Anda di halaman 1dari 33

MODUL PRAKTIKUM

SISTEM ENDOKRIN

Dosen Pengampuh Mata kuliah

TIM SISTEM ENDOKRIN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
Website: www.stik-sitikhadijah.ac.id
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Visi Program Studi

Menjadi program studi unggul dalam mencetak Ners profesional yang islami dan
mampu bersaing di tingkat nasional tahun 2022

Misi Program Studi

1. Menyelenggarakan pendidikan Ners profesional yang islami berdasarkan praktik


berbasis bukti (evidence based practice).
2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian keperawatan yang islami, terkini
dan tepat guna.
3. Melaksanakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat berdasar
hasil penelitian yang tepat guna dalam pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Menyelenggarakan kerjasama dari dalam maupun luar negeri untuk mendukung
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Tujuan Program Studi

1. Menghasilkan lulusan Ners Profesional yang islami di bidang keperawatan.


2. Menghasilkan penelitian yang bermutu dengan pendanaan hibah yang berasal
dari dalam dan luar STIK Siti Khadijah.
3. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan terwujudnya
wilayah binaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
4. Terselenggaranya kemitraan dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
di dalam maupun luar negeri.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya berupa
kesempatan sehingga buku Praktikum Sistem Integumen Program Studi (Prodi) Ilmu
Keperawatan di STIK Siti Khadijah Palembang ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul ini
khusus untuk mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan di lingkungan STIK Siti Khadijah
Palembang.

Buku Modul ini akan terus disempurnakan dengan harapan untuk dapat lebih
membantu kelancaran mahasiswa dalam menulis tugas akhir dengan kualitas sebaik-baiknya.
Akhirnya tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Modul ini.

Palembang, Februari 2018

Tim Penyusun

3
SISTEM ENDOKRIN

Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan
organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil
sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa harus
melalui saluran (duktus).

Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut dengan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari
beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu macam
hormon/tunggal, da nada juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda.

FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN DAN HORMON

Berikut ini adalah beberapa fungsi yang dihasilkan dari kelenjar endokrin, yaitu :

 Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh

4
 Merangsang aktifitas kelenjar tubuh

 Merangsang pertumbuhan jaringan

 Menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ tertentu

 Mengatur oksidasi, metabolisme, dan meningkatkan penyerapan (absorpsi) glukosa


pada usus halus

 Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, protein, karbohidrat, vitamin, dan


mineral.

Sedangkan fungsi dari hormon adalah :

 Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolisme,


proses oksidatif, perkembangan seksual, dan lain-lain

 Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (homeostasis)

1. Anatomi Sistem Endokrin pada Manusia

Di dalam tubuh manusia, terdapat 6 kelenjar endokrin yang masing-masing berperan dalam
menghasilkan hormon-hormon tertentu sesuai dengan kebutuhan tubuh. Berikut adalah 6
kelenjar tersebut, yaitu :

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena menghasilkan bermacam-
macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar endokrin lainnya) terletak di bagian otak
besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian
depan (anterior), bagian tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior). Kelenjar
hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak) untuk
mengendalikan organ-organ dalam tubuh.

Pengertian Kelenjar Hipofisi, Fungsi Kelenjar Hipofisis, Hipofisis Anterior, Hipofisis


Posterior

KELENJAR HIPOFISIS

a) Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise), yang menghasilkan beberapa macam


hormon, diantaranya :

5
Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme protein dan lemak
serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.

Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan dari
kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk merangsang sekresi tiroksin.

Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol perkembangan dan


pertumbuhan aktifitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi
hormon glukokortikoid (hormon untuk metabolisme karbohidrat).

Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin
sementara pada ovarium) sehingga dapat menghasilkan progesteron (hormon perkembangan
dan pertumbuhan primer pada wanita) dan air susu ibu

Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan folikel dalam ovarium
(siklus mentruasi), menghasilkan hormon estrogen (pertumbuhan dan perkembangan
sekunder pada wanita), dan menghasilkan progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria,
hormon gonadotropin berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus
pembentukan sperma pada pria) serta merangsang sel-sel interstitial testis untuk
menghasilkan hormon androgen dan testosterone.

b) Kelenjar Hipofise Tengah

Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang disebut dengan
Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan
pada kulit manusia. Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit
seseorang.

c) Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise), yang menghasilkan 2 macam hormon, yaitu :

Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi untuk mempengaruhi
proses reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal guna mencegah terlalu banyak urin yang
keluar.

Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang terdapat di uterus (alat
reproduksi dalam wanita).

2. Kelenjar Tiroid

6
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher atau bagian depan kerongkongan. Kelenjar ini
menghasilkan dua bentuk hormon, yaitu :

Pengertian Kelenjar Tiroid, Struktur Kelenjar Tiroid, Fungsi Kelenjar Tiroid

KELENJAR TIROID

Hormon Tiroksin, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh
manusia, mengatur aktivitas saraf, dan juga mengatur metabolisme organik.

Hormon Triiodontironin, fungsinya sama dengan hormon tiroksin.

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah yang tersusun
secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon parahormon yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan juga mengatur metabolisme fosfor.

Pengertian Kelenjar Paratiroid, Fungsi Kelenjar Paratiroid, Struktur Kelenjar Paratiroid

KELENJAR PARATIROID

4. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal/Suprarenal)

Kelenjar ini terletak di atas ginjal kiri dan ginjal kanan yang berbentuk seperti bola. Kelenjar
adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Kelenjar Suprarenal, Kelenjar Adrenal

KELENJAR ANAK GINJAL (ADRENAL/SUPRARENAL)

a) Bagian Korteks yang berfungsi untuk menghasilkan :

Hormon Kortison yang tersusun atas zat mineralokortikoid yang berfungsi untuk
metabolisme natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks.

Hormon Glukokortikoid yang mengatur keseimbangan karbohidrat/metabolisme karbohidrat.

b) Bagian Medulla yang berfungsi untuk menghasilkan :

Hormon Adrenalin, yang berperan dalam segala hal yang berhubungan dengan peningkatan
fisiologis manusia, seperti meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kecepatan

7
pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah manusia.

Hormon Noradrenalin, yang fungsinya adalah kebalikan dari hormon Adrenalin.

5. Kelenjar Pankreas

Kelenjar ini terletak di dalam rongga peritoneal (rongga perut) manusia dan terdiri dari sel
alpha dan sel betha. Masing-masing sel ini menghasilkan hormon tersendiri, yaitu :

Pengertian Pankreas, Fungsi Pankreas, Struktur Pankreas

KELENJAR PANKREAS

Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam produksi glukosa
dalam darah.

Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar
glukosa dalam darah

6. Kelenjar Gonad (Kelenjar Reproduksi)

Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya yang berhubungan
dengan alat reproduksi manusia. Kelenjar ini terletak di bagian alat reproduksi pria dan
wanita. Jika pada pria, terdapat di testis, dan wanita terdapat di ovarium. Ada beberapa
macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini, yaitu :

Kelenjar Reproduksi Pria, Kelenjar Reproduksi Wanita

KELENJAR GONAD

Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi
sekunder wanita seperti perkembangan payudara, perkembangan pinggul, dan lain-lain.

Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi
primer wanita, seperti perkembangan uterus, dan lain-lain.

Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan primer pada pria,
seperti pembentukan sperma.

Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sekunder pria, seperti
perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.

8
D. PENYAKIT – PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN HORMON

Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar endokrin juga akan mengalami peningkatan ataupun
penurunan dalam memproduksi hormon-hormon tubuh. Hal ini juga yang akan menyebabkan
penyakit-penyakit pada manusia. Berikut adalah ulasannya :

1. Penyakit Addison

Terjadi karena berkurangnya produksi dari hormon glukokortikoid. Hal ini bisa disebabklan
oleh kelenjar adrenal yang terinfeksi atau bisa juga karena proses imun.

2. Sindrom Cushing

Disebabkan karena produksi yang berlebihan dari hormon glukokortikoid. Gejalanya seperti
osteoporosis, otot menjadi lemah, luka yang sulit sembuh, dan gangguan mental

3. Sindrom Adrenogenital

Terjadi karena kurangnya produksi hormon glukokortikoid akibat kekurangan enzim


pembentuk glukokortikoidpada kelenjar adrenal. Contoh sindrom ini adalah timbulnya tanda-
tanda pertumbuhan reproduksi sekunder pria pada wanita.

4. Diabetes Mellitus

Terjadi karena kadar glukosa dalam darah yang meningkat. Hal ini disebabkan karena
produksi glukosa oleh sel alpha yang meningkat atau penurunan produksi insulin yang
berkurang, sehingga tidak dapat menstabilkan kelebihan glukosa dalam darah.

5. Hipotiroidea

Terjadi akibat kekurangan hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan kratinisme (tubuh
menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot yang terhambat). Kekurangan hormon
ini dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi garam yodium yang sesuai.

6. Hipertiroidea

Terjadi karena hormon tiroid diproduksi secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan
penyakit Graves, yaitu penyakit yang memiliki gejala seperti pembengkakan kelenjar tiroid,
pembesaran bola mata, dan lain-lain.

9
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN

Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien
baik secara lokal atau(head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien
secara komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun
kedokteran.Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis.Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Pada dasarnya pemeriksaan fisik
dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu
kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik Head to Toe.Setelah pemeriksaan
organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus
mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen
pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.Dengan
petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyusun
sebuah diagnosis diferensial

yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan
terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam
prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan
pertama kali

C.TUJUAN
 Untuk mencari masalah keperawatan
 Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran
 Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengobatan

D.PROSEDUR TINDAKAN

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak dengan pasien,
yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan
terminasi/mengakhiri.

Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai
dari bagian tubuh sebagai berikut:

10
1. Kulit, rambut dan kuku
2. Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
3. Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
4. Dada : jantung dan paru
5. Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6. Genetalia
7. Kekuatan otot /musculoskeletal
8. Neurologi

E.PENGKAJIAN

Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin pada dasarnya sama dengan pengkajian
secara umum namun dispesifikasikan pada sistem tubuh yang berkaitan dengan sistem
endokrin.Pengkajian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Data Demografi

Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting

Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun
mungkin proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus
selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan. Tempat
tinggal juga merupakan data yang perlu dikaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan
kanak-kanak dan juga tempat tinggalklien sekarang.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti

yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan
gangguan hormonal seperti:

a.Obesitas

b.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c.Kelainan pada kelenjar tiroid

d.Diabetes melitus

e.Infertilitas

11
4.Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan
informasiyang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh klien atau
keluarga.

3.Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami
oleh klien di luar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin
sudah berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya
namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,kondisi ini tidak dikeluhkan.
 Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore,bulu rambut
tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain
 Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak
makan dan lain-lain
 Gangguan psikologisseperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mampu
berkonsentrasi, dan lain-lain
 Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya
 Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya
 Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang
dan masa lalu
 Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau petugas
kesehatan maupun obat-obatan yang diperoleh secara bebas.
 Jenis obat-obatan yangmengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas
hormonal seperti hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat-obatan anti
hipertensif.

4.Riwayat Diet

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja

mencerminkangangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah

dapat menjadi faktor penyebab,oleh karena itu kondisi berikut ini perlu dikaji:
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastic
c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
d. Pola makan dan minum sehari-hari
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin seperti
makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid

12
5.Status Sosial Ekonomi

Karena status social ekonomi merupakan aspek yang sangat peka bagibanyak orang
maka

hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-sama dengan

klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan
melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan
bersama-sama

bagaimana klien dan keluarganya memperoleh makananyang sehat dan bergizi, upaya
mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan
kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi
klien

dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.

6.Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga Keluhan Utama

Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta


bantuan

pelayanan seperti:
a. Apa yang di rasakan klien
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan dan
sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu klien. Hal-hal yang
berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum.
g. Tingkat energy.
Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal
khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal :
1) Perawat mengkaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali
klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan
informasi yang sangat penting
2) Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang

13
h. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan. Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi
oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, Aldosteron, dan kortisol :
1) Perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah volume urine dan apakah
klien sering terbangunmalam hari untuk berkemih
2) Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi klien
3) Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan keseimbangan air dan elektrolit
tubuh
4) Bila dari hasil anamnesa adalah yang mengindikasikan volume urine berlebih,
pertanyaan kita di arahkanlebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaji
apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya.
5) Tanyakan seberapa banyak volume cairan yang dikonsumsi setiap hari
6) Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk
membandingan pola yang ada sekarang
i. Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan
ada di bawah pengaruh GH,kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila
hormon yang mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu.
Kondisi ini dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi
disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji gangguan ini
apakah terjadi semenjak bayi dilahirkan dengan tubuh yang kerdil atau terjadi selama
proses pertumbuhan dan bahkan tidak dapat diidentifikasi jelas kapan mulai tampak
gejala tersebut. Mengkaji secara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya
misalnya bagaimana tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan
rasa tanggung jawab. Kaji pula apakahperubahan fisik tersebut mempengaruhi
kejiwaan klien.
j. Seks dan Reproduksi Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk dikaji baik
klien wanita maupun pria.
1) Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama,volume, frekuensi dan
perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kram abdomen sebelum, selama dan
sesudah haid.
2) Untuk volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur
berapa klien pertama kali menstruasi
3) Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan

14
4) Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan carater tentu
untuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan
5) Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana perasaan
klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan
6) Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya

F. PEMERIKSAAN FISIK

Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin. Pemeriksaan fisik
secara palpasi terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid
dan kelenjar gonad pria (testis).
1. Inspeksi :
Disfungsi sistem endokrin :Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya
terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme
dan energy. Hal-hal yang harus diamati
a. Penampilan umum :
- Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
- Amati bentuk dan proporsi tubuh
- Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
b. Pemeriksaan Wajah :
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi,
rahang dan bibir
c. Pemeriksaan Mata :Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta
ekspresi wajah tampak datar atau tumpul
d. Pemeriksaan Daerah Leher :Amati bentuk leher apakah tampak membesar,
asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi
hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
e. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai
pada orang yg mengalami gangguan kelenjar Adrenal
f. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :Biasanya tampak pada
orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi
melanosit dikulit oleh proses autoimun
g. Amati adanya penumpukan massaotot berlebihan pada leher bagian belakang
atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau. Terjadi pada
Klienhiperfungsi adrenokortikal

15
h. Amati keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yang berlebihan
pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae
pada buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi
adrenokortikal
2. PalpasiHanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi. Palpasi
kelenjar tiroid dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksa dibelakang klien, tangan diletakkan mengelilingi leher
b. Palpasi pada jari ke 2 dan 3
c. Anjurkan klien menelan atau minum air
d. Bila teraba kelenjar tiroid, rasakan bentuk,ukuran,konsisten,dan
permukaan.Palpasi pada testis dilakukan dengan cara :
a. Gunakan handscoen, jaga privacy klien
b. Palpasi daerah skrotum, apakah teraba testis atau tidakSkrotum biasanya akan
terangkat ke atas jika dilakukan rangsangan
3. Auskultasi :Auskultasi pada daerah leher diata stiroid dapat mengidentifikasi bunyi "
bruit ". Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada arteri tiroidea.
4. Perkusi Fungsi Motorik Mengkaji tendon dalam
- tendon reflex Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap
perkembangan biceps,brachioradialis,triceps, Patellar, achilles.Peningkatan
refleks dapat terlihat pada penvakit hipertiroidisme, penurunan refleks
dapat terlihat pada penyakit hipotiroidisme 9 Fungsi sensorik Mengkaji
fungsi sensorik
- Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan,
lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan
tubuh. Dan bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta
klien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang
tajam dan tumpul.
- Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin.
- Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala.
- Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas,
pembalutkaret) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi
objek tersebut.
- Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes,
hipotiroidisme dan akromegali.
16
- Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur
tubuh klien Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth
hormon. Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali.
- Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari
- jari klien kontraksi (spasme karpal)

G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Mengkaji kemampuan koping Klien, dukungan keluarga serta keyakinan


Kliententang sehat dan sakit. Perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta
perubahan-perubahan lainnya yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin, apakah
berpengaruh terhadap konsep diri Klien

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN

Tehnik pemeriksaan fisik yang digunakan untuk pemeriksaan gangguan endokrin sama
dengan tehnik yang digunakan dalam pemeriksaan umum meliputi inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi.

Selama inspeksi amati yang berhubungan dengan keabnormalan endokrin, seperti warna
kulit, lokasi lesi, kesimetrisan dan ukuran bagian tubuh.

Auskultasi didahulukan sebelum perkusi dan palpasi selama pemeriksaan system endokrin,
dengarkan murmur, Cardiac irregularities, bunyi nafas tambahan, peningkatan bising usus.

Saat palpasi tekan kulit sekitar 2 inchi- 4 inchi ketika melakukan palpasi dalam dan 1 ½ inchi
ketika melakukan palpasi texture, tenderness, temperature, moisture, pulsations, massa, dan
organ internal.

Perkusi pada pemeriksaan gangguan endokrin antara lain perkusi abdomen untuk mengetahui
pembesaran pancreas.
a. Persiapan alat Alat yang digunakan untuk pemeriksaan sistem endokrin antara lain :
• Sphygmomanometer • Stetoskop • Timbangan
b. Persiapan pasien : pemeriksaan bisa dengan posisi duduk ataupun berbaring dalam
tempat yang terang.
c. Langkah Pemeriksaan Fisik

17
 a) Berat Badan :
• Meningkat : di ketemukan pada cushing syndroma, dan hipotiroid
• Menurun : di ketemukan pada hipertiroid, Diabetes melitus yang tidak terkontrol

b) Tanda-tanda vital :
• Tekanan Darah :
- Meningkat : pada pheochromocytoma, cushing syndroma & hipertiroid
- Menurun : pada hipotiroid
• Nadi :
- Meningkat : pada tumor tiroid, hipertiroid
- Menurun : hipotiroid
• Suhu : suhu tubuh subnormal pada hipopituitari dan hipopituitari

c) Kulit dan kuku


- Hiperpigmentasi (addison desease hiperpigmentasi diketemukan pada kulit telapak
tanan, kuku, gusi, buku-buku jari, lutut, siku, membran mukosa).
- Pucat dan sianosis (pada penyakit Addison).
- Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme,
hipotiroidisme.
- Penyakit addison di temukan hiperpigementasi di persendian, genetalia,mukosa
buccal, lipatan palmar dan area yang terpapar dengan sinar matahari.
- Pigmentasi abu-abu kecoklatan di leher dan ketiak di ketemukan pada pasien dengan
cushing syndrom dan polykistik ovarium.
b. - Pigmentasi kuning di palmar dapat mengindikasikan hiperlipidemia, pigmentasi
kekuning-kuningan dapat di diketemukan di hypotiroid.
- Penurunan pigmentasi kulit dapat terjadi pada panhipopituitari
- Kulit kering, kasar,keras dan besisik dapat di ketemukan pada hipotiroidisme atau
hipoparatiroid.
- Kulit kasar, lembab & pembesaran kelanjar keringat biasanya di ketemukan pada
akromegali
- Kulit hangat, lembab, tipis dapat di ketemukan pada hipettiroid - Striae keunguan &
ekimosis dapat di ketemukan pada cushing syndrome
- Kulit kasar (kasar dan kering pada penderita hipotiroidisme)
18
- Kelembutan dan bilasan kulit (hipertiroidisme)
 - Kulit kering bersisik, lapisan lemak subkutan tipis, rambut-rambut kaki menipis,
lesi pada ekstremitas bawah (mengindikasikan DM). - Pigmentasi pada kuku
(penyakit addison desease).
 - Kuku kering, tebal dan rapuh (hipotyroidisme) - Rambut lembut  Hipertyroidisme
- Hirsutisme (terdapat pada penyakit cushing)

d) Rambut :
- Kering, tebal. dan rapuh terdapat pada penyakit hipotiroidisme.
- Rambut lembut terdapat pada penyakit hipertyroidisme.
- Rambut kering, kasar, rapuh biasanya di ketemukan hipotiroid
- Rambut tipis & lembut biasanya di ketemukan pada hipertiroid
- Pertumbuhan rambut berlebihan di wajah, dada,abdomen & pubis di jumpai
kelebihan androgen
- Kerontokan rambut atau rambut tipis di aksila, pubis dan alis umumnya di
ketemukan pada hipopituitari, hipotiroid dan hipogonad

e) Muka
(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah) : Moon face, kulit wajah berminyak dan
tumbuh jerawat, hirsutisme (tumbuhnya bulu wajah yang berlebihan) diketemukan
pada Cushing Sindrom
c. f) Mata
- Eksoptalmus (ketidakmampuan kelopak mata menutup bola mata dengan sempurna)
pada pasien hipertiroid 
- Pandangan kabur (retinopati pada pasien DM)

g) Leher
• Inspeksi adanya pembesaran kelenjar tiroid : pada pasien grave
• Buffalo hump (punuk kerbau)pada Cushing Sindrom

h) Pemeriksaan dada
Pemeriksaan :
- Inspeksi pada pergerakan dada dan payudara

19
- Palpasi pengembangan dada dan fremitus taktil
- Perkusi untuk mengetahui batas paru dan jantung serta unuk mengetahui adanya
kelainan berupa masa padat atau cairan.
- Auskultasi : bunyi nafas dan suara jantung untuk mengetahui adanya suara tambahan
( whezing, ronchi, crecles).
Temuan :
- Irama pernafasan cepat dan dangkal pada pernafasan dada (ditemukan pada
gangguan pituitary yang akut dan stadium lanjut.
Pada auskultasi mungkin masih terdengar suara vesikuler pada seluruh lapangan paru.
- Di ketemukan atropi mammae pada wanita hipopituitari
d. i) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan :
- Inspeksi bentuk abdomen, warna kulit, massa dan jejas
- Auskultasi pada 4 kuadran abdomen untuk mengetahui peristaltik usus
- Perkusi abdomen untuk mengetahui adanya meteorismus, ascites, massa abdomen
- Palpasi abdomen untuk mengatahui adanya hepatomegali, splenomegali, nyeri tekan.
Temuan :
- Striae pada sindrom chusing - Hiperperistaltik usus pada hiperthyroid

j) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus


Pemeriksaan :
 - Kaji bentuk, keutuhan, dan kesimetrisan genetalia, inguinal & anus
Temuan :
- Di ketemukan atropi testis pada laki-laki dewasa dengan hipopituitari

k) Pemeriksaan ekstremitas Pemeriksaan :


 Kaji bentuk dan kesimetrisan ekstremitas, Kaji kekuatan otot, Kaji Range Of
Motion (ROM)
Temuan :
- Kelemahan tonus otot, trunkel obesitas (badan besar ekstremitas kecil),nyeri sendi
terutama saat digerakkan
- Pembesaran tangan dan kaki/ tulang panjang pada gigantisme dan akromegali

20
KELENJAR HORMONAL
Kelenjar hormon adalah jaringan yang mampu mensekresikan hormon yang mengatur fungsi
tubuh tertentu. Kelenjar hormon disebut sebagai kelenjar endokrin karena tidak memiliki
saluran langsung menuju organ target, sehingga sekresinya dialirkan menuju peredaran darah.
Hormon dalam darah kemudian akan disirkulasikan ke seluruh tubuh hingga sampai pada
organ atau jaringan yang membutuhkan.

Kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak sering disebut sebagai master of glands karena
hormon-hormon yang disekresikan berperan dalam mengatur kerja kelenjar hormon yang
lain. Tidak semua hormon yang disekresikan kelenjar pituitari dihasilkan oleh jaringannya
sendiri, beberapa dihasilkan oleh hipotalamus dan kemudian disimpan oleh kelenjar pituitari
posterior. Hipotalamus adalah bagian otak yang juga mensekresikan hormon pembebas dan
hormon penghambat untuk mengatur kerja pituitari.

Manusia memiliki beberapa kelenjar hormon yang tersebar di beberapa tempat pada tubuh. Kelenjar-kelenjar
yang terdapat pada tubuh manusia terangkum dalam tabel di bawah ini. 

Kelenjar Hormon Jenis hormon Peran


Hipotalamus Hormon pembebas- Merangsang pituitari
(releasing hormone) anterior
mensekresikan
hormonnya
Hormon penghambat- Merangsang pituitari
(inhibiting hormone) anterior menhentikan
sekresi hormonnya
Kelenjar pituitari
Pituitari Oksitosin Peptida Merangsang kontraksi
posterior/neurohipofisis uterus dan sel-sel
(melepaskan hormon yang kelenjar susu
dihasilkan hipotalamus) Antidiuretic hormone Peptida Mempengaruhi
(ADH) penyerapan air
kembali oleh ginjal
(mengatur jumlah

21
urin)
Pituitari Hormon Protein Mengatur
anterior/adenohipofisis pertumbuhan(GH) pertumbuhan tubuh
Prolaktin Protein Merangsang produksi
dan sekresi susu
Folikel stimulating Glikoprotein Merangsang
hormone (FSH) pematangan folikel
(produksi ovum),
merangsang produksi
sperma
Luteinizing hormone Glikoprotein Merangsang ovarium
(LH) dan testis
Tiroid stimulating Glikoprotein Merangsang kelenjar
hormone (TSH) tiroid mensekresikan
produksinya
Adrenocorticotropic Peptida Merangsang korteks
hormone (ACTH) adrenal untuk
mensekresikan
glukokortikoid
Kelenjar tiroid Triiodotironin (T3) danAmina Merangsang dan
Tiroksin (T4) memelihara proses
metabolisme
Kalsitonin Peptida Menurunkan kadar
kalsium darah
Kelanjar paratiroid Paratiroid hormone (PTH) Peptida Menaikkan kadar
kalsium darah
Pankreas Insulin Protein Menurunkan kadar
gula darah
Glukagon Protein Menaikkan kadar gula
darah
Kelenjar adrenal
Medula adrenal Epinefrin danAmina Menaikkan kadar gula
Noreprinefrin darah, meningkatkan
aktivitas metabolisme,

22
menyempitkan
beberapa pembuluh
darah
Korteks adrenal Glukokortikoid Steroid Menaikkan kadar gula
darah
Mineralokortikoid Steroid Mendorong
reabsorbsi Na+ dan
ekskresi K+ di ginjal
Gonad
Testis Androgen Steroid Mempengaruhi
pembentukan sperma,
mempengaruhi
pembentukan ciri
kelamin sekunder pria
Ovarium Estrogen Steroid Merangsang
pertumbuhan dinding
uterus, mempengaruhi
pembentukan ciri
kelamin sekunder
wanita
Progesteron Steroid Meningkatkan
pertumbuhan dinding
uterus
Kelenjar pineal Melatonin Amina Mempengaruhi jam
biologis
Timus Timosin Peptida Merangsang limfosit
T

Letak kelenjar-kelenjar hormon tersebut pada tubuh manusia dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. Yang perlu diperhatikan bahwa kelenjar testis hanya dimiliki oleh pria, sedangkan
pada wanita terdapat ovarium.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon.Medan : Universitas Sumatera Utara.

Karyanto, Agus. 2005. Mekanisme KInerja Hormon. Lampung : UNILA

Poedjiadi, Anna, dkk. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.

Saryono. 2009. Biokimia Hormon. Yogyakarta : Nuha Medika.

udha, Mohammad.2016.Rangkuman Sederhana Anatomi dan Fisiologi.Yogyakarta:Gosyen


Publishing.

Setiadi.2007.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Aulia.2017.Sistem Endokrin Pada Manusia.https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-


endokrin-pada-manusia . Diakses pada 25 November 2017 

Budisma.2015.Pengertian dan Fungsi Sistem Endokrin Pada


Manusia.http://budisma.net/2015/04/pengertian-dan-fungsi-sistem-endokrin.html . Diakses
pada 25 November 2017 

Andasa,Khaddijah.2012..Sistem
Endokrin. http://dentistrylearn.blogspot.co.id/2012/05/sistem-endokrin.html . Diakses pada
25 November 2017  .

25
PEMERIKSAAN GULA DARAH

PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH PADA KONDISI PUASA DAN 2 JAM


SETELAH MAKAN

PENGERTIAN

Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah seseorang.

Nilai Normal

Gula Darah Puasa

Dewasa : serum dan plasma = 70- 110 mg/dl

darah lengkap = 60 - 100mg/dl

Bayi baru lahir = 30 – 80 mg/dl

Anak : 60 - 100 mg/dl

Lansia : 70 - 120 mg/dl

Gula darah 2 jam PP

Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl darah lengkap = 120mg/dl

Anak : 120 mg/dl

Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl darah lengkap = 140 mg/dl

INDIKASI

26
1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya

2. Penderita DM

TUJUAN

Untuk mengetahui kadar gula sewaktu puasa dan 2 jam setelah makan sebagai indikator kerja
insulin

PERSIAPAN ALAT

1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah

2. Kapas Alkohol

3. Hand scone bila perlu

4. Stik GDA / strip tes glukosa darah

5. Lanset / jarum penusuk

6. Bengkok

7. Tempat sampah

8. Makanan dan minuman secukupnya

Persiapan lingkungan

1. Menjaga privasi klien

2. Sebelum dilakukan tindakan probandus / orang coba diberi informasi untuk tidak makan
(puasa) mulai jam 10 malam (sekitar 12 jam sebelum praktikum dimulai)

Prosedur

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.

2. Mencuci tangan.

3. Memakai handscone bila perlu

4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.

27
5. Dekatkan alat di samping pasien.

6. Pastikan alat bisa digunakan.

7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.

8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu ujung jari telunjuk, jari
tengah, jari manis tangan kiri / kanan).

9. Desinfeksi jsri ysng sksn ditusuk dengan kapas alkohol

10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah mengalir secara spontan

11. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan ) secara otomatis terserap ke
dalam strip

12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA.

13. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.

14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera pada monitor.

15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor

16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah

17. Membereskan alat.

18. Mencuci tangan.

19. Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan

1. Pasca Tindakan
1) Evaluasi (subyektif dan obyektif) respon pasien setelah tindakan.

2) Mengucapkan hamdallah

28
3) Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
4) Ucapkan salam (Wssalammu’alaikum, Wr, Wb)
5) Mencuci tangan
6) Dokumentasi : tindakan yang telah dilakukan, hasil evaluasi (respon pasien) nama
perawat dan tanda tangan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, K. Jensen.(2005). Perawatan Maternitas. EGC : Jakarta.

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. (2000). Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah. EGC : Jakarta.

Johnson, Ruth, Taylor. (2007). Buku Ajar Praktek Kebidanan. EGC : Jakarta.

Kaplan NE, Hentz VR. (2002). Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An
Illustrated Guide. USA, Boston, Little Brown.

Kozier, Barbara. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.

Oswari E. (2003). Bedah dan Perawatannya. Gramedia : Jakarta.

Potter. (2000). Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica. EGC : Jakarta.

29
INJEKSI SUBCUTAN

PENGERTIAN

Pemberian obat secara subcutan ialah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit.

lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan bagian atas,kaki bagian atas,&
daerah di sekitar pusar.

TUJUAN

Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat kepada jaringan
subcutan di bawah kulit untuk proses di absorbsi .

PERSIAPAN ALAT

1. Buku catatan pemberian obat

2. Kapas alkohol

3. Sarung tangan sekali pakai

4. Obat yg sesuai

5. Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 hingga ½ inci

6. Bak spuit

7. Plester

8. Baki obat

9. Bengkok

10. Kasa steril

PROSEDUR

1. cuci tangan

30
2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar

3. identifikasi identitas klien

4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan

5. atur klien pada posisi yg nyaman

6. memilih lokasi penusukan

7. gunakan sarung tangan

8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol

9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan

10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand

11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan ujung
jarum menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan
sudut 45º atau 90º .

12. lepaskan tarikan tangan non dominan

13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.

14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.apabila ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi adanya
memar, apabila butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru.

15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada lokasi
penusukan.

16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga
perdarahan mogok.

17. kembalikan posisi klien

18. buang alat yg telah tidak dipakai

31
19. buka sarung tangan

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi dari hasil tindakanyang telah dilakukan

2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang

3. Berpamitan dengan klien

4. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan

5. Mencuci tangan

6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan

Pasca Tindakan
7) Evaluasi (subyektif dan obyektif) respon pasien setelah tindakan.

8) Mengucapkan hamdallah
9) Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
10) Ucapkan salam (Wssalammu’alaikum, Wr, Wb)
11) Mencuci tangan
12) Dokumentasi : tindakan yang telah dilakukan, hasil evaluasi (respon pasien) nama
perawat dan tanda tangan

32
33

Anda mungkin juga menyukai