Anda di halaman 1dari 22

BIOLOGI

KEANEKARAGAMAN
HAYATI

Nama : Ahmad Septiantio


Kelas : X MIA 3
Pengertian Keanekaragaman Hayati

Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan beranekaragam


makhluk hidup di bumi. Ada Manusia, hewan, tumbuhan yang
diciptakan berbagai jenis.

Keanekaragaman Hayati disebut juga Biodiveritas, yang dapat


diartikan sebagai keanekaragaman organisme di wilayah tertentu.
A. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Tuhan yang maha Esa telah menciptakan beranekaragam makhluk
hidup di bumi. Manusia, Hewan, Tumbuhan diciptakan berbagai
jenis. Mereka diciptakan saling mengenal satu sama lain.

Keanekaragaman hayati dikenal juga dengan biodervitas yang


dapat diartika sebagai keanekaragaman organisme di wilayah
tertentu atau di seluruh bumi. Keanekaragaman Hayati terbagi 3
yaitu, Keanekaragaman gen, Jenis, dan Ekosistem.
• Keanekaragaman Gen

Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam


kromosom. Setiap susunan gen akan memberikan penampakan
( fenotipe ), baik anatomi maupun fisiologi pada setiap organisme.

Perbedaan susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan


baik satu sifat atau secara keseluruhan. Perbedaan tersebut akan
menghasilkan variasi pada suatu spesies. Hal ini disebabkan adanya
keanekaragaman gen atau struktur gen pada setiap organisme.

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi


dalam satu jenis (spesies).
• Keanekaragaman Jenis

Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan


menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan
perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk
hidup tersebut merupakan satu spesies.

Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan


keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis
atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia
yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-
perbedaan sifat.
• Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan


timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan
lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki
ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe
vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem


daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem
aquatik).

Bioma adalah suatu daratan luas yang memiliki karakteristik


komponen biotik dan abiotik.
B. Sebaran Keanekaragaman Hayati di
Permukaan Bumi
Makhluk hidup tersebar di penjuru bumi. Setiap organisme
tinggal dan beradaptasi di habitat yang sesuai dengan
karakteristik hidupnya.

Beranekaragam ekosistem merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi pola sebaran makhluk hidup yang ada di bumi.
Uraiannya terbagi 2, yaitu wilayah sebaran makhluk hidup dan
faktor sebaran makhluk hidup.
Wilayah Sebaran Makhluk Hidup

Wilayah Sebaran Makhluk Hidup terbagi 2 jenis yaitu berdasarkan


Makhluk Hidupnya, yaitu Zoogeografi dan Fitogeografi.

1. Zoogeografi

Persebaran hewan di permukaan bumi ada 6 wilayah utama, yaitu Oriental,


Paleartik, Etiopia, Neartik, Neotropik, dan Australasia.

• Zona Oriental
Zona Oriental ini membentuk wilayah Asia yang berdekatan seperti Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Kep. Formosa, dan FIlipina.

Zona Oriental kaya akan berbagai jenis ikan air tawar dan amphibia.

Contoh : Harimau, Gajah, Gibon, Orangutan, Badak, Antilop, dsb.


• Zona Paleartik
Zona ini hampir seluruh Eurasia, Himalaya, Persia, Afghanistan, Afrika,
Inggris, dan Jepang.

Zona ini merupakan wilayah yang memiliki perbedaan dan perubahan suhu
yang tinggi, serta perbedaan curah hujan yang memiliki keanekaragaman
yang tinggi.

Contoh : Landak, Bison, Kucing Kutub, Beruang, dsb.

• Zona Ethiopia
Zona ini meliputi Afrika bagian Selatan Sahara, Madagaskar, dan Arab.

Kondisi lingkungan relatif seragam. Kondisi nya cukup panas dan kering.

Contoh : Jerapah, Zebra, Babon, Gorilla, Simpanse, dsb.


• Zona Neartik
Zona ini meliputi Amerika Utara, dan Seluruh Daerah di Greenland.

Kondisi fisik lingkungan di Greenland bersalju, Hutan gugur di Timur


Amerika Utara, Padang Rumput di wilayah tengah, atau hutan Konifer di
bagian utara.

Contoh : Kalkun, Mocking bird, Salamander, Carbou, dsb. (sama dengan


wilayah zona Paleartik).

• Zona Neotropik
Zona ini meliputi Meksiko bagian selatan hingga Amerika Bagian tengah
dan Selatan.

Kondisi lingkungan sebagian besar beriklim tropis dan sebagian beriklim


subtropis.

Contoh : Kuda, Ungulata, Babi, Trenggiling, dsb.


• Zona Australasia
Zona ini meliputi Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan
Pulau sekitarnya.

Kondisi Lingkungan di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis


dan sebagian lagi subtropis. Daerah kaya akan hutan hujan tropis.
Hewan hewannya banyak dan unik.

Contoh : Kangguru, Koala, Burung Kasuari, Cendrawasih, Kura


kura, dsb.
2. Fitogeografi
Persebaran ini adalah persebaran tumbuhan di bumi.
Persebarannya sangat di pengaruhi oleh iklim. Persebaran ini juga
di pengaruhi tanah dan letak geografis.

Para ahli mengklasifikasikan persebaran tumbuhan dalam bentuk


bioma. Bioma ini di tentukan atas dasar skala ketinggian dan garis
lintang.
Faktor yang mempengaruhi sebaran Makhluk Hidup

Sebaran pada makhluk hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor


utama, yaitu sawar geografi, sawar reproduksi, dan sawar
endemisme.

• Faktor Geografi
Kondisi lingkungan yang berbeda menyebabkan suatu organisme
yang asalnya sama akan beradaptasi di lingkungan yang berbeda.
Hal ini akan mengakibatkan perbedaan tingkah laku dan sedikit
berpengaruh pada morfologi organisme terebut.
• Faktor Reproduksi
Faktor lain yang menghambat persebaran organisme adalah sawar
reproduksi. Sawar reproduksi ini menyebabkan tidak terjadinya
perkawinan interspesies.

• Faktor Endemisme
Faktor ini menyebabkan kekhasan suatu organisme yang
dipengaruhi oleh kekhasan habitatnya sehinga organisme tersebut
hanya terdapat pada habitat tertentu saja.
C. Keanekaragaman Hayati
Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang disebut nusantara.
Secara geografis Indonesia berada pada garis khatulitiswa yang
berarti beriklim tropis.

Jika dilihat letak geografisnya, Indonesia etrletak pada pertemuan


gunung muda, yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania.

Dengan keadaan tanah yang subur, daratan di tumbuhi berbagai


jenis tumbuhan dan berbagai jenis hewan. Di Indonesia terdapat
10% mamalia, 16% reptilia dan amphibia, dan 17% spesies
burung yang ada di bumi.
• Keanekaragaman fungi dan mikroorganisme di Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki kelembaban udara yang
cukup tingg, lantai hutan selalu basah, dan suhu yang hangat.
Kondisi ini menyebabkan tumbuhnya jamur dan mikroorganisme
di Indonesia. Contohnya Dikawasan Gunung Lumut ditemukan
jamur Amauroderma yang langka.

• Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia


Posisi Indonesia menentukan flora dunia. Jenis jenis tumbuhan di
Indonesia termasuk flora malesiana. Tumbuhan khas malesiana
yang terkenal salah satunya adalah Raflessia.
• Keanekaragaman Hewan di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan bertemunya dua wilayah
biogeografi yang berbeda. Berdasarkan garis wallace Indonesia
terbagi atas 2 bagian Barat dan timur. Di wilayah wilayah tersebut
terbagi banyak hewan yang unik.
D. Pelestarian Keanekaragaman
Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan salah satu sumber daya alam
yang harus dilestarikan. Keanekaragaman hayati sangat
mempengaruhi terhadap keseimbangan makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati pada tingkat spesies memberikan peluang
kepada manusia untuk merekayasa dengan hasil varietas yang
baru yang memiliki keunggulan yang lebih. Peran
keanekaragaman hayati di ekosistem akan memudahkan kita
untuk cara pemanfaatannya.
Upaya pelestarian sumber daya alam hayati memiliki beberapa
tujuan :
1. Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam
hayati.
2. Mengusahakan adanya keseimbangan di ekosistem.
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara :


4. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
5. Perlindungan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya.
Konversasi in-situ adalah konversasi dan perlindungan flora dan
fauna di habitat aslinya. Konversasi in-situ memiliki beberapa
keuntungan yaitu :
1. Proses evolusi makhluk hidup secara alami berlanjut baik
2. Memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan hidup
3. Biaya perlindungan lebih murah

Ada juga kelemahannya yaitu :


4. Jangkauan nya terbatas
5. Keamanan kurang terjamin
6. Pemanfaatannya terbatas
Konservarsi ex-situ adalah konservasi dan perlindungan flora dan fauna
yang dilakukan di luar habitat alaminya. Konservasi ini memiliki
keuntungan yaitu :
1. Dapat memelihara gen individu yang langka
2. Hasil penelitian populasinya deapat digunakan untuk menentukan
strategi konservasi
3. Dapat digunakan sebagai wisata alam tanpa mengambil alamnya
4. Dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan penelitian lebih
terjangkau

Ada juga kelemahannya yaitu :


5. Keterbatasan ukuran populasi dan variasi genetik
6. Ketergantungan terhadap pengelola
7. Daya tahan hidup organisme berkurang
8. Terjadi konsentrasi di tempat tertentu saja
9. Diperlukan tenaga dan biaya yang besar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai