam dan sampaii
beberapa hari.
d. Pada sel sasaran, hormone akan berkaitan dengan reseptornya.
e. Hormone kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua ( Kartolo, 1993:
267).
Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air
(homeostatis), berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkah laku. Hormon juga berfungsi untuk merangsang dan menghambat organ
sasaran. Beberapa jenis hormon hanya mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ,
tetapi pada hormon lainnya dapat mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ, tetapi
pada hormone lainnya dapat mempengaruhi seluruh kinerja tubuh. Contoh
hormoneTSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi
kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi
hormoneini mempengaruhi sel-sel seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau
pancreas dan mempengaruhi metabolism gula, protein serta lemak di seluruh tubuh
(Kimbal, John. 1983: 411).
Organ endokrin tepi adalah semua organ di luar hipotalamus dan pituitary. Pada
jantung juga mampu menghasilkan hormone, disebut atrial naturetic peptide (ANP). Hampir
semua aktivitas dalam tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi
proses pencernaan, peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh
darah ),pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi, dan reproduksi. Berikut table dari organ
endocrinal perifer, hormone yang disekresikan, serta fungsinya masing-masing:
9
Lambung Gastrin Mengatur sekresi asam lambung.
Mineralikortikoid
Mengatur kadar elektrolit.
(aldosterone )
10
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan
dan hormon timus.
Berdasarkan letaknya, kelenjar endokrin dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Hipofisis/Pituitari
3.Hormon -Merangsang
11
Perangsang Folikel spermatogenesis
(FSH)
-Mencegah pembentukan
- ADH (antidiuretic urine dalam jumlah banyak
hormon)/ vasopresin
12
-korteks menjadi glukosa
13
kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai
hormone stress yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang
simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight
(Subramaniam,V: 4-7)
D. Hormon Insulin
14
C. PEMBENTUKAN INSULIN
1. Sel α (sel A), sel α menyusun kurang lebih 25% pulau Langerhans. Sel alfa
terdapat pada bagian perifer pulau Langerhans, dan beberapa tersebar di sepanjang
kapiler. Sel α bertugas mensekresi glukagon.
2. Sel β (sel B), penggunaan teknik immunoperoksidase akan menyebabkan sel beta
yang bertugas mensekresi insulin akan tampak berwarna coklat. Sel beta merupakan
sel yang mendominasi pulau Langerhans. Sel ini terutama terdapat di bagian tengah
dan menyusun lebih dari 60% pulau Langerhans.
D. Mekanisme kerja hormon Insulin
Mekanisme kerja insulin terjadi pada membran otot dan jaringan adiposa yang
akan menyebabkan peningkatan pemasukan glukosa, pada membran hati akan
menybabkan peningkatan glukokinase, glukosa dan dan glukosa-6-P dan pada
membran otot akan meningkatkan pemasukan asam amino, kalium, Ca2+, nukleosida
dan fosfat inorganik. Efekmetabolime pada karbohidrat adalah pada jaringan hati
terjadi peningkatan glikolisis dalam hal ini terjadi peningkatan enzim glukokinase,
fosfofruktokinase danpiruvat kinase sebaliknya terjadi penurunan glukosa-6-
fosfatase. Metabolisme karbohidrat pada jaringan hati dan otot menyebabkan banyak
glukosa-6-P yang dirubah menjadi glukosa-1-P, terjadi peningkatan glikogen sintetase
(glikogenesis) melalui peningkatan fosfodiesterase AMP siklik efeknya glikogenolisis
menurun. Metabolisme
karbohidrat pada jaringan hati dapat menurunkan glukoneogenesis. Metabolisme
karbohidrat dihati, otot dan jaringan adipose terjadi peningkatan HMP shunt dan
peningkatan siklus asam sitrat (siklus Krebs).Pengaruh adanya insulin pada
metabolism lipid pada jaringan adiposa dan hati menyebabkan peningkatan
15
lipogenesis dan penurunan lipolisis sehingga dapat menurunkan kadar lipid darah
melalui penurunan AMP siklik. Pengaruh adanya insulin pada metabolism protein
menyebabkan terjadinya peningkatan sintesis protein.
Glukagon yaitu hormon di produksi oleh sel sel lengerhans dalam pankreas
.glukagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin yaitu dapat
meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan jalan menigkatkan glikogenolisis
dalam hati. Glukagon juga berfungsi mengaktifkan enzim siklase adnil yang
mengubah ATP menjadi AMP siklik. Adanya AMP siklik dpapat meningkatkan
aktivitas enzim fosforilase yang bekerja sebagai katalis dalam proses penguraian
glikogen menjadi glukosa -6-fosfat. Hal ini mengakibatkan kenaikan kadar glukosa
dalam darah
F.Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan
resistensi insulin atau keduanya. Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada
Diabetes Melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai
organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya.
Diabetes Melitus yang ditandai oleh hiperglikemia kronis. Penderita DM akan
ditemukan dengan berbagai gejala berikut:
16
Diabetes melitus merupakan masalah serius di dunia termasuk di negara
berkembang seperti Indonesia. Konsensus yang dikeluarkan oleh Persatuan
Endokrinologi Indonesia pada tahun 2006, menyatakan bahwa prevalensi penderita
penyakit ini di Indonesia adalah 7,2% - 14,7% dari penduduk Indonesia yang
berumur di atas 15 tahun, dan angka ini cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan perekonomian Indonesia (perkeni, 2015 dalam Masyithah dan
Florentina).
17
Penanganan kuratif penyakit diabetes mellitus terlebih dahulu dilakukan
secara non farmakologis yaitu dengan diet dan olah raga untuk mencapai target
glukosa darah yang diinginkan. Bila kedua cara non farmakologi belum mampu
mencapai target glukosa darah yang diinginkan maka tindakan kuratif diabetes
melitus dapat dibantu dengan pengobatan farmakologi tetapi tergantung pada tipe
diabetes mellitusnya (Nurrahmani, 2011 dalam Nur,Amran,dkk, 2018).
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat dari sedikitnya insulin atau
tubuh tidak mampu menggunakan insulin. Gejala yang sering timbul akibat penyakit
ini adalah mudah haus, mudah lapar, buang air kecil lebih sering, dan berat badan
menurun. Komplikasi yang timbul akibat DM di antaranya adalah gangguan pada
pembuluh darah besar yang dapat menyebabkan kerusakan jantung, otak, dan kaki,
serta pada pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, mata,
dan saraf (Utami, 2004 dalam Masagus Mhd, 2009).
18
kelebihan berat badan dan obesitas. Pada tahun 2012 diabetes menyebabkan 1,5 juta
kematian.Komplikasinya bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal
ginjal dan amputasi anggota badan bagian bawah.
19
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak
terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel pankreas untuk menghasilkan hormon
insulin (Dewi, 2014). Tipe ini biasanya timbul pada umur lebih dari 40 tahun dan
bertubuh gemuk. Produksi insulin memadai untuk mencegah KAD, namun KAD
dapat timbul bila ada stress berat
Diabetes gestational Diabetes gestational adalah intoleransi glukosa yang
dimulai sejak kehamilan. Pada kondisi kehamilan, wanita membutuhkan lebih banyak
insulin Universitas Sumatera Utara 14 untuk mempertahankan metabolisme
karbohidrat normal. Jika seorang wanita hamil tidak mampu menghasilkan lebih
banyak insulin akan mengalami diabetes
3. Diabetes tipe khusus
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang terjadi sekunder atau akibat dari
penyakit lain yang mengganggu produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin.
Contohnya adalah radang pankreas (pankreatitis), gangguan kelenjar adrenal atau
hipofisis, penggunaan hormon kortikosteroid, pemakaian beberapa obat antihipertensi
atau antikolesterol, malnutrisi, atau infeksi (Khairiyani, Ade,2018).
Salah satu tanaman yang banyak terdapat di pulau jawa dan belum banyak
dimanfaatkan sebagai obat herbal antidiabetes adalah pandan wangi. Pandan wangi
merupakan tanaman tropis yang banyak terdapat di dunia terutama wilayah Asia
Pasifik. Di Indonesia sendiri, pandan wangi banyak terdapat di pulau jawa. Daun
pandan wangi berkhasiat sebagai obat untuk anemia, bau badan, diabetes, gonorea,
sapremia, dan sifilis. Pada pengobatan beberapa penyakit, daun pandan wangi
20
umumnya diseduh dengan air panas dan diminum secara rutin (Prameswari dan
Widjanarko, 2014).
BAB III
METODE PENELITIAN
1. PO control yaitu 3 ekor mencit yang diberikan makan dan diukur kadar
glukosa darah ( tidak diberikan glibenkhamid ataupun air rebusan daun
pandan).
2. P1 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 5%
3. P2 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 10%
4. P3 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan air rebusan daun pandan 20 %
5. P4 yaitu 3 ekor mencit yang diberikan glibenkamid ( obat penuru kadar
glukosa darah)
21
2 Glucometer
“autocheck”
3 Pisau
4 Wajan
22
5 Tempat minum
mencit
6 Timbangan
7 Kandang mencit
8 Suntik
23
No Nama Bahan Foto
1 Mencit jantan
2 Jarum franke
3 Strip glukosa
24
4 Daun pandan
5 Glibenklamid
25
a. Variabel bebas penelitian ini adalah perlakuan pemberian glibenkamid ( obat
penurun glukosa darah) dan air rebusan daun pandan berbagai konsenterasi yaitu 5%,
10%, 20% dan 30%.
b. Variabel terikat penelitian ini adalah produksi hormon insulin yang ditandai dengan
penurunan kadar glukosa darah, keaktifan mencit, dan nafsu makan mencit.
Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan dengan umur 2-3 bulan da
berat 20-30 gram. Mencit jantan memiliki sistem hormonal yang lebih stabil
dibandingkan mencit betina memiliki kadar glukosa darah lebih tinggi pada saat
hamil sebab terjadi peningkatan hormon meliputi laktogen plasenta, kartisol,
prolactin, dan progesterone. Selain itu kebutuhan nutrisi pada saat hamil meningkat
sehingga glukosa yang di hasilkan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil
sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Sebelum perlakuan dilakukan tes
glukosa awal terhadap mencit setelah itu mencit di puasakan untuk meniadakan
pengaruh biologis dari hewan uji yang tidak dapat dihilangkan sehingga relatif dapat
mempengaruhi hasil yang di peroleh.
Pembuatan air rebusan daun pandan dengan konsenterasi yang berbeda yaitu
5%, 10%, dan 20%.
26
Dimasukkan 200 ml air
Hasil
4 tablet glibenklamid
Hasil
Dilarutkan
Hasil
27
3.7. Prosedur kerja
Mencit jantan
Dipuasakan 4 jam
Hasil
28
BAB IV
4.1 HASIL
29
+)
3 P2 (rebusan 1 136 mg/dl 82 mg /dl 174 mg/ dl 81 mg/dl (+
air daun 2 (+++) (++) (+++) +)
pandan 10 %) 187 mg/dl 102mg/dl (+
3 (+++) +)
2. ++ ( kurang lincah)
4.2 PEMBAHASAN
Penelitian dengan judul uji efektifitas air rebusan daun pandan terhadap
produksi hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit (Mus
musculus ) ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah rebusan daun
pandan wangi mampu menurunkan kadar glukosa darah. Pada penelitian ini
dilakukan rebusan daun pandan wangi dengan konsentrasi 5%, 10%,20% dan
30
hasilnya dibandingkan dengan mencit yang diberikan obat penurun glukosa darah
glibenkamid. Percobaan ini dilakukan pada mecit, karena memiliki struktur darah
yang mirip dengan manusia dan menggunakan mencit jantan dewasa yang
mempunyai sistem hormon yang lebih stabil dibangdingkan dengan mencit betina.
Pada awal perlakuan kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan alat
gluometer ‘autocheck’, dan membandingkan kadar glukosa dan aktivitas mencit yang
diberikan glibenkamid dengan air rebusan daun pandan. Penurunan efektivitas kadar
glukosa darah dilakukan secara enzimatik dengan menggunakan metode toleransi
glukosa oral, yaitu glukosa di oksidasi oleh oksigen menjadi asam glukonat dan
hidrogen peroksida. Reaksi ini dikatalasi oleh enzim glukosa oksidase. Darah diambil
melalui pembuluh darah vena pada ujung ekor kemudian diteteskan pada strip
glukometer. Tetesan darah yang mengandung glukosa akan bereaksi dengan zat
tertentu yang terkandung pada strip (glukosa oksidase) kemudian secara otomatis
dalam waktu 5 detik kadar glukosa akan terukur dan hasilnya dapat di baca pada
monitor glukometer.
31
yang menyebabkan pada saat mencit berpuasa terjadi penurunan glukosa darah
(Nastriani,2016 : 16 )
Kadar glukosa darah mencit diukur selama 90 menit setelah perlakuan karena
tubuh memerlukan waktu untuk mengabsorpsi glukosa dalam tubuh dan digunakan
jangka 90 menit untuk melihat efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih jelas
setelah pemberian rebusan daun pandan wangi dan dari reaksi obat glibenkhamid.
Pada P4 pemberian glibenkamid (obat meningkatkan kadar glukosa darah), dengan
merangsang sel beta pada prankeas untuk menhasilkan hormon insulin. Pada P4 yaitu
pemberian glibenkamid pada mencit,, terjadi penurunan kadar glukosa darah.
Glibenkhamid adalah obat yang sering dikomumsi orang yang menderita penyakit
diabetes ( kekurangan hormon insulin), Hormon insulin yang diprosuksi sel beta pada
prankeas akan menurunkan kadar glukosa darah. Daun pandan dapat dimamfaatkan
untuk sebgai penurun kadar glukosa darah alami, karena jika menggunkan obat kimia
seperti glienkamid dapat menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger), disekresikan oleh kelenjar tubuh dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target.
5.2 Saran
Sebaiknya perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut senyawa dari daun
pandan wangi yang berfungsi dalam penurunan kadar glukosa darah agar dapat
dimaamfaatkan sebagai obat alami, dan untuk mengurangi komsumsi obat kimia.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Givani, Zulio. 2017. Uji In Vivo Ekstrak Buah Mahkota Dewa Terhadap Asam Urat
Dan Glukosa Darah Mencit. Jurnal Biosains. 1(2)
Hasanah, Uswatun. 2013. Insulin sebagai pengatur kadar gula darah. Jurnal
keluarga sehat sejahtera. 11 (22): 42-49
Masagus. 2009. Kadar Insulin Plasma Mencit Yang Dikondisikan Diabetes Mellitus
Setelah Pemberiaan Ekstra Daun Nimba. Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta
Masyithah, dkk. 2015. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Batang Brotowali ,
Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Dan Kombinasi Keduanya Pada
Mencit Putih Jantan. Jurnal Hubungan Insulin Dengan Ekstrak
Batang Brokoli: 1-7
Nur, Amran, dkk. 2018. Efektivitas Pemberian Rebusan Daun Pandan Wangi
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit. Jurnal Media
Farmasi. 1(15)
Widjanarko. 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Dan Histopatologi Tikus Diabetes. Jurnal
Pangan Dan Agroindustry. 2 (2):16-27
Rachmadiarti, fida, dkk, 2007. Biologi umum. Surabaya: UNESA Universty press
Subramaniam. Hubungan Antara Stress Dan Tekanan Darah Tinggi Pada Manusia .
Jurnal Sains Medis. 2( 1): 4-7
Sastramihardja, dkk. 2011. Efek Ekstrak Air Buah Papaya Muda Terhadap Gambaran
Histologi Kelenjar Mamma Mencit Laktasi. Jurnal MKB. 43 (4)
LAMPIRAN
Glibenklamid
Daun pandan ditimbang Hasil pengukuran glukosa