Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

Diajukan Sebagai Tugas Harian

Mata Pelajaran Biologi

Disusun Oleh :

NADIA FUTUKHIYATUL HIDAYAH

MAN 1 KOTA PEKALONGAN


BAB I
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi, baik


tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun ekosistem,
serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup.

Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai biodiversitas.


Biodiversitas ini dapat kita temui di sekitar kita, berbagai makhluk hidup yang kita temui
menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara makhluk hidup yang saling
menyeimbangkan.
BAB II
TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Biodiversitas dapat terjadi pada berbagai tingkatan kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Secara garis besar biodiversitas ini dibagi
menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman
ekosistem.

1.1. Keanekaragaman Gen

Biodiversitas pada tingkatan ini menyebabkan variasi antar individu dalam satau
spesies. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan antara varietas
padi, varietas padi ini sangat bermacam-macam misalnya varietas rojolele, cianjur, IPB
3S, IR, dan kapuas.

Tanaman mangga pun memiliki biodiversitas gen yang cukup mencolok, misalnya
terdapat mangga (Mangifera indica) varietas harum manis, bali, gadung, dan si manalagi.

Manusia pun merupakan contoh biodiversitas gen yang paling mencolok. Manusia
meskipun merupakan spesies yang sama yaitu Homo sapiens, tetapi manusia memiliki
bentuk yang sangat berbeda dengan manusia lainnya.

Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda pada setiap
individu sejenis. Gen sendiri adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang
mengendalikan sifat organisme. Gen ini menyebabkan adanya suatu variasi yang nampak
(fenotipe) dan variasi yang tidak nampak (genotipe). Susunan gen ini pada setiap
makhluk hidup akan berbeda karena gen merupakan hasil dari campuran gen betina dan
gen jantan ketika dalam proses perkawinan.
1.2. Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman pada tingkat spesies sangat mudah diamati karena perbedaan yang sangat
mencolok. Sebagai contoh kucing, harimau, dan macan memiliki morfologi yang berbeda satu sama lain,
tetapi mereka sebenarnya berkerabat dekat.

1.3. Keanekaragaman Ekosistem

Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu faktor biotik maupun
faktor abiotik. Faktor biotik merupakan bagian-bagian dalam ekosistem yang merupakan
makhluk-makhluk hidup misalnya tumbuhan, sedangkan faktor abiotik merupakan bagian
dalam ekosistem yang tidak hidup misalnya iklim, cahaya, air, tanah, tingkat keasaman
tanah, dan kandungan mineral dalam tanah.
Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu ekosistem yang
tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar ekosistem satu dengan
ekosistem lainnya.

Berbagai jenis ekosistem ini di antaranya adalah.

1. Ekosistem Rumput

Ekosistem lumut merupakan ekosistem yang mayoritas lingkungannya ditumbuhi


oleh tumbuhan lumut. Biasanya ekosistem ini terdapat di daerah yang bertemperatur
rendah, seperti di puncak gunung, perbukitan, dan di daerah dekat kutub. Hewan yang
berada di ekosistem ini biasanya adalah hewan yang berbulu tebal dan toleran terhadap
suhu yang dingin.

2. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis. Ekosistem ini
biasanya tumbuh pada suhu yang relatif rendah.

3. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama tumbuhan yang
beranekaragam. Ekosistem ini biasanya memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
besar. Indonesia yang memiliki ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara
megabiodiversity karena memiliki jutaan spesies makhluk hidup.

4. Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem ini didominasi oleh rerumputan dan terdapat di daerah yang memiliki
iklim yang cukup kering. Ekosistem ini misalnya terdapat di hutan-hutan Afrika.

5. Ekosistem Padang Pasir

Ciri utama dari ekosistem ini adalah adanya tumbuhan kaktus yang hanya
membutuhkan sedikit air untuk hidup. Hewan yang ada di sini antara lain reptil, mamalia
kecil, dan berbagai jenis burung.

6. Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai didominasi oleh hewan-hewan seperti kepiting, serangga, dan


burung-burung pantai.
BAB III
KEANEKARAGAMAN HAYATI DIINDONESIA

2.1. Keanekaragaman Flora di Indonesia

Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, serta negara yang dilalui oleh garis
khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki tingkat curah hujan yang cukup
tinggi. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan gugusan gunung api yang
panjang. Akibat adanya vulkanisme, tanah di Indonesia rata- rata memiliki tanah yang
subur.

Sebagai negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat
keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan di
Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah. Persebaran
hutan di Indonesia, dibagi berdasarkan jenis tanaman yang mendiami hutan tersebut.
Persebaran hutan di Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah jenis hutan yang paling banyak berada di Indonesia.
Jenis hutan ini banyak ditemukan di kalimantan, sumatra dan papua. Karakteristik
dari jenis hutan ini adalah tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga hutan ini
cenderung lembab. Selain itu, pohon- pohon yang mendiami hutan ini cenderung
besar dan tinggi. Jenis tanaman pada hutan ini heterogen atau banyak macamnya.
Contoh tanaman yang mendiami hutan ini adalah pohon kemenyan, pohon rotan,
pohon kamper, pohon damar, pohon eboni, dan pohon meranti.

2. Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan yang bermusim. Maksud dari musim ini adalah, hutan
ini akan menggugurkan daunnya saat musim kemarau dan kembali menjadi hutan
lebat saat musim hujan. Jenis hutan ini banyak ditemukan di pulau jawa. Tingkat
curah hujan di hutan ini tidak terlalu tinggi, sehingga hutan tidak begitu lembab. Jenis
pohon yang berada di hutan ini cenderung kecil dan tidak terlalu lebabt. Hutan musim
biasanya hanya di isi oleh satu jenis pohon saja. Tanaman yang biasanya berada di
hutan ini adalah pohon jati dan pohon cemara.
3. Sabana

Sabana adalah padang rumput yang diisi oleh rerumputan serta pohon- pohon
berjenis pendek. Di Indonesia sabana berada di wilayah Gayo Aceh dan Madura. Ciri
khas dari sabana adalah bersuhu hangat.

Hal ini diakibatkan tingkat curah hujan yang tidak tinggi, tapi juga tidak rendah.
Sabana memiliki perbenaan sangat signifikan di musim hujan dan musim kemarau.
Saat musim kemarau curah hujan di sabana sangat rendah, tapi tidah cukup rendah
hingga dapat menjadi gurun. Dan saat musim hujan, curah hujan di sabana sangat
tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi hutan hujan tropis.

4. Stepa

Stepa adalah padang rumput yang sangat kering. Di Indonesia, stepa dapat di
temukan di daerah dengan masa kemarau paling panjang, seperti Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, iklim di stepa sangat kering akibat curah
hujan yang tidak tinggi. Hanya saja, sedikitnya curah hujan ini, tidak membuat stepa
menjadi gurun. Biasanya stepa tidak memiliki pohon. Stepa hanya diisi oleh rumput-
rumput berjenis pendek.

Selain 4 persebaran hutan, Indonesia sendiri memiliki tanaman endemik yang hanya
ada di Indonesia. Tanaman tersebut adalah jenis- jenis rafflesia, bedali, kepuh,
bungur, nangka celeng, mundu, sawo kecik dan kluwak. Akan tetapi jenis tanaman
bedali, kepuh, dan sawo kecik adalah jenis tanaman yang hampir punah.

2.2. Keanaekaragaman Fauna di Indonesia

Sebagai daerah dengan jumlah persebaran hutan yang banyak, Indonesia juga
memiliki kekayaan fauna yang jumlahnya tidak sedikit. Persebaran fauna di Indonesia
di bagi berdasarkan garis wallace dan garis webber. Kedua garis ini membagi
Indonesia menjadi 3 bagian. Bagian oriental, bagian peralihan, dan bagian australia.
Pembagian ini dilihat berdasarkan kesamaan jenis karakteristik hewan yang ada di
daerah tersebut dengan daerah yang lain. Garis wallace memisahkan antara Indonesia
bagian oriental dan australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada di
antara oriental dan australia.

1. Wilayah Oriental

Wilayah oriental meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Hewan
yang berada di wilayah ini, memiliki kesamaan karakteristik dengan hewan yang
berada di daerah asia. Hewan pada daerah ini, biasanya mendiami daerah hutan
hujan tropis. Jenis hewan yang mendiami daerah oriental biasanya berbadan besar
atau berjenis primata.
Sedangkan burung yang mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan yang
bagus tetapi memiliki bulu yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian
oriental ini adalah gajah, harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu,
beruang madu, orang utan, tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis
burung, ada burung rangkong, burung jalak bali, burung murai, burung elang
putih dan burung elang jawa.

2. Wilayah Australia

Wilayah australia meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan sulawesi.
Hewan pada wilayah ini memiliki jenis yang hampir sama dengan wilayah
australia. Hewan pada daerah ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu beberapa
mamalia memiliki kantong. Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki warna
bulu yang lebig beraneka ragam dan lebih banyak memiliki warna.

Dikarenakan memiliki kesamaan dengan daerah australia, hewan kangguru juga


ditemukan di wilayah ini. Hanya saja jenis kangguru di Indonesia dan australia
memiliki bentuk fisik yang sedikit berbeda. Selain kangguru jenis hewan di
daerah ini adalah walabi, kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung
adalah cendrawasih, kasuari dan kakatua raja.

3. Peralihan

Wilayah peralihan adalah wilayah dimana hewan yang mendiaminya memiliki


ciri yang berbeda dengan daeran oriental dan daerah australia. Wilayah peralihan
meliputi sulawesi selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada di wilayah
ini dapat dikatakan sebagai hewan endemik Indonesia, karena tidak memiliki
kesamaan dengan daerah lain. Hewan yang berada di wilayah peralihan adalah
komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo.

Selain hewan di atas, beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang tidak
berada di wilayah peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu.
Sedangkan beberapa hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah
adalah badak dan harimau sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang
utan, komodo, beruang madu, bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah
sumatra, penyu hijau, jalak bali, cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan
sanca hijau.

Akibat dari ulah manusia, banyak hewan dan tumbuhan yang terancam punah.
Untuk mencegah kepunahan, dapat dilakukan dengan cara melestarikan flora dan
fauna. Menjaga bumi adalah tugas dari manusia. Ekosistem perlu dijaga
kesimbangannya, sehingga tidak terjadi dampak yang merugikan manusia.
BAB IV

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan

Sebagaian besar Makanan pokok penduduk Indonesia ialah  diperoleh dari


tanaman padi (Oryza sativa).
Namun tetapi ada juga suatu tempat yang makanan pokok penduduknya itu
adalah  jagung, talas, singkong, sagu, atau juga ubi jalar.

Indonesia ini kaya sekali akan bahan makanan pokok serta  juga tanaman
penghasil buah dan juga  sayuran yang diperkirakan terdapat 400 jenis atau
macam tanaman yang menghasilkan buah. Sedangkan pada tanaman penghasil
sayuran itu sekitar 370 jenis atau macam,

Terdapat juga  sekitar 70 jenis atau macam tanaman berumbi, Indonesia dari


dulu sampai sekarang ini terkenal demham rempah-rempah yang melimpah
yakni sekitar 55 jenis atau macamnya, Sumber makanan tersebut juga berasal
dari aneka ragama hewan darat, air tawa, serta  juga air laut.

2. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Obat-Obatan dan Kesehatan

Indonesia ini mempunyai sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di


antaranya adalah tanaman obat serta juga  sekitar 250 spesies tanaman obat
yang digunakan didalam suatu industri obat herbal lokal. berikut ini adalah
macam-macam tanaman obat dan juga  kegunannya.
a. Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officianlis), kulitnya itu
mengandung suatu alkoloid kina (quinine) untuk dapat mengobati
malaria.
b. Madu dari lebah juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai peningkat daya
tahan tubuh
c. Mengkudu/ pace (Morind citrifolia) ialah untuk menurunkan tekanan
darah tinggi.
d. Buah merah (Pandanus conoideus) juga dimanfaatkan ialah sebagai
obat untuk dapat mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi,
serta diabetes.

Hewan juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai obat-obatan,  contohnya


ialah Ular, bagian daging serta  lemaknya itu dipercaya bisa mengobati penyakit
kulit (gatal-gatal)
3. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Kosmetik

Beberapa dari tumbuhan juga digunakan untuk kosmetika, antara lain ialah
sebagai berikut. :

yang digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut

1. Urang aring (Eclipta alba)


2. Pandan
3. Minyak Kelapa
4. Mangkohan
5. Lidah Buaya (AloeVera)

yang dimanfaatkan untuk wewangian (parfum)

1. Bunga mawar (Rosa hybrida)


2. cendana (Santalum album)
3. kemuning (Murraya exotica)
4. kenanga (Cananga odorata)
5. melati (Jasminum grandiflorum)

4. Sebagai Sumber Sandang

Beberapa dari jenis tanaman yang digunakan ialah sebagai bahan sandang


atau pakaian, antara lain ialah sebagai berikut :

Dimanfaatkan ialah seratnya untuk dapat dipintal menjadi kain atau juga
bahan pakaian.

1. Rami (Boechmeria nivea),


2. sisal (Agave sisalana),
3. pisang hutan atau abaca (Musa textilis),
4. kenaf (Hibiscus cannabinus),
5. jute (Corchorus capsularis)

Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) juga dimanfaatkan oleh Suku Dani
pada lembah Baliem (Papua) ialah sebagai bahan untuk dapat membuat koteka
(horim) laki-laki.

Sementara itu untuk membuat pakaian wanita di papua ini digunakan


tumbuhan wen (Ficus drupacea) serta kem (Eleocharis dulcis).
Beberapa hewan juga bisa dimanfaatkan untuk dapat membuat pakaian,
antara lain ialah sebagai berikut :

1. Kulit sapi digunakan ialah untuk membuat sepatu


2. Ulat sutera ialah untuk membuat kain sutera yang mempunyai nilai
ekonomi sangat tinggi
3. Kulit dari beberapa hewan, misalnya ialah sapi serta kambing juga
dapat dimanfaatkan untuk membuat jaket
4. Bulu burung juga bisa digunakan untuk dapat membuat aksesori
pakaian.

5. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan

Terutama rumah adat , Sebagian besar dari rumah diIndonesia ini


menggunakan kayu . Kayu tersebut dimanfaatkan untuk dapat membuat jendela,
alas atap, serta juga tiang.

Berikut ini adalah Beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan kayunya


antara lain ialah :
1. kelapa (Cocos nucifera),
2. jati (Tectona grandis),
3. Meranti (Shorea acuminata),
4. nangka (Artocarpus heterophyllus),
5. kayu ulin (Eusideroxylon borneensis),
6. bambu (Dendrocalamus asper),
7. rasamala (Altingia excelsa),
8. gebang (Corypha utan)

Berikut ini yang digunakan untuk dapat membuat atap serta dinding


rumah.
1. Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma
trigillarium, serta juga Oncosperma horridum) yang dimanfaatkan
ialah untuk membuat rumah di Sumatra serta Kalimantan.
2. Pada pulau Timur alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan
ialah untuk membuat atap rumah.
6. Sebagai Apek Budaya

Indonesia memiliki keanekaragaman suku serta budaya yang tinggi.


Terdapat sekitar 350 jenis (suku) dengan agama serta juga kepercayaan, budaya,
dan juga  adat-istiadat yang berbeda. Didalam menjalankan suatu upacara ritual
keagamaan serta kepercayaannya, penyelenggaraan upacara adat dan juga hewan.
Berikut ini Beberapa upacara ritual keagamaan serta  kepercayaan,
upacara adat, dan juga pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Upacara kematian pada Toraja ini menggunakan berbagai jenis
atau macam tumbuhan yang dianggap mempunyai nilai magis
saat memandikan jenazah, misalnya ialah limau, pisang, daun
kelapa, serta juga rempah-rempah.
2. Umat islam juga menggunakan hewan ternak ialah (kerbau,
kambing dan sapi) di hari raya Qurban
3. Budaya nyekar (ziarah kubur) di masyarakat Jawa tersebut
menggunakan mawar, kantil, melati, serta juga  kenanga.
4. Umat Nasrani juga menggunakan pohon cemara (Araucaria
Isp., Casuarina equisetifolia)ialah sebagai saat perayaan natal
5. Upacara Ngaben di Bali juga menggunakan 39 jenis atau
macam tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau
harum, antara lain ialah kenanga, pandan, melati, cendana,
serta juga sirih.

7. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan

Keanekaragaman hayati yang melimpah tersebut juga bisa dimanfaatkan


pintar serta bijaksana yakni dengan menjual seperti yang terdapat dipasaran, baik
itu tumbuh-tumbuhan, hewan, serta juga berbagai macam bahan kosmetik dan
juga industry.

8. Manfaat Kenaekaragaman Hayati Sebagai Sumber Plasma Nutfah (Sumber


Daya Genetik)

Plasma Nutfah merupakan bagian tumbuhan, hewan atau juga


mikroorganisme yang memiliki fungsi serta juga  kemampuan mewariskan sifat.
Pada tiap-tiap organisme yang masih liar di dalam ataupun yang sudah
dibudidayakan manusia yang mengandung uatu plasma nutfah. Plasma nutfah
tersebut berguna ialah untuk dapat merakit varietas unggul di suatu spesies,
misalnya ialah spesies yang tahan terhadap suatu penyakit ataujuga
mempunyai produktivitas tinggi. Plasma nutfah tersebut akan mempertahankan
mutu sifat dari organisme dari generasi ke generasi yang berikutnya, misalnya
ialah padi Rojolele u yang akan mewariskan sifat pulen serta juga rasa enak, ubi
jalar Cilembu serta juga buah duku Palembang yang akan mewariskan sifat dari
rasa manis.

9. Manfaaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Ekologi Dan Keindahan

Dengan terdapatnya keanekaragaman hayati maka terjadilah suatu


keseimbangan lingkungan yang mana satu sama lain itu saling melengkapi dan
juga saling bergantung baik itu manusia, tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya.
BAB V
PENYEBAB KEPUNAHAN DAN PELESTARIANNYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Setidaknya ada 5 penyebab utama  kepunahan sebagian besar spesies


hewan dan tumbuhan menurut IPBES, yakni:

1. Perubahan penggunaan lahan daratan dan laut


2. Eksploitasi Organisme Secara Langsung
3. Perubahan Iklim
4. Polusi
5. Spesies Invasif

Solusi untuk menengani kepeunahan Flora dan Fauna di Indonesia

Ancaman kepunahan satwa dan tumbuhan belum terlambat dicegah.


Dilansir dari DW, IPBES  mengusulkan adanya perangkat kebijakan yang luas,
termasuk praktik pertanian berkelanjutan, memberikan insentif pengurangan
konsumsi dan pengurangan limbah, menerapkan kuota penangkapan ikan yang
efektif, dan mengupayakan pengelolaan air kolaboratif. Selain itu,  perilaku
konsumen juga sangat penting untuk pelestarian ekosistem dan perbaikan
perlindungan alam. Para konsumen harus rela mengurangi konsumsi daging sapi
dan makan ikan yang bersumber dari cara produksi berkelanjutan. Lebih lanjut,
cara yang bisa ditempu adalah menyadari pentingnya mengembangkan sistem
keuangan global yang tidak hanya menyoroti pertumbuhan ekonomi. Pada
Peringata Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, harusnya jadi momentum
untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan untuk menjaganya, tapi juga
kelestarian lingkungan. Apalagi  dalam sebuah Practical Guide World
Environment Day 2020, peringatan ini berfokus pada biodiversitas. Biodiversity 
lebih dikenal dengan keanekaragaman hayati. Sub tema ini diangkat sebagai a call
of action untuk memerangi degradasi spesies di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai