Anda di halaman 1dari 10

Sarang Semut Papua Tumpas

Kanker!

Published in Penyakit Kanker

Read 29249 times

font size decrease font size increase font size

Email

0
inShare
Ibu Linda Hendriyani telah berjuang selama tiga tahun melawan kanker otak
melalui berbagai prosedur medis, termasuk kemoterapi, namun tidak kunjung
mendapat kesembuhan. Setelah mengonsumsi kapsul ekstrak Sarang Semut
selama 1 minggu saja, rasa sakitnya mulai berkurang. Setelah 2 minggu
penggunaan, rasa sakit yang kerap menyiksanya selama 3 tahun, tidak pernah
muncul lagi!
Bapak Kasam Kusmana Gandana divonis terkena kanker lambung stadium lanjut
yang akarnya sudah menjalar kemana-mana, menjalani pembedahan dan
kemoterapi, akan tetapi keadaannya tidak menjadi lebih baik, dokter yang
menanganinya sudah angkat tangan dan hanya memberikan obat antinyeri saja.
Setelah menggunakan kapsul ekstrak Sarang Semut selama 10 hari, rasa sakit
yang kerap dialaminya mulai mereda. Setelah sebulan penggunaan, ia sudah bisa
makan dan berjalan kembali dan setelah 2 bulan penggunaan, kondisinya sudah
benar-benar normal dan dapat beraktivitas seperti biasa!
Dua kisah nyata di atas, hanyalah sedikit contoh dari banyak kisah luar biasa lainnya
tentang hebatnya Sarang Semut Papua dalam membantu penyembuhan kanker.
Ada begitu banyak kisah sembuh lainnya yang sudah kami dengar, bahkan
beberapa dari antara mereka dengan baik hati mengirimkan kisahnya kepada kami,
termasuk Ibu Linda dan Bapak Kasam.
Tujuan mereka mau berkisah hanya satu, agar para pembaca, khususnya mereka
yang terkena kanker dan keluarga mereka, untuk tidak pernah menyerah, bahkan
setelah keadaan yang terburuk sekalipun. Sedangkan, Sarang Semut hanyalah
sarana dari sekian banyak sarana lainnya untuk sembuh. Intinya, cari terus
kesembuhan Anda!

Apa itu Sarang Semut?


Kembali kepada Sarang Semut Papua (Myrmecodia pendans), herbal ini adalah
tumbuhan epifit yang menempel pada pohon-pohon besar dan hanya dapat ditemui
di pedalaman hutan Papua.
Jadi, Anda jangan membayangkannya sebagai gundukan tanah yang biasa ditinggali
oleh semut di sekitar rumah kita. Jadi tenang saja, kalau Anda ingin mencoba
Sarang Semut sebagai obat herbal, Anda tidak harus makan tanah.
Namanya yang unik, diambil karena tumbuhan yang berongga-rongga ini sering
digunakan menjadi tempat tinggal oleh kawanan semut, sehingga terjadilah reaksi
kimia alami antara senyawa yang dikeluarkan oleh semut dangan senyawa-senyawa
lain yang terkandung di dalam Sarang Semut itu sendiri. Banyak yang memercayai,
interaksi unik inilah yang menjadikan khasiat Sarang Semut sebagai obat herbal
begitu hebat.

Berita tentang Sarang Semut


Manfaat Sarang Semut sendiri dalam pengobatan kanker alternatif, mulai terdengar
gaungnya pada tahun 2006, khususnya ketika majalah Trubus, dalam beberapa seri
berturut-turut membahas tentang manfaat tanaman obat ini. Dalam majalah tersebut
disajikan berbagai bukti empiris maupun ilmiah yang mendukung hal tersebut.
Dalam majalah kesehatan lainnya, yaitu majalah Natural seri 15 yang terbit tahun
2006, juga dikutip pernyataan dari Bapak Hendro Saputro, seorang pakar tanaman
Sarang Semut. Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini
banyak yang mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti
pada kanker otak , kanker rahim , dan kanker prostat . Ia bahkan berani
berkomentar seperti ini:
"Rata-rata mereka yang meminum Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah
seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya" Hendro Saputro,
Majalah Natural

