Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

NAMA : SISSY DWI FEBRIYATI

NIM : RRA1C417001

KELAS : REGULER C

DOSEN PENGAMPU :

1. Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D.

2. Winda Dwi Kartika, S.Si, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
IDENTIFIKASI PERBEDAAN JENIS IKAN GELODOK (MUDSKIPPER)
YANG ADA DI KAWASAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DAN
KAWASAN PESISIR PANTAI PANGKAL BABU KUALA TUNGKAL
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI

1. Pendahuluan

Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem alamiah yang unik dan
mempunyai nilai ekologis dan nilai ekonomis yang tinggi. Ekosistem hutan mangrove
merupakan salah satu kawasan dengan produktifitas tinggi karena adanya proses
dekomposisi serasah sehingga terbentuk detritus. Hutan mangrove memberikan
kontribusi besar terhadap detritus organik yang sangat penting sebagai sumber energi
bagi biota yang hidup di perairan sekita. Ekosistem hutan mangrove merupakan daerah
peralihan antara laut dan darat, memiliki lingkungan yang ekstrim yaitu dipengaruhi oleh
pasang surut air laut, suhu dan slinitas yang selalu berubah-ubah (Kartawinata,
dkk:1979).
Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapatdi
Provinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Barat khususnya wilayah Kuala Tungkal
memiliki kawasan hutan mangrove yang cukup luas dan kondisi ekologis yang cukup
baik . wilayah ini ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) dengan luas daerah 1.558,3 Ha dan Kawasan Suaka Perikanan (KSP) seluas 120
Ha yang meliputi tiga wilayah (kawasan) pantai yaitu kawasan konservasi kerang darah,
pangkal babu dan kawasan sungai dualap.
Ikan Gelodok merupakan ikan yang unik dan memiliki kekhasan sebagai penghuni
pinggiran pantai dan muara sungai. Tingkah laku ikan gelodok sangat berhubungan
dengan ritme pasang surut. Bentuk matanya menonjol hampir mirip seperti kodok. Nama
lokal ikan ini berbeda disetiap daerah, seperti gelodok atau glodok, beledok atau bledok,
belodog atau blodog, lalu tembakul, tempakul, timpul atau belaca, gabus laut dan lunjat.
Secara taksonomi ikan ini termasuk kedalam famili Gobiidae. Ikan ini sangat terkenal
dengan sebutan mudskipper. Mudskipper dapat diartikan sebagai ikan yang mampu
berjalan diatas lumpur. Hal ini sebagai bentuk adaptasi morfologi terhadap kondisi tempat
tinggalnya yang kering pada saat surut. Pada kondisi tidak ada air, ikan gelodok akan
bergerak seolah-olah berjalan diatas lumpur menggunakan siripnya. Selain itu, ikan
gelodok juga dapat memanjat akar mangrove atau kayu yang terendam didaerah pantai.
2. Kajian Pustaka
Hutan Mangrove Pangkal Babu sebelumnya merupakan Hutan Mangrove
alami. Akan tetapi karena aktivitas penebangan untuk bahan baku arang dan
konstruksi bangunan yang dilakukan oleh masyarakat dan juga danya konversi
lahan menjadi lahan tambak dan pertanian sehingga terjadi degradasi. Mengingat
pentingnya hutan mangrove, sejak tahun 2003 berdasarkan Surat Keputusan
Kehutanan Nomor : 14/Kpts-II/2003 tanggal 7 januari 2003 kawasan hutan
mangrove Pangkal Babu ditetapkan menjadi kawasan konservasi. Setelah
dikeluarkannya ketetapan tersebut hutan mangrove kemudian direboisasi.
Hutan Mangrove mempunyai fungsi fisik dan fungsi ekologi yang penting
bagi kelestarian ekosistem didaerah pesisir. Secara fisik hutan mangove berfungsi
sebagai pelindung pantai dari pengaruh gelombang laut. Secara ekologi, hutan
mangrove menyediakan habitat bagi berbagai macam spesies karena fungsinya
sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah pemijahan (spawning ground)
serta tempat untuk mencari makan (feeding ground) bagi biota perairan yang
terdapat didalamnya. Hutan mangrove juga berperan pada ketersediaan produksi
makanan dan juga sebagai tempat berlindung dari predator (Kon, dkk. 2009:174).
Menurut (Hutomo, Naamin. 1982:248) ikan gelodok termasuk kelompok
ikan yang disebut “Mudskipper” karena selalu hidup diair. Ia dapat hidup
dipermukaan lumpur disekitar mangrove. Ikan ini salah satu kelompok ikan yag
lebih banyak diluar air. Oleh karena itu perilakunya secara langsung diamati
diatas air. Ikan ini sering melompat-lompat didaratan, terutama didaerah
berlumpur atau berair dangkal disekitar hutan mangrove ketika air surut. Ikan
gelodok dapat bertahan hidup lama di daratan, dapat memanjat akar-akar pohon
mangrove, melompat jauh dan berjalan diatas lumpur.
Ikan gelodok merupakan ikan yang unik dan memiliki ke-khasan sebagai
penghuni pinggiran pantai dan muara sungai. Tingkah laku ikan gelodok sangat
berhubungan dengan ritme pasang-surut. Bentuk matanya menonjol hampir mirip
seperti kodok. Nama lokal ikan ini berbeda di setiap daerah, seperti gelodok atau
glodok, belodok atau blodok, belodog atau blodog, lalu tembakul, tempakul,
timpul atau belaca, gabus laut dan lunjat. Secara taksonomi ikan ini masuk ke
dalam famili Gobiidae. Ikan ini sangat terkenal dengan sebutan mudskipper.
Mudskipper dapat diartikan sebagai ikan yang mampu berjalan di atas lumpur. Hal
ini sebagai bentuk adaptasi morfologi terhadap kondisi tempat tinggalnya yang
kering pada saat surut. Pada kondisi tidak ada air mudskipper akan bergerak
seolah-olah berjalan di atas lumpur menggunakan siripnya. Selain itu, ikan
gelodok dapat juga memanjat akar mangrove atau kayu yang terendam di daerah
pantai (Ahmad Muhtadi, dkk:2).
Menurut Al-Behbehani & Ebrahim (2010) mudskipper mampu bertahan di daerah
pasang surut karena memiliki kemampuan bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan
selaput lendir di mulut serta kerongkongannya. Cara lain adaptasinya agar tetap hidup di
daerah mangrove adalah dengan menggali lubang lumpur lunak yang dimanfaatkan jadi
sarangnya. Pada ekosistem mangrove mudskipper (Polgar & Lim 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhtadi, Sabilah fi ramadhani, Yunasfi. 2016. Identifikasi dan Tipe Habitat Ikan
Gelodok (mudskipper) di Pantai Bali Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara. Biospecies. 9(2):1-6