Kandungan Luar Biasa Sarang


Semut!
Sehubungan dengan kanker, sampai saat ini baru diketahui flavonoid, polifenol
(asam fenolat), dan tokoferol adalah senyawa-senyawa yang terkandung dalam
Sarang Semut yang diduga bermanfaat dalam penyembuhan kanker.
Berdasarkan berbagai penelitian mutakhir yang sudah dipublikasikan, terungkap
mekanisme kerja dari flavonoid dalam memerangi kanker. Salah satu

mekanismenya adalah antiproliferasi; yang berguna dalam mendeteksi dan


menghambat pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Mekanisme lainnya
adalah induksi apoptosis, yang membuat sel abnormal melakukan bunuh diri.
Sementara unsur dari polifenol, yaitu asam fenolat dapat menghilangkan radikal
bebas dengan cara melindungi DNA yang berpotensi menjadi penyebab kanker.
Bagaimana peran tokoferol dalam Sarang Semut dalam menumpas kanker?
Kembali penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm saja
sudah mampu meredam radikal bebas hingga 96%, sedangkan Sarang Semut kaya
akan antioksidan dan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Tentu saja, persentasenya
dalam meredam radikal bebas akan lebih tinggi.
Kemungkinan karena kandungan tokoferol yang tinggi dalam Sarang Semut, inilah
yang menjadikan Sarang Semut relatif cepat, bila dibandingkan herbal-herbal
lainnya, dalam menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan abnormal.
Apakah mungkin masih ada senyawa-senyawa lain dari Sarang Semut, selain
flavonoid, asam fenolat dan tokoferol yang terkandung dalam Sarang Semut yang
ikut berperan dalam menumpas berbagai jenis kanker? Jujur saja, jawabannya tidak
diketahui dengan pasti, sebab penelitian ilmiah tentang Sarang Semut yang
dilakukan masih sangat terbatas saat ini, mengingat herbal ini masih tergolong anak
baru.
Akan tetapi, bila dilihat dari kemampuan herbal ini dalam membantu pengobatan
kanker, kita bisa berkeyakinan masih akan ditemukannya senyawa-senyawa lain,
yang dapat lebih menjelaskan ada apa dibalik kehebatan Sarang Semut. Semoga
kedepannya, ada lebih banyak lembaga yang melakukan penelitian yang lebih serius
tentang manfaat herbal ini, siapa tahu melalui herbal Sarang Semut dapat ditemukan
senyawa baru untuk menumpas kanker, yang dapat digunakan sebagai bahan obat
kanker terbaru. Semoga saja.

Sarang Semut untuk Kanker


Stadium Awal dan Tinggi
Dari berbagai bukti empiris (kesaksian), kami berkeyakinan bahwa Sarang Semut
sangat efektif sebagai obat herbal antikanker untuk kanker yang masih dalam
stadium awal, karena sifat penyebaran dari kanker belum ganas, sehingga daya
kerja dari senyawa-senyawa antikanker apapun yang terdapat dalam Sarang Semut
masih sanggup menghambat dan merusak jaringan sel kanker yang ada.
Apakah ini berarti Sarang Semut tidak dapat digunakan untuk kanker stadium lanjut?
Dari pengalaman Bapak Kasam di awal tulisan ini, yang sembuh dari kanker stadium
lanjut berkat Sarang Semut, jelas jawabannya bahwa Sarang Semut tetap dapat

dimanfaatkan oleh para pendertia kanker stadium lanjut. Hanya saja, tentu hasilnya
tidak selalu seperti dalam kasus kanker stadium awal.
Karena itu, kami menganjurkan untuk penderita kanker stadium lanjut agar menjalani
pengobatan medis dengan dikombinaskan bersama Sarang Semut. Alasannya,
karena penyebaran kanker sudah cepat, sehingga dibutuhkan tindakan segera,
seperti pembedahan atau obat dengan reaksi seketika untuk menahan laju kanker
itu sendiri.
Umumnya, obat jenis ini hanya didapat dari obat-obatan medis. Dengan demikian,
senyawa-senyawa aktif dalam Sarang Semut mempunyai cukup waktu untuk
bekerja, sehingga harapan kesembuhan menjadi lebih besar.

Dimana Mendapatkan Produk


Sarang Semut?
Bila Anda ingin mendapatkan informasi lebih jauh tentang Sarang Semut, silakan
baca artikel Sarang Semut Terbukti Tumpas Kanker, Tumor, dan Penyakit Berat!
Dan bila Anda tertarik untuk mencoba Sarang Semut untuk membantu pengobatan
kanker, silakan lihat produk yang kami rekomendasikan dalam toko online kami,
yang adalah 100% ekstraksi Sarang Semut Papua jenis Myrmecodia pendans, satusatunya jenis Sarang Semut yang sudah terbukti secara empiris dalam menumpas
penyakit kanker. Sekadar informasi, semua testimonial kesembuhan dari kanker
yang dikirimkan kepada kami, termasuk Ibu Linda dan Bapak Kasam, mereka
menggunakan produk kapsul ekstrak Sarang Semut.
Perlu diingat sewaktu Anda ingin mencoba herbal Sarang Semut, pastikan produk
yang akan Anda beli merupakan produk ekstrak karena lebih aman dan jauh lebih
kuat daya kerjanya, selain itu jenis bahan baku Sarang Semut harus berasal dari
Papua dan berjenis Myrmecodia pendans, satu-satunya jenis yang terbukti secara
empiris dapat membantu penyembuhan kanker dan tumor.
Apabila Anda memerlukan informasi tambahan tentang herbal ini dan ingin
mendapatkan produk ekstrak Sarang Semut Papua asli silakan hubungi hotline kami
di: 0812-8187-1234 atau 0818-029-100-88 (Senin-Jumat, pkl. 8.30-16.00 WIB).
Semoga artikel ini dapat membantu para penderita kanker di seluruh Indonesia
khususnya untuk tetap semangat dan terus berusaha untuk mendapatkan
kesembuhan dari kanker, juga mendapatkan informasi tambahan sehubungan
dengan pengobatan kanker alternatif yang sudah terbukti.

PENGERTIAN KANKER OVARIUM

Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh pada indung telur atau ovarium.
Penyakit ini menduduki posisi ketujuh di antara jenis-jenis kanker yang paling umum
menyerang wanita. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat sekitar 239.000 kasus
kanker ovarium baru yang muncul di seluruh dunia.
Kanker ini dapat diidap oleh semua wanita pada segala usia. Tetapi kanker ovarium
paling sering menyerang wanita yang sudah mengalami masa menopause atau
umumnya berusia 50 tahun ke atas.

Jenis-jenis Kanker Ovarium


Kanker ovarium dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu tumor epitelial, tumor stromal,
dan tumor sel germinal. Penentuan jenis kanker ini berdasarkan sel mana yang diserang
kanker.

Tumor epitelial adalah jenis kanker ovarium yang terjadi jika sel kanker menyerang
jaringan yang membungkus ovarium. Sekitar 9 dari 10 kasus kanker ovarium
merupakan jenis ini.
Sementara tumor stromal muncul ketika sel kanker menyerang jaringan yang
mengandung sel-sel penghasil hormon. Jenis kanker ini termasuk jarang dan
diperkirakan hanya diderita 7 di antara 100 pengidap kanker ovarium.
Jika sel kanker menyerang sel-sel penghasil telur, ini disebut tumor sel germinal.
Jenis kanker ovarium ini lebih sering menyerang wanita muda.

Gejala-gejala Kanker Ovarium


Kanker ovarium termasuk jenis penyakit yang sulit dikenali. Kanker ovarium pada stadium
awal jarang menyebabkan gejala. Jika ada pun, gejala-gejalanya cenderung dikira akibat
penyakit lain (seperti konstipasi atau iritasi usus) sehingga sering baru terdeteksi saat
penyakit ini sudah menyebar dalam tubuh.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai beberapa gejala yang
umumnya dialami oleh pengidap kanker ovarium. Di antaranya adalah:

Pembengkakan pada perut.

Perut selalu terasa kembung.

Sakit perut.

Penurunan berat badan.

Cepat kenyang.

Mual.

Perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi.

Frekuensi buang air kecil yang meningkat.

Sakit saat berhubungan seks.


Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala
tersebut, terutama yang sering dialami atau tidak kunjung membaik. Jangan
menganggap remeh indikasi penyakit meski terasa atau terlihat sepele.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Ovarium
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker ovarium juga belum
diketahui secara pasti. Tetapi para pakar menduga terdapat beberapa faktor
yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena kanker ini. Faktorfaktor risiko tersebut meliputi:

Usia. Kanker ovarium cenderung terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke

atas.

Faktor keturunan dan genetika. Risiko Anda untuk terkena kanker ovarium
akan meningkat jika ada anggota keluarga kandung yang mengidap kanker
ovarium atau kanker payudara. Begitu juga dengan pemilik gen BRCA1 dan
BRCA2.

Terapi penggantian hormon estrogen, terutama yang jangka panjang dan


berdosis tinggi.

Mengidap endometriosis.

Tidak pernah hamil.

Mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause


setelah usia 50 tahun.

Menjalani proses pengobatan kesuburan.

Merokok.

Menggunakan alat kontrasepsi IUD.


Proses Diagnosis Kanker Ovarium
Setelah menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan keluarga, dan
melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih
mendetail. Proses tersebut biasanya meliputi USG, tes darah dan biopsi.

Dokter akan menganjurkan USG bagian perut dan di sekitar organ intim.
Langkah ini akan membantu dokter untuk memeriksa bentuk, ukuran, dan
struktur ovarium Anda.
Sementara tes darah dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein CA
125 dalam darah. Kadar CA 125 yang tinggi bisa mengindikasikan kanker
ovarium. Tapi ini tidak bisa menjadi satu-satunya patokan karena CA 125
juga bisa meningkat akibat kondisi lain seperti fibroid pada rahim dan
tidak semua penderita kanker ovarium memiliki tingkat CA 125 yang
tinggi.
Jika proses diagnosis menunjukkan Anda positif mengidap kanker ovarium,
langkah berikutnya adalah mencari tahu stadium dan perkembangan
kanker Anda. Proses ini umumnya meliputi CT atau MRI scan, rontgen
dada, serta prosedur biopsi untuk mengambil sampel cairan rongga perut
dan jaringan ovarium.

Mengetahui stadium kanker yang Anda derita akan membantu dokter


untuk menentukan langkah pengobatan terbaik untuk Anda. Secara
umum, stadium kanker ovarium terbagi dalam empat kategori yang
meliputi:

Stadium 1: Kanker hanya menyerang salah satu atau kedua ovarium tapi
belum menyebar ke organ lain.

Stadium 2: Kanker sudah menyebar dari ovarium ke jaringan di sekitar


panggul.

Stadium 3: Kanker sudah menyebar ke selaput perut, permukaan usus,


dan kelenjar getah bening di panggul.

Stadium 4: Kanker sudah menyebar hingga bagian lain tubuh, misalnya


ginjal, hati, dan paru-paru.
Langkah Pengobatan Kanker Ovarium
Masing-masing pengidap kanker ovarium bisa membutuhkan pengobatan yang
berbeda. Hal ini akan ditentukan berdasarkan stadium kanker, kondisi kesehatan,
dan keinginan Anda untuk memiliki keturunan. Langkah utama dalam
pengobatan kanker ovarium adalah operasi dan kemoterapi.

Prosedur operasi biasanya meliputi pengangkatan kedua ovarium, tuba


falopi, rahim, serta omentum (jaringan lemak dalam perut). Operasi ini
juga bisa melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening pada panggul
dan rongga perut untuk mencegah dan mencari tahu jika ada penyebaran
kanker. Dengan terangkatnya kedua ovarium dan rahim, kemungkinan
Anda untuk punya anak akan lenyap.
Namun lain halnya dengan kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium
dini. Pasiennya mungkin hanya menjalani operasi pengangkatan salah
satu ovarium dan tuba falopi sehingga kemungkinan untuk memiliki
keturunan bisa tetap ada.
Setelah operasi, dokter akan menjadwalkan proses kemoterapi. Ini
dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Contoh obat yang
umumnya digunakan adalah carboplatin yang terkadang juga
dikombinasikan dengan paclitaxel. Selama menjalani kemoterapi, dokter
akan memantau perkembangan Anda secara rutin guna memastikan
keefektifan obat dan respons tubuh Anda terhadap obat.
Kemoterapi juga terkadang diberikan sebelum operasi pada pengidap
kanker ovarium stadium lanjut. Langkah ini berfungsi mengecilkan tumor
sehingga memudahkan prosedur pengangkatan.

Sama halnya dengan obat-obatan lain, proses kemoterapi juga berpotensi


menimbulkan efek samping. Beberapa di antaranya adalah tidak nafsu
makan, mual, muntah, lelah, rambut rontok, serta meningkatnya risiko
infeksi.

Prognosis Untuk Kanker Ovarium


Makin dini kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, kemungkinan Anda untuk
bertahan hidup pun akan meningkat. Pasien yang didiagnosis positif mengidap
kanker ovarium diperkirakan memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup
selama satu tahun sekitar 70-75 persen. Terdapat lebih dari 45 persen dari
pasien kanker ovarium yang bertahan hidup setidaknya selama lima tahun dan
35 persen selama 10 tahun.

Pengidap kanker ovarium stadium lanjut umumnya tidak bisa


disembuhkan dan tujuan dari penanganannya adalah mengurangi gejala
dan mendorong tumor untuk memasuki masa remisi.

Pencegahan Kanker Ovarium


Karena penyebabnya yang belum diketahui, pencegahan kanker ovarium pun
tidak bisa dilakukan secara pasti. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat
menurunkan risiko Anda terkena kanker ini, terutama metode yang bisa
menghentikan proses ovulasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:

Menggunakan kontrasepsi dalam bentuk pil. Konsumsi pil kontrasepsi


selama lima tahun terbukti dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga
setengahnya.

Menjalani kehamilan dan menyusui.

Menerapkan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari obesitas.


Contohnya, teratur berolahraga dan memiliki pola makan yang sehat dan
seimbang.
Jika Anda memiliki risiko kanker ovarium yang tinggi, operasi pengangkatan
ovarium dan tuba falopi sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan untuk
meminimalisasi risiko Anda. Prosedur ini biasanya dianjurkan pada usia 35
hingga 40 tahun atau saat Anda memutuskan untuk tidak ingin memiliki
keturunan lagi.

Anda mungkin juga menyukai