Kartawinata, K. S. Adisoemarto. S. Soemodiharjo & I.G.M Tantra. 1979. Status


pengetahuan hutan bakau di Indonesia. Dalam: Soemodiharjo, S. A. Nontji &
A. Djamali (eds) 1979. Prosiding seminar ekosistem mangrove. Proyek
Penelitian Masalah Pengembangan Sumber Daya Laut Dan Pencemaran Laut.
Jakarta: 21-39.

Kon K. H. Hurokura & P Tongnunui. 2009. Effects Of The Pysical Structure oh


Mangrove Vegetation on a Benthic Faunal Community. Journal of
Exsperimental Marine Biology and Ecology. 38(8):171-180

Hutomo, M. dan Naamin, N. 1982. Pengamatan Pendahuluan Tentang Prilaku


Ikan Gelodok Boleopthalmus boddarti Pallas dan Catatan Singkat
Tentang Periopthalmus koelreuteri (Pallas). Prosiding Seminar II
Ekosistem Mangrove: 241-249.

Polgar, G. dan R. Lim. 2011. Mudskippers: Human Use, Ecotoxicology And


Biomonitoring Of Mangrove And Other Soft Bottom Intertidal Ecosystems.
Institute of Biological Sciences, Institute of Ocean and Earth Sciences, Faculty
of Science, University of Malaya Kuala Lumpur. Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai